Myao! Ini fic keduaku yang bercerita tentang LukaPo, pairing yang menurutku paling serasi baik di penampilan duet maupun kalau dipandang melalui fanart-fanart yang ada. Juga menampilkan tokoh yang juga 'diperankan' oleh Luka, yaitu our cutie Toeto-chan, sebagai youkai.. (belum apa-apa udah dilempar pake topi kucingnya =w=)
Udah ngayalnya, ini ceritanyaa~! Enjoy~
Notes: {…} : Toeto's flashback
Youkai's Lovely Case- Chapter 1
Tep tep tep..
Langkah kaki yang mungil berbisik di kegelapan malam. Seorang gadis kecil berjalan terburu-buru, sesekali membetulkan letak topi kucing di atas kepalanya. Rambutnya yang berwarna merah muda padam melambai-lambai mengikuti gerak kakinya yang lincah, menapaki jalanan tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Lalu ia sampai ke sebuah tempat, di mana ia menemukan sebuah pohon besar. Gadis itu tersenyum, dengan ekspresi 'ini-dia-yang-kucari!'. Tiba-tiba dari tangannya muncul cakar-cakar tajam, lalu ia menggali tanah di dekat pohon besar itu. Gerakan cakarnya terhenti beberapa saat kemudian, saat dia menemukan sebuah kotak kecil di bawah lubang besar yang ia gali. Senyumnya makin lebar, seiring dengan cakar-cakar yang menghilang dari tangannya. Perlahan ia meraih kotak tersebut, lalu membukanya. Sebuah foto tersembul dari dalamnya. Gadis itu mulai meneteskan air mata. Tangan mungilnya mengambil foto tersebut dan membawanya dalam dekapannya. Bibirnya yang mungil bergetar.
"Gakkun.."
Pagi harinya, di sekolah..
"Huuuuaaaaahhhhhmmm…"
"Ssssttt.. Luka!" seorang gadis berambut biru mengguncang-guncang bahu teman sebangkunya. Rambutnya yang dikuncir dua melambai-lambai, menandakan betapa hebohnya guncangan itu.
"Iya iyaaa.. aku belum tidur, aku nggak tidur.." gumam temannya itu. Ia menyibak rambut merah mudanya, lalu mengambil pita rambut dari dalam tasnya dan mengikat rambutnya yang panjang itu.
"Pasti begadang lagi ya?" tebak gadis berambut biru itu.
"Iya, belajar," sahut gadis yang dipanggil Luka oleh si rambut biru, Miku, tersebut.
"Luka demen belajar ya, iri deh sama Luka! Udah pinter, cantik, tapi sayang.." Miku mencuri-curi pandang ke arah guru mereka, agar kegiatan mengobrol mereka tidak terhenti secara paksa.
"Apa?" Luka kembali menekuni buku di hadapannya.
"Luka itu…"
TTTEEEEEEEEEEEEEEEEEEEETTTTT…!
Bel istirahat berbunyi. Kalimat Miku yang terputus digantikan oleh keriuhan murid-murid yang sudah tak sabar ingin menikmati jam istirahat yang dirasa tak terlalu lama. Luka mendekap beberapa buku dari dalam tasnya dan berjalan ringan ke tempat favoritnya, perpustakaan sekolah.
Megurine Luka memang adalah gadis yang cantik, pandai, sekaligus penuh misteri. Ia termasuk anak yang pendiam. Ia tidak suka berada di tengah keributan, dan sekilas terlihat tidak terlalu mempedulikan lingkungan sekitarnya. Ia juga..
BRUUUUUKKKK…!
"Aww!"
Luka menatap buku-bukunya yang jatuh berserakan di bawah lantai koridor sekolah. Sementara orang yang tadi menabraknya memperhatikan makhluk yang ditabraknya. Setelah ia mengetahui bahwa ia menabrak seorang Megurine Luka, ia mengulurkan tangannya.
"Sini kubantu berdiri," sahut orang itu.
Luka tidak menghiraukan uluran tangan orang itu. Ia sibuk mengatur buku-bukunya yang berjatuhan kembali ke dalam dekapannya.
"Bisa tidak kau tidak lari-lari seperti anak kecil?" Luka tersenyum masam. Orang itu hanya meringis.
"Sori deh Luka, aku nggak sengaja! Serius deh! Aku.."
"Gakupoooooo…!"
Seorang gadis berambut hijau berlari-lari ke arah mereka berdua. Gakupo, orang yang tadi menabrak Luka itu menoleh ke arahnya.
"Gumi-chan! Wah, sayang sekali, aku yang menang," Gakupo menjentikkan jarinya.
Gumi mengerucutkan bibir. Luka hanya mendengus.
"Curang! Lain kali aku yang akan menang!" pekik Gumi, si rambut hijau.
"Haha, ayo, aku yang traktir deh, kasian kau, sudah capek-capek kalah.." Gakupo meraih tangan Gumi dan menggandengnya menuju kantin, meninggalkan Luka yang hanya terbengong.
Kok bisa ada orang seperti itu, ya? batin Luka heran.
Sementara itu, ia tidak menyadari ada sepasang mata merah muda padam yang memperhatikannya dari balik tembok.
{"Eh, Toeto-chan!"
"Eee.. Etto.. Ada apa, Gakkun..?"
"Sini! Kita main yuk?"
"A..aduuhh.. a.. aku.. aku.."
"Gakupo!"
"Eh, iya iya aku ke sana! Nanti aja kita mainnya ya, Toeto!"
"Gakkun.."}
Di rumah..
"Hoi Luka.." panggil abangnya, Luki.
"Apaan sih.." yang dipanggil menjawab dengan malas.
"Mukamu makin lama makin jelek aja," ledek Luki. Yang diledek hanya tersenyum masam. Ia siap mengguyur Luki dengan segelas air putih yang sekarang ada di tangannya kalau Luki meledeknya lagi.
"Terserah Abang deh," Luka meneguk air putihnya, kemudian menaruh gelasnya di atas meja.
"Oh iya, gimana kabar si xxx? Baikkah?" Luki menyebutkan nama seorang laki-laki. Wajah Luka memerah.
"Berisik," Luka membanting pintu kamarnya, lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur.
Kenapa jadi nama itu sih yang aku dengar lagi? Aku nggak mau mikirin itu dulu! dumel Luka.
Dia beranjak dari tempat tidurnya menuju meja belajar. Lalu membuka buku kumpulan soal IPA dan mengerjakannya penuh konsentrasi. Baginya, ini adalah pelariannya dari setiap masalah yang mengganggunya. Setiap soal akan mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang kurang ingin ia pikirkan.
Mata merah muda padam itu bersinar lagi di balik jendela kamarnya. Ia merinding tiba-tiba. Ia merasa angin malam menyembur terlalu kencang dari ventilasi di kamarnya itu, jadi Luka beranjak dengan malas menutup jendela itu, tapi ia terkejut saat melihat sesosok gadis kecil dengan topi kucing hampir menutupi matanya tengah duduk manis di samping tempat tidur Luka.
"Si..siapa kau?" tanya Luka, berusaha menenangkan dirinya.
"Kakak Luka..?" makhluk itu balas bertanya.
Luka menjulurkan tangannya untuk menyentuh makhluk itu, tapi tiba-tiba ia menghilang. Luka menjadi bingung.
"Etto, ini Kakak Luka, kan?" Luka sedikit tersentak saat merasakan ujung gaun malamnya ditarik-tarik gadis kecil itu.
"Dari mana kau bisa..?" Luka mulai ketakutan, tapi tetap berusaha mengendalikan dirinya.
"E..etto.. Kakak, aku mau minta bantuan.."
Pintu kamar Luka terbuka. Gadis itu buru-buru melenyapkan diri.
"Luka, ada orang? Tamu ya? Siapa tuh?" Luki memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan.
"Ahm, nggak apa kok, 'Bang. Bukan apa-apa," Luka kembali duduk di atas kursi belajarnya dan pura-pura menekuni bukunya. Luki tersenyum khawatir sebelum ia menutup pintu kamar adik bungsunya.
"Kakak.." gadis itu muncul dari dalam lemari pakaian Luka.
Ia berusaha untuk tidak memikirkan gadis kecil menakutkan itu. Tabah Luka, tabah! Pura-pura saja kalau gadis itu tak ada, pura-pura..
"Kakak Luka.." gadis itu bergumam lirih.
Luka berusaha mempertahankan posisi diamnya.
"Kakak.." gadis itu mulai terisak. Takut isakan ini akan menimbulkan keributan, Luka cepat-cepat menutup mulut gadis kecil itu.
"Ssstt..! Nanti ketahuan!" bisik Luka was-was. Gadis itu mengangguk lemah. Luka melepaskan gadis yang langsung berlari ke arah tempat tidur Luka dan menduduki bagian tepinya.
"Jadi, sebenarnya siapa kau dan apa maksud kedatanganmu?" tanya Luka.
"Na.. namaku.. Toeto.." sahutnya lemah.
"Dan maksud kedatanganmu..?" tanya Luka pelan agar tak terdengar.
Toeto terdiam sejenak. Ia membetulkan letak topi kucingnya sehingga sebagian matanya tampak tenggelam. Luka menanti jawabannya dengan sabar.
"E.. etto.." Toeto tertunduk.
"Ada apa?" Luka memandang gadis kecil di hadapannya dengan tatapan bingung.
"Etto.. bisakah Kakak mencintai Gakkun untukku?"
Yak! Segini dulu..
Nanti akan aku lanjutkan kalau sudah ketemu ide lagi heheheheheheee.. –gamparakubolehkok-
Mohon bantuannya yaa..! :D
