NEGLECTED

A ChanBaek Story

written

by

Byun Petra

Warn: Yaoi, Comfort/Angst, NC, Typo(s).

Pairing: ChanBaek slight KaiSoo

Summary: Kehidupan Baekhyun dan Chanyeol setelah menikah memanglah berjalan dengan indah dan penuh kebahagiaan, tapi bagaimana bila suatu hal yang tidak diinginkan Baekhyun dengan seenaknya menyelinap masuk ke dalam keluarga kecil mereka dan menghancurkan semuanya dalam sekejap?

*

"I know rejection, I know pain. I know what it's like to be trapped in an immortal life without love. But you know, Chanyeol; that even if I was a star, I'd still love you."

LET'S BEGIN.

Baekhyun POV

Kamu tahu apa yang lebih bahagia di bandingkan memakan sebuah strawberry dengan porsi yang lebih besar? Ya, menikah dengan seseorang yang sangat kamu cintai itu adalah sebuah kebahagiaan terbesar dalam hidup.

Bagaimana menjelaskannya ya? Aku akan menikah dengan seorang pria tampan nan besar tepat pada hari ini. Kalian tidak salah, aku memang seorang laki-laki yang menikah dengan sesama jenis. Meskipun banyak yang melarang hubunganku ini, tapi aku bahagia menjalani hubunganku dengannya selama 4 tahun ini.

Dan kupikir, kami harus melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius. Ayah dan Ibu juga mendukungku untuk melanjutkan hubunganku dengannya. Keluarga kami memang bersahabat baik semenjak kami mengawali hubungan kami.

Park Chanyeol namanya. Pria yang akan kunikahi tepat pada hari ini. Dan setelah pernikahan selesai, aku resmi menjadi Park Baekhyun yang akan menjadi teman hidupnya selamanya.

"Apakah kau siap, Baekhyun?" tanya Ayah sambil menggenggam tanganku dengan lembut.

"Aku agak gugup... tapi dengan kehadiran Ayah di sampingku, mungkin rasa gugupku akan hilang... Dan hari ini, aku benar-benar siap." jawabku mantap dengan iringan senyum manis yang diwarisi oleh Ibu-ku.

"Kau benar-benar tampak seperti Ibu-mu, Baek, dengan paras can-"

"Tampan! Aku tampan, Ayah, tampan sekali, ya kan?" selaku di saat Ayah ingin berkata bahwa aku cantik. Aku tidak cantik seperti Ibu, bahkan aku ini tampan seperti Ayah.

Mendengar perkataanku yang seperti itu, Ayah hanya menyahutiku dengan tawa kecilnya sambil memandangku penuh kasih sayang. Kini aku tampak seperti Ayah saat muda... tampan saat mengenakan jas putih dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam.

Aku sedang membayangkan bagaimana penampilan Chanyeol nanti saat kami bertemu di altar. Melihatnya memakai jas hitam dengan rapi sambil menungguku datang ke sana.

"Baiklah, mari kita mulai..." ujar Ayah kepadaku. Aku hanya menganggukinya sambil tersenyum, kemudian kami berdua sama-sama memasuki sebuah Gereja, tempat dimana kami akan melangsungkan pernikahan kami.

Ayah menggenggamku, aku sangat gugup saat mulai memasuki tempat yang kini sudah di ramaikan oleh para tamu undangan yang akan menjadi saksi mataku menikah dengan Chanyeol.

Itu Chanyeol.

Dia tampak seperti seorang pangeran berkuda putih yang sedang menunggu permaisurinya dengan senyuman hangat yang terlukis di wajah tampannya. Aku yang melihat itu hanya tersenyum bahagia, begitu juga dengan yang lainnya saat mereka memperhatikan kami secara bergantian.

"Kau tampak bercahaya pada pagi hari ini, Baek dan..." kata Chanyeol.

"Dan, tampan, kan, maksudmu? Ya, aku memang tampan, Chanyeol, kau harusnya sudah mengetahui itu." jawabku sambil tertawa kecil, ia pun ikut tertawa juga.

Kemudian, ia meraih tangan kananku dan menggenggamnya dengan lembut seperti Ayah menggenggam tanganku pada saat itu. "Naik lah, pelan-pelan." ucapnya dengan penuh perhatian.

Aku kini berdiri di hadapan Chanyeol, di tengah-tengah kami terdapat seorang pendeta yang akan melangsungkan ikat janji suci kami disini.

"Santai saja," ucap Chanyeol dengan bahasa isyarat yang tentu sudah kupahami sebelumnya. Aku membalasnya dengan sebuah gelengan kepala dengan pelan sambil tersenyum dan mengatakan bahwa aku sangat senang sekali.

Proses pernikahan pun dilangsungkan, votum, menyanyi bersama, doa pembukaan, doa menyambut firman Tuhan, pemberitaan firman Tuhan, upacara peneguhan nikah, pertanyaan peneguhan dan proses selanjutnya adalah, ikatan janji suci suami-istri.

"Dengarkanlah sekarang uraian Firman Tuhan tentang kasih dalam surat 1 Korintus 13:4-7. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.Ia tidak melakukan yang tidak sopan. Dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, Mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

"Sdr. Park Chanyeol, sekarang ucapkan janji nikah saudara dengan sungguh-sungguh. Dengan kebebasan dan tanpa paksaan." pinta sang pendeta ke Chanyeol.

"Saya, Park Chanyeol menerimaengkau, Byun Baekhyun menjadi satu-satunya suami dalam pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk dikasihi dan diperhatikan serta dihargai, seperti Kristus mengasihi JemaatNya sampai kematian memisahkan kita, menurut titah kudus Tuhan dan iman percaya saya kepadaNya, kuucapkan janji setiaku kepadamu." ucapnya dengan suara lantang.

Aku menahan tangis bahagiaku mendengarnya, kemudian pendeta itu menoleh ke arahku setelah ia menoleh ke arah Chanyeol. "Sdr. Byun Baekhyun, sekarang ucapkan janji nikah saudara dengan sungguh-sungguh. Dengan kebebasan dan tanpa paksaan."

"Saya, Byun Baekhyun menerima engkau, Park Chanyeol menjadi satu-satunya suami dalam pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk dikasihi dan diperhatikan serta dihargai, seperti Kristus mengasihi jemaatNya sampai kematian memisahkan kita, menurut titah kudus Tuhan dan iman percaya saya kepadaNya, kuucapkan janji setiaku kepadamu." kataku.

Setelah proses ikat janji suci pernikahan, kami langsung melanjutkan ke proses selanjutnya. Yaitu, pengenaan cincin ke kedua pemelai.

"Cincin ini menggambarkan kasih antara seorang suami dan suami. Cincin yang melingkar tidak mempunyai ujung dan pangkal, melambangkan kasih yang tidak akan berhenti. Cincin ini terbuat dari emas murni tidak akan berkarat, melambangkan kasih yang tidak akan luntur dan rusak. Demikian kiranya kasih antara kedua saudara ini, Park Chanyeol dan Byun Baekhyun, tidak akan berakhir selama keduanya hidup, bertambah hari bertambah suci, bertambah hari bertambah matang dan bertambah hari bertambah tulus."

"Saudara Chanyeol, masukkan cincin ini pada jari manis tangan kanan Sdr. Baekhyun sebagai tanda kasih saudara kepadanya yang tidak akan berakhir dan tidak akan luntur. Saudara Baekhyun, masukkan cincin ini pada jari manis tangan kanan Sdr. Chanyeol sebagai tanda kasih saudari padanya yang tidak akan berakhir dan tidak akan luntur."

Chanyeol pun mulai mengenakkan cincin emas itu pada jari manisku dan begitupun aku sebaliknya memasukkan cincin tersebut ke jari manis milik Chanyeol.

Sesudah kami berdua memasukkan cincin satu sama lain. Proses selanjutnya adalah peneguhan dan pemberkatan pernikahan.

"Dengan demikian, dalam nama Tuhan, Saya Kim HeeChul sebagai Hamba Tuhan menyatakan dihadapan Tuhan dan JemaatNya bahwa Sdr. Park Chanyeol dan Byun Baekhyun resmi dan sah sebagai suami-suami di hadapan Tuhan." ucap sang pendeta membuatku tidak percaya karna kami berdua sepenuhnya telah resmi menjadi pasangan suami-suami.

Setelah peneguhan dan pemberkatan pernikahan, kami berdua berciuman di hadapan Tuhan dan para saksi mata yang menyaksikan keresmian kami sebagai tanda rasa syukur dan ketulusan atas semuanya.

Chanyeol mulai menempelkan bibirnya ke bibir mungil nan manis milikku, ia sempat melumatnya lebih dalam namun ia seketika tersadar bahwa kami masih berada di altar yang juga masih disaksikan oleh pendeta dan banyak saksi.

Kami berdua melepaskan tautan bibir kami yang sebenarnya kami tidak rela untuk kami lepaskan hahaha. Chanyeol kini menatapku dengan dalam dan penuh kasih sayang. Iris bola mata berwarna cokelatnya memberikan kesan ketenangan bagiku saat ia mulai menatap kedua bola mataku.

"Finally..." bisiknya pelan ke telinga kananku. Aku hanya tersenyum senang mendengarnya, ia juga sempat membalas senyumku dengan senyuman hangat khasnya.

"Kau tahu, Baek? Aku baru saja mengucapkan janjiku yang sesungguhnya kepadamu, bahwa sekarang, besok dan selamanya, aku akan terus disampingmu dan mencintaimu hingga ajal memisahkan kita, Baek. Semoga kau bisa membimbingku menjadi suami yang lebih baik bagimu. Sekarang dan selamanya, kau akan tetap menjadi Baekhyun yang sangat kucintai... I love you more than anything in this world, Park Baekhyun."

Saat Chanyeol mengatakan hal itu tangisan bahagiaku benar-benar pecah saat itu. Aku menangis bahagia di depan Chanyeol, di depan pendeta dan di depan banyaknya saksi mata yang menghadiri pernikahan kami.

Tidak tahu lagi bagaimana caranya aku mendeskripsikan semua kebahagiaan ini dengan kata-kata. Yang jelas, aku bahagia. Aku bahagia sekali bisa menikah dengan seseorang yang sudah menghabiskan waktunya bersamaku selama hampir 4 tahun ini.

Aku bahagia karena selama 4 tahun itu aku dapat menjalani rintangan bersama dengan Chanyeol. Merasakan bagaimana suka dan dukanya ketika mereka tidak merestui dan membuang mentah-mentah permintaan restu kami, hanya karna satu alasan. Karena kami adalah pasangan sesama jenis.

Tapi, Tuhan berkata lain, Ia mempunyai rencana yang lebih indah dari hari itu. Tuhan kemudian menyadarkan mereka yang pernah melarang cinta kami, karna cinta tidak memandang apa kelaminnya, agama yang dianutnya, miskin atau kaya, dan putih atau hitam. Tidak ada sebuah larangan untuk saling mencintai. Tidak ada larangan untuk bahagia dengan orang yang dicintai.

Chanyeol mengusap dan menghapus air mata yang sudah jatuh di kedua pipiku dengan kedua tangan hangatnya.

"Chanyeol, aku akan terus mengingat janjimu, begitu juga dengan janjiku. Terima kasih sudah menjadi alasan kenapa aku sangat bahagia selama 4 tahun ini, kuharap kau akan selalu menepati janjimu padaku. Aku juga sangat mencintaimu Chanyeol, sangat-sangat cinta..."

.

.

.

.

.

NOTE:

Maaf kalau kurang ngefeel atau baku, sejujurnya aku nggak bisa terlalu baku HAHAHA di nikmatin aja ya gengs. Btw, uploadnya nggak nentu hehehe.