BAD BOY'S TRAP

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Crime

WARNING!

BOYS LOVE

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANKYOU ^^


.

.

You've got to fortify my love, you should be mine...

.

.


Lee Hyukjae—atau yang lebih suka di panggil Eunhyuk—adalah Chaebol generasi kedua. Ayahnya seorang presiden direktur sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang elektronik, dan ibunya seorang pengelola restoran-restoran mewah yang terletak di kawasan elit Gangnam. Eunhyuk tidak kekurangan suatu apapun, ia memiliki segalanya. Tapi, hanya satu yang tidak ia miliki. Yaitu, kebebasan. Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga kaya, Eunhyuk selalu di tuntut untuk bersikap sesuai dengan perintah orangtuanya. Orangtuanya tidak pernah peduli dengan apa yang dipikirkan Eunhyuk, mereka hanya ingin Eunhyuk menjadi penerus bisnis keluarga, dan tidak perlu punya mimpi yang lain. Itu sebabnya, Eunhyuk memutuskan untuk pergi dari rumah saat usianya tujuhbelas tahun. Ia tidak pernah kembali ke rumah, tapi ibunya rutin berkunjung ke apartemen sederhananya untuk memberikan bahan makanan dan sekedar mengisi kulkasnya yang selalu kosong.

Kegiatan sehari-hari Eunhyuk hanya bekerja paruh waktu di bar sebagai bartender. Itu kegiatan malamnya, sementara kegiatan siangnya hanya berdiam diri di apartemen dan menulis lirik lagu. Sebenarnya, Eunhyuk punya bakat dalam bidang musik, tapi sayang tidak bisa berkembang dan hanya jadi kegiatan di waktu kosong saja. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, orangtua Eunhyuk tidak pernah peduli dengan mimpi atau cita-cita Eunhyuk. Kehidupan Eunhyuk setelah pergi dari rumah hanya bermain, berbuat onar bersama teman-temannya, dan kadang berkelahi dengan remaja atau preman-preman lain. Tidak ada yang spesial, hiburannya setiap malam hanya kejar-kejaran dengan polisi, atau berkelahi dengan preman sok jagoan.

Kegiatan sehari-hari Eunhyuk selalu sama, sampai akhirnya ia bertemu dengan polisi muda yang sangat menarik perhatiannya. Malam itu, Eunhyuk mencorat-coret tembok sebuah café di kawasan Myeongdong, ia juga sempat berkelahi dengan pemuda sok jagoan yang melarangnya untuk melakukan hal itu. Seperti biasa, akan ada yang melaporkan kejadian itu, dan polisi akan segera datang. Sebenarnya, Eunhyuk bisa saja kabur dari tiga polisi yang mengejarnya, tapi Eunhyuk sengaja menyerahkan diri ketika melihat sesosok polisi tampan bermata sendu lewat di depan matanya. Tapi sayangnya, Eunhyuk malah di tangkap oleh polisi berwajah garang dan bertubuh tegap, kalau tidak salah ingat namanya Jung Yunho—atau terserah apa namanya—Eunhyuk bukan tipe orang yang akan mengingat sesuatu yang menurutnya tidak penting.

Dengan berpura-pura bersikap kooperatif, Eunhyuk ikut dengan para polisi itu ke kantor polisi. Sengaja, agar ia bisa melihat si polisi tampan bermata sendu lebih dekat lagi. Tapi lagi-lagi, si polisi bermata musang itu yang datang mengintrogasinya. Eunhyuk tidak mau bekerja sama, apapun pertanyaan Yunho selalu ia abaikan, matanya hanya fokus pada si mata sendu yang sedang sibuk dengan laptopnya. Demi Tuhan! Dia sangat tampan dan sexy, bisepnya terbentuk sempurna, dan tubuhnya yang cukup atlestis membuat darah Eunhyuk berdesir.

"Aku ingin polisi itu yang menanyaiku. Aku tidak suka melihat wajahmu. Hm, petugas Jung?"

"Sialan!"

Mungkin kesabaran Yunho sudah habis, dia menendang kursinya dan langsung menyeret Donghae untuk menggantikan posisinya. Tentu saja Eunhyuk bersorak gembira, ia tersenyum licik melihat wajah polos si mata sendu. Wajah polos dan lugunya sungguh tidak sepadan dengan tubuhnya yang sexy.

"Berapa nomor ponselmu?"

"Apa?"

"Siapa namamu?"

"Apa?"

"Jual mahal rupanya."

"Berikan nomor ponsel orangtuamu, bocah."

"Aku akan memberikannya, dengan syarat kau memberikan nomor ponselmu."

"Petugas Cha! Tahan bocah ini!"

Sialan! Eunhyuk mendesis tidak suka, ternyata si mata sendu ini bukan tipe yang mudah di goda. Apa dia straight? Well, itu bukan masalah besar untuk Eunhyuk, karena Eunhyuk bisa membuat laki-laki manapun menjadi gay untuknya.

"Oke, ini nomor orangtuaku. Mereka akan langsung datang saat kau meneleponnya. Tapi ingat, aku tidak akan berhenti berbuat onar sampai kau memberikan nomor ponselmu, dan menangkapku sendirian."

Dan itulah awal segalanya, awal pertemuannya dengan si polisi tampan bermata sendu yang mengaku homofobik. Pertemuan pertama mereka memang tidak terlalu menyenangkan, tapi di pertemuan kedua, Eunhyuk bisa langsung membuatnya memasuki lubang sempitnya dan mendesah tidak karuan ketika Eunhyuk menggoda miliknya yang cukup besar itu. Well, masihkah dia mengakui dirinya straight dan homofobik? Eunhyuk rasa, tidak. Mana mungkin si mata sendu itu bisa melupakan sensasi dari jepitan lubangnya. Menurut pengalamanya, tidak ada satu pun laki-laki yang tahan melihat tubuh sexy, apa lagi setelah merasakan jepitan lubangnya.

Tapi, kejadian itu sudah lewat dari sebulan. Eunhyuk masih suka berkumpul dengan teman-temannya di gudang tak terpakai dan berbuat onar, tapi tidak sekalipun si mata sendu datang lagi untuk menangkapnya. Seringnya, Eunhyuk di tangkap oleh petugas Jung atau polisi-polisi lain yang wajahnya tidak enak di pandang. Meskipun Eunhyuk sudah punya nomor ponselnya, tapi tidak pernah sekalipun si tampan itu mengangkat panggilan teleponnya. Saat di kantor polisi pun, Eunhyuk tidak pernah melihatnya. Ah, Eunhyuk mulai frustasi karena merindukan wajah tampannya.

Jadi, haruskah Eunhyuk datang ke kantor polisi dan mencarinya sendiri?

.

.


ooODEOoo


"Lee, ini berkas kasus yang kau minta. Kenapa tiba-tiba meminta berkas kasus tiga tahun yang lalu yang sudah di tutup?"

"tidak apa-apa. Terima kasih, Sunbae."

Donghae menerima berkas yang diserahkan seniornya, tidak lupa ia membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Sejak jabatannya naik ke bagian detektif kriminal, Donghae langsung mencari tahu soal kasus tiga tahun yang lalu. Kasus tidak terselesaikan yang melibatkan calon istrinya.

Masih terekam jelas diingatan Donghae, bagaimana jasad Sohyun terbujur kaku di depan matanya. Kasus kecelakaan itu sudah di tutup, dan dinyatakan sebagai kasus bunuh diri. Bunuh diri, omong kosong! Donghae tidak bisa membayangkan, betapa bodohnya orang yang menyatakan kasus itu sebagai kasus bunuh diri. Jelas-jelas, Sohyun—calon istrinya—sangat bahagia karena tinggal beberapa hari lagi menjelang hari bahagia mereka. Menurut Donghae, tidak ada alasan untuk Sohyun bunuh diri. Sohyun tidak punya masalah dengan keluarga atau keuangannya, dia wanita karir yang sukses, bekerja di perusahaan besar dengan jabatan yang cukup tinggi, dia juga tidak punya musuh, dan hidupnya sama sekali tidak tertekan. Untuk apa dia bunuh diri? Tidak ada alasan dan hanya ada sepucuk kertas berisikan permintaan maaf yang tidak jelas untuk apa. Donghae yakin, kasus ini telah di sabotase. Ada sesuatu yang ditutup-tutupi.

Kehidupan Donghae sebelum kecelakaan itu terjadi, sangat lah bahagia. Bayangkan, betapa bahagianya Donghae bisa menikahi gadis cerdas yang cantik seperti Sohyun. Setelah banyak hal yang mereka lewati, akhirnya hubungan mereka akan diresmikan lewat sebuah pernikahan. Donghae bahkan tidak bisa berhenti memikirkan hari bahagia itu. Hari itu, Donghae membuat janji dengan Sohyun. Ia akan pulang cepat, dan mampir ke apartemen Sohyun untuk melihat barang-barang rumah tangga yang sudah Sohyun beli. Suara Sohyun di telepon sangat jernih, dia bahkan terdengar sangat riang dan bahagia membicarakan soal barang-barang yang ia beli. Tapi kemudian, saat Donghae sampai ke apartemen Sohyun, ia tidak menemukan Sohyun di sana. Donghae mencarinya dan meneleponnya, namun tidak ada tanggapan. Sampai akhirnya, Donghae mendengar seseorang berteriak di tangga darurat. Donghae berlari kesana untuk melihat apa yang terjadi, dan tebak apa yang Donghae lihat? Tubuh Sohyun terbujur kaku dan berlumuran darah.

Beberapa jam kemudian, polisi datang untuk menyelidiki tempat kejadian perkara, Donghae yang kebetulan ada di sana juga tak luput dari penyelidikan. Semua kemungkinan memang bisa terjadi, tapi yang tidak Donghae terima adalah keputusan jaksa. Pada awalnya, jaksa memutuskan bahwa kasus itu kecelakaan biasa, namun keluarga korban tidak setuju dan meminta penyelidikan ulang. Penyelidikan ulang memang dilakukan, tapi apa? Keputusan yang di buat jaksa semakin mengada-ada. Akhirnya kasus Sohyun di tutup sebagai kasus bunuh diri dan tidak ada lagi yang berani mengusik kasus itu. Saat itu Donghae hanya seorang polisi baru, tidak banyak yang bisa ia perbuat. Dan saat ini, Donghae harus bisa mengungkap kematian calon istrinya yang sesungguhnya. Donghae yakin, kasus ini adalah pembunuhan. Pembunuhan yang sangat keji.

"Masih belum menyerah pada kasus itu?"

Suara Yunho membuyarkan lamunan Donghae, ia buru-buru menutup berkasnya dan melemparkannya di meja.

"Ada apa?"

"Tidak ada, hanya ingin datang untuk melihat keadaan si homofobik yang sebulan lalu ketahuan bercinta di gudang dan—"

"Brengsek! Hentikan!"

Yunho tertawa terbahak-bahak, ia puas sekali melihat ekspresi panik Donghae. Masih terekam jelas diingatan Yunho, bagaimana raut wajah Donghae saat ia ketahuan sedang melakukan hal yang tidak senonoh dengan seorang laki-laki. Yang membuat semakin lucu, Donghae tetap bersikeras mengatakan dirinya straight dan homofobik.

"Oh, iya! Bocah itu datang lagi kemarin, dia mencarimu dan mengamuk pada Yoochun."

"Yoochun?"

"Ya! Dia bilang, dia tidak mau di tangkap oleh polisi yang wajahnya tidak enak di pandang. Dia juga juga menitip pesan pada Yoochun."

"Apa"

"ANGKAT PANGGILAN TELEPONKU, DASAR KAU HOMOFOBIK SIALAN!"

"K—kau, barusan meneriaki aku?"

"Bukan aku! Tapi, begitulah cara bocah itu berteriak pada Yoochun. Dia bilang, harus menyampaikan pesannya semirip mungkin."

Sebulan ini Donghae berusaha melupakan kejadian nista itu, tapi entah kenapa, Donghae malah selalu mengingat setiap detik kejadian nista itu. Bahkan di malam hari, Donghae sering mimpi basah soal kejadian itu, dan di pagi hari celananya sudah basah. Apa-apaan ini? Apakah Donghae mulai belok seperti Yunho? Donghae bergidik, ia tidak mau membayangkan hal itu. Dan lagi, jangan sampai ia jatuh ke perangkap si berandal itu. Harga dirinya sudah jatuh di depan Yunho, ia tidak mau hal itu terjadi dua kali. Jangan sampai!

Bagaimana mungkin, Donghae yang selalu mencibir Yunho dan berkoar-koar dirinya straight malah jatuh ke perangkap berandalan gay? Apa kata dunia? Meskipun harus Donghae akui, jepitan lubangnya sungguh luar biasa, dan erangannya, uh! Sangat sexy! Tunggu—kenapa Donghae malah membayangkan hal itu lagi? Tidak! Itu tidak boleh dibayangkan lagi! Sepertinya Donghae harus mencari dokter atau apapun untuk menghapus kenangan buruk yang satu itu.

"Sedang membayangkan betapa nikmatnya bercinta dengan laki-laki, huh? Homofobik, pantatku! Kau mulai ketagihan, huh?"

"Sialan! Tutup mulutmu, brengsek!"

Tawa Yunho menggelegar, ia tidak tahan melihat wajah polos Donghae merona merah. Benar-benar lucu, seperti anak anjing yang sedang di goda majikannya.

"Hei, Lee. Tadi aku menerima telepon dari—dari siapa namanya? Ah, entahlah. Dia mengoceh soal perlindungan saksi. Aku tidak paham, tapi dia menyuruhmu datang ke alamat ini. Mungkinkah dia saksi dari pembunuhan CEO pusat perbelanjaan yang kita tangani?"

"Aku dan petugas Jung akan pergi sekarang."

"Kau pergi saja sendiri. Petugas Jung harus pergi mengintai, ada seseorang yang dicurigai terkait dengan kasus pembunuhan itu. Pergilah, kalau dia benar-benar saksi dari kasus ini, dia sangat butuh perlindungan."

"Laksanakan!"

Donghae membawa secarik kertas yang diberikan ketua timnya, lalu bergegas pergi. Saat di perjalanan, entah kenapa Donghae merasa perasaannya tidak enak, terlebih ketika melewati kawasan Myeongdong. Bulu kuduknya meremang, ia bergidik membayangkan kejadian yang ia alami bersama berandalan itu. Sialan! Kenapa harus terjadi padanya! Yang lebih sialan lagi, Donghae malah menikmatinya dan mengerang untuknya.

"Apa apartemen ini? Lantai 11, nomor 1105."

Sebelum turun dari mobilnya, Donghae memastikan alamatnya kembali. Setelah di rasa yakin, Donghae turun dari mobilnya dan melangkah sedikit tergesa-gesa menuju lantai 11. Selama berkarir jadi polisi, ini adalah kasus besarnya yang pertama. Meskipun hanya datang untuk mendengar keterangan saksi, Donghae sangat bersemangat. Kasus ini harus terpecahkan! Dengan begitu, ia bisa memecahkan kasus besar yang lainnya. Mungkin saja, kasus Sohyun juga akan di buka kembali jika Donghae sukses dengan kasus ini.

"Permisi, aku Lee Donghae dari kepolisian pusat Gangnam."

Donghae menekan bel dan bicara di intercom, tapi tidak ada jawaban. Pintu apartemennya tiba-tiba terbuka, tapi tidak ada siapapun. Mungkin pemiliknya membuka pintunya otomastis. Tidak ada pikiran buruk, Donghae masuk dengan percaya diri dan tenang. Setidaknya, Donghae sangat tenang sebelum melihat seseorang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam super ketat untuk menutupi bagian bawahnya.

"K—kau! Kau—berandalan! Sedang apa di sini?"

"Hai, tampan."

.

.

TBC


Dan datanglah seriesnya hahahahah

Tapi, gak janji update cepet ya, saya mau pelan-pelan ngetik ini karena genrenya crime dan ada banyak hal yang perlu saya pikirkan. baik itu alur, kasus, maupun karakter tokoh di sini, jadi, mohon pengertiannya supaya gak minta cepet-cepet ya ^^ saya begini, demi kenyamanan kalian juga...biar gak keliatan maksain dan kecepetan alurnya ^^ di samping itu saya kerja juga, jadi agak susah nemu quality time untuk nulis...makasih pengertiannya ^^

LOVE YOU !^^

Jadi, apakah ini layak lanjut? kl tanggapannya bagus, saya usahaan minggu depan update ^^

Thankyou ^^ and Love You ^^

Oh iya, yg nanyain facebook, ada di bio ya ^^

Last, Review, please? ^^

.

.

With Love,

Milkyta Lee