THE DEADLY GREEN WORLD
Prolog
Udara dingin menyeruak datang menyergap tubuh mungil Sakura. Kunoichi berbakat itu masih menggeliat dengan nyamannya di balik selimut nya sendiri. Hujan lebat yang kemarin mengguyur Konoha nampak masih setia meninggalkan jejaknya. Dan itu lah kenapa hampir seluruh warga Konoha lebih memilih untuk berlindung di balik selimut nya ketimbang keluar rumah.
Embun masih bertengger di pepohonan asri sepanjang jalan Konoha. Air danau terasa bersuhu 0° celcius. Bahkan ayam pun enggan berkokok lantaran sudah tahu bahwa tidak akan ada yang bangun dengan kokokannya. Matahari masih berusaha mencari celah untuk keluar dari perangkap awan hitam yang menggelora itu. Menyebabkan langit Konoha nampak kelabu. Semakin membuat orang tak ingin keluar rumah saja. Mungkin pikir mereka ini masih petang, tapi siapa sangka kalau hari ini sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi ?
"Astaga!" , ah benar kan ? Tak ada yang menyangka kalau sekarang sudah sesiang itu.
Sakura segera menyingkap selimutnya dengan kasar dan membuangnya ke lantai. Ia langsung mengambil handuk dan perlengkapan mandinya sebelum akhirnya melesat ke kamar mandi. Ia benar-benar lupa hari ini.
Hari ini Tsunade meminta nya datang ke kantor pukul 07.00 pagi. Sudah pasti ada misi kalau begitu. Tapi apa yang dilakukan Sakura seharian kemarin, sampai-sampai lupa bahwa sekarang ada misi dan baru bangun tepat pada jam yang dijanjikan ?
Lima menit kemudian Sakura langsung berganti pakaian dan menyisir rambutnya dengan terburu-buru. Ia tidak peduli kalau rambutnya maish berantakan. Yang jelas, ia harus segera datang ke kantor kalau tidak mau mendengar amukan si monster menyeramkan itu.
ooooOOOOoooo
"Gomen, Tsunade-shisou. Aku terlambat. Aku sungguh minta maaf." , Sakura tidak henti-hentinya membungkuk pada sang Hokage Konoha itu. Sementara Tsunade hanya menopang dagu dengan menguap lebar.
"Aku benar-benar minta maaf, shisou. Aku-"
"Sudah sudah cukup, Sakura. Tidak apa, tidak perlu sampai seperti itu"
"Tapi shisou, aku terlambat, 15 menit. Aku sungguh minta maaf."
Tsunade menghela nafas. Ya, memang bukan gaya Sakura yang terlambat menghadiri perjanjian. Apalagi janji untuk melaksanakan misi. Tapi ini masih belum seberapa. Ketimbang pria satu itu. Terlambat berapa jam lagi kali ini ? Tsunade membuka mulutnya.
"Sakura, karena kau datang lebih dulu, jadi, aku mau kau untuk menjemput partner misi mu. Sekarang."
"Eh? Patner misi ? Jadi ini bukan solo mission?" , Sakura terheran.
"Bukan. Yah, kau pasti tahu kan. Pria itu, yang akan jadi partner misi mu, justru belum datang. Mungkin ia akan datang dua jam lagi. Tapi tentu saja aku tidak bisa terima. Jadi, kau bisa membantu ku kan?" , Tsunade menyeringai kecil. Sakura mengerutkan alisnya, sebelum akhirnya tersenyum.
"Ah, tenang saja shisou. Aku akan memberikan pelajaran pada nya."
Tsunade menghela nafas, kemudian mengangkat bahunya. "Silahkan. Kalau perlu, seret saja dia kesini."
"Tentu! Aku permisi shisou" , Sakura membungkukkan badannya ke arah Tsunade. Kemudian pergi keluar ruangan dan bersiap untuk berniat untuk memberi salam pagi kepada sang guru tercinta, Hatake Kakashi.
ooooOOOOoooo
"Hoii… Kakashi, bangun. Bukankah kau ada misi sekarang ?"
Sang Copy-nin masih setia merapatkan selimutnya. Tidak memperdulikan Pakkun yang sedari tadi berusaha membangunkannya. Ia benar-benar sangat lelah. Kemarin ia ditugaskan Tsunade untuk mengurusi beberapa hal di ANBU. Nyatanya pekerjaan itu baru selesai pukul 04.00 pagi. Jadi bisa dibilang Kakashi baru tidur sekitar 3 jam-an. Harusnya Tsunade bisa mengerti. Sudah tahu ada misi, kemarin tak seharusnya Tsunade menyuruh Kakashi yang mengurusi ANBU itu. Ia kan bisa menyuruh Yamato atau yang lainnya. Kenapa harus Kakashi?
Jadi lihatlah sekarang, Kakashi benar-benar masih mengantuk. Tidak peduli misi. Kakashi akan tidur beberapa jam lagi. Ia butuh istirahat!
"Kakashi…, kalau kau tidak segera bangun, Tsunade-sama bisa marah"
"Berisik" , Kakashi menggerutu pelan.
"Ayolah, aku punya firasat buruk. Kau harus bangun sekarang, kalau tidak-"
"KAKASHI-SENSEEEEEIIII ! BANGUN SEKARANG JUGA ! KALAU TIDAK AKU AKAN MENGHANCURKAN PINTU MU!"
Kakashi langsung menyembulkan kepalanya yang sedari tadi meringkuk di dalam selimut. Mata-nya masih setengah terpejam. Apa yang dilakukan Sakura sepagi ini?
"Nah, sudah kubilang kan. Aku punya firasat buruk. Kalau bukan Tsunade, yah, Sakura lah yang akan datang kemari"
Kakashi mendecih pelan. Astaga, ia benar-benar masih mengantuk. Tidak bisa kah nanti saja ia kemari ?
Kakashi kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Tidak peduli Sakura. Bahkan jika itu Tsunade pun ia akan tetap tidur. Yang jelas, ia butuh istirahat!
"Kakashi, ada Sakura disana. Kau yakin tidak mau bangun? Sakura akan menghajarmu kalau kau tetap meringkuk seperti ini."
"Temui saja dia. Suruh dia kembali setengah jam lagi. Aku butuh istirahat"
"Benar?"
"Hm" , Kakashi menjawab asal-asalan sebelum akhirnya kembali tidur.
Pakkun mengangkat kecil bahunya. Kemudian berjalan menuju pintu depan. Ketika pintu itu terbuka, terlihatlah Sakura yang sedang menampakkan wajah tak sedap.
"Yo Sakura!" , Pakkun mengangkat tangannya menyapa Sakura. Wajah Sakura yang tadinya sebal kini sedikit terkejut. "Pakkun? Apa yang kau lakukan disini?"
"Kakashi bilang kau harus kembali setengah jam lagi. Ia tidak bisa diganggu sekarang."
"Memangnya apa yang dilakukan Kakashi-sensei sekarang?"
"Tidur" , Pakkun menjawab singkat.
Sakura menghela nafas. "Ada misi sekarang. Tsunade-shisou meminta ku untuk menjemput Kaka-sensei, karena dia adalah partner misi ku hari ini. Tidak bisa kah dia bangun sekarang?"
"Sepertinya tidak. Aku sudah membangunkannya sedari tadi, tapi dia masih tetap tidak mau bangun. Dia benar-benar lelah"
"Tapi, aku sudah jauh-jauh datang kemari. Aku tidak mungkin kembali ke kantor Hokage tanpa sensei " , Sakura mengerucutkan bibirnya. Sebal.
Pakkun berpikir sejenak.
"Kalau begitu, masuklah. Tunggu saja Kakashi disini. Kau boleh sarapan kalau kau mau. Kemarin Kakashi baru saja membeli bahan makanan, jadi kulkasnya pasti penuh. Lagi pula kau pasti belum makan."
Wajah Sakura langsung cerah. "Terimakasih Pakkun! Kau benar, aku belum makan. Tadi aku terburu-buru menemui shisou. Tapi ternyata Kakashi sensei masih belum datang. Jadi, sungguh aku boleh makan disini ?"
"Ya, tapi masak sendiri ya"
"Tak masalah! Yosh ! ayo, kita masak sekarang!"
Sakura dengan semangat masuk ke apartemen Kakashi. Diikuti Pakkun yang berjalan dibelakangnya. Sementara si pemilik rumah, masih setia terbawa ke alam mimpi.
ooooOOOOoooo
Colekan-colekan jail terasa menggelitik hidung Kakashi. Kakashi membiarkannya. Ia kembali tidur. Tapi beberapa saat kemudian, colekan itu kembali terasa. Kali ini, bahkan hidungnya dipencet. Kakashi menolehkan kepalanya ke arah lain. Berusaha menghindari sentuhan menggelikan itu. Kemudian ia kembali tidur. Tapi, kali ini hidungnya terasa sangat sakit ketika sebuah tangan –yang jelas itu bukan milik Pakkun- tengah mencubit keras hidung mancungnya.
"Ah!" , Kakashi memekik pelan. Ia beranjak ke posisi duduk. Kemudian membuka matanya yang maasih nampak sayu. Dan memperlihatkan Pakkun yang duduk di tepi tempat tidur, dan kunoichi berbakat Konoha itu. Haruno Sakura.
Tunggu! Sakura?
Kakashi membuka matanya lebar-lebar. Nampaklah Sakura yang cekikikan sedang berdiri di samping tempat tidurnya.
"Ohayou, Kakashi-sensei ! Waktu nya bangun!"
Kakashi mengerutkan alisnya, "Sakura? Apa yang kau lakukan disini?"
Sakura hanya tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putih nya. "Tentu saja sedang menjemputmu. Kita ada misi sekarang, Kaka-sensei. Kau lupa?"
Kakashi menolehkan kepalanya ke arah jam beker di mejanya. Pukul 08.00 pagi.
"ah, iya. Aku lupa. Maaf" , ia menghela nafas. Sakura tersenyum dan mengangguk.
"Tak masalah. Sekarang mandi lah dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan."
Kakashi tersenyum kecil. Ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Kemudian berjalan dengan lunglai ke arah kamar mandi. Begitu terdengar pintu kamar mandi yang terkunci, Sakura berbisik pada Pakkun.
"Kakashi-sensei sangat tampan ya" , Sakura mengedipkan sebelah matanya. Pakkun mengangkat bahu. "Kau kan sudah pernah melihat wajahnya beberapa kali. Apa istimewa nya?"
"Um.. aku hanya pernah melihatnya tiga kali. Pertama, karena misi 6 bulan lalu itu. Kakashi-sensei waktu itu terluka sangat parah, jadi terpaksa ku buka maskernya dan mengobatinya. Ia bahkan sampai muntah darah. Yang kedua, karena Kakashi-sensei saat itu sedang mabuk. Kebetulan saja aku lewat di bar, jadi aku membawanya kemari. Hari itu, tanpa sadar Kakashi-sensei membuka maskernya di hadapanku. Dan yang ketiga, adalah barusan."
Sakura cekikikan. Pakkun mengangkat sebelah alisnya.
"Jangan bilang kau menyukainya"
Wajah Sakura memerah. "E-e-etto, tentu saja tidak. D-dasar bodoh!"
"Wajahmu memerah" , komentar Pakkun. Sakura segera menutupi wajahnya yang merah padam itu. Memang tidak bisa dibohongi, Sakura menyukai Kakashi karena akhirnya Sakura bisa melihat wajah tampan Copy-nin. Tapi, mana mungkin ia menyukai gurunya sendiri dalam konteks pria-wanita ?
"Ah sudahlah, lupakan. Ayo kita siapkan piringnya"
Pakkun mengangkat bahu. 'dasar wanita'
10 menit kemudian Kakashi membuka pintu kamar mandi nya. Ia hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian pinggang kebawah dan hanya mampu mencapai lutut. Rambutnya yang masih basah terlihat meneteskan air sampai ke lantai. Mata nya nampak masih sayu.
Tapi situasi itu nampak sukses membuat seorang Haruno menganga lebar terpukau dengan wajah yang merah padam selama 5 detik. Kemudian ia tersadar dan segera membalik badan.
"Kakashi-sensei bodoh! Kenapa kau tidak berganti pakaian di kamar mandi saja dasar payah! Kau tau kan ada seorang wanita disini ! Ah, bodoh, bodoh, bodoh!"
Kakashi mengangkat sebelah alisnya. "Tidak masalah kan kalau hanya ada kau dan Pakkun"
Wajah Sakura semakin memerah. "Tidak masalah apanya?!"
Kakashi tersenyum kecil. Ia menggelengkan kepalanya.
"Iya, iya maaf. Aku akan berganti pakaian dulu. Kau siapkan makanan untukku ya. Aku lapar sekali"
"Iya! Sudah selesai! Cepat sana ganti!"
Suara pintu kamar mandi yang terkunci mengantar helaan nafas Sakura. Kakashi benar-benar menyebalkan. Enak saja menggoda Sakura. Jangan pikir hanya karena Sakura sudah pernah melihat wajahnya, dengan semena-mena ia membiarkan tubunnya pun terpampang jelas dengan tak bersalah.
Sakura menghela nafas. Kemudian berjalan dengan lunglai ke arah ruang makan. Pakkun bersiul. "Kalian tampak seperti pasangan kekasih saja"
Sakura menolehkan kepalanya dengan cepat "PAKKUN!"
Hari yang menyebalkan.
ooooOOOOoooo
Maka di sanalah mereka, ruang makan apartement Kakashi.
Meja berbentuk persegi berwarna coklat tua itu terisi penuh oleh masakan-masakan yang masih mengepul mengeluarkan asap. Kakashi memandangi nya dengan takjub. Seumur-umur ia tak pernah melihat berbagai macam masakan lezat yang memenuhi meja makannya seperti ini. Paling-paling yang bisa ia masak hanyalah Miso-soup dan Ramen saja. Tapi hari ini, hmm.. ia akan sangat kenyang.
"Jangan terus-terusan memandanginya"
Suara menggerutu dari Sakura itu lantas membuat Kakashi menolehkan kepalanya dengan malas. Ia kemudian mengangkat bahunya sebentar.
"Memang apa salahnya kalau aku hanya melihatnya saja?"
"Kalau hanya dilihat , makanannya akan jadi dingin."
"Tidak masalah kan kalau dingin. Toh masih bisa dipanaskan."
"Kalau lama, kita akan sangat terlambat. Ingat, kita ada misi sekarang. MISI. "
"Bilang saja kalau masih ada urusan penting."
"Ini bukan hal yang begitu penting kalau kau mau dengan segera memakannya!"
"Oh, jadi ini salah ku kita akhirnya terlambat?"
"Masih bertanya juga? Tentu saja!"
"Begitu rupanya. Hm .."
"Astaga, tidak bisa kah kau langsung memakan nya?!"
"Sebentar, aku harus membawa Icha-Icha ku dan membacanya disini agar bisa makan dengan nikmat."
"SENSEI!"
Kakashi tertawa pelan. Sementara Pakkun sedari tadi hanya menghela nafas melihat tingkah kedua orang ini. Childis sekali, pikirnya.
Seiring dengan berhentinya tawa Kakashi, suasana kembali diam. Sakura lalu mengambil mangkuk dan nasi untuk dirinya sendiri, setelah itu giliran Kakashi yang mengambilnya. Mereka kemudian memakan sambil diam. Tidak ada yang berani membuka suara waktu itu. Hanya ada suara mangkuk yang sesekali menyentuh meja atau mungkin suara sumpit yang bergesekan dengan mangkuk berisi makanan.
" Ne, Kakashi-sensei.."
Kakashi mengangkat sebelah alisnya.
"Apa kau tau tentang kasus hilangnya beberapa shinobi di hutan perbatasan Konoha dan Ame ?"
Kakashi mengakhiri makannya, kemudian menaruh sumpitnya di atas mangkuk.
"Hm, ya. Jadi kau juga mendengarnya ya?"
"Tentu saja. Berita itu sudah menyebar luas sampai ke lima Negara besar shinobi. Lagipula, menurutku berita itu…sedikit aneh. Bagaimana mungkin orang yang melewati daerah itu langsung hilang entah kemana. Bahkan setelah dideteksi oleh shinobi pelacak sekalipun." Kakashi menyenderkan tubuhya ke kursi, kemudian mengangkat bahu.
"Kalau satu mata saja bisa menghilangkan shinobi ke dimensi lain, tidak mustahil bukan kalau ada tempat yang bisa menyerap belasan orang?"
Sakura menaruh mangkuk dan sumpitnya di atas meja, kemudian terdiam sejenak.
"Ya..kalau sharingan kan memang sudah memiliki kemampuan seperti itu. Masalahnya yang dibicarakan kali ini adalah hutan. Itu kan…sangat ganjil. Lagipula dulu kan tidak ada yang seperti itu. Kalau dipikir-pikir, hutan disana mulai aneh pasca Perang Dunia Shinobi ke-4. Bagaimana menurut sensei?"
Kakashi tertawa kecil, membuat Sakura menyipitkan kedua matanya sambil menatap Kakashi.
"Mudah saja.
Di dunia shinobi ini apapun bisa terjadi. Kalau kau terus menghadapi sesuatu berdasarkan logika, semua tidak akan ada yang mustahil."
"Maksudnya?"
"Coba kau fikir, apa mungkin seekor siluman rubah yang ukurannya bahkan lebih besar dari sebuah gunung pun bisa memasuki tubuh seorang bayi kecil? Kalau kau berfikir secara logika, jelas itu mustahil."
Sakura mengangguk-angguk.
"Jadi, kalau ada hutan yang membawa orang-orang keluar dari dunia ini dan menghilang entah kemana, ya sudah."
Sakura menyipitkan kedua matanya. Kemudian mendengus pelan.
"Mudah sekali sensei bicara seperti itu? Ingat, yang hilang itu bukan seekor tikus ataupun musang saja. Tapi, manusia. Manusia. Keluarga yang kehilangan kan sudah pasti sangat terluka."
Kakashi mengangkat bahunya.
"Sensei seperti tidak pernah merasa kehilangan saja. Masa kecil sensei sangat bahagia ya?"
Kakashi tertawa pelan. "Ya…kira-kira begitu."
"Pantas saja" ,terdengar Sakura menggerutu pelan. Pakkun memandang Kakashi. Tidak percaya sebegitu mudah nya si Hatake itu me-masa bodoh-kan masa lalu nya. Sementara yang ditatap hanya memandang keluar jendela. Menghadap pohon-pohon yang mulai meneteskan bekas air hujan yang masih menempel di setiap daunnya. Pikirannya menerawang. Mengingat-ingat masa kecil nya yang terbilang cukup 'bahagia' itu. Ah, aku kan sudah tua. Pikirnya bodoh.
Kenapa juga orang tua harus mengingat-ingat masa 20 tahun lebih yang lalu? Benar. Yang lalu biarlah berlalu. Tidak perlu diungkit-ungkit lagi. Toh ia juga sebentar lagi mungkin akan mati. Jadi ia akan segera bertemu dengan orang-orang tersayangnya itu. Hm.
"Sensei!"
Kakashi menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Sakura. "Ada apa?"
"Kau yang ada apa. Dari tadi kupanggil tak menjawab. Sensei sedang melamun ya?"
"Ah, maaf maaf" ucapnya sambil menggaruk-garuk kepala belakang nya yang tidak gatal.
"Kalau sudah selesai, ayo. Kita harus segera menemui Tsunade-shisou. Sebelum hari semakin siang. Dan dia akan semakin marah ." Sakura kemudian berdiri sambil mengambili mangkuk-mangkuk di meja makan. Membawanya ke dapur dan mencucinya. Kakashi hanya menatapnya saja tanpa bicara. Selesai mencuci, Sakura kembali ke ruang makan dan menenteng tas punggungnya yang ia sampirkan di pungung kursi makan.
"Terimakasih" , Kakashi tersenyum lembut. Sakura menoleh ke arah nya, dan tersenyum.
"Ya, sama-sama. Sekarang segeralah berkemas. Aku menunggu di luar."
Sakura beranjak meninggalkan ruangan itu. Kakashi menatap punggungnya yang semakin jauh semakin hilang. Ia menghela nafas. Kemudian menolehkan kepalanya ke arah Pakkun.
Kakashi mengangkat bahu dan tersenyum. Pakkun menghela nafas.
Misi kali ini, akan menjadi misi yang sangat panjang.
ooooOOOOoooo
"Jadi, Kakashi belum memberitahukannya padamu ?!"
Sakura tersenyum terpaksa. Sedangkan Kakashi hanya mengangkat bahu kecil. Mereka benar-benar membuat sang Hokage menjadi sangat marah. Sudah datang terlambat, ditambah masih tak mengetahui misi nya pula. Astaga, apa-apaan ini?
"Hatake, aku menyuruhmu pergi ke ANBU kemarin malam untuk menyelidiki misi yang belum selesai mereka lakukan tempo hari. Dan kau sudah kesana, bukan?"
"Tentu saja."
"Lalu kau sudah dapatkan berkasnya?"
"Sudah."
"Kalau begitu apa saja yang kau lakukan bersama Sakura selama 2 jam di rumah mu ?! Bukankah seharusnya kau memberitahukannya misi yang akan kalian terima hari ini juga?!"
Kakashi mengangkat bahu nya –lagi-. Sementara Sakura menoleh heran pada mantan sensei nya itu.
"Hanya sekedar sarapan pagi saja." , Kakashi menjawab dengan santai.
"Dan sarapan pagi membutuhkan waktu 2 jam?!"
"Aku malah berfikir untuk menghabiskannya selama 3 jam."
"KAKASHI !"
Astaga, kenapa untuk mengawali misi saja bisa semerepotkan ini? Sakura menghela nafas.
Kakashi-sensei menyebalkan!
ooooOOOOoooo
"Oy, sensei! Kenapa tak memberitahuku tentang misi ini?"
Sang Copy-nin terus melompati menghiraukan Sakura. Sedangkan Sakura terus pula mengejar Kakashi yang sedari tadi mengabaikannya. Misi kali ini bukan main-main. Misi yang selalu dihindari oleh Sakura. Menyelidiki hutan misterius tempat hilangnya banyak shinobi itu. Tsunade hanya menyuruh mereka mengawasi tempat sekitar hutan itu dan melaporkannya dengan terperinci sesudah mereka pulang ke Konoha. Kakashi, yang kemarin sudah mengetahui banyak hal dari para ANBU itu mungkin menganggap misi ini bukanlah hal yang sulit.
Tapi bagi Sakura, yang selalu penasaran dengan hutan ini, merasa bahwa misi ini adalah satu-satu nya misi yang paling menantang dalam sejarah hidupnya. Astaga, ini misi bunuh diri.
Kalau mereka sampai terjebak pula di sana, lalu apa yang terjadi ya?
"Sakura, awas!"
Sakura mengangkat kepalanya. Terlambat. Batang pohon besar itu sudah beberapa inchi saja di depan wajahnya. Ah, menyebalkan.
JDUUG
Sakura terantuk. Ia oleng dan terjatuh ke tanah. Matanya terpejam. Namun sebelum tubuhnya menyentuh rumput-rumput yang menumbuhi hutan itu, sepasang lengan kekar nampak sigap menangkapnya. Sakura membuka kedua mata nya. Menatap sang Copy-niin yang tengah tersenyum ke arah Sakura.
"Daijoubou ka, Sakura ?"
"Kakashi-sensei ? Arigato sudah menyelamatkanku.."
Kakashi kemudian menurunkan Sakura dari gendongannya. Sementara Sakura masih mengusap-usap kening nya yang mulai terasa sakit.
"Lain kali jangan ceroboh. Kalau begini saja kau sudah terjatuh, aku tidak bisa membayangkan ketika kita memasuki hutan itu."
Sakura mengerucutkan bibirnya. Merasa tersinggung atas ucapan sensei nya itu. Tapi Kakashi memang ada benarnya juga. Haruno Sakura memang kunoichi terpayah sejarah Konoha. Tapi ya..tidak perlu begitu juga kan?
"Kalau melamunnya sudah selesai, aku ingin kau berhati-hati. Sebab, seratus meter lagi, kita akan memasuki hutan perbatasan."
Sakura menolehkan kepalanya ke arah Kakashi. Kemudian memandang ke depan. Mencoba melihat hutan perbatasan itu dari jauh.
Hanya ada suara kicauan burung yang terdengar bersahutan dari sana. Walau ini masih pagi, tapi..jujur saja Sakura merasa tubuhnya menggigil ketakutan. Ia menyelimuti tubuhnya sendiri dengan kedua lengannya.
Suasana hutan yang nampak menyeramkan. Daun-daun pepohonan terombang-ambing mengikuti laju nya angin yang berhembus. Hanya ada warna hijau sejauh mata memandang. Kicauan burung-burung itu tiba-tiba tak terdengar lagi. Seolah tertelan oleh aura gelap dari hutan yang menghilangkan nyawa banyak shinobi itu. Sakura menelan ludah.
Benar, ia harus menyiapkan mentalnya. Ia menoleh ke arah Kakashi. Pria itu kemudian mulai berjalan mendahului Sakura. Menuju hutan perbatasan Konoha-Ame.
Angin berhembus begitu kencang. Menerbangkan dedaunan kecil yang terlepas dari induknya. Seolah menyambut kedatangan Sakura dan Kakashi.
Ya, ini lah misi mereka yang sesungguhnya.
Misi menuju mimpi buruk Sakura untuk yang kesekian kalinya.
Hutan Ilusi.
Yosh!
Konnichiwa, minna-san :D
Ini adalah fanfic pertama ku. My first KakaSaku fanfic :D :D (y)
Awalnya aku sedikit ragu untuk menerbitkan cerita GJ ku ini, tapi yah…berhubung aku menyukai hal-hal yang baru jadi y, apa salahnya mencoba kan ?
Hehehehehe
Kuharap kalian menyukai nya dan bersedia untuk me-review
Atauu…aku harus menghapus nya ? :(
Hehehehe :) :D :*
Akhir kata, byeeeeeee :D
