Naruto © Masashi Kishimoto

Bad Boy © Reza C Warni

Pair : SasuSaku, NaruHina

Summary : Seorang Uchiha Sasuke yang terkenal dengan ke bad boy-an nya di sekolah di jodohkan dengan Haruno Sakura, gadis yang polos. Bagaimanakah kehidupan Sasuke dan Sakura setelah menikah?

Konnichiwa :D

Aku author baru di sini, watashi no namae Reza desu, aku cewek yaa. Ini ff pertama yang aku publish di fandom 'Naruto', ff ini udah pernah aku publish di blog pribadiku dan di fandom 'Screenplays' dengan pair TaeLli(Taemin-Sulli). Oke, silahkan dibaca...:)

Happy reading~

~oOo~

"Oi, Teme! Sekarang siapa lagi, eoh?" Tanya Naruto, teman cowok yang dipanggil Teme tadi atau yang bernama Uchiha Sasuke. Sasuke mengeluarkan smirk nya. Ia kemudian meminum wine.

"Hahahaha... Dia murid Konoha Senior High School. Namanya Ino"

"Ck! Sudah berapa cewek yang kau rebut perawannya, eoh?" Naruto meminum wine miliknya. Mereka berdua berada di sebuah pub malam di daerah Konoha.

"Kau? Targetmu siapa?" Tanya Taemin.

"itu" Minho menunjuk seorang cewek duduk di bartender, cewek itu melirik kanan dan kiri-seperti sedang mencari seseorang. Naruto menghabiskan wine nya lalu berjalan kearah cewek yang ia tunjuknya tadi.

"Hayyy!" sapa Naruto. Cewek itu menoleh kearah Minho.

"Ha...hayy" yeoja itu membalas sapaan Naruto dengan gugup. Ia terpana dengan ketampanan seorang Uzumaki Naruto.

"Mau minum bersamaku?" Tanya Naruto. Karena tidak biasa, yeoja itu hanya mengangguk. Naruto menarik cewek itu dan membawanya ke tempat Sasuke berada.

"Kau mau minum apa?" Tanya Minho.

"Orange Juice" jawab yeoja itu.

"Orange Juice 1" kata Minho pada bertender. Tanpa cewek itu sadari, Sasuke yang ada di sebelah Naruto menaruh obat tidur di minuman cewek itu.

5 menit kemudian...

Cewek itu sudah pingsan. Cewek itu tak sadarkan diri lagi. Naruto mengedipkan matanya ke arah Sasuke lalu membawa cewek itu ke kamar vip yang di sediakan di bar itu. Sasuke hanya tertawa lalu keluar dari pub.

~oOo~

"KAMI-SAMA" cewek yang baru bangun dari tidurnya itu terkejut saat menyadari dirinya tidak menggunakan pakaian sehelaipun. Ia melihat kearah surat yang terletak di atas tempat tidur. Ia mengambilnya.

'Thanks for your service. Aku sangat PUAS'

"Tidaaaaaaaaaaakkkk!" Air mata mengalir dari mata lavender cewek itu, "hiks...hiks..."

~oOo~

"Ohayou" sapa Sakura saat memasuki kelas.

"Ohayou" balas Temari teman sekelas Sakura.

"Hinata-chan belum datang?" Tanya Sakura sembari duduk di kursinya.

"Hai. Tidak biasanya anak itu jam segini belum datang" celetuk Temari.

"Akan ku telpon dia" ucap Sakura sambil merogoh ponselnya. Ia segera menekan tombol hijau saat sudah menemukan nama 'Hinata-chan' di kontaknya.

"Aish! Dia tidak angkat" ucap Sakura.

"Nan? Ada apa dengan anak itu?" Tanya Temari dengan tampang bingung.

Drrttt~ drrtt~

Ponsel Temari tiba-tiba bergetar. Ino segera merogoh ponselnya yang ia simpan di saku seragam sekolahnya. 'Neji-kun calling'. Ia segera menekan tombol hijau.

"Hallo" sapa Temari.

"Hallo. Temari-chan, apa Hinata-chan ada di sekolah?" Tanya Neji dari seberang telepon.

"Iie, nande?" Tanya Ino.

"Hinata-chan semalam tidak pulang ke rumah. Aku pikir ia menginap di rumahmu. Ah, coba tanya ke Sakura-chan" suruh Neji.

"Hinata-chan tak menginap di rumah Sakura" ucap Temari. Wajahnya terlihat khawatir.

"NAN?" Tanya Neji kaget.

"Memangnya semalam Hinata-chan kemana?" Tanya Temari lagi.

"Kata pelayan, Hinata-chan semalam mencariku di pub" ucap Neji.

"NAN? A..apa kau sudah mencarinya di pub?" Tanya Temari panik.

"Belum"

"Coba cari dia di sana. Kami akan segera menyusul" ucap Temari.

"Baiklah"

Tuutt~ tuut~

Sambungan terputus.

"A..ada apa Temari-chan?" Tanya Sakura saat melihat wajah panik Temari.

"Hi...Hinata-chan semalam tak pulang ke rumah" jawab Temari.

"NAN?" Sekarang giliran Sakura yang terkejut.

"Kita ke pub sekarang!" Ajak Temari.

"Hai. Aku akan pergi minta izin ke Kakashi-sensei" Sakura segera keluar kelas.

10 menit kemudian

"Ayo, kita pergi. Kakashi-sensei memberi izin" Temari mengangguk. Mereka berdua segera keluar kelas.

~oOo~

"Ne..Neji-kun" sapa Temari saat melihat Neji keluar dari pub sambil menggendong Hinata yang pingsan-ala bridal style-. Tubuh Hinata basah kuyup.

"Hi...Hinata-chan kenapa?" Tanya Sakura. Wajahnya terlihat jelas sangat panik.

"Sepertinya ada seseorang yang telah 'melukai'nya" jawab Neji sambil berjalan cepat ke mobilnya. Sakura dan Temari mengikuti langkah Neji.

"Sakura-chan, bisakah kau membukakan pintu mobil?" Tanya Neji.

"Hai" Sakura mengangguk sambil membuka pintu mobil bagian belakang. Sakura masuk ke jok belakang. Neji segera menaruh tubuh Hinata di jok belakang, kepala Hinata di pangku oleh Sakura. Temari duduk di jok depan, di samping Neji. Neji segera memasuki mobilnya lalu melaju ke kediaman Hyuuga.

~oOo~

"Ada yang 'menjamahi' tubuh Hinata-chan" ucap Sakura setelah selesai mengganti pakaian Hinata.

"NAN? DARE?!" Tanya Neji dengan emosi. Ia begitu menyayangi sepupunya itu.

"Aku tidak tahu" jawab Sakura.

"Lebih baik kita tunggu sampai Hinata-chan sadar. Baru kita tanya siapa orangnya" ucap Temari. Neji menghela napas panjang. Ia segera duduk di sofa. Sakura duduk di depan Neji, sedangkan Temari duduk di samping Sakura.

"I..ini semua salahku" gumam Neji. Ia membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.

"Ini bukan salahmu Neji-kun" ucap Temari.

"Ini salahku, coba jika aku tak ke pub dan Hinata-chan tak mencariku. Ini semua pasti takkan terjadi!" Ucap Neji frustasi. Ia melepas kedua tangannya dari wajah tampannya.

"Baa-san sama kaa-san dimana?" Tanya Sakura saat menyadari bahwa hanya Neji dan Hinata di rumah, ditemani dengan para pelayan.

"Mereka keluar negeri beberapa hari yang lalu" jawab Neji. Wajah terlihat sangat frustasi.

"Apa mereka sudah tahu tentang hal ini?" Tanya Temari. Neji menggeleng.

"Kapan mereka akan kembali?" Tanya Temari(lagi).

"Besok. Aku bingung harus mengatakan apa pada paman dan bibi" ucap Neji.

"Jelas-"

"Aaaaaaaaa!" Terdengar teriakan dari dalam kamar Hinata. Sakura, Neji, dan Temari saling memandang satu sama lain. Tak makan 1 menit, mereka sudah berlari ke kamar Hinata.

Braak!

Neji mendobrak pintu. Sakura segera berlari memeluk Hinata yang tengah berteriak-teriak sambil menutup kedua telinganya.

"Hinata-chan, kau kenapa?" Tanya Sakura sambil mengelus rambut Hinata. Hinata memberontak, ia terus berteriak. Air mata membanjiri pipi putih pucatnya.

"Tidaaaaaaaaakkkk!A...aku...a...ku...tidaaaaaaaaak kkk!" Hinata berteriak histeris. Sakura yang melihat keadaan Hinata yang begitu mengiris hati langsung menangis sambil mengeratkan pelukannya di tubuh Hinata. Temari dan Neji hanya diam, mata mereka memancarkan kesedihan yang sangat. Mereka begitu sedih, Hinata yang biasanya lemah lembut kini menjadi cewek yang frustasi.

"Hinata-chan, tenanglah" Sakura mengelus rambut Hinata. Neji mendekati Hinata, ia menyentuh tangan Hinata. Hinata segera mendorong tangan Neji. Ia mengambil bantal yang ada di belakangnya lalu melemparnya ke arah Neji.

"Pergi! Pergi! Pergiiiiiii!" Teriak Hinata. Neji terkejut.

"Temari-chan, tolong telpon dokter" perintah Sakura.

"Hai" Temari segera menelpon dokter.

15 menit kemudian

"Hinata-san sekarang sudah tidur. Ia mengalami guncangan yang sangat keras, ia mungkin depresi sekarang" jelas sang Dokter.

"Nan? Ba...bagaimana bisa?" Tanya Neji.

"Kalian pasti sudah tahukan. Hinata-san habis di 'perkosa'" jawab sang Dokter. Neji tertunduk. Ia merutuki dirinya sendiri karna telah membuat Hinata jadi seperti ini.

"Ini obat penenang jika Hinata-san kembali histeris. Aku permisi" Dokter itu keluar kediaman Hyuuga setelah memberi obat tentunya.

Sakura tertunduk. Baru beberapa minggu yang lalu temannya Ino mengalami hal yang sama dengan Hinata. Ino dikatakan 'gila' dan dibawa ke luar negeri untuk berobat. Kenapa semuanya jadi begini?

~oOo~

Kejadian itu telah berlalu beberapa bulan yang lalu. Sekarang Hinata dirawat di rumah sakit jiwa. Orang tua sangat sedih, Neji tiap hari mencari tahu tentang orang yang telah membuat Hinata seperti ini. Temari beberapa minggu yang lalu menyusul Ino ke Amerika. Sakura tiap hari datang menjenguk Hinata seperti saat ini.

"Ohayou Hinata-chan" Sapa Sakura.

"Bagaimana keadaanmu? Semoga membaik" Sakura menghapus air matanya. Ia begitu miris melihat keadaan Hinata yang seperti ini. Tubuh yang semakin kurus, tatapan kosong, ia memeluk kedua lututnya yang ditekuk.

Setiap hari ia sering berteriak-teriak dan menangis tanpa sebab, yang membuat kedua orang tua Krystal bingung. Setiap kali Neji atau ayah Hinata mendakati Hinata, Hinata akan berteriak-teriak dan melempar semua barang yang ada di sekitarnya. Semakin hari keadaan Hinata semakin memburuk, dengan terpaksa kedua orang tua Hinata memasukan Hinata ke rumah sakit jiwa.

Sakura berjanji akan mencari tahu hal yang membuat Hinata sampai seperti ini.

"Hinata-chan, kau tahu? Hari-hariku sunyi tanpamu. Kau teman terbaik yang pernah kumiliki. Ayolah! Cepat sembuh! Apakah kau tidak merindukan teman-teman yang lain? Ino sama sepertimu, dia...hiks...hiks..." Sakura terus menghapus air matanya.

"Sebenarnya siapa yang melakukan ini padamu? Ceritalah padaku" Hinata hanya memandang kosong kearah Sakura, tiba-tiba air mata Hinata mengalir.

"ya, jangan menangis Hinata-chan" Sakura ingin menghapus air mata Hinata tetapi Hinata menepis tangannya dengan kasar.

"PERGI! PERGI KAU DARI SINI!" Hinata mulai berteriak histeris. Sakura yang kaget segera berteriak-teriak memanggil suster. Tak lama kemudian datang 3 orang perawat. Mereka segera memberikan obat bius ke tubuh Hinata melalui suntikan. Sakura berjalan keluar dari kamar rawat Hinata.

~oOo~

"Aku pulang!" Sakura memasuki rumahnya.

"Sakura-chan" panggil ayahnya. Sakura menoleh ke ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama ibunya.

"Hai" Sakura ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Mmmm... Mulai besok kau akan pindah sekolah" ayahnya memulai pembicaraan. Sakura membulatkan kedua matanya.

"Nan? Nande? Memangnya ada apa dengan sekolahku sekarang?" Tanya Sakura.

"Tidak ada apa-apa. Tapi kau harus pindah sekolah"

"TIDAK MAU!" Sakura beranjak dari tempat duduknya.

"KYA! HARUNO SAKURA! KAU HARUS PINDAH SEKOLAH" teriak ayah Sakura.

"AKU TIDAK MAU! AKU TIDAK AKAN PINDAH SEKOLAH SEBELUM CHICHI(ayah) MEMBERI ALASAN YANG JELAS" Sakura menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"KAU PINDAH SEKOLAH AGAR BISA DEKAT DENGAN CALON TUNANGANMU! CHICHI TIDAK MAU TAHU, BESOK KAU SUDAH KE SEKOLAH BARUMU. BESOK CALON TUNANGANMU AKAN MENJEMPUTMU! SATU LAGI, APPA SUDAH MEMBUATKAN SURAT PINDAH!" Ayah Sakura mulai emosi sedangkan ibu Sakura berusaha menenangkan ayah Sakura.

Saku yang mendengar teriakan ayahnya hanya diam mematung di depan pintunya. Beberapa menit kemudian ia membuka pintu kamarnya lalu membantingnya hingga menimbulkan bunyi bedebam yang cukup keras.

"Nani? Hiks...hiks... Kejutan apa ini?" Sakura bersandar di daun pintu kamarnya. Ia menangis.

"Aku masih ingin bersekolah di Konoha. Dan apalagi tadi, calon tunangan? Apa maksudnya? Mengambil keputusan tanpa menanyaiku? Cih! Aku benci di atur-atur seperti ini" Sakura terus menggerutu dengan air mata yang mengalir.

~oOo~

Sakura memasuki ruangan makan dengan keadaan yang tidak begitu baik. Matanya yang bengkak karna menangis semalam.

"Ayah pikir kau tidak akan memakai seragam itu" kata ayahnya. Sakura hanya menatapnya kesal.

"Sebentar lagi calon tunanganmu akan datang" Sakura mendengus kesal. Ia jadi tidak nafsu memakan sarapannya. Ayahnya sudah selesai makan.

"Ayah ke kantor, jaa" ayahnya berlalu keluar rumah.

"Haha(ibu), sebenarnya siapa calon tunangan Sakura? Lalu, mengapa Sakura harus bertunangan dengannya?" Sakura mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang tercetak di otaknya.

"Dia anak dari teman ayahmu, ayahmu dan ayahnya teman sejak TK. Karena ayahmu mempunyai hutang padanya dan cara membayarnya kau harus menikah dengan putranya" jelas ibu Sakura.

"Nan? Itu sama saja kalian menjualku" kesal Sakura.

"Kami tidak bermaksud menjualmu. Tapi itu karna yah, cara satu-satunya hanya menikahkan kau dan anaknya" jawab ibu Sulli.

Ting tong~ ting tong~

"Itu dia" ibu Sakura berjalan ingin membukakan pintu, Sakura mengikutinya dari belakang.

"Ohayou gozaimasu" sapa seorang cowok tampan saat pintu rumah Sakura terbuka.

"Hai, Ohayou"

"Apa benar ini kediaman keluarga Haruno?" Tanya Sasuke-nama cowok itu-.

"Hai, kamu pasti Uchiha Sasuke kan?" Sasuke mengangguk, "Sakura-chan" ibu Sakura berteriak.

"Aku disini eomma" jawab Sakura ketus.

"Oh...hahahahaha" ibu Sakura tertawa malu, "yasudah, kalian ke sekolah sana. Nanti kalian terlambat" suruh ibu Sakura.

"Kami pergi bibi. Jaa" Sasuke dan Sakura berjalan kearah mobil Sasuke.

Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil Sasuke.

"Ya! Siapa yang menyuruhmu duduk di depan? Sana! Kau duduk di belakang" suruh Sasuke dengan dingin. Sakura yang sedang memasang sealbeat langsung menghadap kearah Sasuke dengan kesal. Ia langsung keluar dari mobil Sasuke dan masuk ke bagian jok belakang. Oke, cukup! Mood Sakura sudah sangat tidak baik untuk pagi hari ini!

Sasuke mulai menjalankan mobilnya. Ia melirik Sakura yang ada di jok belakang melalui kaca mobilnya.

"Kau kenapa? Matamu bengkak" celetuk Sasuke.

"Bukan urusanmu" jawab Sakura dingin.

"Oke, itu memang bukan urusanku" Sasuke kembali fokus pada jalanan.

'Lumayan' Taemin mengeluarkan Smirk nya.

Sasuke tiba-tiba memberhentikan mobilnya. Seorang gadis membuka pintu mobil Sasuke dan duduk di jok depan-samping Sasuke-.

"Ohayou sayang" sapa gadis itu.

"Ohayou Karin" Sasuke dan gadis bernama Karin itu berciuman ganas di depan Sakura. Sakura yang melihatnya membulatkan matanya. Ia kemudian mengalihkan pandangan keluar mobil. Sasuke dan Karin selesai berciuman, Sasuke melirik kearah Sakura dan menunjukkan smirk andalannya.

"Dare?" Tanya Karin. Sasuke kembali menjalankan mobilnya.

"Dia sepupuku" jawab Taemin.

'Dasar! Cowok brengsek!' Batin Sakura.

"Oh"

At Gakure Senior High School

"Ya! Ruang guru dibagian mana?" Tanya Sakura.

"Kau jalan lurus, belok kanan, terus naik ke tangga sampai lantai 3 terus belok kiri, lalu lurus. Kau akan menemukan ruang guru" jawab Sasuke.

"Nan? Bisakah kau mengantarku?" Tanya Sakura agak gengsi.

"Aku tak bisa. Aku lagi ada urusan" jawab Sasuke lalu berjalan kearah kelasnya. Karin? Dia sudah ke kelasnya duluan.

Sakura berjalan mengikuti intruksi-intruksi dari Sasuke. Sesampainya di lantai 3, ia belok kiri lalu lurus. Ia tak menemukan satu ruangan pun yang bertuliskan 'ruang guru'. Karena di lantai 3 dikhususkan untuk Kantin dan tempat latihan dance, ruang drama.

"Huh! Dia menipuku!" Geram Sakura. Ia kembali ke lantai dasar.

~oOo~

"Hahahaha" Taemin terus tertawa saat memasuki kelasnya.

"Nande?" Tanya Naruto.

"Dasar gadis bodoh!"

"Ya! Nande?" Naruto penasaran. Sasuke segera duduk di kursinya.

"Kau tahu kan kalau aku di jodohkan? Nah, tadi pagi ayahku menyuruhku menjemputnya. Dia lumayan cantik. tadi dia bertanya tentang ruang guru, aku mengatakan bahwa ruangan guru ada di lantai 3" Sasuke terus tertawa.

"Ck! Kau parah! Hahaha" Naruto ikut tertawa.

~oOo~

Ringggg~ Ringgg~

Bel istrahat berbunyi. Sakura segera keluar dari kelasnya.

"Permisi, apa kau tahu dimana kelas Uchiha Sasuke?" Tanya Sakura pada sekelompok gadis yang tengah ngobrol. Gadis-gadis itu menatap Sakura dengan tatapan tajam.

"Untuk apa kau mencari Sasuke-san?" Tanya salah seorang gadis.

"Ada hal yang ini aku bicarakan padanya" jawab Sakura santai. U-uh, seperti Sakura tak sadar kalau ia sedang bertanya pada 'fans fanatic Sasuke'. Salah seorang dari mereka menjambak rambut Sakura.

"Jangan pernah dekati Sasuke-san, wanita jalang!" Seru gadis yang menarik rambut Sakura.

"Aargg" ringis Sakura, "le...lepas..aaarggh...lepaskan.." Sakura berteriak kesakitan. Semua murid yang ada di situ memperhatikan mereka. Salah satu lagi langsung menampar Sakura.

Plak!

"Arrgg" Sakura memegang pipinya. Air matanya berjatuhan.

"Le...lepas...kan...aarrrgghh... Aku...mohh...hon..." Sakura semakin berteriak kesakitan saat gadis yang menjambak rambutnya menarik rambutnya.

"Lepaskan!" Terdengar suara seorang gadis. Gadis-gadis yang menyiksa Sakura segera menoleh ke arah gadis itu. Mata mereka membelalak.

"Lepaskan tangan kalian!" Suruh Karin. Gadis itu segera melepas rambut Sakura. Mereka segera berlari menjauh, daripada harus berurusan dengan Karin.

"Kau tak apa?" Tanya Karin sambil mendekati Sakura. Sakura hanya mengangguk. Sakura menghapus air matanya.

"Arigatou gozaimasu" Sakura membungkukkan tubuhnya beberapa kali.

"Apa yang terjadi?" Tanya Karin.

"Ta..tadi aku menanyakan tentang kelas Sasuke. Tapi mereka hanya menyerangku" jelas Sakura sambil mengatur rambut pink pudarnya.

"Seharus kau jangan pernah menanyakan tentang Sasuke pada gadis-gadis di sini. Mereka semua fans fanatic Sasuke. Mari aku antar ke kelas Sasuke" Jelas Karin. Mereka berdua segera ke kelas Sasuke.

~oOo~

Sakura dan Karin telah sampai di kelas Sasuke. Sakura yang melihat Sasuke sedang asyik ngobrol dengan teman-temannya segera menghampiri Sasuke.

"Uchiha Sasuke" kata berapi-api saat sudah tiba di belakang Sasuke. Sasuke segera menoleh ke belakangnya..

Plak!

Satu tamparan telak mendarat di pipi Sasuke. Semua yang melihat kejadian itu membelalakkan matanya mereka begitupula dengan Sasuke yang mendapat serangan secara tiba-tiba.

"Itu karna kau telah membohongiku" ucap Sakura lalu berbalik hendak keluar kelas namun tangannya di tahan. Sakura kembali menghadap badan ke Sasuke.

"Ada apa?" Tanya Sakura ketus. Sasuke menatap Sakura dengan tatapan tajam. Beberapa saat Sakura terhipnotis oleh mata onyx milik cowok berambut raven itu.

"Sakura Haruno" ucap Sasuke penuh penekanan. Amarahnya sekarang berada di puncaknya.

"Kau akan mendapat balasan dari perbuatanmu ini" Sasuke menghempaskan tangan Sakura secara kasar. Ingin rasanya ia menghajar Sakura tapi ia masih ingat bahwa Sakura itu 'cewek' dan ia juga masih ingin menjaga 'imej'.

~oOo~

"Sakura-chan, bagaimana hari pertamamu?" Tanya ibu Sakura.

"Sangat tidak menyenangkan" Sakura menaiki tangga menuju kamarnya.

"Aaaaaaaaaaaaa! Dasar cowok menyebalkan!" Sakura membenamkan kepalanya dibantal.

"Sakura-chan" ibu Sakura mengetuk pintu kamar Sakura. Sakura segera membuka pintu.

"Kenapa ibu?" Tanya Sakura.

"Kau sebentar berdandanlah dengan cantik. Kita akan dinner dengan keluarga Uchiha di rumah" jawab ibu Sakura.

"Uhm, ne" ibu Sakura segera meninggalkan kamar Sakura.

"Huuuuffft~"

Dinner 19:00

"Ah, Sakura sangat cantik" puji ibu Sasuke. Sakura hanya tersenyum malu.

"Arigatou bibi" ucap Sakura.

"Sasuke juga sangat tampan" puji ibu Sakura.

"Hahaha...bibi bisa saja" Sasuke tersenyum.

"Mereka berdua sangat cocok. jadi, kapan mereka akan bertunangan?" Tanya ayah Sasuke.

"Uhm... Bulan depan?" Usul ayah Sakura.

"Bagus" setuju ayah Sasuke. Sakura dan Sasuke hanya saling menatap. Onyx bertemu Emerald. Membuat kedua orang tersebut terhanyut dengan keindahan mata orang yang ditatapnya.

~oOo~

"Kya! Apa kau menerima perjodohan ini?" Tanya Sakura setelah mengajak Sasuke berbicara di halaman rumah.

"Aku setuju setuju saja" jawab Sasuke.

"Nani?" Sasuke hanya mengangguk.

"Aish! Kau benar-benar menyebalkan!" Sakura meninggalkan Sasuke sendirian di halaman rumahnya. Sasuke mengeluarkan smirk nya.

'Lagipula aku tertarik padamu' batin Sasuke.

~oOo~

Sakura keluar dari mobil Sasuke. Ia segera berjalan memasuki gedung sekolah.

"Lihatlah anak songong itu, berani sekali dia menampar Sasuke-senpai" ucap seorang siswi. Sakura tak menghiraukan mereka. Ia terus berjalan menuju locker.

Ceklek!

"Aaaaaaaa!" Teriak Sakura histeris saat melihat sebuah boneka yang dipenuhi dengan darah. Tertancap sebuah surat di boneka tersebut.

'Berani sekali kau menampar Sasuke! Kau akan mati Haruno!'

Sakura membaca tulisan yang ditulis menggunakan darah itu dengan gemetaran. Ia segera mengambil boneka itu dan membuang boneka beserta surat ke dalam tong sampah. Ia menarik napas sejenak lalu mengambil buku-bukunya di dalam locker.

~oOo~

Sakura berjalan koridor. Ia segera memasuki kelas.

Byuurr~

Saat tiba di pintu kelas, air kotor tumbah membasahi tubuh Sakura. Ia terlihat sangat kotor sekarang.

"Hahaha" semua siswa/i yang melihat kejadian itu tertawa terpingkal-pingkal. Tak ada yang berniat menolong Sakura.

Sakura menghela napas. Ia segera ke ruangan BK untuk meminta izin pulang.

~oOo~

"Ohayou Hinata-chan. Genki desu ka?" Tanya Sakura.

"Ku harap kau baik-baik saja. Oh iya, gomen aku baru menjengukmu. Seminggu ini aku sibuk dengan sekolah baruku" ucap Sakura.

"Apa kau tahu? Orang tuaku begitu menyebalkan. Mereka menjodohkanku dengan cowok yang menyebalkan! Aku dipaksa untuk pindah sekolah. Parahnya lagi, di sekolah baruku itu tiap hari aku dibully karena cowok menyebalkan itu! Tapi, jujur, aku sangat suka dengan mata onyx milik cowok menyebalkan itu. Tiap menatap matanya, aku serasa berada di dunia yang berbeda. Di dunia hanya ada aku dan cowok itu" Sakura memulai curhat panjang lebarnya.

TBC

Jelek? Pendek? Gomen aku ngetiknya lewat hp. Yang udah baca tolong review ya ;)

Aku butuh masukan dari kalian, kritik dan saran diterima :D flame juga diterima :)

Arigatou gozaimasu :D

Reza C Warni a.k.a Akimoto Yumi