Seorang gadis bersurai hijau tosca tengah berjalan keluar kelas bersama seorang lelaki bersurai honey-blonde. Rupanya, jam belajar sekolah sudah selesai. Mereka bercakap-cakap dengan akrab. Sesekali bercanda, bahkan tertawa. Setiap orang yang melihat mereka pasti berpikiran bahwa mereka adalah pasangan.

"Miku-chan," panggil seseorang di belakangnya. Bisa dipastikan, itu suara lelaki. Suara lelaki itu lebih berat dibanding sang surai honey-blonde. Karena merasa kenal, gadis bersurai hijau tosca tersebut yang bernama Hatsune Miku pun menengok ke arah belakang. Lelaki bersurai honey-blonde yang bernama Kagamine Len itu pun juga ikut menengok ke belakang.

Saat menengok ke belakang, iris teal Miku membulat sempurna. Dia kaget dengan kedatangan lelaki bersurai biru gelap itu. Entah apa yang membuatnya sangat kaget.

"Ka-Kaito!?"


Genre : Romance/Tragedy

Rated : T

Pairing : [Kaito S. X Miku H. X Len K. X Rin K.]

Miku mencintai Len, Len mencintai Rin, Rin mencintai Kaito, Kaito mencintai Miku. Begitu seterusnya, seperti lingkaran yang tak ada ujungnya... / Terinspirasi dari cerita asli Author T_T

Disclaimer : Vocaloid © Yamaha Corporation, Crypton Future Media

Warning : OOC, typo, ada unsur circle love dan triangle love (nanti juga ada rectangle love), kiss scene di setiap chapter (mungkin), alur cerita gaje, banyak flashback, dll.

Terinspirasi dari cerita asli. Don't like, don't read.

.

Happy Reading

.

.

.

[Circle Love]

_chapter 1

"Ka-Kaito!?" kaget Miku. Lelaki yang bersurai biru gelap yang bernama Shion Kaito itu hanya bisa terdiam. Iris biru gelapnya yang senada dengan warna rambutnya memancarkan tatapan dingin. Namun, ada sebuah tatapan memohon yang terpancar dari iris biru gelap itu. Dia menatap Miku dengan sendu.

Keduanya pun hanya bertatap-tatapan dengan perasaan berbeda. Kaito menatap Miku dengan sendu. Sedangkan Miku menatap Kaito dengan pandangan tak percaya dan sedikit benci. Entah apa yang menyebabkan Miku membenci lelaki sebayanya itu.

Sang surai honey-blonde yang sedari tadi hanya melihat, tahu apa permasalahan antara mereka. Tanpa diaba-aba, dia langsung mengambil tindakan terbaik. "Ada apa, Kaito?"

Kaito hanya menatap Len dengan dingin. Tersirat sebuah kebencian yang sudah lama dipendamnya. Miku sudah mulai khawatir dengan kedua lelaki itu. Dia khawatir mereka akan bertengkar lagi.

"Apa kau ingin mengganggu Mikulia-chan lagi?" tanya Len. Dia mulai mendekatkan tangannya dan mulai merangkul pundak Miku. Sebenarnya, dia ingin memeluk Miku. Namun, karena masih di sekolah.., dan rumor tentang hubungan mereka sedang bertebaran menjadi hot gossip di mana-mana.., jadi begitulah. Miku yang tahu maksudnya, langsung blushing tanpa diperintah.

Kaito yang melihat Len mulai mendekati Miku, langsung mengepalkan tangannya, pertanda dia kesal. Dia kesal kalau 'mantan pacar' nya itu direbut oleh sahabatnya sendiri. Ya, Miku adalah mantan pacar Kaito. Miku merasakan atmosfer di sini sudah berubah. Karena itu, mungkin akan terjadi perkelahian di sini?

'Cih, sok memanggil dengan nama kecil,' Kaito menahan amarahnya. Dengan tenang, dia menjelaskan maksud kedatangannya.

"...Aku hanya ingin mengantar Miku-chan pulang,"

-o0o-

Miku dan Kaito sedang berada di jalan menuju rumah Miku. Dia agak canggung dan risih karena ditemani lelaki penggemar es krim itu. Dalam perjalanan, Miku sama sekali tidak melirik Kaito. Dia menganggap Kaito itu tidak ada. Kaito berusaha berbicara dengan Miku. Namun Miku hanya menganggap Kaito angin lalu.

'Hhh... kenapa aku harus pulang bersama BaKaito ini? Padahal aku sudah meminta tolong pada Lechy-kun. Kenapa dia malah membiarkanku pulang bersama si Stalker Sejati Maniak Es Krim yang Paling Kubenci ini? Aku inginnya pulang bersama Lechy-kun!' batin Miku sedikit kesal.


"...Aku hanya ingin mengantar Miku-chan pulang," jelas Kaito. Len mulai berjaga-jaga. Dia melirik Miku untuk meminta persetujuan. Miku langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat karena ketakutan.

Len mencoba menenangkan Miku yang ketakutan. "Tak apa," bisiknya pelan. Miku yang mengerti maksud Len langsung mencoba untuk menghentikannya.

"Baiklah. Tapi, pastikan dia pulang dengan selamat," ucap Len langsung tanpa menghiraukan kata-kata Miku. Wajah Miku langsung pucat. "Kalau dia kenapa-kenapa, akan kuhajar kau!" ancam Len. Miku yang mendengar itu langsung memerah.

"Tentu. Akan kupastikan dia pulang dengan selamat," kata Kaito menyetujui ucapan Len dengan tatapan dingin seakan benci dengan Len.


'Andai saja Lechy-kun tidak menyetujuinya... pasti tidak akan seperti ini,'

"Miku-chan," panggil Kaito kesekian kalinya. Miku tidak merespon dan hanya terus berjalan tanpa melirik orang yang memanggilnya tersebut.

"Apa masih ada kesempatan untuk mendapatkanmu kembali?" tanyanya dengan nada memohon.

Miku melirik Kaito sebentar. Teal bertemu biru gelap. Miku melihat Kaito sangat memohon kepadanya. Sedangkan Kaito melihat Miku menatapnya dengan dingin.

'Huh, masih berharap padaku? Berharap saja pada bintang!'

Miku kembali fokus pada jalanan. "Tidak," balas Miku dengan dingin. Nafas Kaito seakan tercekat setelah mendengar jawaban Miku.

"...Oh, begitu..."

Perjalanan terasa sangat lama. Padahal Miku ingin segera kembali ke rumahnya dan merebahkan diri di kasurnya yang empuk.

Kadang Miku merasa sebal. Terutama tadi, mengapa Kaito tiba-tiba muncul di depannya? Padahal Miku sengaja masuk ke SMA yang berbeda dari Kaito tanpa sepengetahuannya, alias diam-diam. Miku tahu, sejak dia putus dengan Kaito, Kaito selalu mengekor Miku alias meng-stalk. Padahal Miku sudah memohon kepada kepala sekolah agar berbeda kelas dengan Kaito. Namun, Stalker Sejati, ya Stalker Sejati.

Akhirnya, setelah melewati beberapa gang, mereka sampai juga di rumah Miku. Rumah besar yang mewah. 'Akhirnya...' batin Miku lega.

Tanpa basa-basi, Miku langsung melesat masuk ke rumahnya. Namun, sebelum dia membuka gerbang rumah, sebuah suara memanggil namanya lagi.

"Miku-chan," panggil Kaito lagi. Miku mulai jengkel dengan sikap Kaito. 'Kenapa panggil lagi, sih? Berisik, tahu!'

"Kenapa?" tanya Miku tanpa melirik Kaito, tetapi dia tetap mendengarkan dan tidak membuka gerbang rumah.

"Aku mencintaimu..." jawabnya dengan wajah yang agak memerah. Namun, Miku tak menunjukkan ekspresi apapun. "Aku tahu," balasnya acuh tak acuh.

Kaito hanya terdiam mendengar balasan dari mulut Miku. Dia menundukkan kepalanya. "Aku benar-benar mencintaimu, Miku-chan..."

Miku kaget dengan omongan Kaito yang terdengar berbeda. Dia mengatakannya dengan jujur. Nada yang terdengar benar-benar tulus. Kaito benar-benar mencintainya..

"Apa.. maksudmu?" tanya Miku canggung.

Kaito diam sejenak. "...Aku benar-benar mencintaimu," ulangnya lagi. "Aku sangat mencintaimu. Tapi, mengapa kau meninggalkanku?" tanyanya dengan nada yang sangat dalam. Bahkan, Miku yang mendengarnya begitu terenyuh. Dia bahkan bertahan mati-matian untuk tidak menangis hanya karena kata-kata Kaito itu.

"I-itu karena–!"

"–apa kau membenciku?" tanya Kaito sambil mengunci kedua pergelangan tangan Miku. Miku yang begitu kaget hanya bisa gugup dan diam di tempat.

'Ya, benar. Aku membencimu, Shion Kaito!' batin Miku tertahan. Dia ingin berkata begitu, tetapi dia merasa tidak bisa mengeluarkannya.

"...Melihat kau bersama Len, aku tak bisa diam," jelasnya. Miku tak tahu apa artinya. "Maaf kalau aku selalu membebanimu. Maaf kalau aku sering membuatmu marah. Tapi, satu yang perlu kau tahu,"

"Aku mencintaimu..."

"–ng! Hmmph!" Sebuah kecupan lembut terasa di bibir Miku. Miku yang kaget dengan kelakuan Kaito, berusaha untuk lari. Namun kekuatan Kaito dua kali lebih besar daripada Miku. Melawannya hanya akan menguras tenaganya.

Setelah beberapa lama, Kaito melepaskan ciumannya. Wajahnya terlihat memerah. Mau tidak mau, wajah Miku juga memerah. Mereka menghirup oksigen dengan susah payah. Mata mereka bertemu.

"Katakan padaku, apakah Len pernah melakukan ini padamu?" tanya Kaito dengan wajah memelas.

Miku hanya terdiam. Kemudian, dia menggeleng pelan. "...Hanya kau, yang pernah menciumku," Miku tahu itu terdengar memalukan. Tetapi di telinga Kaito, itu berupa kata cinta terindah.

Kaito langsung mencium leher Miku. "A-ah..!" Miku hanya bisa terkaget. Karena tangannya bebas, dia langsung mendorong dada bidang Kaito.

Kaito terbelalak setelah melihat Miku. "Ah... maaf,"

–dan hanya ada penyesalan maaf dari mulut Kaito.

-o0o-

"Dah, Miku-chan..." ucap Kaito. Dia melambaikan tangannya pada Miku yang berada di pintu rumahnya. Miku mengintip Kaito sedikit. Dia hanya bisa menghela nafas. "Ya.." balasnya sambil tersenyum tipis. Wajah Kaito memerah setelah melihat senyuman Miku.

'Yah... Kaito tidak seburuk yang kukira...'

'Haah... Miku-chan manis sekali. Baguslah kalau Len tidak pernah menciumnya...' batin Kaito lega.

Kaito tersenyum tipis. Dia memandangi rumah Miku dari kejauhan. 'Aku benar-benar mencintainya,' batin Kaito sambil terus tersenyum.

Kaito menelusuri jalan setapak untuk pulang ke rumahnya. 'Miku-chan, dia gadis cantik yang baik hati. Dia juga pintar, rajin, manis, dan polos. Beruntung aku bisa bertemu dengannya. Entah ini takdir atau hanya kebetulan, aku akan tetap berterima kasih pada Tuhan. Hatsune Miku, aku benar-benar mencintaimu...' pikir Kaito sambil tersenyum.

Tiba-tiba saja, ada sepasang kaki yang menghampiri Kaito. Entah kenapa, sosoknya membuat Kaito memasang wajah kaget.

"K-kau!?"

-o0o-

"Miku, sudah pulang?" tanya seorang lelaki bersurai hijau tosca seperti Miku yang terlihat lebih tua.

"Tadaima, Mikuo-nii~" balas Miku sambil tersenyum. Mikuo alias kakak Miku hanya tersenyum melihat tingkah laku adiknya. 'Sudah SMA, masih saja seperti anak kecil...'

"Aku ganti baju dulu, ya!" ucap Miku. Dia langsung melesat ke kamarnya di lantai dua. Mikuo heran melihat kelakuan adik kecilnya itu. 'Tumben ceria. Padahal biasanya lesu.. Oh ya! Tadi aku melihat dia pulang dengan laki-laki! Jangan-jangan...'

Miku turun dari lantai dua. Dia mengenakan kaos tipis dan rok pendek. Dia langsung bergabung dengan kakaknya di ruang tengah.

"Nii-chan sedang apa?"

"Sedang mengerjakan skripsi.." jawab Mikuo pelan, yang disambut oleh 'o' panjang dari Miku. Di dalam hatinya, dia bersyukur belum kuliah.

Miku langsung menyalakan televisi. Dia duduk di sofa dan mulai melihat-lihat channel TV. Sesekali, Mikuo melirik adiknya itu. Wajah Miku tampak berseri-seri setelah pulang dari sekolah tadi.

"Hei, Miku," panggil Mikuo pelan.

"Hm?" tanya Miku sambil menoleh ke arah kakaknya.

"Siapa lelaki yang pulang bersamamu tadi?"

Deg! Seketika saja Miku langsung panik. 'Gawat! Mikuo-nii tahu aku pulang bersama Kaito!?'

"Ng?"

"Bu-bukan siapa-siapa!" jawab Miku salting. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

"Benarkah?" tanya Mikuo curiga.

"I-iya!" teriak Miku dengan wajah yang.. kau-tahu-itu. "Ah.. sudah sore! A-aku mau mandi dulu!" teriak Miku. Dia langsung melesat ke kamar mandi pribadinya di lantai dua. Mikuo hanya bisa menghela napas melihat kelakuan adiknya.

"Jangan-jangan, dia memang sedang jatuh cinta?"

Miku menggosokkan sabun di lengannya yang mulus. Rambutnya yang digerai dia berikan shampoo.

Selama mandi, Miku terus memikirkan kata-kata kakaknya. Membayangkan Kaito yang menciumnya tadi, wajahnya memerah terus.

'Aneh... kenapa aku jadi malu begini?'

-o0o-

Keesokan harinya, Miku bangun di pagi hari untuk sekolah. Dia langsung mandi dan sarapan bersama kakaknya.

Miku menggunakan seragam terusan berwarna biru muda dengan bahu model sailor. Roknya pleated skirt di atas lutut dengan renda putih di dalamnya. Dia juga memakai blazer tipis dan pendek berwarna biru tua dengan sedikit renda di bagian leher. Lalu, dia menambahkan pita di dadanya dengan simbol bintang di ujungnya. Dia memakai kaus kaki selutut warna putih bersih dan sepatu dengan sedikit hak berwarna biru tua.

"Miku-chan!" panggil seseorang di luar sana. Miku yang mengetahui suara orang itu hanya terdiam. 'Mau apa dia kemari?'

"Siapa itu?" tanya Mikuo yang keheranan. Dia melahap steak bagiannya.

"Ng..." Miku bingung ingin menjawab apa. "A-aku saja yang membuka pintunya!" sambung Miku panik. Dia langsung berlari ke arah pintu.

Mikuo hanya diam mengamati punggung Miku yang mulai menjauh. 'Jangan-jangan, lelaki yang kemarin...?' pikirnya curiga sambil terus memakan steak kesukaannya.

Miku membukakan pintu untuk orang yang memanggilnya tadi. Si surai biru tua itu tersenyum kepada Miku. Miku merasa wajahnya memerah, mengingat kemarin dia baru saja menciumnya. "A-ada apa?"

'Ayolah, Miku! Jangan memerah di depan Kaito!'

"Aku hanya ingin mengajakmu berangkat bersama," jawab Kaito dengan wajah yang agak memerah. Wajah Miku juga memerah. Dia bimbang diantara ingin ikut atau tidak. Dia takut Kaito akan berbuat seperti kemarin. Lagipula, kalau kakaknya tahu, dia bisa dimarahi.

"Tenang saja, aku.. tak akan berbuat seperti kemarin lagi," ucap Kaito tiba-tiba seperti tahu apa isi hati Miku. Dia mengucapkannya dengan nada serius. Wajah Miku yang memerah berangsur-angsur pudar. Dia percaya pada Kaito.

"...Lagipula, ada yang ingin kukatakan padamu..."

-o0o-

"Pintar juga kamu, sampai berbohong pada kakakmu," puji Kaito. "Gomen, aku lupa kalau kakakmu begitu...,"

"Ah... tidak apa," balas Miku dengan wajah tertunduk untuk menutupi semburat merah yang muncul tiba-tiba.

Kaito tersenyum melihat tingkah Miku. "Terima kasih, dengan begitu, aku bisa lolos menjemputmu," ucapnya kemudian. Miku langsung menatap Kaito karena kaget dengan perkataannya. Wajahnya memerah untuk sesaat.

Karena melihat wajah Miku yang memerah, wajah Kaito ikut memerah. Mereka langsung memutuskan kontak mata dan berpaling ke arah lain.

'Aduh.. kenapa pakai blushing segala, sih?' pikir Kaito. 'Miku-chan manis sekali... nggak tahan!'

'Aneh... kenapa aku nge-blush begini? Bukankah aku benci Kaito? Tapi kenapa?' pikir Miku. 'Dia, kan, mantan pacarku. Baru enam bulan putus. Wajar, wajar...'

Keadaan pun menjadi hening sesaat. Semuanya tenggelam pada pikiran masing-masing.

"Ah... tadi aku bilang ingin mengatakan sesuatu padamu, kan?" tanya Kaito membuka suara. Wajahnya sedikit memerah karena bertatap-tatapan dengan Miku.

"Eh.. iya?" jawab Miku canggung. Wajahnya juga agak memerah.

Kaito menarik napas sebelum berbicara. Dia mengatur diri agar perasaannya lebih tenang. Miku memasang mimik antusias. Dia berdebar dengan apa yang ingin dibicarakan Kaito.

"Jadi, yang sebenarnya ingin kukatakan ini, mengenai kemarin..."

-o0o-

Miku berjalan gontai ke kelasnya. Dia terlalu lemas, untuk berdiri saja sebenarnya tidak kuat. Dia masih memikirkan percakapannya dengan Kaito tadi.


"Jadi, yang sebenarnya ingin kukatakan ini, mengenai kemarin..." ucapan Kaito yang menggantung membuat jantung Miku semakin berdebar penasaran.

"...tentang Len,"

Miku mendengar nada bicara Kaito sangat tercekat. Dia seperti tidak ingin memberitahukannya. Miku semakin bingung. 'Memangnya, ada apa dengan Lechy-kun?'

"Sebenarnya, dari kemarin, Len mengikuti kita saat pulang sekolah," Jantung Miku seakan berhenti berdetak. Dia terlalu kaget dengan perkataan Kaito.

"Dia menemuiku sesaat setelah aku mengantarmu sampai ke rumahmu. Kupikir dia hanya kebetulan lewat, atau memang ingin mampir ke rumahmu, atau apa. Kukira juga, dia hanya bertanya, apakah kau selamat sampai tujuan atau apa," jelas Kaito. "Namun ternyata dugaanku semuanya itu salah. Dia bukan menanyakan hal itu atau apapun..."

Miku semakin berdebar menunggu ucapan Kaito yang sengaja digantungkan.

"...De-dengan marah dia berkata, bahwa dia melihat dengan jelas aku menciummu. La-lalu, dia mengancamku, kalau aku tak boleh berurusan denganmu lagi..." jelas Kaito dengan nada yang menekan.

Miku hanya bisa terdiam. Sepeduli itukah, Len terhadapnya? "Memangnya, kenapa Lechy-kun semarah itu, hingga mengancammu?"

"I-itu karena dia..." Kaito tak sanggup memberitahukannya. Dia sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa?" tanya Miku dengan innocent-nya.

"Karena..." Kaito semakin tak bisa mengeluarkan suaranya. Namun, melihat wajah manis Miku, membuatnya tidak tahan. Miku terus-terusan membujuk Kaito. Akhirnya, Kaito memberitahu Miku. Namun, di detik berikutnya, mata teal Miku membulat sempurna.

"Karena..., sebenarnya, dia menyukaimu,"

-o0o-

.

.

.

To Be Continued

.

Review?

000 Circle Love © Amane Ruka 000