Tenshi39 Production

Present

Fantasy Adventure Fanfiction

by

Sansan Kurai

FINAL ZONE

AN :

Saya bawa fanfic baru lagi setelah menyelesaikan The Magic. Padahal masih ada fanfic yang belum terselesaikan. Maafkan saya bagi yang menunggu kelanjutan fanfic saya yang lainnya. Sekarang ini kembali saya membawa fanfic bergenre fantasy dan kali ini saya tambah dengan adventure. Sebenarnya saya ingin membuat fanfic ini menjadi sci-fi namun sepertinya itu akan membuat saya kerepotan. Jadi saya merubahnya menjadi fantasy adventure. Semoga fanfic ini dapat menghibur penghuni FFn terutama para penghuni Screenplays.


Final Zone

©Sansan Kurai

2014


~14 April 2013 Pukul 08.00 pagi di SMA Geosang~

Bel tanda masuk sekolah baru saja berbunyi. Para siswa dan siswi yang masih berada di luar segera masuk ke dalam kelas. Sedangkan mereka yang masih berada di luar gerbang sekolah nampak terburu-buru masuk karena pintu gerbang segera akan ditutup.

Begitu juga dengan seorang pria dengan name tag Lee Hyukjae. Pria itu dengan tergesa memasuki gerbang sekolah sembari memanggul tas sekolahnya dan tas raket tenisnya. Tak dipedulikannya guru BP yang tengah menatapnya tajam. Sesampainya dihalaman sekolah, Hyukjae memperlambat langkah kakinya dan berjalan dengan santai menuju kelasnya.

"Hyukjae!"

Panggilan itu membuat Hyukjae menoleh dan ia tersenyum lebar saat melihat sahabatnya tengah berlari menghampirinya dengan tergesa.

"Ohh.. Lee Donghae, tumben kau datang terlambat.." ucap Hyukjae sembari merangkul sahabatnya itu.

"Ada tetangga baru di sebelah rumahku. Dia baru saja pindah dari Amerika," jelas Donghae. "Jadi tadi aku mengobrol sebentar dengannya."

"Sebegitu menariknyakah tetangga barumu itu hingga membuatmu terlambat datang ke sekolah, Lee Donghae?"

"Apa? Hey! Tunggu Hyukjae!"

Hyukjae sudah berlari menjauhi Donghae yang terus meneriakkan namanya dengan kesal.


~di kantin sekolah~

"Hey! Lee Hyukjae! Apa maksud perkataanmu tadi pagi?" desak Donghae. Hyukjae yang tengah memakan makan siangnya hanya menatap sahabatnya itu bingung. "Itu yang tadi pagi!"

"Apa sih?" tanya Hyukjae tak mengerti. Donghae akhirnya mendengus kesal karena tak berhasil mendapatkan apapun dari Hyukjae.

"Oh!"

Seruan tertahan Donghae membuat Hyukjae menghentikan makan siangnya dan menatap sesuatu dibelakangnya yang menarik perhatian sahabat yang duduk dihadapannya. Hyukjae memiringkan kepalanya dan nampak mengingat-ingat sesuatu namun akhirnya ia menggelengkan kepalanya.

"Siapa Hae?" tanya Hyukjae.

"Itu.. Tetangga baru yang aku ceritakan tadi pagi.."

"Heh?!"

Hyukjae kembali berpaling dan mendapati orang yang tengah diperhatikan Donghae kini berjalan tepat kearahnya.. ahh.. bukan.. melainkan ke meja mereka berdua. Suasana kantin yang semula sangat ramai tiba-tiba berubah menjadi dengungan bisikan para murid yang kini menatap orang tersebut dengan tatapan ingin tahu.

Pasalnya orang tersebut tak memakai seragam sekolah mereka tetapi memakai jas berwarna putih bersih yang terlihat sangat mahal dan penampilannya juga sedikit membuat mereka terkesima. Wajahnya tampan namun terkesan angkuh, rambutnya dicat perak. Dia terlihat seperti orang yang sangat terpandang dengan penampilan yang sedikit 'berbeda' dari orang-orang kebanyakan. Apa lagi dilihat dari postur tubuhnya, ia terlihat masih kecil.

Hyukjae tak melepas tatapan matanya dari orang itu. Jarak mereka hanya tinggal beberapa meter lagi dan Hyukjae sangat yakin bahwa orang itu akan menghampirinya dan Donghae. Namun, ternyata dugaan Hyukjae salah. Orang itu berjalan melewati mejanya dan menghampiri..

Hegh~

Donghae dan Hyukjae saling menatap sebelum akhirnya keduanya beranjak dari tempat duduknya.

"Leeteuk hyung.."

Donghae serta Hyukjae berhenti ditempatnya kala orang itu berbicara. Keduanya terbengong melihat reaksi seseorang yang dipanggil 'Leeteuk hyung' oleh orang tersebut.

"Leeteuk?" Orang itu menganggukkan kepalanya sekali. Donghae bisa merasakan bahwa atmosfir ruang kantin berubah menjadi dingin. "Apakah aku begitu spesial dimatamu hingga kau memanggilku Leeteuk diawal pertemuan kita?"

"Kau benar-benar Leeteuk hyung.. Caramu bicara.. Caramu menatapku.. Caramu memainkan sumpit ditanganmu itu.. Kau benar-benar Leeteuk hyung!"

"Tapi sayang.. aku bukanlah Leeteuk.. maaf telah mengecewakanmu anak muda.."

"Tapi.."

"Ahh~ Kibum-ssi.. Ayo ikut aku.."

Donghae dengan beraninya menarik orang tersebut dan membawanya pergi menjauh dari kantin sekolah. Hyukjae mengikuti Donghae dan orang itu dari belakang sembari bersungut-sungut karena jam makan siangnya terganggu dan ia yakin, setelah ini nasibnya serta Donghae akan menjadi buruk karena berurusan dengan pria itu.

"Donghae-ssi, kau bersekolah di sini?"

Donghae hanya menjawabnya dengan anggukan dan terus membawa orang itu entah kemana. Hyukjae semakin bersungut-sungut karena Donghae berjalan semakin cepat di depannya dan itu membuatnya harus berlari untuk mengimbangi langkah lebar dan tergesa milik Donghae.

Sesampainya dibelakang gedung sekolah yang sepi, Donghae melepaskan tangan orang itu dan menatap matanya dalam.

"Apa yang kau.."

"Eh~ Eunhyuk hyung.. Kenapa tadi aku tak melihatmu?"

Donghae mengikuti arah pandang orang itu dan sedikit heran saat ia hanya melihat sahabatnya dibelakang sana yang tengah bersungut-sungut.

"Eunhyuk?" tanya Donghae tak mengerti. Namun orang itu hanya menatap Hyukjae intens dan itu mau tak mau membuat Hyukjae menghentikan langkahnya dan menatap dirinya sendiri.

"Apa ada yang salah dengan penampilanku?" batin Hyukjae.

"Dia itu Lee Hyukjae bukan Eunhyuk.." ucap Donghae membuyarkan lamunan orang itu.

"Heh? Tapi.. Dia itu Eunhyuk hyung.. Caranya berjalan.. Caranya bersungut-sungut.. Caranya.."

"Kau agak aneh Kibum-ssi.." ucap Donghae. Kibum—pria itu—menatap Donghae bingung dan kembali menatap Hyukjae.

"Tapi dia benar-benar Eunhyuk hyung.."

"Mungkin kau salah orang," sahut Hyukjae sembari berjalan mendekati keduanya. "Tadi kau memanggil Jungsoo hyung dengan Leeteuk.. Sekarang kau memanggilku dengan Eunhyuk.. Sepertinya kau benar-benar salah orang."

"Tapi aku tak mungkin salah!" Kibum mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Selembar kertas yang nampak lusuh dan Kibum segera memberikannya pada Hyukjae. Hyukjae menerimanya dengan ragu dan Hyukjae pun terdiam kala melihat apa yang ada di kertas lusuh itu. Donghae yang penasaran dengan sikap sahabatnya itu pun mendekati Hyukjae dan ia pun juga terdiam.

"I.. Ini.." Hyukjae menatap Kibum yang juga hanya terdiam sembari memejamkan matanya. Hyukjae kembali menatap kertas lusuh yang ternyata sebuah foto dirinya dengan Kibum, disitu juga ada Jungsoo serta beberapa orang yang tak dikenal Hyukjae. Foto itu terlihat sudah sangat lama. "Si.. Siapa kau?"

"Aku? Aku Kim Kibum," jawab Kibum sembari membuka matanya. Nampaklah sorot mata penuh kekecawaan dimata jernih itu. "Apa kau benar-benar tak mengingatku setelah melihat foto itu hyung?"

Hyukjae menggelengkan kepalanya dan Kibum pun mendesah kecewa. Sedangkan Donghae hanya menatap keduanya dengan tatapan bingung.

"Ternyata benar apa yang mereka ucapkan, kedatanganku akan sia-sia saja.." gumam Kibum sembari menundukkan kepalanya.

"Apa maksudmu Kibum-ssi?" tanya Donghae.

"Ahh~ Bukan apa-apa," jawab Kibum sembari merebut kertas lusuh ditangan Hyukjae. "Sampai jumpa.."

Kibum pergi meninggalkan Hyukjae dan juga Donghae yang hanya bisa saling menatap tak mengerti. Keduanya membalikkan tubuh mereka dan sedang akan memanggil Kibum namun keduanya tak mendapati Kibum ditempat itu.

"Dia cepat sekali menghilang," sahut Hyukjae. Donghae mengangguk sembari mengelus bibir bawahnya dengan telunjuknya.

"Sshh~ Kira-kira apa ya yang dibicarakannya tadi? Dan kenapa kau serta Jungsoo hyung bisa berada di foto lusuh itu?" gumam Donghae.

"Aku juga tak tahu.. Sudahlah.."

Eunhyuk segera melangkahkan kakinya pergi dari halaman belakang sekolah. Donghae mengangkat bahunya sekali lalu pergi mengikuti langkah malas Hyukjae.


~Pukul 16.03 di halaman SMA Geosang~

"Hyukjae! Hyukjae!"

Hyukjae yang tengah berjalan malaspun menolehkan kepalanya dan sekali lagi ia mendapati Donghae tengah mengejarnya dengan tergesa seperti pagi tadi.

"Apa?" tanya Hyukjae dengan suara lemasnya.

"Aku ingin mendatangi Kibum-ssi, kau mau ikut?" tawar Donghae.

"Tidak.. Aku ingin ke klub tenis," tolak Hyukjae.

"Kau sudah lemas seperti itu masih saja pergi ke klub tenis," ejek Donghae.

"Hanya itu yang bisa menghiburku, bodoh!"

"Yang bodoh itu kau karena tak pernah masuk tim reguler," ejek Donghae lagi. "Kau sudah ditingkat kedua, tapi masih saja tak bisa masuk tim reguler."

"Diam kau!" desis Hyukjae.

"Jadi kau benar-benar tak mau ikut?"

"Tidak!" tolak Hyukjae dan segera pergi menjauhi Donghae yang hanya bisa berdecih. Donghae pun juga melangkahkan kakinya pulang ke rumah.

Hyukjae terus melankahkan kakinya dengan malas kelapangan klub tenis yang berada di sebelah sekolahnya. Dilihat dari tempatnya sekarang, Hyukjae bisa melihat bahwa lapangan tenis itu sudah mulai ramai. Hyukjae pun menundukkan kepalanya dan kembali bersungut-sungut sembari menendang kerikil-kerikil yang ada dibawah sana.

"Kau datang juga Hyukjae.."

Hyukjae mendongakkan kepalanya dan segera menghentikan langkahnya.

"Jungsoo hyung.."

"Siapa anak tadi?" tanya Jungsoo to the point. Hyukjae bisa merasakan bahwa lapangan tenis itu menjadi sunyi senyap. Hyukjae sudah tahu akan ini. Ia pasti akan dicari oleh Jungsoo.

"Dia tetangga baru Donghae," jawab Hyukjae.

"Kenapa dia bisa memanggilku Leeteuk? Padahal aku sama sekali tak mengenalnya."

"Aku juga tak tahu menahu soal itu hyung," jujur Hyukjae. "Karena.. dia tadi juga memanggilku dengan nama lain.."

"Apa?"

"Dia tadi memanggilku Eunhyuk dan.. sepertinya kita mirip dengan seseorang yang dikenalnya.."

"Apa maksudmu?"

Hyukjae mendesah pelan. Ia tahu, ia tak akan bisa lepas dari Jungsoo jika ia tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

"Dia menunjukkan selembar foto padaku dan di sana ada aku, dia dan dirimu dan beberapa orang yang tak pernahku lihat. Tapi foto itu sepertinya sudah diambil sangat lama sekali, dilihat dari foto hitam putihnya dan juga pakaian mereka yang berbeda dengan kita."

"Tunggu! Kau bilang anak itu juga ada difoto itu?" tanya Jungsoo.

"I.. Iya.." angguk Hyukjae tak mengerti dengan pertanyaan tiba-tiba Jungsoo.

"Apa kau bodoh?"

"Heh?"

"Apa kau bodoh sampai tak memperhatikannya?"


~Pukul 16.48 di jalan dekat rumah keluarga Lee~

Donghae tengah berjalan santai sembari mendengarkan musik melalui i-podnya. Tak jarang kakinya bergerak mengikuti alunan musik yang tengah didengarnya. Sejenak kemudian Donghae menghentikan langkahnya di depan rumah tetangganya. Dilihatnya rumah itu nampak sepi dan juga gelap, seperti tak berpenghuni. Namun Donghae tak heran karena tetangga barunya itu hanya seorang diri.

Perlahan Donghae berjalan memasuki halaman rumah tetangganya itu dan mulai mengetuk pintu rumahnya. Tak ada sahutan ataupun derap langkah kaki yang menandakan akan adanya seseorang membukakan pintu untuknya. Donghae kembali mengetuk pintu dingin dihadapannya sedikit lebih keras dan entah hanya perasaannya atau bukan, tiba-tiba tengkuknya merasa merinding. Donghae menoleh kebelakangnya namun tak mendapati seorangpun dibelakangnya.

Donghae menggelengkan kepalanya sekilas untuk menghilangkan perasaan aneh yang baru saja ia rasakan. Dan Donghae akan kembali mengetuk pintu itu, namun tengkuknya kembali merinding dan ia seakan merasakan seseorang kini tengah berdiri dibelakangnya.

Donghae terdiam. Ia hanya melirikkan matanya kearah kanan dan kiri. Ia sedikit takut untuk membalikkan tubuhnya. Setelah menghembuskan nafas sekali, Donghae akhirnya memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya.

Sing~~~~~~~~~~~

Tak ada seorangpun dibelakangnya dan jantung Donghae berpacu dengan cepat. Dengan segera Donghae berlari menjauh dari rumah itu dan masuk ke dalam rumahnya.

Kedua orang tua yang melihat sikap anaknya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan kegiatan mereka menonton televisi.

~to be continued~

silahkan berikan reviewnya lagi~ :D

saya tidak tahu kenapa fanfic ini tiba-tiba menghilang dari list..

padahal saya belum membaca review-review yang kalian berikan..

dan saya juga tak tahu berapa banyak review yang sudah saya dapat untuk fanfic ini.. *cry*