Hai !
Saya orang baru disini...
Jadi jika ada suatu kesalahan maka mohon bantuannya ya !
Naruto Masashi Kishimoto
But, this Story is mine.
Summary : "Hinata seorang Heiress dari clan Hyuuga yang terkenal akan sihirnya yang menakjubkan. Tapi Hinata hanya bisa melakukan sedikit sihir dan bertemu dengan Sasuke yang seorang Vampire. "jelaskan padaku Hanabi-chan..a-aku tak mengerti..."/"D-Dhampir ?"/"...jadilah vampire yang sempurna"/"t-tentu saja ! aku menolaknya..."/"T-T-T-The L-Lord ?".
MY LOVELY WITCH
CAST : Sasuke, Hinata, Sakura, Naruto, Neji, Ten-Ten,
Hanabi, Sasori, Kakashi, Itachi.
Dan jika ada karakter lain yg muncul itu mungkin hanya lewat saja ^^
PAIR : SASUHINA, NARUSAKU, NEJITEN.
OOC(mungkin)
World
By : Hachibi Yui
.
.
.
Seorang gadis muda dengan sapu terbangnya kini dengan cepat melintasi langit-langit di Magic City. Seperti namanya, kota ini penuh dengan sihir karena ini adalah kota dimana para penyihir hidup dan tempat yang takkan bisa ditemukan oleh manusia tapi penyihir dapat menemukan tempat manusia. Tidak adil ?, tentu saja karena itu hukum alam.
Gadis dengan rambut indigo panjang itu memegangi sapu terbangnya. Sepertinya dia hilang kendali atas sapu terbangnya itu. Hyuuga Hinata namanya. Sang Heiress dari clan Hyuuga. Memiliki adik perempuan bernama Hyuuga Hanabi dan juga saudara sepupu yang telah ia anggap seperti saudara, Hyuuga Neji. Hanabi, adik Hinata yang sangat berbakat dalam segala hal tapi hanya satu yang tak pernah ia bisa lakukan. Memasak. Itulah yang tak pernah bisa Hanabi lakukan. Walaupun ayahnya, Hyuuga Hiashi, lebih memuji Hanabi tapi sang kepala clan itu juga sangat menyayangi Hinata. Walaupun Hinata masih level rendah daripada adiknya. Neji, bagi Hinata Neji adalah saudara yang sangat overprotectve. Dia mempunyai penyakit sistercomplex. Tapi walau Neji seperti itu, Neji adalah sepupu yang baik. kini di umurnya yang 20 tahun, ia telah mempunyai tunangan dari kota sihir sebelah. Tunangannya begitu enerjik dan suka memakan makanan manusia daripada penyihir. Terutama bakpao. Ya, namanya Ten-ten.
Kini Hinata, berusaha mengendalikan sapu terbangnya untuk menghadapi tes pagi ini. Tapi, sapunya itu tak mau menuruti perintah dari Hinata. Memang, Hinata tak pernah meminta sapu terbang untuk kelengkapan sihirnya tapi aturan di clannya mengharuskannya untuk memiliki kelengkapan sihir secara utuh. Kini umurnya tengah menginjak umur 17 tahun. Berjarak 3 tahun dengan Neji dan berjarak 2 tahun dengan Hanabi. Kembali dengan sapu terbang Hinata. Sapu itu terbang dengan naik turun hingga hampir menabrak orang-orang yang sedang beraktifitas di negeri sihir itu.
"hei ! perhatikan jalanmu !"
"m-maaf !"
Begitulah, teriakan-teriakan orang-orang yang hampir Hinata tabrak. Tapi Hinata tetap berkonstrasi mengendalikan sapunya dan mengingat mantranya.
"ߨɵʍƩΨδ" teriak Hinata. Sapu itu berhenti dan membuat Hinata mengembangkan senyumannya. Mantranya berhasil ?. tapi tiba-tiba sapu itu menjungkir balikkan Hinata hingga Hinata terjatuh.
Cukup.
Ini sudah cukup. Kali ini Hinata sudah tidak bisa menahannya lagi. sapu terbang itu tertawa ketika melihat Hinata jatuh terbalik dari punggungnya hingga tersungkur di tanah. Hinata berdiri dari jatuhnya dan menatap penuh amarah.
"cukup ! jika kau tak mau aku menaikimu oke itu tak masalah tapi jangan buat aku begini ! sapu jelek !" kata Hinata penuh penekanan.
Amarah Hinata sudah tak bisa ia tahan lagi, ia dengan marah membalikkan badannya membelakangi sapu terbangnya. Sapu terbangnya mulai layu, dan meringsut mendekati Hinata sebagai tuannya. Ujung tongkat sapu nya mengelus pelan pundak Hinata berharap tuannya akan memaafkannya.
"jangan sentuh aku"
Lagi-lagi Hinata masih belum bisa menahan emosinya. Sapu itu kemudian ikut duduk membelakangi Hinata. Menunggu tuannya untuk memaafkannya. Hinata yang jenuh akhirnya menolehkan kepalanya untuk melihat sapunya. Kejam. Kelakuannya barusan sangat kejam kepada sapu terbangnya. Di elusnya sapu terbangnya tadi lalu berdiri.
"maafkan aku, aku yang salah...ayo pergi"
Sapu terbang Hinata dengan senang langsung berjalan seiring dengan Hinata. Bahagia karena tuannya kini melembut. Hinata sedikit tersenyum emngingat hal bodoh yang baru saja ia lakukan. Memarahi sapu terbang. Sungguh konyol. Beruntung Hinata mendapatkan itu dari ayahnya. Kini ia berjanji akan merawat dan menjaga barang yang telah ayahnya berikan padanya.
"baiklah, kau mengerti bahasaku kan ?" tanya Hinata kepada sapu terbangnya.
Hanya anggukan dari sapu milik Hinata.
"ehm, pertama-tama kita beri nama dulu kau..bagaimana jika Cheppie, Happy, Rossete, Toru, Takeda, Mizuki, Hana, Ayumi, Erika, Satsu, ah bagaimana jika-"
.
.
.
"-Sasuke !"
Pemuda berambut emo biru gelap itu berhenti sejenak dan memastikan pendengarannya normal ketika tertutup headphone. Pemuda itu membalikkan badannya dan menemukan pemuda berambut pirang tengah berlari ke arahnya dengan cengiran yang lebar. Di sampingnya juga ada gadis berambut bubble gum tengah berlari bersama pemuda pirang tadi. Pemuda emo itu tetap berdiri menunggu kedua temannya itu datang ke arahnya. Dengan menunggu, pemuda emo itu melepaskan headphone dari telinganya. Akhirnya pemuda pirang dan gadis berambut pendek bubble gum itu sampai juga
"kau kemana saja sih ? capek tau nyariin kamu teme !"
"DIAM KAU NARUTO !"
"i-i-ittai Sakura.."
"ada apa ?"
"Kakashi sensei mencarimu..." jawab pemuda pirang bernama Naruto.
"hn" jawab Sasuke, pria beremo tadi. Sementara gadis berbubble gum disebelah Naruto hanya tersenyum tipis. Sakura namanya.
"hoy Teme !" teriak Naruto
"hn ?"
"kau tidak bilang makasih kepadaku ?"
"arigatou !"
"haha baiklah ! Jaa"
"Jaa matta ne Sasuke-kun !"
Uzumaki Naruto dan Haruno Sakura, teman akrab Uchiha Sasuke. Masih banyak teman Sasuke. Tapi untuk kali ini, Naruto dan Sakura lah yang paling dekat dengan Sasuke. Naruto dan Sakura adalah pasangan kekasih. Dulu, Sakura memang menyukai Sasuke tapi karena tak pernah mendapat respon dari Sasuke, akhirnya Sakura menerima semua pengorbanan Naruto selama ini. Naruto dan Sakura memang sepasang kekasih yang tak begitu mencolok karena setiap harinya mereka tetap seperti biasa bertengkar dan bercanda.
Sasuke berjalan kembali menuju ke arah ruang gurunya. Kakashi. Dengan malas, Sasuke memasuki ruang kerja Kakashi dengan ekspresi yang super datar. Saat pertama memasuki ruangan gurunya ini, dia melihat gurunya, Kakashi membelakanginya dengan membaca sesuatu. Rambut peraknya bergoyang ketika gurunya membalikkan badannya. Wajahnya tertutup kain sehingga menyembunyikan wajahnya yang tampan dan misterius. Satu langkah Sasuke memasuki ruangan itu, Kakashi langsung melemparkan sesuatu yang ia baca tadi.
"ada apa ?"
"apa ini ?"
Sebuah kertas yang memuat berita tentang kantong-kantong darah rumah sakit yang berceceran di taman Higaku. Sasuke melirik sebentar Kakashi. Orang yang ada didepannya ini sungguh harus diwaspadai. Kakashi adalah seorang Vampire Hunter yang hebat apalagi dengan kekuatan mengagumkan dari sihir-sihirnya karena Kakashi adalah The Lord di negeri sihir.
"kau jangan pura-pura tidak mengerti ini semua UCHIHA !"
"kurasa kau sudah tahu ini semua sensei.."
"jangan paksa aku untuk menggunakan sihirku !"
"aku juga tak keberatan menggunakan sihir yang kau ajarkan padaku, Kakashi sensei.."
.
.
.
Hinata akhirnya bisa mengendalikan sapu terbangnya. Tidak sia-sia ia berlatih dengan sungguh-sungguh kali ini. Akhirnya, Hinata bisa membuat ayahnya bangga untuk kali ini. Sapu terbang Hinata senang bisa membuat Hinata sebagai tuannya tersenyum. Tujuan Hinata kali ini adalah ke sekolahnya untuk tes sapu terbang. Tapi karena dari tadi Hinata belum makan, jadi ia memutuskan untuk menunda pergi ke sekolah untuk makan sebentar di taman kota. Hinata telah mengeluarkan semua makanan yang ia simpan di ranselnya. Makanan itu telah ia tata dengan rapi agar saat makan nanti, Hinata bisa makan dengan nyaman. Begitu pula dengan sapu terbang Hinata, dia telah memakan debu yang di kemas Hinata dalam kantung kecil. Ketika Hinata akan memakan yang telah ia siapkan dari rumahnya, tiba-tiba saja sebuah cermin lipat berwarna hitam dan merah milik Hinata bergetar. Menandakan ada telefon dari seseorang.
Hinata dengan cepat mengendarai sapu terbangnya. Hanabi baru saja menelefonnya dan memintanya untuk segera pulang.
"eh ? ada apa Hanabi-chan ?"
"Hinata-nee, cepat pulang..."
"ne, ada apa ? kau kenapa ?"
"aku mohon cepat pulang..akan aku ceritakan di rumah ah, jangan lupa lewat pintu belakang Hinata-nee.."
"H-Hanabi-chan ! Hanabi ?"
Suara Hanabi yang terlihat seperti tergesa-gesa membuat Hinata semakin khawatir. Apa terjadi sesuatu dengan ayahnya ? tapi jika terjadi sesuatu dengan ayahnya kenapa harus lewat pintu belakang ? apa ini tentang masalah itu...
"Sasuke, lebih cepat..."
.
.
.
Hinata telah sampai di pintu belakang rumahnya. Dengan tergesa-gesa, Hinata membuka pintu itu dan mencari adiknya. Hanabi telah menunggu Hinata di dekat kolam dan mengisyaratkan kakaknya untuk diam ketika melihat Hinata datang dengan membanting pintu. Hanabi mengibaskan tangannya memanggil kakaknya untuk lebih mendekat kepadanya. Hinata yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Hanabi hanya mendekat dengan membawa sapunya karena sedari tadi sapunya telah lelah membawanya terbang terus menerus.
"H-Hanabi, s-sebenarnya ada a-apa ? t-tidak terjadi sesuatu dengan T-Tousan kan ?"
"tidak..tapi kurasa kakak harus pergi sekarang.."
"a-apa ? tadi kau yang menyuruhku datang s-sekarang menyuruhku pergi..maksudmu apa ? jelaskan padaku, aku t-tidak mengerti H-Hanabi-chan.."
"Tou-san, dia menelefon temannya...dan aku mendengarnya membicarakan tentang Hinata-nee"
"l-lalu ?"
"dia dengan bangga mengusulkan Hinata-nee..dan aku tau jika Hinata-nee takkan terima akan hal ini"
"t-tunggu..mengusulkan ? m-mengusulkan apa ?"
"jadi Hinata-nee tidak tahu ? ku pikir Neji-nii sudah memberi tahu Hinata-nee, ah atau jangan-jangan Neji-nii sudah tahu jika Hinata-nee yang akan menjadi-"
"jelaskan padaku Hanabi-chan..a-aku tak mengerti..."
"Hinata-nee masih ingat saat kita makan malam 2 hari yang lalu ? saat itu Tou-san kan memberi tahu kepada kita tentang penyerahan salah satu putri di antara kita untuk menjadi pendamping dari clan Akasuna bukan ? kalau tidak salah Akasuna Sasori bukan ?"
"ya, aku mengingatnya...lalu ?"
"masalah itu, kurasa Neji-nii telah mengerti semua rencana Tou-san...lalu Hinata-nee dan aku tidak mau kan untuk di serahkan kepada Akasuna Sasori itu ?"
"t-tentu saja ! aku menolaknya..."
"begitupun denganku ! tapi baru saja aku mendengar jika Tou-san mengusulkan Hinata-nee untuk menjadi pendamping Akasuna Sasori itu !"
"a-a-apa ? t-t-tidak mungkin..Tou-san tahu jika aku masih berumur 17 tahun dan Tou-san takkan mungkin rela melakukannya kepadaku kan ? j-jadi ini maksudmu menelefonku tadi ?"
"ya, aku akan membantu Hinata-nee kabur dari sini.."
"k-kabur ? apa itu jalan terbaik ?"
"lalu apa Hinata-nee mau menerima semua ini ? aku tahu tempat yang bagus untuk Hinata-nee kabur.."
"ha ?"
"sudahlah, sekarang cepat bereskan barang-barang Hinata-nee dan jangan lupa bawa alat-alat sihir secara lengkap...tapi yang terpenting jangan tinggalkan cermin lipat kakak, agar kita bisa berkomunikasi oke ?"
"b-baiklah..."
.
.
.
"kau ! jangan macam-macam Sasuke ! disini kau akan sering di incar mengerti ? kau tahu, Itachi telah menitipkan dirimu yang seorang Dhampir kepadaku..itu artinya kau di bawah pengawasanku"
"cih, kau selalu mengunakan alasan yang sama sensei"
"sekarang jangan pernah mengambil atau mencuri darah dari rumah sakit lagi terlebih membuangnya sembarangan di tempat umum seperti taman Higaku.."
"maaf sensei, aku lupa menggunakan sihirnya"
"baik menggunakan sihir ataupun tidak kau tidak boleh meminum darah dari rumah sakit lagi.."
"tapi aku haus sensei"
"carilah pengantinmu dan jadilah vampire yang sempurna"
.
.
.
Kini Hinata dan Hanabi telah ada di perbatasan antara dunia sihir dengan dunia manusia. Gerbang yang sangat besar. Dan dapat dilihat di balik gerbang itu seperti terpancar sihir pelindung yang melapisi dunia sihir. Sepertinya itu adalah batasnya. Batas yang melindungi dunia sihir agar tak terjangkau oleh para manusia. Hanabi telah berdiri di balik gerbang besar itu dan mengucapkan mantar sihir didekat jurang yang akan mengantarkan Hinata ke negeri manusia. Hinata masih terpesona dengan gerbang yang besar dan pembatas itu tapi Hinata tak memandang jurangnya.
"Hinata-nee cepat !"
"baiklah"
"dengar..di negeri itu aku mendengar jika The Lord ada disana jadi, kau cari saja The Lord dan bersembunyi disana.."
"a-apa ? dengan The Lord ? bukankah dia sedang-"
"dia ada di negeri manusia...dan aku akan mengirim Hinata-nee ke negeri manusia untuk bersembunyi...jadi dengarkan aku, jika Hinata-nee mendengar suara petir menggelegar di langit-langit Hinata-nee harus cepat-cepat bersembunyi karena Tou-san bisa saja mengamuk dan menemukan Hinata-nee lalu membawa kembali Hinata-nee untuk diserahkan kepada Akasuna Sasori itu..."
"b-baik"
"dan lagi, aku akan merindukan Hinata-nee baiklah sampai jumpa Hinata-nee"
"t-t-tunggu dimana aku akan menemukan The Lord ? H-Hanabi-chan !"
Terlambat. Hanabi telah mendorong tubuh Hinata jatuh ke jurang itu. jatuh ke negeri manusia.
"ah, aku lupa..bagaimana caranya Hinata-nee kembali ya ? Hinata-nee kan tidak mengerti aduh bagaimana ini apa aku harus memberi tahu kepada Tou-san ? tapi aku juga tidak mau jika Hinata-nee di serahkan kepada Akasuna Sasori itu aduh bagaimana ini ? Neji-nii ? ah, tidak bisa...Ten-ten-nee ? sama saja...argh, bagaimana ini ?"
.
.
.
"oh tidak, aku jatuh...aaaaaahhhhh, apakah aku akan mati setelah ini ?"
.
.
.
"cih, pengantin ya ? semua darah yang selama ini aku temui tidak ada yang menarik..." kata Sasuke dengan merenungkan kata-kata dari Kakashi.
"Sasuke berhenti ! jangan jauh-jauh a-aku takut !"
Mendengar namanya di panggil, Sasuke membalikkan badannya mencari sosok orang yang telah memanggilnya. Nihil. Tak ada seorangpun di baliknya. Yang ada hanya angin berhembus. Sasuke membalikkan badannya lagi dan berjalan menuju asrama di sebelah rumah Kakashi.
"Sasuke hentikan !"
Sasuke membalikkan badannya lagi. mencari dimana seseorang yang telah mempermainkan dirinya. Tetap nihil. Tiba-tiba Sasuke mencium aroma darah yang menurutnya sangat menarik. Begitu manis, dan sangat menggiurkan. Taring-taring Sasuke tanpa di sadari muncul dengan sendirinya.
"khe, sepertinya dia menarik...bau darahnya begitu manis dan menggiurkan kurasa, Kakashi sensei benar tentang pengantin itu tapi bagaimana jika ini darah seorang pria ? ah, masa bodoh !"
"Sasuke awas !"
Sasuke merasa di belakangnya ada yang memanggil namanya, dia membalikkan badannya. Matanya melebar ketika melihat sapu dan seorang gadis yang berpakaian sangat aneh menuju ke arahnya dengan keadaan terbang dan akhirnya..
DUAGH
Tabrakan antara Hinata dan Sasuke pun tak terhindarkan. Sasuke memegangi perutnya yang telah menjadi korban benturan dari sapu terbang Hinata. Sementara Hinata masih meringkuk di tanah karena terlalu lelahdan juga sakit karena jatuh dari sapu terbangnya. Sementara sapu terbang Hinata, dia terjepit. Bagian ekornya terjepit tubuh Hinata sementara kepalanya tertindih tangan Sasuke. Setelah Hinata sadar total dari rintihannya, dia ingat akan sapu terbangnya.
"ah, Sasuke..apa kau baik-baik saja ?"
"he ? d-darimana kau-?"
"astaga Sasuke, kau tidak terluka kan ?"
"hn ? aku ?"
"maaf, bukan kau..tapi dia.."
Hinata menuding sapu terbang yang tersiksa dibawah Sasuke. Sasuke hanya mencelos. Baru kali ini ia merasakan jika diperhatikan seorang wanita begitu menarik. Tiba-tiba saja taring Sasuke muncul lagi ketika Hinata yang di anggap Sasuke wanita aneh itu mendekat. Aroma darah ini, Sasuke menyadarinya. Aroma itu datang dari wanita yang sekarang ada di depannya.
"kau"
"eh ? a-aku ? kenapa d-denganku ?"
"kenapa kau dari tadi memanggil 'Sasuke' ?"
"o-oh, itu...itu adalah nama sapu terbangku..ini"
"apa kau tahu jika itu adalah namaku, hn ?"
"e-eh ? ma-maaf..aku tidak tahu"
"lalu apa ini ? apa kau sedang cosplay ?"
"ti-tidak, ini memang bajuku l-lalu apa i-itu c-cost pay ?"
"bukan cost pay tapi cosplay ! c-o-s-p-l-a-y, cosplay !"
"o-oh, maafkan aku tidak mengerti...apa itu cosplay ?"
"kau tidak mengerti ?"
"umh, e-eto, a-ano...t-t-tidak..."
"baumu enak, apa kau mau menjadi pengantinku ?"
"e-eh ? maaf, aku kesini mencari seseorang bukan u-u-untuk menjadi pe-pengantinmu..."
"kau mencari siapa disini ?"
"ehm, k-kurasa k-k-kau tidak akan mengenalnya"
"siapa namamu ?"
"eh ? a-aku, H-Hyuuga H-Hinata..dan kau ?"
"Uchiha Sasuke...Hyuuga ? aku tidak pernah mendengar ada marga itu di sekolah ini, apa kau murid baru ?"
"t-tidak, aku memang baru saja datang kesini tapi a-aku bukan seorang m-murid..."
"apa kau penyihir ?"
"e-eh ? d-d-darimana kau tau ?"
"barang-barang itu dan sapu terbangmu..ah, dan lagi jangan panggil dia dengan namaku"
"a-aku ti-tidak mau, aku memberi n-namanya l-lebih dulu"
"kau kira itu bagus ?"
"y-ya"
"kalau begitu, kau juga mau menjadi pengantinku kan, Hyuuga ?"
"e-eh ?"
"kau tahu aku ini apa ?"
"m-manusia ?"
"kau menjawab satu, tapi aku ini adalah vampire !"
"e-eh ? m-m-makhluk i-itu bukannya sudah p-punah ?"
"itu hanya mitos, bodoh"
"t-tunggu..."
"hentikan itu Sasuke !"
"hn ?"
"T-T-T-The L-Lord ?"
Kakashi yang mendengar Hinata berbisik kata The Lord langsung membulatkan matanya. Di negeri manusia hanya Sasuke yang tahu jika dia adalah The Lord. Lalu gadis ini ? tidak ada manusia yang tahu jika Kakashi adalah The Lord kecuali, di negeri sihir. Kakashi langsung menyeret Hinata dan Sasuke masuk kedalam ruangannya. Sapu terbang Hinata mengikuti Hinata. Terbang dan sedikit menjauhi dari Sasuke karena menurutnya Sasuke itu adalah orang yang jahat.
"siapa kau ?"
"a-aku Hyuuga H-Hinata, The Lord"
"Hyuuga ? ah, ada urusan apakah ayahmu menyuruhmu kesini ?"
"ehm, e-e-eto...sebenarnya T-Tou-san tidak ada urusan dengan The Lord hingga menyuruhku kesini.."
"lalu, tujuanmu kesini ?"
"a-a-aku ingin meminta tolong kepada The Lord"
"bisakah kau tak memanggilku The Lord ?"
"b-b-baiklah..."
"dan bisakah kau tak memanggil 'Sasuke' pada sapumu itu ?"
"stupefy"
"mmm ? mmm..mmmm...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm !" (apa ? aku hanya tidak terima jika aku disamakan dengan sapu terbang miliknya !) #Sasuke di bungkam sama Kakashi karena terlalu cerewet =='a, dan lagi aku gak tau harus pake mantra apaan jadi ngawur dah mantranya.
"kau panggil saja aku Kakashi-sensei...dan dia adalah Uchiha Sasuke, dia adalah seorang Dhampir"
"D-Dhampir ?"
"mm ! mmmmm..mmm !" (hei ! hentikan...jangan katakan padanya !)
"ya, dia adalah keturunan vampire dari clan Uchiha...tapi dia dan kakaknya, Uchiha Itachi...mereka adalah satu-satunya Dhampir dari clan mereka. Dhampir adalah sejenis vampire setengah manusia dan setengah vampire. Dia memiliki kekuatan vampire tapi memiliki darah manusia. Ayahnya, Uchiha Fugaku adalah seorang vampire murni sedangkan ibunya, Uchiha Mikoto adalah manusia murni dan saat mereka berdua menikah...anak mereka tentu saja memiliki campuran dna dari manusia dan vampire yang menghasilkan seorang Dhampir. Di clan mereka, Dhampir sangat dibenci sehingga seluruh clannya mencoba untuk membunuh Itachi dan Sasuke. Saat pertama kali aku datang ke negeri manusia ini, Itachi menemuiku dan menitipkan Sasuke kepadaku karena saat itu Itachi dan Sasuke sedang di bantai. Karena itulah Sasuke sangat membenci darah manusianya. Tapi bukan maksudnya ia membenci ibunya, dia ingin menjadi vampire yang sempurna dengan meminum darah dari pasangannya saja. Setelah itu dia hanya akan bisa minum darah hanya dari pasangannya saja. Semenjak saat itu aku merawat Sasuke disini karena Sasuke tak mungkin kubawa ke negeri sihir jadi aku harus tinggal disini dan merawatnya hingga aku mendengar kabar tentang Itachi dan yakin jika keadaan Sasuke akan baik-baik saja selama aku tak ada nanti"
"l-lalu, bagaimana dengan Itachi-san ?"
"aku belum mendengar kabarnya, selama ini aku telah menganggap Sasuke seperti anakku sendiri dan aku tak bisa berfikir bagaimana jika nanti ia dibantai lagi oleh clannya. Oh, ngomong-ngomong Hyuuga..kau kenapa mencari dan meminta bantuanku ?"
"a-a-ano Kakashi-sensei...a-a-aku s-sebenarnya melarikan diri"
"kau ? melarikan diri ? kenapa ?"
"a-ayah me-mengus-"
"mengusir ?"
"i-iie, t-tapi mengusulkan a-aku untuk m-menikah"
"mmmm..mmmmm" (mending dengan aku aja, kan aku jadi tidak susah cari darah)
"apa ? kau bilang sesuatu Sasuke ?"
"hhuuaaahh, mending menjadi pengantiku saja...bagaimana sensei ?"
"e-eh ?"
Sapu terbang Hinata langsung maju dan memberi jitakan kepada Sasuke tapi Sasuke telah mengantisipasinya terlebih dahulu dengan sihir.
"heh, dengar ya sapu..walaupun nama kita sama-sama Sasuke, tapi hanya Sasuke akulah yang bisa memilikinya mengerti ?"
"kau yakin Sasuke ?"
"tentu saja sensei"
"a-aku tidak..."
"h-hei ! kau ini bagaimana sih ? kau mau melawan tidak ? jika kau ingin melawan ayahmu, kau harus jadi pengantinku dulu !"
"t-tidak mau !"
"sudah hentikan ! kau cepat kembali ke asrama mu dan Hinata kau tinggal di asrama di sebelah Sasuke ya ?"
"sebelah apanya ? semua asrama sudah penuh tinggal milikku saja yang tersisa satu"
"apa ? hm, apa kau tak keberatan untuk 1 kamar dengan Sasuke, Hinata ?"
"b-baiklah"
"sepertinya ini akan menyenangkan..." kata Sasuke dengan mengeluarkan seringainya.
Sasuke dan Hinata keluar dari ruangan Kakashi dan meletakkan barang-barang Hinata ke asrama Sasuke. Setelah meletakkan semua barang-barang tersebut, Sasuke mengajak Hinata keluar. Meninggalkan sapu terbang dan barang-barang sihir Hinata.
"k-kita mau kemana S-Sasuke-san.."
"kita akan jalan-jalan"
"t-tapi-"
"diam dan ikuti saja aku"
Hinata hanya menganut saat Sasuke menggandeng tangannya. Wajah Hinata perlahan memerah karena malu karena ini baru pertama kalinya Hinata digandeng seorang lelaki. Tak hanya Hinata, sebenarnya Sasuke juga baru kali ini menggandeng seorang cewek. Kuper ? tentu saja tidak, karena bagi Sasuke, perempuan yang selama ini mengejarnya sangatlah diluar kewarasan manusia. Rona merah dengan tipis menghiasi pipi Sasuke. Pertama, Sasuke mengajak Hinata untuk pergi ke butik karena pakaian yang ia bawa dari negeri sihir sangatlah aneh-aneh. Kedua, Sasuke mengajak Hinata makan di cafe. Ketiga, Sasuke mengajak Hinata jalan-jalan ke taman bermain. Apa ini kencan ? mungkin.
"h-hari i-ini menyenangkan ya Sasuke-san ?"
"hn"
"a-a-aku baru pertama kali i-ini memakan makanan m-manusia..."
"..."
"aku tak mengira jika dunia ini begitu indah dan menyenangkan..."
"apa di negerimu tak ada yang seperti ini ?"
"t-tidak.."
"kalau begitu kita lakukan ini saja setiap hari jika kau mau"
"a-ano, t-terima kasih atas semuanya S-Sasuke-sa-"
"Sasuke-kun !"
"eh ?"
"kau harus memanggilku dengan kata Sasuke-kun !"
"t-tapi it-"
Tanpa aba-aba, Sasuke langsung memegang dagu Hinata dan menciumnya. Hinata hanya melebarkan matanya ketika itu terjadi. Itu first kissnya. Tapi kenapa. Singkat tapi berlangsung dengan lama, Sasuke melepasnya karena tenaganya hampir habis.
"ke-kenapa ?"
"karena kau adalah calon pengantinku..."
"e-eh ?"
"sudahlah Hinata, aku lelah hari ini...tenagaku habis, aku ingin sekali meminum darah agar tenagaku bisa pulih lagi"
"j-jangan"
"h-hei, s-siapa mau meminum darahmu ? aku mau minum darah di asrama, mengerti ?"
"o-oh"
"tak secepat itu Uchiha Sasuke..."
"siapa kau ?"
Sasuke mengisyaratkan agar Hinata berada di balik Sasuke. Sedangkan seorang misterius berjubah hitam dan bertuding hitam itu mencegah jalan Sasuke dan Hinata ketika akan pulang. Perlahan tudung itu ia lepas dan menampakan siapa yang telah membuat kepulangannya tertunda itu.
"Sakon ?"
"ya tuan muda Uchiha, kurasa kematian anda akan tiba hari ini tuan khekhe..."
"jangan berharap"
"oh, tuan membawa makanan rupanya ? boleh saya ambil nanti tuan ?"
"Dia. Hanya. Milikku !"
Setelah menekankan semua perkataannya, Sasuke langsung menyerang Sakon dan juga sihir-sihir yang diajarkan Kakashi padanya tentu saja membantu. Hinata melihat ini semua sangat takjub. Sasuke yang seorang Dhampir bisa mengusai sihir jauh di atas levelnya ?. bahkan Hinata yang penyihir murni saja masih belum menguasai sihir tingkat tingg seperti itu. bagi Sakon, ini hanya trik mudah untuk dia hadapi karena baginya, Sasuke hanyalah nyamuk kecil yang belum sempurna saat berevolusi terlebih lagi Sasuke adalah seorang Dhampir. Sangat mudah untuk Sakon mengalahkan Sasuke.
Tak butuh waktu lama untuk mengetahui siapa pemenangnya, Sasuke sudah terlalu lelah mengeluarkan semuanya. Kini energinya telah terkuras habis. Hinata yang mengerti jika Sasuke sangat membutuhkan darah. Tapi Hinata belum siap menjadi pengantin. Hinata ingin menggunakan sihirnya tapi perlengkapan sihirnya tertinggal di kamar Sasuke. Hinata bingung. Bagaimana caranya ia bisa menolong Sasuke.
"akhirnya kau akan mati tu-"
"h-hentikan !"
"menyingkirlah atau kau kubunuh gadis bodoh"
"a-apa yang kau lakukan ? pergilah..lari !"
"a-aku takkan biarkan k-kau membunuhnya, a-aku tahu jika aku ini memang bodoh karena melawanmu tanpa perisai apapun t-tapi a-aku akan melindunginya a-apapun yang terjadi k-karena i-itulah aku a-ada disini"
"H-Hinata"
Saat itu, Hinata terlihat begitu indah di mata Sasuke, rambut panjangnya yang ia gerai dan terbawa oleh angin yang sepoi-sepoi membuatnya begitu indah dengan efek-efek cahaya yang menyinarinya. Tangannya yang ia rentangkan untuk memberi batas agar Sakon tak melebihi perlindungan Hinata dari Sasuke begitu indah. Sifat vampire nya muncul lagi, ia begitu haus kali ini. Ia sudah tak bisa menahannya lagi. dengan cepat, Sasuke memeluk Hinata dari belakang dan dan membuka kancing atas Hinata sehingga mengekspos leher jenjang Hinata. Taring-taring Sasuke telah muncul dan siap menembus kulit putih Hinata.
"aku, menginginkanmu...H-Hinata.."
"S-Sasuke ?"
"berikan aku kekauatan untuk melindungimu, berikan padaku !"
"a-akh..i-ittai..."
Pandangan Hinata perlahan mengabur. Sakit. Lehernya terasa sangat sakit sekali. Darah mengalir dari leher Hinata menuju mulut Sasuke. Dengan lahap Sasuke meminum habis darah Hinata. Kini Sasuke telah menjadi Vampire yang sempurna. Mata Sasuke yang biasanya hitam legam seperti onyx kini memerah. Bagaikan serigala. Mata Sasuke terlihat seperti serigala yang memerah. Merasa cukup meminum darah Hinata, Sasuke meninggalkan Hinata dan mendekati Sakon untuk melanjutkan pertandingan yang tertunda.
'aku, seperti terlahir kembali...'
"bau apa ini ? enak sekali.."
"kau ! dengan ini menjauh dariku ! matilah kau !"
Dengan mengeluarkan sihir-sihirnya, kekuatannya menjadi semakin berlibat ganda. Kekuatan vampire Sasuke telah mencapai puncaknya. Dengan kuat, Sakon terpental jauh dengan mengeluarkan darah dari mulutnya. Hinata masih memegangi lehernya yang telah digigit Sasuke. Sasuke mendekat dan membantu Hinata berdiri.
"kau tidak apa-apa Hinata ?"
DUAGH. Pukulan Hinata tepat mengenai kepala Sasuke.
"apa ? a-apa yang kau lakukan hah ?"
"k-kenapa k-kau menghisap darahku ? a-aku tadi tidak bilang jika k-kau boleh menghisap darahku"
"a-apa ? t-tapi aku hanya mengikuti keadaan saja ! setidaknya kau adalah pengantinku sekarang Hinata..." jawab Sasuke dengan memeluk Hinata.
"p-padahal a-aku kabur dari ayah a-agar aku tidak menjadi pengantin...t-t-tapi kenapa aku malah menjadi p-pengantinmu ?"
"itulah takdir, mengerti Hyuuga Hinata ?"
Hinata hanya mengangguk tanda ia mengerti. Sasuke hanya menyeringai dan kembali merangkul Hinata kedalam pelukannya. Kembali pulang ke asrama Sasuke. Kakashi hanya bisa memijit pelipisnya melihat semua itu melalui bola kristal yang ada di kamarnya.
"dasar anak muda..."
.
.
.
"Hanabi, kau lihat Hinata ?"
"a-ah, e-eh ? a-ano, Hinata-nee pergi camping..ya camping !"
"oh begitu..padahal keluarga Akasuna ingin melihat calonnya. Apa Hinata sudah tahu tentang ini ?"
Glek
"t-tahu t-tentang apa Tou-san ?"
"Hinata akan menjadi pendamping dari keluarga Akasuna.."
'tapi Hinata-nee sudah pergi Tou-san dan lagi Hinata-nee pasti juga tak tahu cara kembalinya'
"o-oh begitu ? k-kalau begitu aku ke kaar dulu ya Tou-san ?"
"ya sudah sana"
Hanabi takut jika ini terbongkar lebih jauh lagi maka dia akan terkena amukan ayahnya. Hanabi lari ngibrit ke kamarnya tak memperdulikan Neji yang sedari tadi mengawasinya.
.
.
.
Ketika membersihkan kamar Sasuke yang akan di tempati Hinata, tiba-tiba cermin lipat Hinata bergetar. Hinata langsung membuka cerminnya dan melihat Hanabi, adiknya seperti telah mencuri sesuatu dan takut ketahuan.
"Hanabi-chan ? ada apa ?"
"Hinata-nee, ayah tadi menanyakan tentang dirimu bagaimana ini ?"
"l-lalu kau jawab apa ?"
"camping"
"syukurlah !"
"harus bagaimana lagi ini ? aku takut jika nanti ini semua terbongkar ? ah, Hinata-nee tau cara kembali kesini tidak ?"
"e-eto-"
"tadi keluarga Akasuna datang untuk melihatmu yang akan menjadi pendamping Akasuna Sasori"
Sasuke yang awalnya tiduran langsung membuka matanya dan mencari sumber suara yang baru saja berkata 'pendamping Akasuna Sasori'. Sasuke melihat Hinata berbicara dengan cerminnya. Sasuke tahu itu adalah sebuah telefon di negeri sihir karena semua barang-barang sihir telah Sasuke kuasai dengan baik saat di didik oleh Kakashi.
"siapa bilang jika dia mau menjadi pendamping Akasuna Sasori ?"
"ne, dia siapa Hinata-nee ?"
"e-eto, d-"
"aku pengantinnya sekarang !"
"APA ?!"
"dengar ya bocah ! Hinata sekarang adalah milikku jadi katakan pada mereka untuk membatalkan semua itu mengerti ! bye"
"HIN-"
Sasuke langsung menutup pembicaraan itu dan menutup cermin Hinata dan menatap Hinata dengan memegang pundaknya.
"dengarkan aku...kau mulai sekarang adalah milikku. Tak ada yang boleh menyentuhmu selain aku. Tak ada yang boleh memilikimu selain aku. Dan kau hanya boleh melihat ke arahku saja. Mengerti ?"
"y-ya"
"bagus"
"ah !"
"ada apa ?"
"t-tadi H-Hanabi-chan lupa mau memberi tahukan ku bagaimana caranya pulang"
"kau tidak boleh pulang !"
"t-tapi-"
"mulai sekarang kau harus hidup disampingku my lady"
.
.
.
"HIN-ata-nee..."
"ada apa Hanabi ?"
"a-ah, N-Neji-nii..hahaha tidak apa-apa hahahaha"
"apa-kau yakin jika Hinata pergi camping, Hanabi ?"
Glek
"y-ya Neji-nii"
"aku akan mengawasimu terus Hanabi-chan"
'mati aku ! Hinata-nee tolong aku !'
Apa ini layak publish ?
Wwaaahhh aku gak tau mesti gimana lagi ! XO
Mohon bantuannya ! !᷄᷅᷄᷅o᷅᷄!
