Title : Will You Marry Me, again? [Sequel of Unlucky Wedding! Unlucky Fate!]
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rating : T
Length : Threeshot
Main Pairing : HaeHyuk
Other Cast : Cho Kyuhyun, Lee Kyung Min(OC)
DISCLAIMER : semua yang ada di dalam ff ini hanyalah milik Tuhan dan kedua orang tuanya. Terkecuali ff aneh ini adalah murni kepunyaan saya. Oleh karena itu, tolong hargai karya saya yang tak seberapa ini dengan like+komen dari readers yang membaca ff ini baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
WARNING : YAOI, Psycho!Hae, AU, Klise, TYPOS, NO EDITING, Slash, membosankan, ABAL, Fluffy Angst, dll
No Summary
N/n : yang ngga suka sama ff ini dimohon untuk TAK MEMBACANYA! Kalian hanya perlu menekan icon "=" yang terletak di pojok kiri atas! Atau kalian bisa menekan icon "X" dipojok kanan atas jika memang tak suka dengan ff ini!
Will You Marry Me, again? [Part One of Three]
.
.
.
.
Cahaya bulan kini mulai menghilang. Ia sudah lelah menjadi penerang bisu antara dua manusia cipataan Tuhan sesama jenis selama semalaman. Tugas nya menyinari bumi saat malam sudah selesai. Kini saat nya matahari yang menggantikan tugas nya untuk menyinari bumi. Cahaya hangat nya yang mengandung unsur kebahagiaan kini mencoba masuk melalui celah-celah jendela sebuah kamar dimana terdapat dua orang namja naked yang kini saling berpelukan berbalutkan selimut tebal. Lee Donghae dan Lee Hyukjae, dua orang namja yang sama-sama merasa tersakiti.
Hyukjae menggerakan sedikit badan nya untuk mencari posisi senyaman mungkin dalam tidur nya. Namun sayang, rasa sakit di bagian bawah tubuh nya membuat Hyukjae tak bisa menggerak kan badan nya sedikitpun. Terlebih lagi saat merasakan bahwa benda tumpul, besar nan panjang milik Donghae masih menancap sempurna pada hole sempit nya. Hyukjae mulai membuka matanya perlahan karena merasa tak nyaman dengan kondisi nya yang seperti ini. Objek yang pertama kali tertangkap oleh indra penglihatan nya adalah wajah tampan Donghae yang sedang tertidur dengan damai. Entah mengapa tangan nya tiba-tiba menyentuh wajah tampan Donghae. Menelusuri wajah tampan Donghae dengan jari-jari panjang nya. Hyukjae menatap wajah Donghae dalam. Diusap nya pipi Donghae pelan, orang yang selama ini ia anggap sebagai 'sahabat' ternyata sebenarnya adalah seorang psycho yang sangat menakutkan. Hyukjae kini berlaih menyingkap sedikit selimut yang menutupi tubuh nya dan tubuh Donghae. Sekelebat kejadian yang luar biasa saat malam kembali terbayang di memory otak nya, bagaikan sebuah video yang seakan enggan menghilang dari pikiran Hyukjae.
Matanya mulai memerah dan berkaca-kaca, bibir nya bergetar menandakan bahwa ia akan segera menangis. 'Kyu... mianhae...' entah mengapa nama kekasih nya tiba-tiba saja terucap dalam batin nya. Kekasih? Entahlah... haruskah Hyukjae menganggap Kyuhyun sebagai kekasih nya lagi?
Hyukjae memeluk Donghae erat, ia meneggelamkan kepalanya di dada bidang Donghae. Merasakan pergerakan Hyukjae, kini Donghae mulai membuka matanya pelan.
"Uljima.." ucap Donghae pelan saat merasakan bahwa dada bidang nya basah oleh air mata sang malaikat yang telah di sakitinya tadi malam. Tangan nya mulai bergerak untuk menyentuh kepala Hyukjae dan mengelus nya sayang.
"Hikss.. ke-napa k-kau melakukan hikss.. semua ini?" Hyukjae terisak dengan suara serak nya. Donghae yang tak suka mendengar isakan Hyukjae segera memeluk tubuh Hyukjae erat. Dielusnya punggung Hyukjae pelan dan penuh rasa sayang. Donghae mengangkat tubuh Hyukjae pelan dan mengubah posisi mereka menjadi duduk, tentunya dengan posisi Hyukjae duduk tepat di atas junior Donghae mengingat junior nya masih enggan untuk dilepaskan dari dalam hole Hyukjae sejak tadi malam. Hyukjae meringis pelan saat junior Donghae menggesek dinding hole nya.
"K-kau jahat Hae... hiksss..." Hyukjae memukul dada Donghae pelan yang langsung dibalas dengan pelukan erat oleh Donghae. Hyukjae balas memeluk Donghae dan menenggelamkan wajah nya tepat di leher Donghae.
"Aku memang jahat... jahat karena mu..."
"Kenapa? K-kenapa karena ku hikss?" tanya Hyukjae masih dengan isakan nya. Bukan nya langsung menjawab, Donghae malah memilih untuk menciumi tengkuk Hyukjae yang sudah dipenuhi dengan kissmark hasil karya nya selama semalaman penuh. Hyukjae yang tak kunjung mendapat jawaban sepatah katapun dari Donghae menjauhkan wajah nya dari leher Donghae dan memilih untuk menatap wajah tampan namja yang telah membuat nya menangis seperti ini. Mereka berdua kini saling bertatapan, namun dengan masing-masing pasang mata yang memancarkan tatapan yang berbeda. Tatapan penuh cinta dan sayang milik Donghae kini beradu dengan tatapan sendu dan penuh kekecewaan milik Hyukjae. Hingga pada akhirnya tatapan cinta dan sayang milik Donghae itu harus berubah menjadi tatapan sedih dan penuh penyesalan saat melihat lelehan air mata Hyukjae yang tak kunjung berhenti membasahi pipi mulus itu.
"Kau ingin tau? Kau telah membuat ku mencintai mu dan ingin memiliki mu seutuhnya.."
"Mencintai kata mu? Yang seperti ini mana bisa dibilang mencintai! Kau MENYAKITIKU Hae~ cinta yang kau maksud itu menyakiti ku..." Hyukjae mengeluarkan semua amarah nya, ia mencengkram keras bahu Donghae hingga kuku-kuku jari nya menancap ke dalam kulit putih Donghae. Namun Donghae tak bergeming sedikit pun, ia juga tak meringis sakit saat kuku-kuku Hyukjae menusuk kulit nya. Saat ini ia tak bisa merasakan apa itu rasa sakit pada fisik nya, namun yang dapat ia rasakan saat ini adalah rasa sakit pada hati nya.
"Asalkan kau tau Hyuk, aku tak berharap dilahirkan seperti ini..." Donghae menunduk kan kepalanya, ia merasa sakit jika harus menatap wajah manis Hyukjae yang sedang menangis, terlebih lagi menangis karena nya.
"Dilahirkan dari keluarga yang berada namun harus menjadi sosok yang mengalami sakit pada jiwa nya itu amat mengerikan Hyuk. Hidup bersama berbagai macam obat-obat an dan jarum suntik setiap harinya tanpa kasih sayang dari sosok orang tua itu sungguh menyakitkan. Hidup ku amat gelap Hyuk, dan aku ingin merasakan sinar yang terang dalam hidup ku. Dan sinar yang terang itu adalah kau..."
"A-aku?" heran Hyukjae pada dirinya sendiri. Ia melirik Donghae yang masih menundukan wajah nya.
"Dimataku kau adalah sebuah permata yang paling bersinar. Sinar mu yang sangat terang mampu menggantikan matahari dan bulan untuk menyinari bumi ini. Itulah yang membuatku ingin menjadikan mu milik ku seutuh nya. Kau permata ku Hyuk... hanya kau yang mampu membuat hidup ku menjadi terang dengan cinta dan kasih sayang mu yang merupakan sinar dalam hidup baru ku..." kini Donghae berani menengadahkan kepalanya untuk melihat wajah manis Eunhyuk yang kini masih berlinang air mata tanpa isakan.
GREP
Hyukjae memeluk tubuh Donghae secara tiba-tiba yang dibalas dengan pelukan pula oleh Donghae. Donghae memejamkan matanya rapat merasakan pelukan Hyukjae yang sangat hangat dan penuh kasih sayang, namun ia masih belum bisa merasakan cinta dalam pelukan yang Hyukjae berikan.
"Tapi aku tak mencintaimu..."
"Akan ku buat kau mencintai ku Hyuk!"
"Tanpa harus merasakan rasa sakit, takut dan kecewa seperti tadi malam..." lanjut Donghae mantap.
.
.
.
Sudah sekitar dua minggu lebih Hyukjae hidup bersama Donghae di Jepang. Tunggu! Jepang? Bukankah menurut penuturan Neulgi saat itu jika pernikahan sudah selesai, Aiden akan membawa nya ke Paris? Kenapa sekarang malah di Jepang? Jawaban nya mudah saja, keputusan untuk tinggal di Paris setelah pernikahan itu adalah pengecohan saja. Saat Donghae tau bahwa Hyukjae akan menggantikan posisi Neulgi saat pernikahan ia langsung memutuskan untuk memesan tiket keberangkatan ke Jepang untuk tinggal di sebuah apartement mewah bersama Hyukjae-selamanya- tanpa ada yang menganggu baik itu orang tua Neulgi maupun orang tua nya sendiri. Persetan jika suatu saat nanti masing-masing keluarga dari Neulgi dan Donghae sendiri mencari keberadaan nya dan Neulgi, maka hal yang akan Donghae lakukan adalah membeberkan semua akal-akalan Neulgi dan segera kabur bersama Hyukjae ke negara lain untuk mencari kehidupan yang aman dan nyaman.
Siang ini, Hyukjae sedang melamun di dekat jendela apartemen. Entah apa yang sedang ia lamunkan, yang jelas kini matanya sedang menatap keadaan di luar apartement dengan tatapan sendu. Tangan nya tiba-tiba saja mencengkram bingkai jendela apartemen dengan sangat kuat dengan mata yang mulai memerah dan berkaca-kaca. Mobil yang berlalu lalang dan beberapa pejalan kaki yang sedang menjalani aktivitas mereka masing-masing membuat Hyukjae iri. Terlebih lagi saat matanya melihat gelak canda dan tawa dari sepasang kekasih yang sedang duduk di bangku depan sebuah toko membuat Hyukjae merasa hatinya menangis saat ini.
GREP
"Hae~" Hyukjae membalikan badan nya kaget saat merasakan tangan kekar Donghae melingkar di pinggangnya secara tiba-tiba tepat saat air matanya menetes begitu saja.
"Kau menangis lagi?" tanya Donghae tak suka melihat lelehan air mata di pipi Hyukjae. Diusapnya pelan pipi Hyukjae guna menghapus air matanya.
"A-aniya! Aku tak menangis, hanya saja seperti ada sesuatu yang membuat mata ku perih." Dusta Hyukjae yang tentu saja dapat diketahui oleh Donghae hanya dengan menatap matanya.
"Kau menangis Hyukkie-ah..." Hyukjae mengalah, ia kini mulai menangis dalam dekapan Donghae. Hyukjae tak akan pernah bisa berbohong pada Donghae. Sehebat apapun acting yang Hyukjae lakukan, jika ia melakukan acting nya kepada Donghae pasti ia akan kalah. Hyukjae jauh berbeda dengan Dewa Janus bermuka dua yang sangat pandai menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.
"Hikss... Hae~"
"Wae? Kau merindukan Kyuhyun?" tanya Donghae dengan nada dingin nya. Hyukjae mencengkram T-shirt Donghae saat mendengar nama kekasih nya disebut. Benarkah Kyuhyun masih kekasih Hyukjae? Masih bisakah Kyuhyun menyandang status sebagai kekasih Hyukjae saat ini? Begitu juga dengan Hyukjae, masihkah ia pantas untuk menyandang status sebagai kekasih Kyuhyun? Entalah... hubungan mereka sangat rumit dan abstrak.
"Kau ingin keluar? Mencari kebebasan?" masih dengan nada yang terkesan dingin Donghae bertanya kepada Hyukjae. Hyukjae menggeleng pelan dalam dekapan Donghae.
"Kenapa kau tak pernah mau jujur padaku Hyukkie-ah? Kau ingin keluar untuk bebas kan?! Aku tau itu! Kau ingin bebas karena kau merindukan Kyuhyun kan?! Kau masih mencintai nya kan?" Donghae melepaskan pelukan nya terhadap Hyukjae dan beralih mencengkram kedua lengan namja manis itu kuat. Hyukjae menunduk kan kepalanya takut. Donghae yang selama ini ia takut kan mulai kembali. Tatapan tajam Donghae, cengkraman pada lengan nya, isakan yang keluar dari bibir nya, cara Donghae bertanya padanya, membuat ia seolah dipaksa untuk kembali merasakan ketakutan, kekecewaan dan kesakitan pada malam dimana mereka telah 'menikah'.
"Hikkss... k-kau menyakiti ku! Isshh..." Hyukjae mendesis pelan saat cengkraman Donghae terasa semakin erat saja.
"Kenapa kau tak mau mencintai ku Hyuk?" mendengar desis an sakit Hyukjae, Donghae malah tetap mencengkram lengan nya. Perlahan ia mulai menggigit leher Hyukjae lalu mengemut nya secara terus menerus. Hyukjae memejamkan matanya dan menggigit bibir nya keras untuk meredam semua gejolak yang timbul dari dalam tubuh nya.
"Jawab pertanyaan ku! Kenapa kau tak mau mencintai ku?"
"B-bukan begitu eunghh... a-aku akh! Aku... sedang berusaha untuk eumphh~ mencintai mu!" jawab Hyukjae susah payah karena Donghae masih menggigit, melumat dan menjilat leher Hyukjae secara terus-menerus. Donghae menghentikan aksinya membuat Hyukjae bernafas lega.
"Mianhae..." satu kata yang selalu membuat Hyukjae lemah keluar dari mulut Donghae begitu saja. Hyukjae mengerti, memang tak mudah bagi seseorang seperti Donghae untuk menahan emosi. Hyukjae memeluk Donghae ragu, namun pada akhirnya tangan nya bergerak mengelus punggung Donghae sayang.
"Mianhae... aku tak ingin kau keluar dari sini dan bebas begitu saja karena jika itu terjadi kau akan kembali pada Kyuhyun, kau akan meninggalkan ku! Hilang nya kau dalam hidup ku adalah bencana terbesar yang tak pernah dan tak ingin kuharapkan untuk terjadi Hyukkie-ah..."
"Arraseo Hae, aku tak akan meninggalkan mu..."
.
.
.
Di pagi yang cerah ini, Hyukjae melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Dibukanya pintu lemari es dan menampak kan... KOSONG! Lemari es ini KO-SONG! Tak ada satupun makanan yang bisa dimakan. Jangankan makanan yang sudah siap dimakan, bahan makanan mentah nya saja tidak ada. Hyukjae kini beralih mendudukan dirinya di sebuah kursi. Hyukjae mulai berpikir, terlihat dari tangan nya yang ia gunakan untuk menopang dagunya. Matanya menerawang mencoba mengingat sudah berapa lama ia tinggal di apartemen ini bersama orang yang sedang berusaha membuat dirinya mencintai sosok itu dengan tulus.
Selama ini Donghae memang selalu memesan makanan siap saji, tapi itu hanya untuk makan siang dan makan malam saja. Lain hal nya dengan sarapan yang setiap pagi nya akan langsung dibuatkan oleh Hyukjae. Namun kali ini, semua bahan makanan telah habis. Bayangkan saja, ini adalah bulan ke dua Hyukjae hidup bersama Donghae di apartemen tanpa pernah keluar dari 'penjara cinta' ini barang sedetik saja.
Hyukjae bangkit dari duduk nya dan melangkah kan kakinya menuju sebuah kamar dimana Donghae dan dirinya selalu tidur bersama. Dibukanya pintu itu pelan, ia melangkah masuk menghampiri ranjang king size yang sedang ditiduri Donghae dan memilih duduk di pinggiran ranjang.
"Hae~" diusapnya pelan rambut Donghae guna untuk membangunkan nya dengan cara yang lembut, layaknya seorang ibu yang sedang membangunkan anak nya. Namun Donghae masih asyik dalam tidur nya. Kini Hyukjae mencoba mengguncang-guncangkan tubuh Donghae yang hanya mendapatkan respon berupa geliatan kecil dari Donghae. Hyukjae menghela nafas nya pelan, terkadang ia selalu berpikir bahwa Donghae yang sedang tertidur saat ini sungguh jauh berbeda dengan Donghae yang sedang tersadar. Donghae yang sedang tertidur saat ini seperti anak kecil.
Bicara masalah anak kecil, Hyukjae jadi teringat pada namdongsaeng nya di Korea. Kyungmin, namdongsaeng tercinta nya yang sangat ia rindukan dan ia khawatirkan keadaan nya. 'Kyungmin-ah... apa kau baik-baik saja? Apa kau sudah makan? Apa kau memakan makanan yang sehat? Dengan siapa kau tinggal sekarang? Apa kau menjalani hari-hari mu dengan baik? Bagaimana keadaan mu? Apakah kau telah melakukan operasi pita suara mu chagi? Apa kau bisa melewati masa-masa sulit itu? Apa sekarang kau sudah bisa mengeluarkan suara mu lagi? Apa sekarang kau sedang tertawa? Jika sekarang kau memang sedang tertawa, hyung sangat ingin mendengarkan gelak tawamu... Kyungmin-ah, bogoshipoyo~'
Berbagai macam pertanyaan kini bermunculan di pikiran Hyukjae mengenai Kyungmin. Ia benar-benar merindukan sosok namdongsaeng satu-satu nya itu. Selama ini, tiap Hyukjae mengingat Kyungmin maka dirinya akan langsung meminta Donghae agar mengembalikan nya ke Korea. Namun sayang, jawaban Donghae selalu membuat hatinya menangis. Berkali-kali permintaan nya untuk bertemu dengan Kyungmin ke Korea selalu ia tolak, Donghae hanya akan mengatakan bahwa keadaan Kyungmin baik-baik saja dan Hyukjae tak perlu mengkhawatirkan nya karena Donghae sudah mengurusnya saat sebelum pernikahan antara dirinya dan Hyukjae terjadi.
Hyukjae menggeleng-gelengkan kepalanya pelan untuk menghapus segala pertanyaan yang timbul mengenai Kyungmin. Bukan nya Hyukjae tak peduli atau apa, hanya saja jika Hyukjae terlalu lama memikirkan Kyungmin maka lambat laun air matanya pasti akan mengalir membasahi pipi mulus nya begitu saja. Dan jika semua itu sampai terjadi maka pertengkaran antara Hyukjae dan Donghae pasti akan terjadi meskipun tak akan berlangsung lama. Satu hal yang perlu kita ketahui saat ini adalah Donghae sangat tak menyukai Hyukjae menangis. Karena selama ini jika Donghae menemukan Hyukjae sedang menangis maka ia akan selalu menyimpulkan bahwa Hyukjae sedang merindukan Kyuhyun, bukan Kyungmin. Penjelasan Hyukjae bahwa ia menangis karena merindukan Kyungmin selalu dinomor dua kan oleh Donghae.
Kembali pada tujuan awal Hyukjae, ia kembali mengguncang-guncangkan tubuh Donghae sedikit lebih keras dari sebelum nya, namun Donghae masih belum memberikan tanda-tanda bahwa ia akan segera terbangun. Hyukjae berpikir sejenak, ia kini sedang memikirkan cara untuk membangunkan Dongahae. Jika biasanya Donghae akan terbangun sendiri karena aroma masakan Hyukjae, maka kini Hyukjae memberanikan diri untuk melakukan hal yang biasa ia lakukan ketika membangunkan Kyuhyun dan Kyungmin-saat dulu-.
Hyukjae mulai naik ke atas ranjang dan menopang berat tubuh nya tepat di atas tubuh Donghae. Wajahnya mulai ia dekat kan dan
"HMMPHHH—" tiba-tiba saja Donghae menarik tengkuk Hyukjae dan membalikan posisi mereka dengan cepat, shingga kini Hyukjae lah yang berada di bawah tubuh Donghae. Untuk pertama kalinya, Donghae melumat bibir Hyukjae lembut. Sangat lembut, sampai-sampai untuk pertama kalinya pula Hyukjae merasakan bahwa jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya. Badan nya pun terasa panas, ia merasa bahwa seluruh darah nya kini berkumpul di kedua pipinya.
"Eumphh...Anghhnn~" Hyukjae mulai mengalungkan kedua tangan nya pada leher Donghae. Mencoba untuk menikmati lumatan yang diberikan Donghae, Hyukjae mulai memejamkan matanya. Donghae benar-benar membuat Hyukjae melayang dalam lumatan yang diberikan nya. Tangan nya yang semula menganggur kini ia gunakan untuk masuk ke dalam baju Hyukjae dan mengelus perut namja manis dibawah nya secara seductive.
"Geli Hae~" rengek Hyukjae saat merasaka bahwa tangan Donghae benar-benar menggelitik perut nya. Donghae tak mendengarkan rengekan Hyukjae dan terus melakukan aktivitas nya menggelitik perut Hyukjae. Bibir nya kini asyik menggigit dan melumat leher Hyukjae sampai timbul warna merah keunguan.
"Ssshhh..." Tangan nya kini beralih pada selangkangan Hyukjae dan berniat untuk melepaskan celana yang Hyukjae kenakan. Namun tiba-tiba saja Donghae mendengus kesal saat Hyukjae menahan tangan nya.
"Wae?" tanya Donghae tak suka saat kegiatan nya di interupsi begitu saja.
"Aku lapar..." jawab Hyukjae dengan wajah innocent nya yang membuat rasa kesal Donghae atas tindakan Hyukjae yang menginterupsi nya hilang begitu saja. Donghae menyingkir dari atas tubuh Hyukjae dan beralih ke samping tubuh Hyukjae.
"Kau lapar? Kenapa tak makan hmp?" tanya Donghae lembut seraya mengusap rambut Hyukjae sayang.
"Bagaimana aku bisa makan jika persediaan makanan kita habis Hae? Lemari es nya kosong!" melihat bibir cherry Hyukjae yang di-poutkan seperti itu, Donghae mendekatkan wajah nya dan mengecup bibir Hyukjae sekilas.
"Tunggu sebentar." Hyukjae menaikan sebelah alis nya saat melihat Donghae turun dari ranjang menuju sofa. Ia terlihat sedang mengutak-ngatik ponsel nya.
"Kau sedang apa Hae?"
"Sedang apa lagi jika bukan sedang memesan sarapan untuk kita berdua?!"
"Kenapa harus memesan? Kita berdua kan bisa beli bahan makanan mentah di mini market. Kita bisa pergi bersama-sama untuk berbelanja." Saran Hyukjae. Donghae tiba-tiba saja menghentikan aktivitas nya dan melempar ponsel nya ke sembarang arah. Sepertinya saran yang Hyukjae berikan membuat kecurigaan Donghae yang menimbulkan rasa kesal nya terpancing. Hyukjae menggigit bibir nya saat Donghae mendekat ke arah nya dengan tatapan tajam yang tak pernah Hyukjae harapkan.
"Apa katamu tadi? Membeli? Ke mini market? Kita berdua keluar dari apartement?" meskipun takut, tapi Hyukjae masih berani mengangguk kan kepalanya pelan sebagai jawaban.
"Kita berdua pergi keluar dari apartement menuju ke mini market, dan saat aku sibuk memasukan bahan makanan atau aku sedang lengah, kau akan kabur dan pergi meninggalkan ku? Begitu kan maksud mu Lee Hyukjae? Kau akan kembali ke Korea? Kembali pada kekasih mu yang bernama Cho Kyuhyun itu dan terbebas dari ku yang notabene adalah namja tak waras yang mengerikan? Itukah yang kau rencanakan?" Hyukjae membelalakan matanya tak percaya. Untuk yang pertama kalinya, Hyukjae memberanikan diri untuk bangkit dari ranjang dan berdiri tepat di depan Donghae dengan mata yang berkaca-kaca, namun sarat akan kekesalan.
"Sependek itukah pikiran mu Hae? Seburuk itukah aku dimata mu? Semencurigakan itukah kah gerak-gerik ku dimata mu?" Donghae menatap Hyukjae tak percaya, ini adalah kali pertama nya Hyukjae membalas amarah nya.
"Kau tau Hae? Selama ini aku selalu berusaha untuk mencintai mu! Dan beberapa hari yang lalu sepertinya aku telah jatuh dalam pesona mu, aku merasakan getaran-getaran aneh saat bersama mu, juga saat bersentuhan dengan mu! Tapi beberapa detik yang lalu kau telah menghilang kan getaran-getaran yang selama ini susah payah ku dapatkan! Tak sadarkah kau akan itu Hae? Aku hampir mencintai mu dengan tulus, tapi kau menggagalkan semuanya! Hikss..." Hyukjae menangis, ia menundukan wajah nya dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya. Hyukjae tak ingin Donghae melihatnya menangis, cukup mendengarkan isakan nya saja. Donghae menatap Hyukjae dalam diam. Apa yang dikatakan Hyukjae memang benar, ia tak pernah sadar akan hal itu. Ia bingung terhadap dirinya sendiri.
GREP
Hyukjae memeluk Donghae secara tiba-tiba dan menangis di pundak Donghae. Sedangkan yang dipeluk kini benar-benar bingung dan amat merasa bersalah pada Hyukjae. Selalu begini, selalu seperti ini!
"Hiksss... k-kau tak pernah hikss.. mengerti perasaan ku Hae~" ucap Hyukjae disela-sela isakan nya. Donghae masih diam, tak membalas pelukan terhadap Hyukjae.
"K-kau tak pernah tau hikss jika a-aku merindukan namdongsaeng ku di Korea, rasa hikss.. rinduku t-ter hikss hadap Kyungmin selalu kau tuduh se hikss bagai r-rasa rinduku terhadap Kyuhyun! Padahal hikss.. rasa rindu ku murni hanya untuk Kyungmin! Tak ada sedikit pun dihati ku untuk merindukan Kyuhyun! Kau tak pernah tau betapa aku mengkhawatirkan keadaan Kyungmin di Korea tanpa keberadaan ku disisi nya..."
Deg!
Untuk pertama kalinya, Donghae merasa bahwa hatinya kini meringis kesakitan. Matanya kini terbuka lebar untuk memandang bahwa dirinya memang mengerikan. Ia juga merasa bahwa tindakan nya lebih kejam dan lebih mengerikan daripada seorang psychopath. Donghae memejamkan matanya dan mulai membalas pelukan yang diberikan oleh Hyukjae. Diusapnya punggung Hyukjae dengan pelan dan dengan rasa ingin melindungi, bukan rasa ingin memiliki yang berlebih seperti biasanya.
"Mianhae Hyuk..." lirih Donghae.
"Tak usah berkata seperti itu hikss... kau selalu seperti ini!" seru Hyukjae di tengah isakannya.
"Kita akan ke Korea besok!" seketika itu pula, Hyukjae membulatkan matanya tak percaya. Tangisan nya berhenti begitu saja dan tergantikan oleh seulas senyum bahagia.
.
.
.
.
Beberapa truk besar terlihat meninggalkan pekarangan sebuah rumah yang sangat luas. Rumah yang hanya mampu dibeli oleh seorang nama. Lee Donghae. Ya! Donghae memutuskan untuk tinggal di Korea, semua itu ia lakukan untuk Hyukjae.
"Sini! Biar kubantu." Donghae berjalan menghampiri Hyukjae yang sedang kesusahan mengangkat sebuah kotak besar yang berisi barang-barang penghias rumah.
"Gomawo Hae..." Hyukjae mengikuti langkah Donghae dari belakang. Di tatapnya punggung namja yang kini mulai ia cintai dengan tatapan yang sulit diartikan. Hyukjae tak pernah menyangka jika hari ini benar-benar akan datang. Donghae... Donghae yang ada didepan nya kini benar-benar berbeda.
"Simpan disini saja ne?" Donghae meletakkan kotak besar tersebut di pinggir sebuah sofa ruang santai. Ia membalikan badannya dan mendapati Hyukjae yang kini terlihat... seperti sedang melamunkan sesuatu.
"Hey!" teguran Donghae sukses membuyarkan lamunan nya. Hyukjae menutup matanya seketika, karena ia tau apa yang akan dilakukan Donghae selanjutnya setelah Donghae memergokinya tengah melamun.
"Eh?" Hyukjae membuka matanya dan menatap wajah Donghae heran. Dugaannya ternyata salah besar. Donghae kini mengusap lembut pipinya, bukan menamparnya seperti beberapa waktu yang lalu.
"Apa yang kau lamunkan Hyuk? Apa kau tak suka rumahnya?" tanya Dongahe hati-hati. Hyukjae tak langsung menjawab, ia malah terus menatap Donghae tak percaya.
"Hyuk? Gwaenchana?" Donghae menatap Hyukjae bingung. Namja manis di hadapannya tak kunjung membalas setiap pertanyaannya.
"Hae..." Hyukjae menangkup kedua pipi Donghae dan terus menatap wajah tampan di hadapannya itu.
"Gwaenchana?" Donghae mengeryitkan dahinya bingung. Kenapa kini malah Hyukjae yang bertanya 'gwaenchana?' padanya? Bukankah seharusnya ia yang bertanya seperti itu karena sedari tadi Hyukjae hanya melamun dan tak kunjung menjawab pertanyaan darinya? Ada apa dengan Hyukaje?
"Aku baik-baik saja. Ada apa dengan mu Hyukkie-ah?" tanya balik Donghae.
"Ini benar kau kan Hae?"
"Tentu saja! Ini aku Hyuk!" seru Donghae.
GREP
"Hikss..." Hyukjae tiba-tiba saja memeluk tubuh Donghae dan menangis pada dada bidang Donghae. Lain halnya dengan Dongahae yang semakin bingung atas tindakan Hyukjae yang sangat aneh ini.
"Hey! Ada apa dengan mu Hyuk? Kenapa kau menangis?"
"Aku senang..." jawab Hyukjae. Donghae terdiam. Tangisan Hyukjae memang tak terdengar memilkukan, dan Hyukjae juga bilang bahwa ia senang. Tapi kenapa Hyukjae harus menangis jika ia merasa senang? Apa perasaan senang bisa di tunjukan dengan tangisan? Jika memang bisa, kenapa harus tangisan? Tangisan yang ia tau hanyalah uapan rasa sedih.
Berbagai pertanyaan mengenai tangisan dan rasa senang terus berputar dalam otaknya sampai-sampai ia tak bisa merasakan bahwa kini Hyukjae memeluknya erat.
"Saranghae Hae... tetaplah seperti ini..."
.
.
.
.
Hyukjae membawakan sepiring penuh sandwich dan meletaknya tepat di hadapan Donghae. Tangan nya yang terlepas dari piring sandwich itu pun beralih menarik sebuah kursi untuk duduk di samping Donghae.
"Gomawo ne!" ujar Donghae seraya mengacak-ngacak rambut Hyukjae sayang. Namja manis itu hanya mampu tersenyum senang sambil terus melihat gerak-gerik Donghae yang mulai mengambil sebuah sandwich buatannya.
"Sandwich yang itu ku isi dengan daging sapi asap, selada, tomat dan sengaja tak ku masukkan keju."
"Eh? Wae?" tanya Donghae seraya memakan sandwichnya.
"Karena aku takut kau tak suka keju seperti Kyungmin dan..." Donghae mengalihkan pandangannya dan menatap Hyukjae intens.
"Dan Kyuhyun?" tebak Donghae yang 100% benar adanya.
"N-ne..." jawab Hyukjae takut-takut. Beberapa detik kemudian, suana hening. Tak ada yang mereka bicarakan. Donghae asyik memakan sandwichnya, sedangkan Hyukjae kini tengah sibuk dengan pikirannya. Apakah Donghae marah atau tidak terhadapnya setelah tadi nama Kyuhyun masuk dalam topik pembicaraan mereka.
Hyukjae mengambil sebuah sandwich untuk menyibukkan dirinya sendiri agar tak terlalu takut jikalau Donghae akan marah setelah mereka selesai makan.
"Kau sudah selesai makan?" tanya Donghae tiba-tiba.
"A-eh? B-belum, sedikit lagi." Jawab Hyukjae gugup. Donghae menggeserkan kursinya agar lebih merapat dengan Hyukjae. Hyukjae menatap Donghae heran saat namja itu tiba-tiba saja merebut sandwich yang berada di tangannya.
"Hae?"
"Kau ini! Makan 1 sandwich saja lamanya seperti makan 10 sandwich. Bukankah kau ingin cepat-cepat menemui Kyungmin?" Kritik dan tanya Donghae.
"Biar kusupi ne! Aaa~" Hyukjae tersenyum kikuk kemudian membuka mulutnya perlahan. Hyukjae menggigit sandwich miliknya yang kini tinggal setengah.
Tak pernah sedikitpun Hyukjae membayangkan sosok Donghae yang kini berada di hadapannya. Benar-benar berbeda dengan Donghae yang... yah mungkin tak usah di sebutkan. Donghae yang kini berada di hadapannya benar-benar lembut dan pengertian sampai-sampai sosok Donghae yang menyeramkan tak pernah nampak sebelumnya dalam kenyataan. Kejadian pahit yang sebelumnya sering terjadi pun terasa tak pernah terjadi dan tak akan pernah terjadi lagi.
.
.
.
.
"Hae? Gwaenchana?" Hyukjae berniat untuk menyentuh lengan Donghae, namun ia urungkan niatnya. Takut-takut tindakannya akan menghalangi pergerakan Donghae yang sedang mengemudi.
"A-ani. Gwaenchana." Jawab Donghae tak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Dan Hyukjae tau jika Donghae tak baik-baik saja saat ini. Terlihat jelas dari pergerakan Donghae yang sedari tadi memegangi keningnya dan terlihat tak fokus saat mengemudi.
"Hae, bisakah kita berhenti sebentar?" tanya Hyukjae hati-hati.
"Ne." Donghae menepikan mobilnya ke pinggir jalan raya. Ia mematikan mesin mobilnya kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Hae... jika kau sakit, kita pulang saja ke rumah. Kita bisa mencari Kyungmin di lain waktu, jika kau dalam keadaan sehat. Yang penting sekarang kita sudah ada di Korea." Hyukjae menyentuh lengan Donghae dan mengelusnya pelan.
"Tak bisa begitu, kita harus cari Kyungmin sekarang."
"Tapi kondisimu sedang buruk Hae~"
"Kau bisa menyetir?" tanya Donghae tanpa membuka kedua telapak tangannya.
"Ne, wae?"
"Kau yang ambil alih okay? Kyungmin ku titipkan di panti Blue World, panti yang didirikan 2 tahun yang lalu. Kau tau kan?"
"Samar-samar... akan kutanyakan pada orang-orang yang kita temui nanti."
"Mianhae ne, Hyukkie-ah..." lirih Donghae. Hyukjae mengangguk paham, sudah banyak yang Donghae lakukan. Dan itu semua cukup, Hyukjae tak mau terjadi sesuatu yang buruk terhadap Donghae. Perlakuan Donghae yang sekarang sudah lebih dari cukup.
Hyukjae keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Donghae keluar. Dengan rasa khawatir yang masih membuncah dalam hatinya, Hyukjae membantu Donghae berjalan dan duduk di bangku yang tadi sempat di dudukinya. Setelahnya, Hyukjae berlari kecil dan duduk di kursi pengemudi yang tadi di duduki oleh Donghae.
"Tidurlah..." Hyukjae menangkup sebelah pipi Donghae kemudian mengecup bibir Donghae cukup lama dan dengan penuh cinta.
"Saranghae..." ujar Donghae dengan suara rendahnya.
"Nado Hae... nado saranghae..."
.
.
.
.
"Kyungmin-ah, kau suka makanan nya?" Kyuhyun mengusap lembut rambut Kyungmin. Ia baru saja selesai membagikan makanan pada anak-anak yatim-piatu di panti ini.
"Hm! Tapi lebih enak lagi jika Hyukkie-hyung yang membuatnya." Jawab Kyungmin jujur apa adanya. Kyuhyun tersenyum semipul saat mendengar Kyungmin menyebut nama hyung satu-satunya itu. Jujur ia akui, bukan hanya Kyungmin yang merindukan keberadaan Hyukaje namun ia pun amat sangat merindukan Hyukjae.
Ddrrtt... ddrrtt...
Kyuhyun mengambil ponsel hitam dari saku celananya. Ia memutar bola matanya malas saat melihat siapa yang tengah menelpon nya.
"Yeoboseyo? Ne? Apa tak bisa nanti saja? Aku masih ingin di panti... arraseo, aku kesana sekarang." –pip
Kyuhyun menatap Kyungmin dalam diam, ada rasa tak rela jika dirinya harus pergi meninggalkan Kyungmin disini.
"Kau akan pergi hyung?" tanya Kyungmin sambil mengedip-ngedipkan matanya lucu. Sama persis seperti Hyukjae saat masih bersamanya.
"Ne, tak apa kan jika hyung tinggal sebentar?"
"Jika hyung memang harus pergi, Kyungmin bisa berbuat apa? Kyungmin tak bisa berbuat apa-apa untuk membuat Kyuhyun-hyung tetap tinggal disini." Oh tidak! Kyungmin mulai memperlihatkan wajah sedihnya yang membuat Kyuhyun semakin sulit untuk melinggalkan Kyungmin barang sedetik saja.
"Hyung janji, jika semuanya sudah selesai hyung pasti akan kembali kesini. Ingat ya! Seperti yang dikatakan dokter bedah pita suaramu saay itu, jangan terlalu banyak berteriak. Kau harus mengontrol volume suaramu selama 1 tahun."
"Ne, arraseo~"
"Good boy. Hyung pergi dulu ne!" Kyuhyun mengacak-ngacak rambut Kyungmin sayang, kemudian berjalan keluar dari ruang makan panti. Kyuhyun berjalan sedikit tergesa, ia mengeluarkan kunci mobilnya kemudian menekan tombol pembuka kunci mobilnya. Ia masuk ke dalam mobilnya dan mulai menyalakan mesin mobil. Perlahan, mobil Kyuhyun mulai melaju meninggalkan arena panti Blue World. Entah mengapa, Kyuhyun merasa hatinya bergetar tiba-tiba dan aliran darahnya terasa hangat saat mobilnya berpapasan dengan sebuah mobil berwarna hitam.
"Hyukkie-ah?" tanya Kyuhyun entah pada siapa. Dihapusnya dengan cepat pikirannya yang satu itu mengingat ada sebuah insiden yang menimpa Eternal Cafe, cafe miliknya.
.
.
.
.
Hyukjae memarkirkan mobil Donghae di dekat sebuah pohon apel. Ia mematikan mesin mobil dan mencabut kuncinya. Matanya melirik Donghae yang terlihat nyenyak dalam tidurnya. Donghae memang menyuruh Hyukjae untuk membangunkannya jika sudah sampai di panti, namun melihat Donghae yang sedang tidur nyenyak seperti ini membuat Hyukjae jadi tak tega untuk membangunkan namja tampan itu. Di tambah dengan mengingat kondisi Donghae tadi yang terlihat tak baik, mungkin Hyukjae memang tak seharusnya untuk membangunkan Donghae.
Pada akhirnya, Hyukjae pun turun dari dalam mobil. Matanya seketika membulat saat melihat seorang namja cilik yang sedang duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon apel.
"Kyungmin-ah?" namja cilik itu menolehkan kepalanya. Dan ia pun sama terkejutnya seperti Hyukjae.
"H-hyung?"
"Kyungmin-ah? Operasi mu berhasil?"
.
.
.
TBC
.
.
Ada yang merasa pernah menagih sequel dari Unlucky Wedding! Unlucky Fate! ?
Naka bawakan sequelnya bagi yang menginginkannya...
Mianhae karena Naka baru memposting sequelnya sekarang#bow
Part depan rate nya akan berubah dari T menjadi M :D
REVIEW please~~~~~~~~~~~~~
See you and gomawo~^_^
