"Gaala-kun, Sasoli-kun! Lihat nih!" Teriak gadis kecil dengan lidah cadelnya. Sasori dan Gaara yang sedang berjongkok berdua –sedang memperhatikan sesuatu- menoleh kebelakang, dan mendapati seorang gadis kecil dan disampingnya berdiri seorang wanita dewasa berpakaian biarawati sedang menatap mereka dengan pandangan berbeda.

Sakura dengan senyum lebarnya –hingga memperlihatkan gigi serinya yang kini sudah lepas- dan Biarawati yang menatap mereka dengan tersenyum lembut, sambil membawa sebuah handycam.

Sakura berputar memamerkan gaun Pink-Putih nya yang sangat pas ditubuhnya. Sasori dan Gaara berdiri, lalu menghampiri Sakura dengan langkah yang begitu cepat.

"Baju siapa itu?" pertanyaan pertama keluar dari mulut Sasori. Sakura tersenyum lebar –lagi-, "Tebak, baju siapa hm?" mata Sakura bersinar jahil. Gaara menatap datar Biarawati yang kini sedang tertawa kecil melihat tingkah Sakura yang terlihat centil itu. "Kutebak, baju salah satu keponakan Bibi Ayame." Tebak Gaara, tepat sasaran.

Jawaban itu membuat Sasori dan Sakura menoleh serentak ke arah Gaara, Sakura cemberut. "Ukh! Gaala-kun selalu saja bisa menebaknya." Ucap Sakura kesal, Sasori tertawa mendengar jawaban Sakura. "Sakura, yang benar itu Gaara, bukan Gaala. Itu, sangat mirip dengan Galah, kau tau."

"Aku tau! Aku tau!" teriak Sakura jengkel, membuat Sasori tertawa dan Gaara tersenyum jahil. "Kalau begitu, coba sebutkan namaku dengan benar?" tantang Gaara. Seketika, raut wajah Sakura berubah menjadi serius, dan alisnya bertaut rapat saat dia mencoba menyebutkan nama Gaara dengan benar. "Ga-rl-rl-rl-la. Garla! Tuhkan! Sudah ada L (R) nya!" teriak Sakura. Serentak Gaara dan Sasori tertawa terpingkal. Ekspresi Sakura, dan sekali lagi lidah cadelnya tidak bisa menyebutkan huruf R dengan benar membuat mereka tertawa terbahak.

Sakura makin cemberut.

"Sudah, sudah.." Bibi Ayame melerai. "Kalian tau tidak, mengapa Sakura memakai gaun cantik ini?" tanya Bibi Ayame. Tawa mereka berdua berhenti, berubah menjadi raut serius –mereka saling tatap- lalu menggeleng pelan. "Nah, kalau begitu kalian bertiga berdirilah disana." Tunjuk Bibi Ayame ke arah kolam yang ada pancuran kecilnya.

Sakura dengan semangat menarik kedua anak lelaki berambut kembar itu menuju kolam tersebut. Lalu Bibi Ayame segera menghidupkan handycam yang sejak tadi dibawanya itu.

"Ada apa sih?" tanya Gaara risih ketika melihat Bibi Ayame mulai me-rekam mereka bertiga –Sakura,Gaara,Sasori-.

"Kau lupa kalau hali ini ulang tahun kita?" tanya Sakura dengan wajah bulatnya yang polos itu. Sasori dan Gaara saling menautkan alis, namun belum sempat menjawab, Bibi Ayame mendekat sambil merekam mereka.

"Siap?"

Seolah baru mengingat, kedua bocah laki-laki itu hanya bisa menghela napas pelan.

"Ya!" "..." "Hn."

Respon yang berbeda-beda.

Bibi Ayame mengangkat jempolnya menandakan mereka mulai boleh berbicara.

"Hihi.. Aku Sakula! Dan ini kedua kembalanku –hei liat kamela donk!-" Sakura memaksa kedua kembarannya menoleh "-..Ini Gaala, kembalan ketiga, dan itu Sasoli, kembalan keduaku. Hali ini kami belrlulang tahun, dan usia kami 5 tahun!" teriak Sakura semangat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

YOUR CALL
(Inspiration by Your Call – Secondhand Serenade)

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Bhatara Yura

.

.

.

Warning! OOC, AU, Bad EYD, Typos?

.

.

.

DLDR!
Flamers Go Away!
Enjoy it~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Excuse ma'am?" Gadis berusia 18 tahun itu menoleh ketika seorang pramugari cantik dengan mata Blue Shappire lembutnya, menatapnya dengan tatapan ramah. "Your sealtbelt please, we will take off now."

"Oh, okay.. Thanks." Ucap gadis itu sambil mengusap matanya yang terlihat lelah karena baru tidur beberapa jam yang lalu. Pramugari tersebut tersenyum dan mengangguk lalu pergi menuju penumpang pesawat yang lain. Rambut nya dia gelung, dan dia tutupi dengan sebuah topi hitam, kaus putih polos lengkap dengan celana jeans ketat berwarna biru tua dan terlihat lusuh itu melingkupi tubuhnya sekarang.

"Sir, we will take off now. Please take your sealtbelt." Gadis itu mendengar suara Pramugari itu lagi. "Hn."

Jawaban macam apa itu? dengus Gadis itu dalam hati, sambil mempersiapkan dirinya. Guncangan telah terasa menandakan pesawat yang dia tumpangi dari New York itu kini sudah mendaratkan rodanya di Negara kelahirannya.

Terasa degup jantung yang menggila dari dada, ketika dia menyadari bahwa dirinya telah sampai di Negara kelahirannya. Ketika dia pertama kali menapakkan kakinya setelah menghilang selama 13 tahun dari tanah yang biasanya selalu dia tapaki dengan semua orang yang dia sayangi itu.

Kami-sama.. ucapnya penuh haru. Dengan langkah pasti, gadis tersebut melangkahkan kakinya menuju Bandara Narita, dan menuju tempat pengambilan barangnya. Saat dia keluar dari tempat Imigrasi, rasanya sangat membuncah.

Dia melihat sekeliling sambil mendorong kerta yang kini membawa kedua koper raksasanya, beserta sebuah kardus dan pergi menuju pintu keluar Bandara. Karena terlalu asik menatap sekeliling, tanpa sengaja dia menabrakan keretanya dengan kereta orang lain.

"Ah, Maafkan aku. Aku sungguh ceroboh." Ucap gadis itu sambil ber-ojigi, lalu segera mengalihkan keretanya untuk memberi jalan laki-laki jangkung yang kini memakai Jaket kulit berwarna cokelat, serta syal kotak-kotak menggantung, kacamata hitam bermerk RayBan yang bertengger manis di hidung mancungnya, topi Hitam yang bentuknya sama dengan milik gadis itu serta celana jeans hitam, dan sepasang sepatu boot cokelat yang terlihat sangat mahal itu.

Sekilas, mereka bertatapan, dan gadis itu tersenyum sungkan lalu pergi meninggalkan laki-laki yang membatu di tempatnya itu.

Siapa gadis itu?

"Saku-

..ra?

-Ya!"

Laki-laki itu tersentak ketika mendengar suku kata terkahir nama gadis itu, dia menoleh dan mendapati gadis yang barusan menabraknya itu kini telah dijemput oleh seorang wanita –yang mungkin temannya, namun dia tidak peduli- yang berambut cepol itu.

"Sakuya ya?" gumam Laki-laki itu sambil terus menatap punggung gadis itu. Sepertinya teman Sakuya menyadari bahwa dirinya menatap Sakuya terus, terlihat bahwa gadis bercepol itu mengedikan kepalanya, membuat gadis bernama Sakuya itu menoleh. Seketika laki-laki itu membuang wajahnya.

Dia tersenyum tipis, "Ah, mana mungkin.. Nama yang cantik." Tambahnya sebelum laki-laki itu benar-benar pergi.

Langit berwarna kuning dengan gradasi kemerahan seolah menyambut kepulangan gadis itu. dia menatap sekeliling dan melihat bunga Sakura sedang berguguran. Gadis itu tersenyum pahit.

"Hei.." ucapnya kala mendongak ke langit. "Sakura sudah turun ke tanah loh~" dengan nada manja dia mengatakan hal tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

A/N:
Err.. alurnya nggak kecepetan kan yah? ._.)a
Baiklah, mungkin bagian pertama sebelum judul bisa dibilang prolog, dan setelah judul bisa dibilang bab 1 nya walaupun sangat pendek. :v eh, terserah readers deh mau nyebutnya gimana :v

Well, saya jelaskan mengenai fic ini dulu yah. Seperti yang saya tulis di atas, fic ini terinspirasi dari lagu Secondhand Serenade –Your Call. Dan Judulnya adalah Your Call, karena memang menunggu panggilan seseorang. :3

Disini, saya menekankan genre Family. Kenapa? Karena saya sedang bosen dengan genre yang biasanya, dan Family yang berputar di seputar kehidupan Sasuke-Sakura Family. #digetok

Yah, 'sedikit' tidak mainstream tidak masalah bukan? #nyengir

Bagi yang tidak suka, silahkan keluar dari fic ini. tidak menerima flame apapun. Yang ada hanya KriSar, oke? :3

Jika ada Typo, beritahu yah! Oke, last makasih yang udah mau baca fic gila ini :V
Dan jika ada pertanyaan, tanya aja, sebisa mungkin akan kujawab :)

Mind to riview? Thx before.. :3