BODY

.

.

Park Chanyeol & Byun Baekhyun

with

Other Cast

.

.

M

.

.

YAOI

.

- ChanBaek -

.

.

.

Wanita-wanita itu berdiri sejajar dan rapi dengan pose tubuh yang sama, Kedua tangan yang diletakkan di pinggang mereka dan kaki yang menyilang, serta senyum menawan yang mereka perlihatkan. Tubuh bak boneka mereka tak lupa menjadi daya tariknya. Wajah dengan paras cantik itu pas sekali dibumbui oleh senyuman. Wanita-wanita itu sebenarnya mereka sedang bersaing satu sama lain untuk memenangkan sebuah tawaran menarik sebagai model disalah satu perusahaan YKGK Fashion. yang bergerak di bidang pakaian wanita dan pria. Pasalnya Perusahaan ini sedang membutuhkan seorang Wanita untuk dijadikan Model dalam Produk Baru mereka. Yang akan segera diluncurkan secepatnya.

Seorang Pria berambut warna merah panas terlihat meneliti wanita itu satu persatu dengan tatapan yang mengintimidasi. Ia duduk dengan tautan tangan yang menyatu. Tatapan milik pria itu terlihat panas itulah yang sekiranya berada di dalam pikiran milik para calon model itu.

"Taehyun, aku sudah memilih." Suara berat milik Pria berambut merah ini membuat seluruh orang yang berada didalam ruangan bernuansa Hitam itu menegang. Jangan lupakan para model pun juga merasakannya.

Pria yang dipanggil Taehyun tersebut menelan jakunnya kedalam, sedikit menahan nafas sebelum menghembuskannya keluar.

"Baiklah, aku akan membawanya untuk menjalani masa Trainee, Tolong sebutkan saja wanita terpilih itu ." Taehyun mulai bersiap-siap untuk menghampiri jajaran model wanita itu, sebelum suara berat menghentikannya.

"Kau bisa membawa mereka semua keluar-" sebut saja, tidak melanjutkan ucapannya, karna ia tengah meminum cairan berwarna putih bening dari gelas kaca mahal yang berada didalam genggaman tangan kirinya.

"-Karna aku tidak menginginkan mereka." Pria bermarga Park itu berdiri dari kursi kuasanya dan berjalan keluar. diakhiri hentakan keras dari bantingan pintu.

Taehyun melihat Pria itu keluar, sayup-sayup dia mendengar suara para model wanita itu menggerutu. Ia membulatkan mulutnya. dan segera tersadar kemudian bahwa pikirannya menyadarkannya untuk segera menyusul atasannya. sebelum ia benar-benar pergi, Taehyun membungkukkan tubuhnya untuk mewakili atasannya. Meminta maaf.

.

.

.

"Aku tidak menyukai mereka." Taehyun menundukkan wajahnya penuh, takut akan suara berat dan dalam milik atasannya.

"Maafkan, Teamku . Mereka tidak mencari Model wanita dengan kriteria yang kau inginkan." Taehyun melirik Atasannya yang sedang menatapnya tajam. Taehyun semakin menundukkan wajahnya. merasa takut akan tatapan mata tajam itu.

"Kau sadar apa yang telah kau lakukan berserta Team-mu?" Taehyun tidak menjawab apapun selain anggukan kepalanya.

"Aku menginginkan seorang Model Wanita yang mempunyai tinggi 165cm dengan tubuh kecil yang memiliki tatapan polos tapi ia bisa menunjukkan sisi liarnya yang membuat para wanita iri dan pria merasa tergoda. Apa kau tidak mengingat ucapanku Taehyun-ssi?" Pria berambut merah itu menggeram kesal atas ulah dari asistennya.

"A..aku minta maaf ." Taehyun merasakan tubuhnya gemetar sepenuhnya.

itu tidak menjawab apapun selain memijit sedikit pangkal hidung mancungnya. Ia tidak menyukai kesalahan, walaupun itu hanya sedikit. Dan asistennya baru saja melakukan hal itu padanya. benar-benar sial hari ini.

"Chanyeol aku membawakan mu sebuah-Oh. apa aku menganggu?" Tanpa mengetuk pintu seorang wanita memasuki ruangan kerja itu. Ia menyengir lebar, dan memasuki ruangan berwarna dominan putih itu lebih dalam.

Chanyeol atau itu terdiam melihat kedatangan Wanita berbaju ketat hitam itu didalam ruangannya.

"Apa yang kau lakukan?" Chanyeol bertanya dengan tatapan yang menghunus tajam.

"Katakan dulu apa aku menganggu kalian?" Wanita itu tengah mencoba memancing kemarahan Chanyeol yang sedang dalam keadaaan tidak baik.

" . .Menganggu!" Chanyeol menatapnya menantang dengan dagu yang diangkat, angkuh.

"Yasudah karna aku menganggu kalian, lebih baik aku pergi saja." Wanita itu berbalik, menepuk-nepuk telapak tangannya seakan-akan disana tertempel oleh debu dan kotoran.

"Jangan main-main denganku Kwon Yuri!" Gertakkan dari chanyeol, membuat Wanita yang Bernama lengkap Kwon Yuri itu menyeringai puas.

Yuri membalikkan tubuhnya dan menghadap kearah Taehyun yang memang berdiri disampingnya yang hanya berjarak beberapa meter saja.

"Bisa kau tinggalkan kami berdua, Taehyun-ssi?" Taehyun yang tadinya sedang melongo kebingungan, langsung saja segera mengangguk dan pamit undur diri.

"Nah, sekarang hanya tinggal kau dan aku, ." Yuri tersenyum penuh makna, namun chanyeol hanya memandangnya datar.

.

.

.

"Kau terlihat stress, Taehyun-ah. apa ada masalah?" Taehyun mengangkat wajahnya yang terbaring lemas diatas mini bar Caffe milik temannya, yang barusan saja menanyakan keadaannya.

"Hum, seperti yang kau lihat Baek." Lelaki bersurai Pinkeu itu tertawa lepas mendengar keluhan dari temannya.

"Jelek sekali."

"Aku sedang dalam mood yang kurang baik Baekhyun-ah." Taehyun meremas rambut belah tengahnya dengan sangat frustasi.

"Kau bisa cerita padaku Tae, kau mau kopi, teh, susu atau-"

"Aku akan mati baek, kau dengar aku akan mati." Taehyun tiba-tiba saja bangkit dan menggebrak meja mini bar tepat dihadapan temannya.

"Katakan pada ibuku dan adikku, aku meminta maaf, dan belum bisa membawa kan suami baru untuk ibuku." Taehyun terlihat murung, mungkin jika dikomik-komik maka gambaran Taehyun adalah keputusasaan yang dikelilingi warna ungu padam.

Lelaki bersurai Pink itu berdecak dan berkacak pinggang.

"Tidak masuk akal. Kalau mau mati, mati saja. Tapi aku tidak akan menyampaikan pesanmu untuk ibu dan adikmu."

"Aku harus bagaimana Baekhyun-ah?" Taehyun kembali menenggelamkan wajahnya dimeja bar mini itu.

"Minumlah, kuharap bisa mengurangi rasa lelahmu akan hidupmu, sementara itu aku akan melayani pembeli dulu." Baekhyun beranjak pergi melayani pemesan yang ingin membeli minuman.

"Aku benar-benar akan mati." Taehyun menghembuskan nafasnya lirih, dan mulai meminum teh hijau pemberian Baekhyun.

Ia mengamati Baekhyun di saat temannya itu sedang melayani pembeli dan mulai meracik minuman sesuai pesanan. Sangat terampil. Tangan baekhyun yang seperti perempuan disertai jari-jarinya yang lentik berkerja dengan baik. pantas saja teh yang selalu disediakan untuknya selalu enak dan pas. Taehyun merasa sedikit segar hanya meminum Teh beraroma mint yang dibuat baekhyun untuknya.

Andai saja Baekhyun perempuan, pasti Taehyun akan menyukainya. Wajahnya yang polos namun memikat, mata sipit nan kecil yang menarik seseorang jika melihatnya, disertai bibir kecil merah delimanya pasti membuat seseorang ingin merasakan rasa bibir itu.

Tunggu- Baekhyun. Perempuan? Taehyun seperti merasakan suatu

bayangan disertai suara berat datang kedalam pikirannya. Seperti menghasut jiwanya.

"Aku menginginkan seorang Model Wanita yang mempunyai tinggi 165cm dengan tubuh kecil yang memiliki tatapan polos tapi ia bisa menunjukkan sisi liarnya yang membuat para wanita iri dan pria merasa tergoda. Apa kau tidak mengingat ucapanku Taehyun-ssi?"

Seketika saja Taehyun merasa mendapatkan jiwanya kembali.

"Apa sekarang kau sudah gila Taehyun-ssi?"

"Aha! Byun, kau membantuku." Taehyun berbinar-binar sambil menyandung kecil.

"Kurasa kau benar-benar sudah gila." Baekhyun mengangkat bahunya, tak peduli. Fokus membersihkan meja mini barnya.

Sementara Taehyun kini menari tidak jelas dengan badan yang digoyangkan kekanan dan kekirinya sembari memejamkan kedua matanya.

Mungkin benar yang Baekhyun katakan, Bahwa Taehyun sudah gila.

Seram sekali efeknya~

.

.

.

"Aku membawa desain ini, desain untuk Musim Semi." Yuri menunjukkan hasil desainnya yang tergambar dibeberapa kertas.

"Berapa lama jadinya?" Chanyeol mengguncang-guncang kakinya yang kini menyilang diatas kursinya.

"Kau tidak melihatnya terlebih dahulu?" Yuri merenggut kecil.

"Aku yakin hasil rancanganmu memuaskan ku Yuri." Chanyeol mengusap bibir bawahnya dan menatap Yuri dalam.

"Jangan menggoda Chanyeol, dasar orang aneh." Yuri meringis kecil melihat aksi Chanyeol yang tengah menggodanya.

"Aku tak berniat denganmu untuk kau bawa ke ranjang king sizemu." Yuri merapihkan hasil desainnya dengan cekatan.

Chanyeol mengangkat salah satu alisnya, semakin menggoda. Tapi Yuri tidak menghiraukannya.

"Kau sudah mendapatkan modelnya?" Yuri bertanya dengan penasaran.

Seketika saja Chanyeol mendecih, "Belum." Memang kenyataannya.

Yuri menautkan kedua alisnya pertanda bingung.

"Setau ku kau mengadakan pertemuan dengan para model hari ini."

"Tapi tidak ada satupun kriteria yang terlihat pada mereka semua." Chanyeol berdiri dari kursi penuh kuasanya dan mengambil minuman berwarna merah darah namun gelap ia pun segera menenguknya perlahan.

Tatapan chanyeol menjadi tajam dan dingin setelah meneguk minumannya.

"Dia melakukan kesalahan dan aku tidak menyukainya." Yuri merasakan aura mencekam diruangan itu.

.

.

.

"Baekhyun kau manis sekali pagi hari ini."

"berhentilah mengangguku Taehyun-ah." Baekhyun mengertak kecil Taehyun karna pria itu menganggu aktifitas paginya.

"Kenapa kau tidak berkerja?" Baekhyun bertanya pada Taehyun, mendengarnya Taehyun memasang raut wajah cemberut.

"Aku takut baekhyun-ah. takut sekali.."

"Apa yang kau takutkan?" Baekhyun melanjutkan mengepel lantai dari sisi ke sisi Cafetaria -nya.

"Bosku, ." Baekhyun menghentikan aksi mengepel lantainya.

"Kenapa?" Sambil memegangi pinggangnya dengan miring.

"Aku membuat kesalahan," "apa yang harus kulakukan?" Taehyun membuat lingkaran dipinggiran gelas kopi miliknya.

"Jika kau ada masalah seharusnya kau menghadapinya, tidak jantan sekali sih dirimu itu." Baekhyun membawa tongkat pelnya ke arah gudang.

Taehyun mengerutkan bibirnya dan memilih tidak berbicara apapun.

"Kau mau sarapan?" Baekhyun telah kembali dan kini ia tengah berada didalam meja mini barnya sedang mempersiapkan segala bahan untuk minumannya.

"Kurasa aku akan kantor saja baek." Baekhyun menatapnya dengan tatapan - apa kau serius? -.

Taehyun mengangguk kecil sedikit tidak yakin, Ia bangkit dari tempat duduknya.

"Terima kasih untuk kopinya Byun, aku akan kemari lagi nanti." Taehyun meninggalkan baekhyun, baekhyun melihatnya dan sedikit termenung. mengkhawatirkan Taehyun. Namun, baekhyun berharap semua akan baik-baik saja untuknya, temannya.

Setelah tersadar ia kembali sibuk merapihkan gelas, bahan-bahan, dan lainnya. Baekhyun mengerjakan perkerjaan dengan santai.

"Maaf kami belum membuka caff-"

"Jadi..kau yang membuat assistenku telat?"

Baekhyun terdiam sebelum mengangkat wajahnya. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Taehyun dengan tangan yang tertaut didepan tubuhnya disertai wajah yang menunduk ketakutan. Keringat Taehyun yang mulai mengucur bisa dilihat Baekhyun. Wajah putihnya mulai memerah marah. Baekhyun tidak terima melihat temannya diperlakukan seperti itu. Ia melihat pria berambut merah dengan tatapan. - aku membenci mu-.

Pria itu, Chanyeol. Menyeringai kejam.

"Berani sekali kau menatapku." Mengangkat dagunya ke atas, angkuh.

.

.

.

TBC

(Tytid Baekhyun Cantik).

Hai~

Kritik dan saran diterima.