Disclaimer : Semua Karakter milik The Hobbit dan The Hobbit milik J.J.R Tolkien.

Note : Ini fanfic pertama Saya, jadi maaf kalau banyak kesalahan. Author baru, mohon review dan bimbingannya ^^

Warning : No slash, hanya kasih saang antara Kakak beradik. Enjoy!

Malam itu udara sangat dingin, bahkan untuk Fili yg memakai berlapis baju lengkap dengan jaket berbulu. Wajahnya memerah tanda kedinginan dan Dia duduk di depan api unggun sambil sesekali menggeser bara dengan ranting yg di genggamnya.

"Fili." Ujar seseorang di belakangnya.

Fili segera menoleh ke arah suara tersebut. "Kili? Kenapa Kau belum tidur?"

"Aku kedinginan dan- dan Kau tahu kan Aku tidak biasa tidur sendiri." Jawab Kili.

Fili melamun beberapa saat. "Ah, maaf Kee Aku tadi keluar dari kamar untuk menyalakan ini. Duduklah!"

Kili lalu duduk sambil menggosok-gosok tangannya sendiri. Tiba-tiba Fili melepaskan jaket berbulunya dan memberikannya pada Kili.

"Fee, Kau kedinginan." Ujar Kili setengah menolak.

"Pakailah! Aku cukup hangat di depan api." Ujar Fili meyakinkan.

Dengan sedikit ragu akhirnya Kili memakai jaket yg menyebarkan aroma khas yg sudah diciumnya sejak lama. Entahlah, apapun yg ada pada kakaknya selalu memberikannya rasa nyaman.

"Fili, bolehkah Aku tanya sesuatu?" Tanya Kili.

Fili tertawa. "Bukannya Kau sudah bertanya?"

Kili yg menyadari kesalahan kalimatnya ikut tertawa. "Maksudku Kau tidak boleh marah mendengarnya." Lanjutnya lagi.

"Baik-baik, Aku dengarkan." Ujar Fili menghentikan tawanya.

"Ehm, apa Kau akan menikah?" Tanya Kili gugup.

Mendengar pertanyaan itu Fili tersentak kaget dan bingung harus menjawab apa.

"Kau mendengarku, Fee?" Tanya Kili memastikan.

"Ngh, ya ya Kili Aku mendengarmu." Fili berusaha mencairkan suasana.

"Lalu jawabanmu?" Tanya Kili lagi.

"Entahlah. Aku masih muda, masih 82 Kee. Aku sama sekali belum memikirkannya." Jawab Fili yg kurang memuaskan.

"Jawab saja! Apa Kau akan menikah lalu meninggalkanku?" Tanya Kili lirih.

"Ssshhhh. Jangan berkata seperti itu! Aku tidak akan kemana-mana Kee, percayalah!" Hibur Fili.

"Tapi Kau calon Raja dan harus memiliki keturunan." Kili semakin bersedih.

"Ehm, dengar! Paman Thorin pun seorang Raja, Kee. Dan kau lihat? Dia tidak pernah menikah!" Ujar Fili menenangkan. "Dan seandainya Aku menikah, Kau akan tetap disisiku Kee, Kau akan tetap jadi orang yg paling ku sayangi." Lanjutnya.

"Katakan kalau Kau berjanji tidak akan pernah meninggalkanku!" Ujar Kili dengan sedikit tersenyum.

"Ya, Aku berjanji." Jawab Fili mantap.

"Dalam situasi apapun?" Tanya Kili lagi.

"Ya. Tidak peduli Kau lebih tinggi, menjadi apa, seperti apa, dan apapun. Kau tetap bersamaku, menjadi adik kecilku." Ujar Fili hangat.

Dia lalu memeluk erat tubuh Kili yg sudah lebih besar darinya. Tapi Kili masih sama seperti saat berusia 2 tahun dan Fili 8 tahun, yaitu manja.

"Dan suatu hari Kaupun pasti menemukan wanita yg menyayangimu. Lalu Kau akan menikah." Ujar Fili di tengah pelukannya.

"Tapi Aku tidak bisa mencintai siapapun selain Ibu dan Kau. Aku mencintai kalian sejak aku lahir." Ujar Kili manja.

"Dan Aku mencintaimu bahkan sebelum Kau lahir." Ujar Fili seraya mencium kening Kili.

Kili masuk tergesa sehingga tanpa sengaja pintu kamarnya terbanting. Fili yg kaget hanya menatap Kili yg segera berbaring membenamkan kepalanya di bantal.

"Ada apa Kee? Apa yg terjadi?" Tanya Fili mendekat.

Kili bangkit dengan wajah memerah. "Siapa wanita itu?"

Fili mengerutkan dahi. "Wa-wanita?"

"Ya, wanita muda berambut sepertimu yg baru saja keluar." Ujar Kili memperjelas.

"Oh, Dia adalah Lin, keponakan paman Dwalin." Jawab Fili.

"Benarkah? Tapi Aku tidak pernah melihatnya. Bilang saja Dia pacarmu!" Ujar Kili ketus.

"Hey, Aku berkata jujur Kee. Dia datang kesini untuk menemui Ibu." Fili terus meyakinkan.

Tanpa mendebat lagi Kili segera pergi di susul Fili yg mengejarnya. Perasaan panik membuat Fili kehilangan konsentrasi lalu terjatuh dari bebatuan curam.

"Fili!" Suara terakhir yg di dengarnya sebelum semua berubah gelap.

"Paman Oin, bagaimana keadaannya?" Tanya Kili khawatir.

Belum sempat Oin menjawab, tiba-tiba Thorin datang bersama Dwalin dan Balin.

"Apa yg terjadi? Kenapa Pangeranku bisa terluka?" Tanya Thorin setengah berteriak.

"Maafkan Aku paman. Tadi Aku marah padanya dan Dia mengejarku lalu terjatuh." Ujar Kili menunduk.

Terlihat ekspresi marah di wajah Thorin yg hanya di tunjukan dengan dengusan pelan. Thorin lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Fili yg masih tertidur.

"Tenanglah! Dia sebentar lagi siuman. Hanya benturan keras di kepalanya yg membuatnya pingsan." Ujar Oin menenangkan.

Benar saja, Fili kemudian terbatuk dan membuka matanya.

"Syukurlah Kau sudah sadar." Gumam Thorin seraya mengusap kepala Pangeran kesayangannya.

"Aku baik-baik saja Paman, sungguh." Ujar Fili.

"Bofur, Ori, bantu ambilkan air dan makanan lembut." Ujar Oin.

"Biar Aku..." Ucapan Kili terhenti saat Thorin menyela.

"Tidak! Tetap disini. Kau sangat ceroboh."

Kili hanya menunduk dan mendekati kakaknya sementara Thorin dan yg lain meninggalkan mereka.

"Fili, maafkan Aku." Ujar Kili terisak.

"Aku yg minta maaf. Apa Kau masih menganggapku berbohong, Kee?" Gumam Fili lemah.

"Tidak, Fee." Jawab Kili singkat. "Maafkan Aku, Aku hanya takut kehilanganmu." Lanjutnya seraya mendekap Fili.

"Aku tahu, Kee." Gumam Fili tersenyum.

TBC