Ten menengadahkan kepalanya, semuanya tampak sama, hitam putih dengan gradasi warna abu abu. Pandangan matanya berpendar melihat seluruh penjuru kantin kampus, mencoba mencari orang yang tengah menunggunya sejak tadi. Hingga ia menemukannya, di tempat mereka biasa bersama, meja di pojok kantin.
Kakinya bergerak menuju meja tersebut. Matanya tak henti hentinya melihat ke sekelilingnya, dunia yang monoton, heh. Ia benci melihat warna hitam dan putih ini setiap hari.
Tidak sebelum ia menangkap sesuatu yang berbeda diantara lautan warna hitam dan putih itu. Ia berdiam di tempatnya sekarang. Dan kini, hanya matanya yang bergerak mengikuti objek tersebut. Objek itu memang masih berwarna sama dengan sekitarnya, tapi ia merasakan hal yang berbeda, terlihat lebih terang mungkin?
Ten menggelengkan kepalanya, ia pasti sedang mengkhayal. Ia kembali menggerakkan kakinya menuju meja dimana Jaehyun berada.
Jaehyun melihat Ten dengan ekspresi sinis. "Wah, cepat sekali," nadanya memang terdengar bahagia. Namun wajahnya tidak, cih, sinis sekali. Ten membalasnya dengan cengiran. Jaehyun sebenarnya sudah terbiasa dengan Ten yang sering terlambat. Mungkin kebetulan saja moodnya sedang tidak baik sekarang, entah apa penyebabnya. Ten berani bertaruh, setelah makanannya datang nanti. Mood Jaehyun pasti akan segera berubah menjadi jauh lebih baik. Rasa cintanya pada makanan benar benar melebihi apapun.
Ten mengambil posisi untuk duduk di meja hadapan Jaehyun. Ia tidak membeli makanan dari kantin untuk hari ini. Karena ia membawa kotak makanannya sendiri. Oh, Jaehyun sedang benar benar kesal sekarang, makanannya belum juga datang sejak tadi, lihatlah alisnya yang tertekuk seperti itu, pipinya yang menggembung dan ditambah lagi dengan bibirnya yang dimajukan, bagi orang lain mungkin terlihat lucu. Namun tidak bagi Ten, ia menatap Jaehyun dengan pandangan yang seolah-olah berkata 'Hentikan itu, kau menjijikan'
Daripada terus mencemari penglihatannya. Ten memutuskan untuk menghabiskan bekal makanannya sambil melihat ke sekelilingnya, namun tidak ke arah Jaehyun.
"Yeah, akhirnya!" Suara yang tiba tiba terdengar itu mengagetkan Ten. Ia melirik sekilas ke arah Jaehyun. Pantas saja, makanannya sudah datang. Matanya benar benar berbinar. Senyum tidak pernah lepas dari bibirnya. Sudah ia katakan sebelumnya kan, Jaehyun dengan makanan adalah kombinasi yang tepat, mereka saling mencintai satu sama lain. Harusnya mereka menikah saja. Dan tentu saja Ten akan mendukung hubungan mereka berdua, pasti.
Apa pedulinya tentang Jaehyun, ia memutuskan untuk mencari objek yang sedari tadi membuatnya penasaran. Kalau dia hanya mengkhayal, bagaimana mungkin ia bisa membayangkan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya?
Ah itu dia
Ia memakai pakaian serba hitam, dengan sedikit gradasi abu-abu cerah di rambutnya. Oh tentu saja semuanya terlihat hitam-putih. Ten kan belum bisa melihat warna lain selain hitam, putih dan abu-abu.
Orz, kependekan ya? Ini masih prolog. Dan diambil dari tengah tengah cerita /?/
Anyway, saya gak berencana untuk buat ff ini lebih dari 3 chapter, karena saya bukan tipe orang yang bisa jaga komitmen /?/ Takutnya nanti malah kegantung di tengah jalan orz
Ps : updatenya mungkin hari Minggu ini.
