GURUKU BELAHAN JIWAKU
BLEACH © TITE KUBO
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
INUYASHA © RUMIKO TAKAHASHI
RATE : T
WARNING : AU, EYD tak sempurna, banyak typo, diskripsi minim, femNaru, school life, gaje, absrud, OOC, dan kekurangan lainnya.
Pair(s) : Aizen Sosuke x Nita Anggraini (OC)
Akan bertambah seiring jalannya cerita.
Genre : Romance, Friendship, drama, hurt comfort
Yang suka silahkan baca, yang tidak silahkan tekan tombol back!
"Don't like, don't read! OK!"
Chapter 1
Di pagi yang cerah disebuah negara tropis, seorang gadis berlari terburu-buru menuju sekolahnya di SMU Nusantara Surakarta. Karena gadis itu bangun terlambat maka ia harus bekerja keras untuk mencapai gerbang sekolah yang akan ditutup. Kurang dua setengah meter dari gerbang, dia malah tersandung batu lumayan keras sehingga lututnya terluka. Sambil meringis sakit dan memegangi lututnya yang lecet, ia bergegas memasuki gerabang dan secepatnya menuju UKS untuk mengobati lukanya. Nita Anggraini itulah nama dari gadis tersebut, murid kelas 2 IPS yang menjadi siswi teladan sekarang malah terlambat masuk sekolah. Sungguh memecahan rekor muri.
Suasana sekolah yang tampak sepi karena pelajaran telah berlangsung lima menit yang lalu, Nita berjalan tertatih-tatih menuju kelasnya tapi belum sempat memegang pintu didepannya tangan kanan gadis itu keburu di tarik seorang pemuda bersurai hitam menjauhi kelasnya. Pemuda itu terus menyeret sang gadis dan menulikan pendengaran akan teriakkan protes Nita yang tidak main-main. Membuka pintu ruang UKS dengan kasar melepas tangan gadis itu lembut, pemuda yang ternyata sangat tampan berjongkok di depan gadis itu dengan kotak P3K di tangan kirinya.
Pemuda tampan itu dengan telaten mengobati Nita dengan sangat lembut, sang gadis terlihat meringis menahan perih di lututnya yang terluka. Pemuda reven itu masih diam membisu tampak sangat kesal dengan sang gadis yang selalu bertindak ceroboh namun, kilat khawatir tergambar jelas di manik onixsnya. Nita terlihat terdiam selama proses pengobatan yang pemuda dihadapannya mengerti jika sang pemuda tampak kesal dengan tindakkan cerobohnnya. Pemuda yang selalu berwajah datar itu baru kali ini terlihat sangat khawatir padahal lukanya tidak terlalu parah, Nita sudah sangat siap mendapat ceramah dari orang yang mengobatinya.
Sontak teman-temannya terkejut mendengar kabar itu dan untungnya guru di jam pertama belum datang dan hanya di suruh mengerjakan tugas. Seketika itu juga mereka menuju UKS untuk mengetahui keadaan Nita disana. Mereka sangat khawatir dan cemas dengan keadaan gadis itu, mereka membuka pintu tepat setelah pemuda raven itu selesai mengobati luka di lutut kiri Nita. Salah seorang pemuda yang ikut ke ruang UKS tersenyum tipis nyaris tak melihat sang sepupu sudah di tangan dengan tepat. Pemuda itu Satria menghampiri orang yang tadi mengobati Nita dan menanyakan keadaannya, pemuda itu mengdengus kesal menatap tajam gadis keras kepala disampingnya membuat yang di tatap menudukkan kepala.
Nita tidak berani menatap mata onixs menawan yang masih saja mengirimkan deathglare mematikan padanya. Pemuda menghela napas pelan tangan kekarnya membelai rambut hitam gadis itu lembut, tatapannya tampak melunak tidak ingin sang gadis ketakutan dengan kemarahannya. Pemuda raven panjang itu semakin melembutkan tatapannya dan berdiri di depannya untuk menggendong gadis itu pulang, wajah Nita pucat dan itu membuat pemuda raven itu semakin cemas.
BRAK...!
"Nita, kau tak apa-apa?" Tanya mereka serempak.
"Tidak apa kok hanya sedikit pusing" Nita kaget setengah mati mendapati sahabat dan teman-temannya mendobrak pintu.
"Bisa lebih lembut tidak buka pintunya?" Sindir Satria halus.
"Hehehehe... maafkan kami." Balas mereka serempak
Nita hanya bisa mengurut pelipisnya dengan sabar, merasakan pusing yang menjadi-jadi. Karena perbuatan teman-temannya ia jadi tidak bisa tidur. Satria merasa perihatin melihatnya sahabat sekaligus sepupunya ini jadi seperti ini. Saat Nita terjatuh dan terluka di sebuah mansion mewah seorang pemuda bersurai brunette berparas tampan menjatuhkan gelas yang akan digunakan untuk minum hingga pecah dan pecahan gelas itu melukai kaki jenjangnya. Jantungnya tiba-tiba berdebar keras perasaannya tidak tenang, dirinya mendapat firasat buruk jika orang yang berharga dihatiya mendapat celaka.
ketika membersihkan pecahan gelas tersebut jari manis tangan kanannya tergores hingga berdarah, hatinya semakin tak tenang pun jantungnya seakan ingin melompat keluar dari dadanya. Belum pernah ia merasakan perasaan ini kecuali untuk gadis bersurai hitam legam bermanik cokelat jati cantik yang keberadaannya entah dimana hingga sekarang belum dapat menghubunginya. Tangan kirinya segera meraih kotak P3K yang tersimpan di lemari penyimpanan, menumpahkan sedikit alkohol untuk membersihkan darah yang terus mengalir dari jarinya. Mengobati sendiri luka akibat pecahan gelas tadi, otaknya terus berpikir positif jika gadis itu tidak terluka dimana pun dirinya itu berada. Setelahnya pemuda itu beranjak ke kamarnya melakukan aktifitas yang sempat tertunda baru kemudian berangkat ke SMA Karakura untuk mengajar.
Skip time!
Kota Karakura terdapat sebuah sekolah elit tengah memperdengarkan pengumuman yang sedikit mencengangkan bahwa akan ada siswa pertukaran pelajar dalam waktu dekat. Ichigo Kurosaki dan Rukia Kuchiki amat senang karena akan mendapat teman baru dari negeri jauh. Jam pertama ini adalah matematika, pelajaran yang sangat mengiksa bagi yang IQ nya pas-pasan. Itu berlaku untuk Ichigo yang selalu mencontek tugasnya Rukia, tapi karena gurunya adalah Byakuya Kuchiki yang notabene sangat benci Ichigo maka dari itu dijadikan bahan aksi menngerjai yang menyenangkan. Ketidaksukaan Byakuya dengan Ichigo dikarenakan Rukia adik semata wayangnya menjalin hubungan dengan Ichigo minggu lalu.
"Midget, pinjem buku tugasmu dong!"
"Tidak mau, Jeruk!"
"Tolonglah bantu aku, Midget."
"Ya, biaklah kupinjami, asalkan belikan aku Chappy setelah ini!"
"OK! Sebahagiamulah" Ichigo pasrah.
"Yeyyy!"
*Kembali ke Kota Surakarta*
Keesokan harinya Nita dan teman-teman seperjuangan berangkat lebih pagi agar kejadian kemarin tidak teulang lagi. Setelah sampai di kelasnya dia malah dipanggil ke ruang kepala sekolah katanya ada keperluan penting yang harus dibicarakan. Nita menyetujuinya dan saat ini dia sudah sampai di ruangan pamannya itu yang berarti ayahnya Satria sepupunya. Setelah pembicaraan yang begitu panjang dan diwarnai perdebatan sengit dan panjang, akhirnya mau tidak mau dan harus mau ia mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang.
"Kenapa harus aku, Paman?"
"Karena kamu siswi teladan disini, Nita."
"Lalu aku kesana sama siapa, Paman?"
"Sendiri tapi disana ada sepupumu yang tengah kuliah disana jadi jangan khawatir ya."
"Ya, sudahlah. Aku juga ga bisa melawan paman." Nita nampak pasrah
Lalu Nita memutuskan untuk keluar dari ruangan pamannya itu dengan lesu, dan menghampiri teman-temanya yang sudah melesat kekantin duluan. Teman dan sahabatnya tentu heran melihat betapa lesunya sikap Nita saat ini. Waktu terasa cepat sekarang mereka telah berada dibandara Adi Sumarmo bersiap berangkat ke Jakarta lalu terbang ke Jepang. Nita ditemani kakak pertamanya yang kebetulan ada perjalanan bisnis kesana jadi dia tak khawatir nyasar. Pemeriksaan dokumen selesai dan akhirnya lepas landas menuju bandara Soekarno-Hatta dan dilanjutkan ke bandara Narita.
Setelah mengalami berjalanan yang panjang Nita dan Andre kakak pertamanya sampai dikota Tokyo. Kebetulan kota itu sadang musim dingin, Nita merapatkan jaketnya walaupun masih bisa menembus kulitnya. Lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju kota Karakura tidak jauh dari ibukota Jepang tersebut. Tidak menyadari jika kisah cintanya baru akan dimulai di kota ini, karena ada seseorang yang telah merencanakan semua ini terjadi. Jadi, bersiaplah menghadapi yang namanya cinta yang mungkin sedikit rumit.
T.B.C?
Kritik dan saran untuk fic ini selalu di tunggu dan telah mengalami perombakan serta perubahan alur, jika readers menemukan typo bisa memberitahu author melalui PM maupun kotak review.
Review dari para senpai akan menjadi penyemangat author untuk kelanjutan fic ini.
Mohon maaf bila kurang berkenan :D
See you next chapter..!
Sign,
Syabyaku
