Disclaimer:
Naruto milik Masashi Kishimoto
Pokemon milik Satoshi Tajiri
DREAM
By Hikasya
Genre: adventure/friendship
Rating: T
.
.
.
Chapter 1. Ternyata mimpi
.
.
.
POV: NARUTO
.
.
Hitam. Kosong. Tidak ada cahaya ataupun sinar matahari. Tidak ada batas ataupun tepinya. Tidak diketahui berapa panjang dan lebarnya. Juga tidak ada ujungnya.
Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada di sini? Siapa yang membawaku ke sini?
Hei, jawab aku! Apa ada orang di sini?
Aku menunggu jawaban itu dengan sabar.
Satu detik. Satu menit. Satu jam.
Tidak ada jawaban sama sekali. Aneh. Apakah aku bermimpi atau tidak sekarang?
Hei, apa yang terjadi sehingga aku terperangkap dalam dunia kegelapan ini? Langkahku begitu ringan. Tidak terasa aku menapaki lantai. Seakan-akan aku terbang di dunia tanpa batas.
Apakah ini fatamorgana yang menjebakku saat aku berjalan di padang pasir? Atau mungkinkah aku masuk tanpa sadar ke dunia gaib?
Lupakan, mana mungkin aku masuk ke dunia gaib. Tidak ada unsur mistis yang beredar selama aku hidup.
Seingatku, aku baru saja tidur di kamarku sendiri. Aku menutup kedua mataku dan membungkus diriku dengan selimut hangatku. Aku ingin cepat-cepat menunggu pagi karena ada sesuatu yang sangat besar sedang menungguku nanti.
Ya, aku bercita-cita ingin menjadi seorang pelatih Pokemon yang terhebat di dunia. Aku ingin mengelilingi dunia dan bertarung di Gym Pokemon. Mengumpulkan banyak lencana agar aku bisa bertarung di Liga Besar Pokemon. Itulah syarat yang harus aku tempuh demi menjadi pelatih Pokemon yang sangat kuidamkan dari dulu.
Untuk itu, aku harus berjuang dari angka nol. Banyak rintangan yang harus aku tempuh demi meraihnya. Tentunya aku telah mendapatkan dukungan besar dari ibuku, membuat jiwaku menggebu-gebu besar, ingin segera melakukan perjalanan jauh dan mewujudkan semua ini. Tentu tidaklah mudah untuk mendapatkannya, namun yang penting, aku harus tetap maju dan pantang menyerah.
Jauh dari itu, otakku menjadi mampat ketika aku tiba di tempat seperti ini. Aku mengedarkan pandanganku ke segala arah. Tidak ada sesuatu petunjuk sedikitpun yang mengarahkanku pada jalan keluarnya. Secepatnya aku keluar dari sini.
Itulah yang ingin kucari tahu jawabannya.
Tiba-tiba...
PAAATS!
Muncul cahaya putih yang menyilaukan mataku. Aku melindungi kedua mataku dengan tanganku. Sungguh mengejutkan.
"Cahaya apa itu?"
Aku berkata pada diriku sendiri dan memberanikan diriku untuk mendekati cahaya menyilaukan itu.
FYUUSH!
Cahaya putih itu perlahan-lahan menghilang dan menyisakan sesosok monster yang menyerupai naga. Tubuhnya berwarna jingga. Matanya berwarna biru kehijauan. Di ujung ekornya, terdapat kobaran api kecil. Dia adalah...
"CHARMANDER!" seruku dengan kedua mata yang bersinar terang.
Nama monster itu adalah Charmander. Pokemon sejenis naga. Berkekuatan elemen api. Salah satu Pokemon yang sangat kusukai.
Aku ingin mendapatkan Charmander sebagai Pokemon pertamaku. Pasti itu sangat hebat!
Aku ingin mendekatinya dan langsung menangkapnya. Charmander bersuara khas 'Charmander.'
PAAATS!
Tapi, tiba-tiba lagi, muncul cahaya putih yang sangat menyilaukan mataku, persis di samping Charmander tadi.
FYUUUSH!
Cahaya putih itu menghilang. Aku bisa melihatnya dengan jelasnya.
Rupanya seekor monster sejenis kura-kura. Bermata merah. Tubuhnya berwarna biru cerah. Cangkang tempurungnya berwarna coklat. Ekornya membulat seperti spiral. Berkekuatan elemen air. Namanya adalah...
"SQUIRTLE!" aku berseru lagi dengan wajah yang sangat berbinar-binar.
Kuakui, aku juga sangat menyukai Pokemon ini. Aku ingin menangkapnya untuk menjadi Pokemon-ku.
Perlahan-lahan, namun pasti, aku memajukan langkahku untuk mendekatinya. Kedua tanganku sudah gatal karena tidak sabar ingin menangkapnya.
Tapi, sekali lagi, tiba-tiba lagi...
PAAATS!
Muncul cahaya putih yang menyilaukan mataku. Aku kembali melindungi wajahku dengan tanganku dan bisa melihat dengan jelas lagi setelah cahaya putih itu menghilang.
FYUUUSH!
Bisa kulihat sekarang, seekor monster yang menyerupai seperti katak, berdiri di samping Squirtle. Tubuhnya berwarna hijau gelap. Kedua matanya berwarna merah. Di punggungnya, terdapat sebuah tumbuhan hijau yang menguncup seperti bawang merah. Namanya adalah...
"BULBASAUR!!" aku benar-benar tidak bisa menahan diriku untuk berteriak keras. Sungguh, hatiku senang karena bisa bertemu langsung dengan Bulbasaur.
Kuakui juga, Bulbasaur adalah Pokemon ketiga yang kusukai dan aku berharap bisa mendapatkannya. Aku akan membawanya sebagai Pokemon-ku untuk berkelana.
Charmander, Squirtle, dan Bulbasaur. Tunggulah aku. Aku akan segera menangkap kalian bertiga.
Tangan kananku terbuka lebar dan mendadak aku mendapatkan sebuah bola berwarna merah putih, "Poke-Ball" atau "Pokemon Ball."
Poke-Ball kugenggam dengan erat. Mengambil posisi untuk bersiap-siap. Kupasang muka yang sangat serius. Kedua mataku menajam dan segera berteriak keras.
"POKE-BALL! TANGKAP!!"
WHUUUSH!
Aku melempar Poke-ball sekuat tenaga dengan pose khasku. Aku berharap Poke-ball itu menangkap salah satu ketiga Pokemon yang ada di hadapanku ini. Tidak meleset. Mengenai sasaran yang kuincar.
Poke-ball berputar-putar dan meluncur secepat kilat. Sedikit lagi akan mengenai salah satu dari ketiga Pokemon itu. Aku mengepalkan kedua tanganku saking tegangnya dan...
BWOOOSH!!
Semburan api besar dari Charmander, mengagetkanku. Api besar itu meluncur ganas ke arahku. Mencapaiku sedikit lagi. Aku pun menjadi panik dan berteriak keras sangat menggelegar. Mengguncang alam berantah itu.
"WU... WUAAAAAAAAAAAAAAAH!!"
.
.
.
POV: NORMAL
.
.
BRUAAAK!
Terjadilah gempa bumi yang dahsyat, menghantam sebuah kamar bernuansa kuning dan jingga. Seorang laki-laki tiba-tiba saja terjatuh dari tempat tidurnya. Punggungnya menghantam lantai dengan keras. Sehingga membuatnya mengeluh kesakitan dan terbangun mendadak dari tidurnya.
"Aduuuh... Sakit...," katanya sambil memegangi punggungnya yang terasa mau patah.
Dia menggeliat seperti cacing kepanasan. Tampangnya menjadi kusut. Kasihan sekali melihatnya.
Lantas dia membuka kedua matanya lebar-lebar untuk bisa menyatu dengan alam sekitar. Berkoneksi agar otaknya bisa sadar sekarang juga.
"Ah...," dia benar-benar seperti orang bodoh."Ternyata aku ada di kamarku. Berarti tadi aku bermimpi..."
Dia memutuskan bangkit dari acara terkaparnya dan memilih duduk bersila sebentar di lantai. Mengacak-ngacak rambut pirang jabriknya seperti orang gila begitu. Bertampang kusut sekali.
Sejenak dia menghentikan tingkahnya itu. Berpikir sesuatu dengan wajah yang sangat serius.
Entah apa yang dipikirkannya. Tiada yang tahu. Mungkin saja hal ini menyangkut tentang ketiga Pokemon yang muncul di mimpinya itu.
Pada awal ingin menjadi pelatih Pokemon, kamu harus mendapatkan satu Pokemon dari seorang ilmuwan yang ahli dalam masalah yang berhubungan dengan Pokemon. Lalu kamu akan membawa Pokemon itu bersamamu dan menjadi partner-mu untuk mendapatkan Pokemon yang lain. Diperlukan kerja sama dan kepercayaan di antara pelatih dan Pokemon sehingga menjadikan mereka sebagai pasangan yang andal dalam memenangkan sebuah pertarungan. Jadi, Pokemon yang dilatih akan patuh padamu dan menuruti semua apa yang kamu perintahkan. Dia akan menjadi percaya diri dan akan berjuang untuk mengalahkan lawannya atas semangat dukungan darimu.
Kira-kira prinsipnya begitu, yang diingat oleh laki-laki yang diketahui bernama Namikaze Naruto ini. Anak satu-satunya dari keluarga Namikaze, yang ingin memulai perjalanan untuk menjadi pelatih Pokemon di umur 15 tahun ini. Dia sudah mendapatkan izin resminya dari ibunya.
Sambil mengukir senyum di wajahnya yang mendadak cerah, Naruto mengepalkan dua tinjunya di depan tubuhnya. Kedua mata birunya bersinar terang benderang.
"Ya, mulai hari ini, aku akan berjuang demi menjadi pelatih Pokemon yang terhebat di dunia. Hari ini juga, aku harus mendapatkan Pokemon pertamaku."
Begitulah, yang dikatakannya. Dia benar-benar sudah dilanda semangat api yang berkobar.
Terdengarlah suara keras yang memanggilnya.
"NARUTO!! CEPAT BANGUN!! INI SUDAH JAM 9, TAHU!!"
Mendengar itu, Naruto menjadi bengong dan segera melihat ke arah jam weker yang terletak di atas meja.
"Eh? Jam sembilan lewat...," mendadak dia membelalakkan kedua matanya dan berteriak keras sehingga mengguncang tempat itu."WUAAAAAAAAH!! AKU TERLAMBAAAAAAT!!"
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
Note:
Saya pikir ingin hiatus. Tapi, entah kenapa saya pengen balik lagi menulis sehingga membuat cerita baru di fandom ini. Padahal pengen ubah gaya bahasa penulisan. Tapi, malah jadi kayak dulu.
Ya, sudahlah, lupakan saja. Ini cerita yang sudah saya rencanakan sejak dulu. Jadi, harap maklum kalau jelek.
Untuk selanjutnya, bersiaplah menunggu cerita terbaru dari saya. Juga kelanjutan cerita yang lain. Saya nggak janji bisa update cerita kilat.
Saya, Hikasya, undur diri dulu.
Bye.
Selasa, 9 Mei 2017
