Hari itu bisa dikatakan hari yang damai. Sejauh ini, belum ada teriakan terdengar, ataupun benda tak lazim yang beterbangan. Mungkin hari ini harus dicatat dalam sejarah.

Tapi, saat waktu istirahat tiba….

"Shizu-chan, kamu sibuk?"tanya Izaya dengan wajah kalem nan tampan itu. /authorsalahfokus

Shizuo tentu saja kaget saat melihat wajah Izaya yang serius―tanpa sedikit pun tanda keberadaan seringainya itu. Belum lagi, ekspresi Izaya yang s epertinya.. gugup.

'Ini orang mau ngapain, sih, sampai gugup gitu? Apa habis terbentur sesuatu? Apa vending machine kemarin kena kepalanya dengan keras?'berbagai pertanyaan muncul di benak Shizuo, sampai ia tidak sadar kalau ia menganggukkan kepalanya.

"Bisa enggak kamu.. ke atap sekolah sama aku?"Izaya memalingkan wajahnya, namun Shizuo dapat melihatnya di pipi Izaya yang pucat itu, ada semburat merah muda.

"Y-ya, boleh.."dengan itu, mereka pun berjalan menuju atap sekolah. Dan anak murid yang melihat mereka berdua berjalan beriringan, segera berdoa agar kiamat tidak segera datang.

.

.

.

Aku Suka, Aku Cinta Kamu!

by Rein Hiirota

Durarara! belongs to Ryohgo Narita

Dan Izaya itu milik Shizuo /dilemparvendingmachine

Warning: Shonen-ai, OOCness, bahasa absurd, cerita gaje, Raijin Era.

Songfic: I like you, I love you

-Kagamine Rin

.

.

Happy Reading~

.

.

.

Mereka pun tak lama sampai ke tujuan, membuat semua orang yang berada disana secepat mungkin mengevakuasi diri setelah melihat mereka berdua. Satu lantai atap sekolah itu pun hanya menjadi milik mereka berdua.

Mereka duduk di salah satu tempat duduk. Tak ada yang berbicara, mereka asik dengan keheningan yang mendominasi.

"Um, Shizu-chan, kamu lapar? Sayang sekali, aku hanya membawa sebotol mineral,"Izaya lah yang memecahkan keheningan itu.

"Ah, tidak apa-apa, kok."

Namun keheningan nampaknya kembali mendominasi, sampai akhirnya terdengar tawa kecil Izaya.

"Ah, aku buruk sekali dalam hal ini. Bagaimana kalau kita bermain? Gunting-batu-kertas!"Izaya berkata antusias.

Shizuo mengangkat satu alisnya namun tidak berkomentar. Mereka pun mulai bermain, dan Izaya selalu saja menang.

"Bisakah kita bermain yang lain?"gerutu Shizuo, setelah menyelesaikan kekalahannya yang ke 284 itu. Izaya hanya tersenyum.

"Mungkin karna lo lapar, lo jadi kalah,"

"..lupakan.."

Izaya berdeham pelan, pipinya mulai mendapatkan rona merah muda-nya lagi. Pandangannya pun mulai tertuju pada lantai. Hei, ia mulai berpikir sepatunya dan lantai itu sesuatu yang menarik.

"A-ano..Shizuo, sebenarnya tujuan aku mengajakmu kesini adalah untuk.."perhatian Shizuo pun penuh padanya. Jika Izaya memanggilnya dengan nama aslinya, pasti ada sesuatunya.

"Sebenarnya, um ,maaf, aku, sebentar,"wajah Izaya semakin memerah, "Aku hanya ingin, er, kuharap, um, sial."dia mengumpat.

"Kamu adalah orang yang aku, um, yang aku, a-aku, um, maksudku, sejujurnya aku ingin mengatakan padamu bahwa.."

"Aku su-, um, a-ku, ah, sebentar."

"Su-su-su-su-su-su-su-su-su-su-su-su―"

"Kalau aku, err, um, a-aku.."

"Aku ja-"

Izaya memejamkan matanya erat.

"Aku jatuh cinta padamu!"

Satu detik..

Dua detik...

Tiga detik...

Wajah mereka sama-sama merah padam. Tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suara ataupun bergerak sedikitpun.

Bel masuk kelas terdengar, dan mereka masih berada di tempat yang sama.

Izaya masih belum membuka matanya, dan dia dapat merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang, yang mungkin saja ingin melarikan diri dari tubuhnya.

Tiba-tiba, ia merasakan sebuah bibir lembut menyentuh pipi merahnya.

"Baka, ayo, kembali ke kelas,"


A/N: Hello minna! Ini fanfic pertama saya, maaf jika ada kesalahan baik penulisan atau karakterisasi yang pastinya OOC /dibuang

Semoga anda suka sama cerita ini :3

And lastly, Review please?