01
DLDR
(dont like done read)
Sasuhina
Slight
(Sakura-Itachi)
Pemandangan pertama yang harus di lihat adalah hal yang menyenangkan bagi siswi SMA Konoha. Bagaimana tidak menyenangkan jika setiap harinya mereka para siswi harus bedecak dan histeris ketika melihat sepasang kakak beradik dari klan Uchiha. Klan Uchiha, yups jika pernah mendengarnya warga Jepang langsung berpikir yaitu salah satu klan dengan simbol kipas itu adalah keluarga konglomerat asal Jepang. Uchiha Madara selaku ketua klan yang kekayaannya tak terhitung itu adalah seorang ayah dari Uchiha Fugaku yang memiliki dua putra Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke yang kini bersekolah di SMA Konoha. Keturunan garis biru, dan jangan ragukan paras aristokrat klan Uchiha membuat sepasang kakak beradik itu menjadi incaran para siswi, tepatnya semua mata bergenre wanita memandang.
Sasuke adalah adik Itachi yang terpaut usia beberapa jam, bisa dikatakan mereka anak kembar. Kakak beradik itu sedari dulu selalu menjadi terunggul sejak mereka memasuki TK. Kelebihannya utamanya -Kaya, tampan dan pintar. Mana ada wanita yang tak menjerit ketika melihatnya tepat di depan mata. Hanya saja kekurangannya selalu ada, mereka terkenal seorang playboy, hobby balapan liar dan hal-hal yang urakan lainnya.
Pagi ini saat sekolah pertama masuk setelah ujian tengah semester berlalu Itachi tak membawa mobil untuk menuju sekolahnya. Ia menumpang pada adiknya -Sasuke- untuk berangkat bersama. Itachi dan Sasuke sebenarnya memiliki mobil masing-masing hanya saja saat liburan ujian tengah semester kemarin mobil milik Itachi hancur gara-gara kecilakaan saat Itachi mengikuti balapan liar. Sabotase dari lawan tandingnya saat Itachi lengah dan mengakibatkan mobil termahal itu harus hancur akibat meledak. Itachi sempat dirawat di rumah sakit karena saat tau mobilnya tidak beres ia meloncat dari mobilnya yang tau sebentar lagi akan meledak.
"Sas! Bagaimana si bangsat Hidan itu? Apa kau sudah menemukannya?" Tanya Itachi yang kini sedang duduk di sebelah Sasuke.
"Hn, aku sedang mengurusnya" Balas Sasuke yang masih fokus pada stir mobilnya.
"Aku tidak akan memberikan ampun sampai mau mati sekalianpun!" Ucap Itachi penuh emosi. Tangannya mengepal ingin segera meninju lawan tandingnya yang mengakibatkannya harus kehilangan mobil kesayangannya. "Aku tak sabar ingin menghajarnya" Lanjut Itachi setelahnya.
"Cih. Keparat itu tak akan bisa bersembunyi dibelahan dunia manapun!" Balas Sasuke sambil menekan pedal gas mobilnya yang membuat mobil kesayangannya itu melaju dengan cepat. Sasuke merasa tertantang keparat yang tak seberapa seperti Hidan itu tak bisa ditemukannya dalam tiga hari. Sasuke yang unggul dalam bidang melacak dan hacker itu biasanya akan mudah mencari seseorang yang bisa bersembunyi bahkan sistem yang memiliki kode enkrispsi rumitpun ia bisa menghackernya tanpa harus repot turun tangan ke setiap negara hanya untuk memastikan data kepindahan orang yang tengah dicarinya.
Sasuke memasukan mobilnya kedalam gerbang sekolah yang sebentar lagi akan tertutup. Jam sudah menunjukan jam 08.00 waktu terakhir gerbang otomatis itu akan menutup sempurna. Sasuke dengan lihainya memasukan mobilnya pada gerbang yang akan menutup menyisakan celah untuk kendaraan tinggal satu centi meter itu dengan sempurna, jika Sasuke tak sesuai memposisikan mobilnya memasuki celah itu bisa saja mobilnya menabrak pagar otomatis itu, ataupun mobilnya terjepit diantara kedua sisi pagar yang akan menutup.
Itachi keluar duluan sambil menenteng tas gendongnya disalah satu pundaknya. Wajahnya yang penuh luka lebam dan tetutup perban tak membuat kharismatiknya luntur, justru membuatnya semakin mempancarkan kharismatik aura bad boy. Seperti biasa para siswi akan langsung menatapnya, apalagi kali ini pemuda tampan itu berangkat dengan pemuda tampan lainnya yang tak lain adiknya membuat kesan akur kakak adik itu semakin membuat para siswi meleleh.
Sasuke berbeda dengan Itachi. Ia tak pernah membawa tas atau hal merepotkan lainnya. Sepertinya buku pelajarannya sudah dibawa oleh Itachi. Mengingat kakaknya itu selalu membawa tas sedangkan adiknya Sasuke yang mendapatkan luka lebam di sisi bibirnya itu selalu tak pernah membawanya ditambah mereka satu kelas, kemungkinan semua buku kakaknya yang bawa.
Naruto, Shikamaru dan Gaara yang berada dikelas tak terkejut melihat sahabat sepasang kakak adik itu datang dengan wajah bonyok. Mereka dalam satu gabungan perkumpulan yang menamainya Black Alucard. Sebenarnya anggota Black Alucard tak hanya mereka masih banyak anggota lainnya yang terlalu banyak jika disebutkan satu persatu, beberapa anggota lainnya ada dari SMA lainnya juga. Itachi ditunjuk sebagai leader Black Alucard.
Suasana kelas 11-a itu tak seperti biasanya. Atmosfernya menjadi mencekam saat kakak beradik itu memasuki kelas. Hingga beberapa orang yang hanya kebetulan sekelas dengannya langsung terdiam dan pura-pura tak menyadari kedatangan ketua geng Black Alucard yang penuh luka itu.
Sasuke mendudukan dirinya di bangku pojok belakang. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sedikit lelah karena semalaman ia begadang. Berurusan dengan hal yang merumitkan di laptopnya hanya untuk melacak keberadaan Hidan membuatnya sedikit lelah. Sasuke awalnya tak akan masuk sekolah tapi karena Itachi yang memaksanya harus pergi ke sekolah karena ada beberapa hal yang akan kakaknya itu selesaikan, mau tak mau ia harus menyanggupinya jika itu permintaan sang kakak, Sasuke tak banyak komentar ia sebagai adik sedikit menurut pada kakak kembarnya itu. Sebenarnya yang akan diselesaikan oleh kakaknya itu tak begitu penting baginya itu masalah pribarinya seperti -percintaan yang sedikit merepotkan.
Itachi harus di hadapkan masalah ketika ia di sebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas tindakan aborsi salah satu siswi SMA Konoha. Siswi yang tak mau disebutkan namanya itu dulu adalah teman kencan Itachi, siswi itu ketahuan telah melakukan aborsi ilegal oleh media. Keparatnya siswi itu mengatakan ia melakukan aborsi itu disuruh oleh kekasihnya Uchiha Itachi. Hanya saja siswi itu tak mengatakan secara publik di media ia hanya mengancam Itachi melalui pesan singkatnya. Jadi, saat Itachi menerima pesan singkat itu ia ingin segera menemui wanita jalang yang berani-raninya mengancamnya.
Saat istirahat keadaan sekolah yang terlihat normal itu tak menimbulkan kecurigaan saat di atap sekolah terjadi percekcokan yang tak berarti. Yap.. Setelah jam pelajaran kedua selesai dan bell sekolah berbunyi waktu istirahat Itachi segera menemui wanita jalang yang mengancamnya itu. Siswi itu menyeringgai setan seolah ia diatas awan karena akan menjinakan berandal Uchiha untuk tunduk diatas kakinya. Siswi yang pernah menjadi teman kencan Itachi itu adalah seorang fanatic Itachi yang tak bisa menerima dirinya telah dibuang.
"Kau tak merasa takut?" Tanya Itachi dengan wajah datar.
"Hahah justru kau yang takut Itachi-kun, bagaimana kalau kasus ini sampai ketangan keluargamu" Ucap sisiwi itu penuh percaya diri.
"Kau membuat hari indahku terbuang" Ucap Sasuke yang tiba-tiba datang dengan wajah jengkel, lalu ia membantingkan sebuah kertas yang jauh-jauh dibawanya dari ruangan percetakan setelah ia harus berepot ria memprintnya."Kau harus membayar mahal Itachi" Ucap Sasuke kembali sambil menepuk bahu kakaknya dan ia kembali berjalan meninggalkan perdebatan yang tak berarti itu.
Siswi itu melihat kertas yang barusan dilempar oleh Sasuke ke lantai. Itachi melihatnya hanya menyeringgai.
"Sebaiknya aku tak usah datang!" Ucap Itachi sambil menghembuskan nafas malas.
"Itachi lihat ini aku akan benar-benar menelpon salah satu reporter untuk mengungkapkan semuanya" Ucap siswi mengancam hal yang tak berarti itu kembali, dengan malas Itachi melihatnya datar sambil berkata "Kau bukan tandinganku jalang!" tuturnya.
"Aku serius. Aku akan menghancurkan harimu!" Siswi itu tak menyerah meski Itachi hanya menganggap ancamannya angin lalu.
"Naruto kau jelaskan saja. Aku perlu istirahat" Ucap Itachi sambil melirik kearah sahabatnya yang sedari tadi hanya menyaksikan. Naruto langsung menyeringgai ketika ketuanya itu menyuruhnya membereskan wanita jalang di hadapannya itu.
"Arai Yuri kau tinggal di rumah milik Akami Yuko yang merupakan seorang pemilik rumah bordil. Setiap hari kau memiliki tamu undangan yang merupakan seorang bos minuman yang tergila-gila padamu. Kau ketahuan sudah dua kali melakukan aborsi secara ilegal.." Ucap Naruto berhenti sesaat menatap kertas yang barusan ia baca itu, ia melihat nyalang wanita dihadapannya "Aku malas membaca kau baca sendiri saja" Naruto melemparkan kertas itu tepat pada muka wanita itu.
"Tidak itu bohong" Ucap siswi itu menyanggah.
"Itachiii aku tidak main-main. Kembali kau sekarang" Teriak siswi itu histeris. Naruto yang belum pergi jauh ia kembali berbalik dan membungkam mulutnya dengan bibir Naruto. Naruto menciumnya liar dan ganas entah apa maksud Naruto. Apa dia memendam rasa pada wanita yang dicampakan oleh ketuanya itu.
enggghh
Wanita melenguh atas ciuman Naruto. Beberapa titik sensitive nya telah digeramah olah Naruto. Wanita itu tak percaya dengan tindakan Naruto. Tiba-tiba dihatinya membelokan tujuannya. Tapi belum seberapa ia merasa di atas awan Naruto mendorongnya ke jurang.
Kerongkongan wanita itu terasa tercekat. Bagaimana tidak setelah dicium mematikan oleh Naruto ia langsung dicekik penuh tekanan "Jangan berisik jadi seorang wanita. Kau terlalu menjengkelkan lebih baik kau enyah saja didunia ini" Ucap Naruto tepat disebelah telinga wanita jalang itu.
Naruto berlalu setelah ia sebentar lagi mengurangi oksigen pada siswi itu. Ia bersiul tak berarti dan menyusul para sahabatnya yang kini sudah berada di markasnya. -gudang yang dianggap kosong tak berarti itu adalah markas megah milik Black Alucard di SMA Konoha.
Naruto membuka pintu markas itu setelah ia memasukan lock card yang bisa mengaksesnya memasuki ruangan itu. Itachi, Sasuke, Shikamaru dan Gaara sudah berada disana. Sasuke sibuk dengan laptopnya ia masih tak menyerah dengan keberadaan Hidan.
"Karin mengirim ku pesan, katanya malam ini ada pesta di club milik Sasori" Ucap Gaara setelah ia sibuk dengan ponselnya.
"Bagaimana bisa ia masih mengadakan pesta setelah kejadian yang menimpa Itachi" Lontar Naruto sambil mendudukan dirinya disebelah Sasuke yang masih sibuk dengan laptopnya. "Mereka terlalu menggampangkan karena Sasuke bisa mencarinya seorang diri" lanjut Naruto.
"Sudahlah Naruto aku bisa sendiri" Ucap Sasuke sambil menutup laptopnya.
Itachi tak banyak berkata ia sedikit merasa bersalah pada Sasuke. Adiknya itu selalu seperti itu bekerja sendiri padahal ini untuk kebaikannya.
"Dan sebaiknya kita harus berpesta" Lanjut Sasuke kembali sambil melihat kearah beberapa kawanannya yang mengeryitkan dahinya.
"Hidan ketemu, dia bersembunyi di Yunani. Ia mengenakan identitas orang lain yang tak lain adalah saudara kembarnya yang sudah lama meninggal" Ucap Sasuke menjelaskan sambil merentangkan kedua tangannya. Lelahnya telah berakhir.
"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" Tanya Naruto penuh decak kagum mendengar kabar gembira dari sahabatnya itu.
"Aku tak ingin menjelaskannya" Ucap Sasuke sambil pura-pura memejamkan mata. "Itachi kau harus benar-benar membayar mahal karena aku hampir ketahuan telah membobol kode enkripsi salah satu negara" Lanjut Sasuke membuat Itachi hanya mengendus.
.
"Hinataaaa-chan" Teriak seseorang pada gadis bermanik mutiara yang kini tengah menjemur pakaian yang baru selesai dicucinya.
"Ada apa Sakura-chan. Aku disini!" Sahut Hinata masih sambil menjemur pakaiannya.
"Hinata kau tau ayahku baru saja mendaftarkanmu disekolah yang sama denganku" Teriak Sakura penuh atmosfer kebahagian sambil memeluk Hinata dengan erat.
"Ehhh! Kenapa? " Tanya Hinata tak mengerti dengan perkataan Sakura barusan.
"Iya.. Kau akan sekolah yang sama denganku Hinata. Ayah ingin kita pindah ke sekolah yang sama di SMA Konoha" Ucap Sakura menjelaskan maksud perkataanya.
"Apaa? SMA Konoha. Tidak..itu sekolah mahal Sakura mana sanggup aku membayarnya" Ucap Hinata dengan sedih.
"Ayahku mendaftarkan mu sebagai siswi beasiswa. Ayah tahu kau anak yang cerdas dan pemilik sekolah itu adalah kerabat ayah jadi kau langsung diterima Hinata" Ucap Sakura masih sambil memeluk sahabat kecilnya itu. Hinata yang nendengarnya ikut memeluk Sakura begitu erat. Mereka berjingkrak-jingkrak bak anak TK.
Sakura senang ia bisa kembali bersekolah dengan sahabat kecilnya. Ia dan Hinata akan menjadi murid baru di SMA Konoha. Sakura yang Sekolah di tempat neneknya London dan Hinata yang bersekolah di SMA biasa tanpa fasilitas membuat ayah Sakura itu memiliki ide untuk menyekolahkan Hinta dan Sakura disekolah yang sama saat ayahnya berpikir ini kesempatam merubah anaknya Sakura di London yang selalu bermasalah. Ayah Sakura tahu putrinya itu akan jinak jika ia bersama sahabatnya Hyuuga Hinata anak sahabatnya yang hidupnya sebatang kara. Sakura akan selalu menurut saat Hinata menasehatinya putrinya itu sudah menganggap Hinata sebagai saudara prempuannya.
"Aku tak sabar bisa tinggal seatap denganmu lagi" Ucap Sakura.
"Hmm..aku juga" Balas Hinata.
Malam harinya Hinata dan Sakura berkemas karena pagi harinya mereka akan segera pergi ke tempat penyewaan rumah yang berada di dekat sekolahnya. Sesekali terdengar mereka bersenandung lagu kesukaan mereka sejak dulu. Sakura kadang berjoget-joget ketika ia memasukan pakaiannya kedalam koper berwarna pinknya.
"Kau sangat bahagia ya Sakura-chan" Ucap Hinata sambil duduk bersimpuh mengepak barang milik Sakura yang sangat banyak itu.
"Tentuuu. Aku selalu membayangkan kita masak bersama dan bernonton dorama sampai ketiduran. Lalu.. Seperti saat itu kau yang selalu mengomel padaku karena aku tak pernah belajar saat ujian menjelang besok" Cerita Sakura penuh gembira.
"Aku tak sabar Hinata merasaka saat seperti itu" Ucap Sakura menambahkan. Hinata yang mendengarnya hanya terseyum lembut.
Sakura dan Hinata rebahan di atas tikar bludru milik Sakura di kamarnya. Warna kontras pink dan indigo menghiasi karpet bludru berwarna cram itu. Mereka melihat kearah atap sambil tersenyum-senyum.
Sakura mengingat pertemuanya dengan Hinata. Ia merasa senang bisa kenal dengan sahabat sepertinya orang yang selalu mengerti dirinya saat kedua orang tua nya tak pernah mengerti dirinya. Hinata selalu ada dan menyemangatinya tanpa henti.
Terdengar dengkuran halus dari Hinata. Sepertinya gadis itu ketiduran karena kelelahan. Sakura disebelahnyapun- setelah mengingat pertemuanya dengan Hinata- tanpa sadar matanya tertutup dan menyusul Hinata kedalam mimpi.
Dug
Dug
Dug
Alaunan musik dari DJ di tengah malam tak membuat gaduh para penghuni club yang dimiliki keluarga Sasori salah satu anggota geng Black Alucard. Semakin malam membuat tubuh yang sudah sepenuhnya dikuasai oleh minuman alkohol itu tak bisa dikendalikan, berjoget, bercumbu dan hangover dipojokan.
Semua anggota Black Alucard datang sebagai suka citanya karena setelah Sasuke mengumumkan keberadaan si keparat Hidan yang langsung dibekapnya dan menghajarnya tanpa henti. Karin satu-satunya prempuan yang menjadi anggota Balck Alucard itu sedari tadi asik bercumbu dengan dua pemuda sekaligus. Itachi dan Sasuke yang selalu dipermainkan prempuan itu tak bisa berutik jika itu Karin. Mereka sepasang kakak beradik itu tak bisa dipilih Karin keduanya adalah miliknya. Brengsek memang! Tapi baik Itachi maupun Sasuke tak bisa apa-apa ia pun tak ingin mengikrarkan diri untuk dimilik siapapun. Tapi jalinan antaranya Itachi, Sasuke dan Karin biar terus saja seperti itu.
Mungkin gila. Karin mampu bermain ranjang dengan dua lelaki sekaligus. Pernah ia kelelahan membuat dua pemuda brengsek Uchiha itu kalang kabut penuh khawatir dan ingin membawanya ke rumah sakit secara berebut.
Sasuke terbangun dari tidurnya. Ia merasa pening dikepalanya. Dilihatnya ke sekeliling ia sudah berada di sebuah ruangan seperti kamar hotel. Di samping tertidur seorang wanita yang dikenalnya. Aghh kakaknya pasti mengklabuinya dan memiliki Karin seorang diri. Tapi Sasuke tak mempermasalahkannya ia bosan juga bercinta dengan gaya seperti itu.
Sasuke menelpon seseorang untuk membawakannya seragam sekolahnya. Setelah panggilan terputus ia beranjak kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah dirasa tubuhnya bersih Sasuke keluar dan wanita yang menemaninya itu kini menatapnya erotis sambil menampilkam tubuh telanjangnya. Sasuke menyeringgai setan dan bersiap kembali menyergapnya tapi pintu hotelnya diketuk. Pasti orang suruhannya sudah membawakan baju sekolahnya. Wanita itu mendengus karena Sasuke kini mengabaikannya. "Pergilah aku sudah tidak butuh kau" Ucap Sasuke.
Setelah berpakaian seragam sekolahnya dan meminta orang suruhannya membereskan segalanya. Sasuke keluar dari kamar hotelnya dan bersiap menuju sekolahnya.
Sasuke memarkirkan mobilnya di tempat biasa ia menyimpannya. Dan lagi ia tak membawa tas ia langsung berjalan begitu saja keluar dari mobilnya dan akan menuju kelasnya. Sebelum melangkahkan kakinya semakin dekat dengan kelasnya ia malah berhenti ketika ia melihat surai panjang berwarna indigo dihadapannya. Tiba-tiba hatinya merasakan rindu sekaligus sakit ia mengingat seseorang yang sampai kapanpun selalu dihatinya.
"Hinata kau kah itu?" Ucap batin Sasuke sambil menatap sendu punggung yang semakin jauh itu.
Sasuke memasuki kelasnya dengan tatapan kosong. Gaara dan Naruto yang berada disanapun melihatnya heran. Kenapa dengan si Uchiha bungsu itu? Seolah baru saja mendapatkan berita duka.
"Sas!" Tegur Naruto yang sama sekali tak digubris pemuda itu.
"Hey kau kenapa?" Tanya Naruto khawatir melihat Sasuke yang tak seperti biasanya.
Itachi baru datang dan langsung mengeryitkan dahinya melihat adiknya yang hanya mentap kosong kearah depan.
'Dia kenapa?' Tanya Itachi menggunakan bahasa tubuh kearah Naruto. Naruto mengedikan bahunya tak tahu menahu.
Itachi mendudukan dirinya di samping Sasuke. Ia terheran-heran dengan perubahan sikap adiknya yang tak biasa itu. Belum beberapa menit Itachi mendudukan dirinya di kursi guru pengajar datang memasuki kelasnya bersamaan seseorang yang tak asing bagi penglihatan Itachi. Tiba-tiba ia teringat seseorang yang langsung membuatnya menoleh kearah Sasuke lalu melihat lagi kearah seseorang itu. 'Pantas saja' batin Itachi.
Hinata terkecekat ketika ia bertemu pandang dengan seseorang yang telah menghilang selama dua tahun di hidupnya. Hatinya tiba-tiba sesak dan dibenaknya berkelibatan bayangan menyakitkan. Layaknya roll video lawas yang diputar menampilkan kejadian demi kejadian yang mampu membuatnya merasakan sakit tak tertahan. Hinata menunduk ketika semua orang kini menatapnya termasuk seseorang yang sangat ingin dihindarinya sekaligus dirindukannya.
"Dia Hyuuga Hinata. Pindahan dari SMA terpadu terbuka" Ucap Ibiki selaku guru pengajar yang akan membawakan mata pelajaran kimia pagi ini. "Silahkan nona Hyuuga sapa teman-temanmu!" Ucap Ibiki memperkenankan Hinata untuk menyapa kawan barunya.
"Salam semuanya. Saya Hyuuga Hinata. Mohon kerja samanya" Ucap Hinata sambil membungkukan badannya tanda hormat.
"Silahkan nona anda bisa duduk di bangku kosong di sana!" Ucap Ibiki memperkenankan murid barunya untuk duduk di kursi kosong tersebut. Hinata menunduk tak berani menatap kawan-kawannya, bukan karena malu tapi ia tengah menghindari tatapan seseorang.
"Sas apa kau tidak apa-apa?" Tanya Itachi sambil mengelus bahu adiknya pelan. Ia masih tak di gubris karena saat ini adiknya itu tengah terfokus pada siswi baru itu.
"Sssttt... Itachi?" bisik Shikamaru pada ketua gengnya itu. Itachi menoleh kearah Shikamaru dan Naruto serta Gaara yang berada di bangku belakang tengah menatap tanya kearahnya "Ada apa dengan si teme? Apa dia tertarik dengan gadis baru itu, melihatnya sampai sebegitunya.." Tanya Naruto dan mendapat anggukan dari Shikamaru dan Gaara yang seolah menanyakan hal yang sama.
"Dia mantan Sasuke... Yang selalu ada didompet Sasuke" Ucap Itachi yang membuat Naruto langsung membekap mulut tak percaya. Gaara dan Shikamaru hanya mengeryitkan dahinya dan memandang Hinata bergantian Sasuke.
Tringgg tringg
Bell istirahat telah berbunyi. Para murid SMA Konoha berhamburan dari kelasnya untuk segera menuju kantin, perpustakaan, ruang club dan lainnya. Seperti biasa mereka akan sibuk dengan kegiatannya masing-masing jika yang belum sarapan pasti akan memilih kantin untuk tujuannya. Ada juga memilih taman untuk memakan bento bersama.
Di kelas 11-a ruangan langsung kosong ketika bell istirahat berbunyi. Menyisakan anggota Black Alucard dan si murid baru yang tidak biasa menghabiskan waktunya diluar kecuali berdiam diri di kelas sambil membaca kembali ulasan pelajaran yang tadi dicatatnya. Pantas saja ia langsung diterima sebagai siswi beasiswa di SMA Konoha itu mengingat murid teladan itu begitu giat belajar.
"Sas kau tak ingin menyapanya?" Tanya Itachi menyadarkan lamunan adiknya. Sasuke hanya diam dia benar-benar bingung harus memulai dari mana. Ia merasa tak tahan dengan dirinya karena ia tak bisa melepas kontrol untuk tidak memeluk gadis itu secara erat didekapannya.
Itachi melongo ketika saudara kembarnya itu tak menjawab malah ia berdiri dan meninggalkannya begitu saja. "Ck. Anak itu apa susahnya menurunkan gengsi" Gerutu Itachi sambil ikut keluar di susul oleh Gaara, Shikamaru dan Naruto yang ikut bingung dengan sikap Sasuke.
Brukk
Oh sial, sungguh sial murid itu karena ia berani menubruk Itachi. Apalagi ditambah noda saos yang menempel di seragam sekolahnya. Matilah kau!
Itachi menatap jengkel pada siswi yang kini tengah mencoba berdiri dari posisi terjatuhnya. Parahnya! Siswi itu bukannya langsung takut dan meminta maaf pada Itachi gadis itu malah menghawatirkan makanannya yang tergeletak.
"Aghh siaall" Gerutu siswi itu masih mengabaikan keberadaan Itachi didepannya.
"Hey nona apa yang sudah kau lakukan pada seragam ketua kami" Ucap Gaara menyadarkan si gadis yang tampak meratapi makanannya ketimbang Itachi.
Gadis itu langsung menatap orang-orang dihadapannya ketika ia mendengar penuturan Gaara. Bukannya takut ia malah mengeryitkan dahinya kepada orang-orang dihadapannya "Apa masalahmu?" Tanyanya.
"Cih kau tak lihat. Gara-gara makanan sampahmu kau mengotori bajuku" Ucap Itachi penuh penekanan. Ia tak bisa menerimanya tidak ditakuti oleh gadis yang sepertinya hanya seorang gadis polos.
"Haish. Bisakah kau tak bersikap seperti itu pada seorang perempuan" Balasnya dengan kesal. Memang siapa para lelaki itu ia tak begitu mengenalnya.
Itachi merasa tertantang dengan gadis dihadapannya itu. Baru kali ini ada seorang gadis yang menolak kharismanya. Biasanyakan mereka selalu tersipu dan malah mencicit tak jelas sambil beberapa kali minta maaf jika tak sengaja menubruk Itachi.
"Wah..wah.. Sepertinya kau murid baru disini" Ucap Naruto sambil mendekati gadis itu. Naruto akan merangkul pundak gadis itu yang langsung ditepisnya.
"Ahh. Memang benar aku murid baru.. Lalu apa masalahnya" Balas Sakura sembari menjauh dari jarak Naruto sekarang.
"Hahaha.. Kau harus mengingat ini gadis manis, kami adalah Black Alucard" Jawab Naruto menjelaskan yang membuat gadis itu mengeryitkan dahinya sebelum Naruto kembali melanjutkan perkataanya " Jika ada yang berurusan dengan kami nyawa taruhannya" tutur Naruto yang malah dihadiahi tawa oleh gadis itu.
Itachi yang menyaksikan gadis dihadapannya tertawa ia malah terpesona. Tawanya terlihat indah dan tiba-tiba membuat hatinya berdesir baru pertama kalinya ia melihat seorang gadis tertawa indah sepertinya. Ia tak merasa marah ketika gadis itu menertawakan gengnya ia malah ingin terus melihat tawa gadis itu.
"Kau lucu sekali..." Ucap gadis itu sambil menahan tawanya lalu berkata kembali "Apa kau bercanda?" Tanyanya.
"Cih gadis ini" Gerutu Gaara merasa terhina dengan penuturan gadis itu. Sebentar lagi Gaara akan melangkah mendekati gadis itu ia malah dicegah oleh Itachi.
"Jika seperti itu. Kalian harus mengingatku bahwa aku adalah orang yang tak pernah takut pada kalian" Tutur gadis itu datar setelah menyelesaikan tawanya. Setelah berkata seperti itu gadis itu berniat pergi meninggalkan Itachi dan yang lainnya yang tengah menahan emosi untuk tidak menghancurkan siswi itu.
"Ahhh. Ya!" gadis itu berhenti berjalan dan membalikan badannya menghadap kembali tepat di hadapan Itachi.
"Namaku Haruno Sakura" Ucapnya menatap dalam kedua mata kelam Itachi.
Tbc
