Discalimer: Kishimoto Masashi

Warning: AU. OOC

Genre: General/Romance

Rate: PG-13/T

Sasuhina

Hinata's pov

Aku tidak pernah benar benar memperhatikanya,sampai aku memaksakan hatiku untuk menatapnya.

Pemuda itu sedang bersandar di pohon oak besar. Bayangannya berbalik dari arah matahari. Tapi,aku tetap dapat melihat kulit putih pucatnya. Dan juga rambut gelapnya yang berantakan.

Aku menarik nafas dalam dalam,aku harus yakin. Aku harus berani. Dia dan keluarganya lah yang telah membunuh orang tuaku. Aku sudah tidak boleh lagi mengecewakan ayahku,ibuku,hanabi.

Aku melangkah perlahan mendekat ke arahnya. Gemerisik ranting mengiringi langkah beratku.

Aku memanggilnya perlahan.

"sasuke."

Seandainya kejadian itu tak pernah terjadi mungkin aku tidak akan pernah berdiri disini sekarang. Bagaimana mungkin kehidupan tenangku berubah 180 derajat. Bukan karena dia ataupun aku,aku lebih memilih percaya ini karena takdir.

Ia membalikkan wajah pucatnya ke arah sinar matahari,ke arahku.

Aku menatapnya tajam. Aku menatap ke mata onyx indahnya.

In the past.

Aku sangat berharap kehidupan cintakku seperti di komik-komik yang ku baca,happy ending.

Aku menghela nafas.

"heh naruto kun."

Aku menatap indahnya langit siang hari di balik gedung sekolahku. Aku membayangkan pria yang kucintai uzumaki naruto. Aku tersenyum membayangkan cengiran khas yang sering melekat di bibirnya dan suara tawanya yang mengundang kebahagiaan. Aku merasa begitu hidup saat berada di dekatnya. Mata biru indahnya begitu cerah,aku harap aku memiliki mata seperti itu,hidup.

Aku kembali memakan bento-ku. Saat aku mendengar suara memanggilku dari belakang.

"hina chan." Teriak sakura terburu-buru.

Aku menatap ke belakang menoleh ke arah gadis cantik dibelakangku. Ia melambaikan tangan dan aku tersenyum lembut membalasnya. Ia merebahkan dirinya di sampingku. Dan menatap ku.

Aku melihat rambut merah mudanya,mata hijaunya yang menawan. Aku benar-benar mengagumi sakura,ia sangat berani,pintar dan cantik. Dan yang paling penting dia cantik. Tidak heran naruto-kun sangat menyukainya.

Aku tersenyum ke arahnya.

"hina-chan,aku butuh bantuan mu,aku dengar kau pemenang penulis sastra ya?" Tanya dia.

"iya, apa?"

Dia menundukan kepalanya. Sepertinya ia malu,mungkinkah?

"begini hinata,kau tau aku sangat menyukai sasuke—

Sasuke lagi?aku heran kenapa semua orang sangat menyukainya ia dingin,kejam tapi ,sangat tampan. Aku harus mengakuinya.

"aku ingin meminta kau membuatkanku surat cinta untuknya,bisakan?please. aku ingin menjadi secret admire bias kan?".

Ia menatapku dengan tatapan memohon. Tapi,entah kenapa aku punya firasat mengenai ini.

"ta-tapi sakura chan,bagaimana nanti kalau sasuke mengetahui aku yang menulisnya. Kau tau,banyak anak yang sudah mengenal gaya tulisanku,aku takut."

"aku mohon hinata,aku tidak berbakat kalau aku terpaksa menulis,aku akan menulis seperti sasuke mata-mu sehitam sikung berenang,kulitmu sepucat kulit oprasi Michael Jackson atau rambut-mu berantakan bagai buah kesemek,oh sasuke kau sangat mirip rujak mencampur haduk hatiku."

Aku tertawa mendengarnya.

"ba-baiklah sakura-chan aku akan menulisnya. Tapi,mungkin a-aku akan bisa menulisnya 1 minggu lagi—

"tidak,jangan hinata aku butuh bagaimana 2 hari lagi senin pagi,kau bisa kan sebentar lagi ulang tahunku. Aku ingin saat ulang tahunku aku mengatakan bahwa akulah penganggum rahasianya. Bagaimana?"

"a-aku akan berusaha,tapi aku sedang dalam project pembuatan novel,sakura-chan."

"baiklah aku akan mengingatkanmu,malamnya."

"iya terima kasih sakura chan."

"kau ini hinata,aku yang seharusnya berterima jumpa lagi hinata,jangan lupa senin pagi."

Ia berdiri dan melangkah menjauh.

Aku menghela nafas.

Baiklah aku harus focus pada project dulu,baru aku akan membuat surat cinta untuk sakura chan.

next 2 days

Aku merebahkan tubuhku ke arah kasur dan menatap jam dinding. Jam 2 pagi. Akhirnya besok senin pagi aku harus terpaksa kembali ke sekolah. Dua hari ini aku mengurung diri di kamar mengerjakan project novelku. Telingaku terasa pengang aku tidak pernah melepas headset dari kedua telingaku. Music selalu membuatku terasa mengasingkan diri dari dunia. Menulis adalah hal yang paling kusukai.

Mengambil tempat di belakang layar.

Aku merasakan getar dari handphone ku. Aku menggosok kedua mataku lemah,berusaha membuatku terjaga. Aku menatap layar handphone.

Dari sakura-chan.

Hinata-chan kenapa kau tidak mengangkat telfonku?aku sudah menelfonmu dari tidak lupa tentang suratnyakan?

Uh-oh!

Aku terbujur kaku,mengingat janjiku pada sakura-chan.

Aku tidak mungkin menulisnya di laptopku. Terlalu menghabiskan waktu.

Aku terlonjak kaget dan mengambil bolpoint dan kertas.

Aku menuliskan sebuah puisi classic di kertas itu.

Sebuah puisi yang tidak berlebihan,dengan gaya bahasa pertengahan.

Aku melipatnya dan tertidur.

"hinata-chan!" sakura memanggilku dari belakang.

Ia menghampiriku saat aku berjalan bersama ten ten di sampingku.

Aku berhenti dan melambaikan tangan ke arahnya.

Aku segera mengeluarkan selembar kertas itu.

"terima kasih,hinata. Kau yang terbaik."

Ia tersenyum bahagia,sangat mempesona.

"ta-tapi maafkan aku sakura chan aku tidak sempat mengetiknya,aku baru ingat tadi malam,maafkan aku sakura chan."

"jangan begitu hinata,tidak apa-apa."

Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku,dan berbisik pelan

"berjanjilah jangan bocorkan ini pada siapapun."

Aku mengangguk dan tersenyum padanya.

"ya sakura-chan aku berjanji."

Ia berjalan pergi sambil melambaikan tangan.

Ten ten menatapku penuh Tanya.

"sejak kapan kau dekat denganya,hina chan?"

"mm 2 hari yang lalu,ayo kita ke kelas kalau tidak kita akan terlambat."

Ten ten menarik tanganku lalu,berlari

Ia tertawa-tawa melihat wajahku yang bersemu merah karena kelelahan.

aku sempat berfikir hidupku akan sangat menyenangkan.

tapi,sepertinya tidak selalu berjalan sesuai rencana.

This based on true story,not all of them but some was my true experience .

Mohon review nya ya. Ini fanfiction pertama saya.

Mohon bantuan nya.

Akan berusaha update setiap minggu.

Reviewnya please please nyuu~~

ありがとう