SEND ME A LOVER

By : VhopeKaisoo

KIM TAEHYUNG A.K.A V [UKE]

X

JUNG HOSEOK A.K.A JHOPE [SEME]

RATED M

ITS YAOI

IF YOU DON'T LIKE. DON'T READ IT !

ANGST – ROMANCE

.

.

.

. CEKIDOT !

.

.

.

.

.

Daun-daun kuning berguguran tertiup angin sore, jatuh berserakan di atas tanah. Sinar matahari bersinar sejuk dari balik dedaunan. Sesosok figur pria berusia sekitar lima puluhan duduk seorang diri di bangku taman, matanya menatap kosong ke depan. Dari pakaian yang rapi dan mahal jelas memperlihatkan bahwa orang itu cukup kaya. Tapi kesedihan yang menggantung di wajahnya akan membuat setiap orang yang melihatnya turut merasa pilu. Meskipun suasana taman itu agak ramai dengan pengunjung, hati pria itu terasa sepi. Rambut keabuan yang mulai memenuhi seluruh kepalanya tidak membuat ketampanannya sirna. Beberapa kerutan akibat usia tua nampak menghiasi wajahnya.

Tanpa disadarinya, setetes air mata menetes jatuh dan membasahi tangannya. Di telapak tangannya, tergenggam erat sebuah foto hitam putih berukuran 4x6. Foto itu, meski sudah mulai berwarna kekuningan termakan waktu, menyimpan sejuta kenangan manis dari masa lalunya, kenangan yang takkan pernah mungkin terulang kembali.

"Maafkan aku, TaeHyung," bisiknya dengan lirih.


Matanya terpaku pada foto di tangannya. Seorang pemuda manis tersenyum balik padanya. Senyumannya begitu manis dan menggemaskan, membuatnya nampak lugu tapi sekaligus menarik hati.

"TaeHyung.." bisiknya lagi, jari telunjuknya yang kasar bergerak menuruni foto wajah pemuda yang dulu pernah menjadi kekasihnya.

Sejuta penyesalan takkan mampu membawa TaeHyung kembali lagi. Semua telah terlambat. Air mata kembali berlinang saat pria tua itu menangis terisak-isak. Betapa dia merindukan saat-saat indah bersama TaeHyung. Pria tua yang bernama HoSeok itu kemudian menyeka air matanya sambil berusaha menenangkan dirinya. Namun, kesedihan itu sulit untuk dihapus. Mungkin selama sisa hidupnya, HoSeok akan terus dibayangi rasa penyesalan dan kesedihan yang mendalam.

Beberapa minggu yang lalu, HoSeok menghadiri pemakaman mantan kekasihnya itu. Hidup TaeHyung harus berakhir saat dia menghabisi dirinya dengan sebotol pil tidur. Dalam 44 tahun hidupnya, pria malang itu belum pernah menemukan kebahagian sejati dari cinta seorang pria. Sebagai seorang pria gay, TaeHyung sungguh tidak beruntung sebab tidak ada seorang pria gay pun yang sudi menghabiskan hidupnya di sisi TaeHyung. Mereka semua lebih memilih untuk hidup di balik topeng pria heteroseksual, termasuk HoSeok.


Itulah sebabnya dulu dia memutuskan TaeHyung. Wajah TaeHyung nampak tenang saat HoSeok menatapnya untuk yang terakhir kalinya. Wajahnya sama sekali tidak nampak seperti wajah orang mati yang pucat. Sebaliknya, wajahnya masih segar, seakan-akan TaeHyung hanya tertidur saja. HoSeok ingat akan banyaknya air mata yang berlinang saat dia menyaksikan peti jenazah TaeHyung diturunkan perlahan-lahan ke dalam liang lahat. Ingin rasanya dia berlari untuk mendapatkan TaeHyung. Ingin rasanya dia berteriak dan memohon agar tubuh TaeHyung tidak dimasukkan ke dalam lubang peristirahatan yang nampak begitu dingin dan gelap. Namun, HoSeok tak kuasa berbuat apa-apa sebab TaeHyung telah meninggal.

Takkan ada yang dapat membawanya hidup kembali. Di dalam hatinya, HoSeok bertanya-tanya bahwa jika dulu dia tidak memutuskan TaeHyung, apakah TaeHyung masih tetap hidup sampai sekarang?


Di taman itu, tepat dua puluh tahun yang lalu, mereka saling bertemu. Saat itu, HoSeok masih tampak lebih muda dan segar. Rambutnya masih lebat dan hitam. Dadanya masih bidang dan berisi meskipun lemak nampak memenuhi perutnya. Berkat internet, dia mengenal TaeHyung yang saat itu memasang sebuah iklan jodoh. Mulanya HoSeok hanya iseng saja sebab, sebagai pria gay yang bebas, dia berharap dapat mencicipi tubuh TaeHyung.

Dengan mengendarai motor, HoSeok datang bertamu ke rumah TaeHyung. Tanpa dia sadari, TaeHyung telah jatuh cinta dengannya sejak pandangan pertama. Di mata HoSeok sendiri, TaeHyung memang sangat menarik: berwajah muda, berkulit putih mulus, berbadan langsing, dan tidak centil seperti waria. Agar mereka dapat berbicara dengan lebih bebas, HoSeok mengajaknya keluar. Berdua, mereka pergi ke sebuah taman. Meskipun sudah mulai tua dan pikun, HoSeok masih dapat mengingat semua percakapan yang dulu terjadi antara dirinya dan TaeHyung, dua puluh tahun yang lalu.

"Jadi kamu masih single?" tanya HoSeok menyelidik.

Walaupun dia suka berhubungan seks dengan banyak pria, HoSeok tidak mau terlibat masalah dengan pria gay yang sudah mempunyai pasangan. Semua akan runyam jika pasangannya tiba-tiba cemburu dan memutuskan untuk melabraknya. Namun, saat HoSeok mendengar bahwa TaeHyung masih sendiri, hatinya berbunga-bunga. Terbayang sudah kenikmatan yang akan dirasakannya saat dia menggauli pemuda Taegu itu.

Sepanjang percakapan, mereka saling berpegangan tangan, memainkan jari, dan saling mengelus. TaeHyung nampak terangsang diperlakukan begitu. Sambil tersenyum, pemuda itu mengaku bahwa celana panjangnya sudah basah akibat terlalu terangsang. HoSeok hanya membalas dengan senyuman mesum. Pembicaraan yang lebih jauh membuat HoSeok lebih mengenal TaeHyung.

"Hari ini, pacarku sudah pergi ke Jepang," kata TaeHyung, sedih.

Wajahnya agak tertunduk, dan pandangan matanya menerawang ke lantai. Mendengar bahwa TaeHyung masih mempunyai pacar, HoSeok terhenyak.

"Hah gimana sih? Katanya masih single?"
"Memang benar, HoSeok. Aku single," jawab TaeHyung, masih dengan intonasi sedih.
"Namjoo tidak mencintaiku lagi. Dia memutuskanku. Jadi, aku single, kan? Tapi bagaimana pun juga, hatiku masih terikat padanya, dan aku masih menganggap dia sebagai pacarku."


Hati HoSeok mulai terenyuh saat dia melihat air mata menggenang di mata TaeHyung. Seumur hidupnya, dia memang belum pernah benar-benar mencintai seseorang. Dulu, HoSeok memang pernah mempunyai beberapa pacar gay, namun semuanya hanya berasaskan seks semata, dan bukan cinta sejati. Sesuatu dalam diri TaeHyung membuatnya menaruh belas kasihan padanya. HoSeok menggenggam tangan TaeHyung seraya berkata, "Sudahlah, jangan menangis. Aku ngerti kok perasaanmu."

Rasa kasihan HoSeok salah ditanggapi oleh TaeHyung, mengira bahwa HoSeok juga jatuh cinta padanya. Saat itu, pikiran TaeHyung memang agak kacau akibat rasa sedih diputuskan oleh pacar terdahulunya. Harapannya yang terbesar adalah untuk segera menemukan kekasih baru yang jauh lebih baik dari mantannya. Menurutnya, HoSeok mungkin adalah pasangan hidupnya yang sesungguhnya sebab pria itu nampak sangat simpatik, jauh berbeda dari semua pria yang pernah dikenalnya.

"HoSeok, sebenarnya apa yang kamu harapkan dari hubungan kita ini?" tanya TaeHyung tiba-tiba.

Air matanya sudah mengering dan TaeHyung berusaha memaksakan sebuah senyuman di wajahnya.

"Maksudku, apakah kamu cuma mau sex saja? Ataukah kamu ingin punya hubungan tetap?"

Dalam hatinya, TaeHyung berdoa semoga HoSeok memilih pilihan yang kedua.

"Aku mau punya hubungan tetap denganmu, TaeHyung," jawab HoSeok, mengelus tangan pemuda itu lagi.

Sebagai pria berusia 30 tahun, HoSeok nampak seperti Om muda yang sedang berusaha menjerat hati seorang pemuda lugu dan polos.

"Tapi nanti aku bakal terbang ke Cina selama dua tahun dalam rangka pekerjaan. Aku bilang dulu agar kamu nanti tidak mengira bahwa aku sengaja tiba-tiba menghilang. Aku juga mau bilang bahwa mungkin kita takkan bisa bersama selamanya. Kelak, aku ingin menikah untuk membahagiakan hati orangtuaku, dan juga demi tuntutan keluargaku. Jadi, suatu saat, kita harus berpisah, sayang. Kita jadi teman sex saja, ya?"

TaeHyung, tentu saja, terkejut mendengarnya. Hatinya mulai mencemaskan HoSeok suatu saat akan mencampakkannya sama seperti perbuatan semua mantan kekasihnya. Namun, kegalauan hatinya tidak berlangsung lama sebab TaeHyung tidak mau merusak kencan pertamanya itu dengan kesedihan baru. Dia mengira bahwa jika saat itu tiba, dia pasti dapat mengatasinya dengan baik. Andai saja saat itu TaeHyung tahu apa yang akan menantinya di masa depan, mungkin dia akan berharap jika sebaiknya HoSeok tidak pernah menghubunginya.


"Sudah sore, TaeHyung. Kita harus pulang. Tapi jujur saja, aku horny sekali. Aku menginginkanmu."

HoSeok membawa tangan TaeHyung dan menyentuhkannya pada tonjolan di balik celana jeansnya. Diperlakukan begitu, TaeHyung hanya tersenyum malu-malu tapi mau.

"Mau tidak ML denganku?" tanya HoSeok, mengerdipkan sebelah matanya.

Jawaban yang didapatnya hanyalah sebuah anggukan, tapi itu sudah cukup. Tanpa membuang waktu, HoSeok segera membawa TaeHyung ke apartemennya. Di sanalah, mereka memadu kasih untuk yang pertama kalinya. TaeHyung nampak tidak malu sama sekali saat dia melucuti pakaiannya sendiri, begitu pula dengan HoSeok. Sebagai seorang pria top, HoSeok dengan mudahnya mendapatkan pantat TaeHyung. Apalagi, TaeHyung juga merelakan dirinya untuk disetubuhi..

.

.

.

.

.

..

TBC !

ini akan jadi 3 chapter yap! and umm... gabisa janji updatenya tapi aku usahakan secepatnya oke and the next chapter is VHOPE NC
! YEAHH ! aku akan bawain part NC di chapter depan!

mau nagih ke twitterku aja oke? FridayDayyy

REVIEW PLEASE

LANJUT OR DELETE ?

THANKS READER!