Antara Sasuke, Danau, dan Hamil...
Disclaimer by Masashi Kishimoto
Warning: OOC, AU, Mpreg, Yaoi/Sho-ai/BL, typo, lime, lemon, 17+, nggak disarankan untuk anak-anak, fanfic rating M pertama, jadi mohon bantuannya... Dont like dont read, and dont flame..
XxXxXxXxX
Enjoy all...
XxXxXxXxX
Siang ini, matahari sudah bertengger manis menerangi langit perbatasan Konoha dan Otogakure tepat diatas kepala. Burung dan serangga hutan sedang sibuk untuk membuat nyanyian-nyanyian yang menenangkan telinga. Tapi, diantara suara-suara itu, ada suara lain yang terdengar tidak wajar. Seperti mendesah, merintih, dan erangan, terkesan erotis saat suara itu bersatu dengan nafas yang terdengar memburu.
"Nejiii..Mmmp..hhh.." suara indah nan menggoda itu meluncur perlahan dari bibir mungil seorang Uchiha muda bernama Sasuke. Ia meremas rumput hijau dibawahnya saat orang yang ia panggil Neji sedang bermain dengan dengan benda miliknya.
"Ennng..ahh...aah.." desahnya makin menjadi saat Neji makin memepercepat ritme permainannya. Membuat Sasuke, menggelinjang dan menegang, apalagi saat ia mencapai tingkat kenikmatan tertingginya, yang mampu mengajaknya melayang menembus surga dunia.
"Akh.. Neji..Neji..Ne-akh..Ennng..." Sasuke merintih, saat tubuhnya dikoyak oleh sesuatu yang besar. Memaksanya untuk berteriak, dan menitikan airmata saat benda Neji itu menembusnya, dan menyentuh titik kenikmatannya.
"Aku..mau..akh.." Sasuke menegang, itu pertanda jika surga dunia akan segera ia datangi.
"Tahan..seben..tar..Sassuke.." Neji yang merasa dirinya dihimpit oleh liang Sasuke hanya dapat mempercepat tempo permainannya. Tidak peduli pada peluh mereka yang sudah menyatu, tidak peduli pada sekitar yang memandang jijik padanya dan Sasuke. Karena dunia, milik keduanya sekarang.
"ARRRRGH...NE-JI..AAAKH.." Sasuke mengejang dan menyemprotkan sarinya ke atas rumput, perut dan lengan Neji, juga perutnya sendiri. Mencapai dunia putih bersih yang selalu ia datangi tiap ia bercinta dengan pria bernama Neji Hyuuga.
"Ukh..Sassuke.." semenit kemudian, Neji juga mencapai dunia itu.
"Ahh...ahh..." Sasuke membuka matanya yang masih dipenuhi oleh jutaan bintang. Lalu ia memiringkan kepalanya, menatap Neji yang sudah ambruk disebelahnya.
Dengan nafas yang masih terdengar memburu, Sasuke berujar, "Neji.." desisnya.
"Kau mau tidur atau kita melanjutkan perjalanan?" balas Neji sambil mengusap peluh di wajah putih Sasuke.
"Aku..mau mandi dulu.." jawaban Sasuke yang terdengar seperti desahan.
Neji menangguk paham, diraihnya kedua tangan Sasuke dan membantunya untuk duduk dan berdiri, tentu saja setelah ia terlebih dahulu bangkit dari posisinya semula.
"Mau aku bantu?" tanya Neji saat retinanya menangkap wajah manis Sasuke yang terlihat kesakitan.
"Ti-tidak perlu..".
"Kau yakin?" ulang Neji.
Sasuke mengangguk, lalu ia berjalan menjahui Neji menuju danau yang berjarak 10 meter dari tempat keduanya sekarang. Meski langkahnya terlihat tertatih saat itu.
"Dasar, keras kepala?" gumam Neji saat melihat Ukenya itu meninggalkannya.
.
.
.
Angin sepoi menembus kulit putih Sasuke yang terekspos. Rumput hijau yang dihiasi oleh warna-warni bunga mawar membuat hati Sasuke tenang. Dengan langkah yang agak menyeret, Sasuke membasuh mukanya dengan air danau yang jernih. Haus. Iapun memutuskan untuk meminum beberapa teguk dari air itu. Setelah melepas dahaga, Sasuke membuka resteleting celanannya dan segera menanggalkannya. Tanpa pikir panjang, ia langsung menceburkan diri ke dalam danau.
"Hangat.." pikir Sasuke. Ia pun membasahi sekujur tubuhnya dengan air danau itu. Merasa nyaman dan rileks karena kehangatan dan aroma wangi bunga mawar yang menyapa hidungnya, Sasukepun menyandarkan dirinya di tepi danau sambil memejamkan mata. Sepoi angin yang terasa hangat, mengantarkannya untuk menembus dunia mimpi.
.
.
.
Sore menjelang, Sasuke perlahan membuka matanya, menyadari jika matahari mulai merosot masuk ke peraduannya, ia segera keluar dari danau, memakai pakaiannya, dan kembali ke tempat Neji yang sudah menunggunya terlalu lama. Sreek Neji langsung menengok ke belakang begitu mendengar suara gemerisik dedaunan.
"Sasuke? Kau lama sekali? Aku pikir kau tersesat?" tanya Neji yang waktu itu melihat sosok kekasihnya sedang berjalan mendekatinya.
"Kau lupa kalau aku ini seorang Shinobi?" balas Sasuke.
Neji tersenyum hambar.
Sasuke berjalan ke arah Neji, tapi langkahnya terhenti saat ia merasa pusing, dan.. pandangan yang mulai berputar. Mencoba menghiraukannya, Sasuke tetap mengayunkan kakinya mendekati pada Semenya. Namun, kepalanya terasa makin berat, pandangannya semakin kabur. Dan akhirnya, tubuh itu limbung lalu jatuh ke tanah.
"Sasuke!" Neji yang panik karena melihat Ukenya tak sadarkan diri, segera mendekatinya dan membopong tubuh ringkih itu masuk ke dalam tenda.
"Sasuke kau kenapa?" Neji menepuk pipi Sasuke pelan, lalu menaruh telapak tangannya di kening Sasuke. "Tidak demam? Lalu, kenapa Sasuke pingsan?" Neji bertanya pada dirinya sendiri. Kelelahan, akhirnya Neji mengambil kesimpulan begitu. Diselimutinya tubuh Sasuke. Karena hari mulai malam, ia pun jatuh tertidur bersama Sasuke.
.
.
.
Hampir tengah malam saat terdengar suara rintihan dari bibir Sasuke, ia meramas selimut yang membalut badannya, peluh juga bercucuran dari seluruh tubuhnya.
"Panas..panas..ahh..Nejiii.." desah Sasuke itu membuat Neji yang sedang tidur jadi terbangun. Ia segera bangkit, dan menepuk pipi Sasuke yang sepertinya sedang mengigau itu.
"Bangun Sasuke! Kau kenapa?" Neji mulai panik.
Bola mata black pearl itu mulai menampakkan cahayanya, "Neji..panas, panass.. sentuh, sentuh aku Neji! Sekarang.." Sasuke menyibak selimutnya lalu disusul pakaiannya yang memang sangat mudah untuk dilepas. "Panas..sentuh! Neji..kumohon.." pinta Sasuke disela nafasnya yang memburu.
Neji keheranan, "A-apa maksudmu?" tanyanya.
Sasuke meraih pergelanganan tangan Neji, lalu menaruhnya di dadanya sendiri, "Sentuh..aku, Neji!.." ulangnya lagi.
Neji yang awalnya bingung dengan sikap aneh Sasuke itu akhir menurutinya, lagipula untuk apa seorang Neji Hyuuga menolak 'memanja' seorang Sasuke Uchiha yang memang sempurna itu. Neji menundukkan dirinya, mendekatkan wajahnya ke wajah lembab Sasuke, "Baik Sasuke, aku turuti apa maumu.." ucapnya sebelum mencium bibir Sasuke yang hangat.
menjilatnya, lalu menggigitnya kecil.
"Nnng.." Sasuke membuka mulutnya, tanpa pikir panjang Neji segera menyusupkan lidahnya yang cekatan untuk menyapa lidah kesepian Sasuke. Saling bergulat dan bertukar saliva cukup lama. Dengan lidahnya, Neji menyapu rongga lembab Sasuke, mengabsen deretan putih gigi Sasuke, terus begitu dengan waktu yang lumayan lama.
"Emmmh..ahh..ahh..akh" tak butuh waktu lama bagi Neji untuk membiarkan Sasuke santai, meski hanya sedetik. Puas memanja mulut Sasuke, lidahnya kini mulai menjilat perpotongan leher Sasuke tidak peduli pada peluh yang membasahinya. Sasuke memiringkan kepalanya, memberi akses untuk Neji agar lebih mudah.
"Cepat..sentuh!.." komando Sasuke. Seringai tergurat diwajah tampan Neji, kini ia mulai menjilat, mengigit dan menghisap leher Sasuke, meninggalkan kissmark yang cukup banyak untuk mengingatkan keduanya. Sementara kedua tangan cekatan Neji sedang meremas tonjolan didada Sasuke yang mengeras.
"Nnghh..ahh..Neji.." desah Sasuke sambil mengalungkan lengannya dileher Neji. "Akh..Nejiii.." Lidah terlatih itu kini, turun ke bawah, memainkan puting Sasuke, menjilat, menggigit dan menghisapnya. Tangan kirinya memilin tonjolan yang satunya, tidak mau membiarkannya kosong, sedangkan tangan kanannya sedang memijat milik Sasuke yang sudah tegak menantang.
"Arrgh..ennghh..ahh.." setelah memperlakukan puting yang satunya dengan perlakuan yang sama, Neji kini mulai memainkan milik Sasuke. Menjilatinya, lalu mengulumnya sebagian.
"Ahh..lebih.. aku mau lebih..akh..emmh.." Sasuke mendesah dan merinti saat rongga hangat Neji meraup seluruh miliknya lalu menggigit ujung yang mulai basah oleh saliva dan cairan Sasuke yang mulai sedikit keluar. "Lebih..aah..cepatt.." desis Sasuke sambil meremas rambut coklat Neji yang tergerai dan sedikit basah karena keringat. Neji mengiyakan permintaan Sasuke, ia makin cepat memaju mundurkan kepalanya.
"AKH..NEJI..ARRRGH.." Sasuke menjerit tertahan saat Neji menghalangi jalan keluar Sasuke dengan lidahnya. Neji kembali menyeringai saat ia melihat tubuh itu bergetar memohon.
"Ennng..akh..NejiNejiNeji!..aaakh.." dunia yang putih tanpa noda itu kembali didatangi oleh Sasuke begitu Neji melepaskannya, membiarkannya mencapai klimaks yang kedua.
"Kau memang luar biasa Sasuke-chan," Neji tersenyum licik setelah menelan habis cairan Sasuke.
Melihat Sasukenya tersengal mencari oksigen, tanpa peringatan ia kembali menawan bibir Sasuke dalam sebuah ciuman yang menuntut, sedangkan tangannya memanja kejantanan Sasuke yang masih basah oleh saliva.
"Akh..Neji.." Sasuke merintih saat jari kedua Neji menembus lubangnya. Disusul jari ketiga yang membuatnya harus merelakan butir airmata jatuh.
Neji kembali menawan bibir mungil itu, menenangkan Sasuke agar Ukenya itu melupakan rasa sakit yang ia alami. Setelah Sasuke mulai tenang, perlahan Neji membuat gerakan-gerakan zig-zag di dalam tubuh Sasuke, berusaha mencari titik kenikmatannya.
"Ennng..akh..Neji..ahh.." Sasuke menggelinjang saat Neji menyentuh dinding kenikmatanya. Neji kembali menyeringai dan terus memainkan titik itu, hingga membuat Sasuke kembali menegang dan menyerukan namanya.
"Nejiiii..Akh..ARRRRGH..." baru saja Sasuke melepas hasrat yang daritadi ia tahan, Neji langsung menembus lubang Sasuke dengan benda miliknya setelah mengeluarkan ketiga jemarinya.
"Emmm..Sassuke.." desis Neji saat milikya dihimpit oleh Sasuke.
"akh..lebih..cepat..ennng..." desah Sasuke memohon. Neji mengangguk paham, ia menarik sedikit kejantanannya dan mengentakkannya, hingga membuat seluruh miliknya masuk dalam lubang Sasuke. Ia menggerakan miliknya dengan tempo lebih cepat, hingga beberapa kali menyentuh titik Sasuke.
"ahh..NejiNejiNejiiii..."seperti mantra, nama 'Neji'lah yang sedaritadi ia ucapkan.
"Sasuke...mmmh.." desah Neji sambil meremas milik Sasuke yang basah oleh cairannya sendiri. Dinding sempit Sasuke membuatnya nikmat.
"Neji..nnng...akh..Ne..NEJIIIII" Sasuke meneriakkan nama itu sambil menyemprotkan sarinya ke tangan dan perut Neji. Putih, dunia itu kembali menyergapinya. Rasanya, ia tidak sanggup lagi untuk tidak menghitung jutaan bintang dikelopak matanya.
"Ugh..Sasuke..." Neji menyusulnya, melepaskan sarinya di dalam tubuh Sasuke. Bersama, keduanya menembus surga dunia yang penuh dengan kenikmatan. Perlahan dan dengan sisa tenaga yang ada, Neji menarik kembali dirinya, keluar dari lubang sempit Sasuke.
"Nejiii..aah..aku masih mau..sentuh, aku lagi..aah!" pinta Sasuke disela nafasnya yang memburu.
Neji menggeleng, "Tidak sekarang Sasuke...".
Sedikit kecewa, karena Neji menolak untuk kembali memanjanya, tapi tidak lama begitu Neji menarik pinggangnya agar tidak ada jarak lagi diantara mereka, membiarkan peluh mereka menyatu, sama seperti pemiliknya.
"Tidurlah.." gumam Neji.
Sasuke menggeleng.
"Dasar keras kepala," ucapan Neji itu menggatung di udara saat tanpa aba-aba, Sasuke meraih bibirnya berusaha menginvasinya, walau gagal. Neji mendorong kepala Sasuke, menuntut ciuman yang lebih dalam lagi, mengadu lidah cekatan itu untuk kesekian kalinya. Cukup lama. Neji memandang mata hitam Sasuke yang sedang menatapnya, dan makin memperdalam ciuman panas itu. Tapi, pandangan Sasuke makin terlihat memburam, berat rasanya untuk terus lama-lama menatap Neji. Dan akhirnya, ia memejamkan matanya. Neji yang menyadari hal itu, langsung melepas ciuman mereka, membiarkan benang saliva yang menghubungkan keduanya putus dengan sendirinya. Neji menjatuhkan kepala Sasuke, dan berkata, "Selamat tidur, Sasuke-chan," bisiknya sesaat setelah menarik selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya.
xXxXxXxXx
Neji's POV
Mentari menyapa kami dengan kehangatannya, aku yang baru selesai membakar ikan yang baru saja kutangkap segera masuk ke dalam tenda untuk membangunkan tuan putri bernama Sasuke Uchiha yang masih lelap didalam sana. Kuelus rambut rambut ravennya, membuat ia menggeliat dan mengerang. Tanpa sadar, hal itu membuat tersenyum, melihat pola Sasuke yang seperti itu membuat makin menyukainya. Onyx mulai terpancar indah, saat ia mulai membuka mata.
"Bangun Sasuke-chan.."
"Enng.. Kepalaku sakit.." rengeknya sambil memegangi kepalanya sendiri.
"Itu karena kau terlalu banyak tidur,".
"Akh..sakitt.." rintihnya saat ia berusaha untuk duduk.
"Itukan karena kau sendiri, tau-tau kau memaksaku untuk 'memanjamu'..".
Sasuke menatapku bingung, "Benarkah?" pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, membuatku bingung.
"Kau lupa? Yang benar saja Sasuke?".
Sasuke tak menjawab, hening cukup lama diantara kami, sampai akhirnya Sasukelah yang bersuara lebih dulu, "Mungkin kau benar, karena aku merasa sakit dibagian bawah sana,".
Aku mengelus kepalanya, "Kau ini.. Oya, mau makan atau mandi dulu?".
"Aku mau mandi dulu, rasanya tubuhku lengket sekali..".
Aku membantunya memakai pakaian dan menuntunnya berjalan keluar tenda. "Mau aku antar?" aku coba menawarkan bantuan.
"Huh, jangan perlakukanku seperti bayi begitu, Ne-ow..sakit..".
Melihat raut kesakitannya membuatku tidak dapat menahan tawaku, lucu sekali ekpresinya itu. Tak berapalama, aku melihat Sasuke berjalan meninggalkanku yang masih setia menatap punggungnya yang sedikit terekpos.
"Keras kepala..".
Neji's POV END...
xXxXxXxXx
Sasuke's POV
Sedikit tertatih aku mengayuhkan kakiku menuju danau yang sama seperti kemarin. Sebenarnya, aku masih tidak percaya telah 'melakukan' itu dengan Neji semalam, atau aku ngelindur? Entahlah, aku bingung. Aku tidak mengingat apapun juga. Begitu sampai, aku langsung duduk ditepian danau, memperhatikan wajah kusutku yang terpantul di air, membasuhnya dan merelakan beberapa tetes air menyapa kerongkonganku.
"Segar.." dengan kedua telapak tanganku aku mengambil air dan meminumnya, membiakan tiap teguknya mengalir di tenggorokanku. Puas melepas dahaga, aku mulai menanggalkan pakaianku, dan menceburkan diri ke dalam. Hangat, dan nyaman.. itulah yang aku rasakan. Cukup lama aku berada disana, akupun mengakhiri acaraku, mengibaskan rambutku agar tidak begitu basah, mengeringkan tubuhku lalu memakai kembali pakaianku. Tapi, tiba-tiba sesuatu yang berbulu lewat di dekatku, aku yang kaget langsung meloncat. Karena kurang keseimbangan, akupun jatuh tercebur kedalam danau, memaksaku untuk meneguk air danau itu lagi.
"Ohok..ohok.." aku menyembulkan kepalaku dan menatap ke arah seekor tupai sialan itu. "Menyebalkan, seorang ninja hebat sepertiku tercebur dalam danau karena kaget? Luar biasa?" umpatku.
Dengan sekujur tubuh yang basah kuyup, aku kembali ke tempat Neji. Neji yang melihatku dalam keadaan seperti ini, langsung mengampiriku, menyentuh kepalaku dan menatap khawatir ke arahku..
"Apa yang terjadi Sasuke? Kenapa kau basah kuyup begini?" tanyanya. Sangat ketara sekali kalau dia mengkhawatirkanku.
"Aku.. tidak apa-apa, aku hanya terpeleset dan jatuh ke dalam danau.." aku mengumbar senyum yang sedikit dipaksakan.
"Ceroboh sekali.." Neji mengelus wajahku yang basah.
"Berisik.." rengekku. Tapi..aku merasa pandanganku kembali memudar, pusing. "Sasuke, kau kenapa?" Neji yang menyadari reaksiku mulai panik.
Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, aku merasa semuanya menjadi gelap, dan... aku tidak tau apa yang terjadi padaku selanjutnya. Karena yang dapat aku dengar sebelum hilang kesadarkan sepenuhnya, aku mendengar Neji berseru memanggil namaku...
Sasuke's POV END...
xXxXxXxXx
TBC
xXxXxXxXx
Yai.. selesai juga.. bagaimana? hot tidak? Shi bikin fic ini sambil mimisan, masih nggak percaya kalau Shi bisa bikin fanfic kayak gini.. ya sudahlah, Shi tunggu kritik dan saran dari para senpai sekalian.. inget Shi nggak terima flame..
