"Bukannya aku takut pada kematian. Tetapi, Hey! Aku lebih memilih mati di tangan orang yang kucintai daripada dibunuh oleh orang haus darah sepertimu. Artinya, aku tidak keberatan nyawaku dihilangkan demi orang yang kucintai itu. Jadi, kumohon. Ambil saja nyawaku, dan tolong... Jangan kau usik kehidupannya lagi."
A Thousand Years
Naruto © Masashi Kishimoto
Inspired by Twilight Saga
Warning : GAJE, TYPO, OOC, AU, DLL
Rated : T
Pairing : Sasuke x Hinata, Naruto x Sakura, slight Hinata x Naruto
Genre : Romance, Hurt/Comfort, Family, Supranatural
DLDR. NO FLAME.
Chapter 1
"Hinata-chan? Kau sudah siap? Kaa-san akan mengantarmu ke bandara 15 menit lagi!" teriak Kaa-san. "Jangan khawatir Hinata, semua barangmu sudah ada di mobil."
Hinata menghela nafas panjang. Ia berjalan dengan langkah gontai menuju ke mobil dan duduk di kursi belakang. Mulai hari ini ia akan tinggal bersama Tou-sannya yang berada di Konoha.
"Hinata-chan... Tidak perlu memaksa diri untuk tinggal bersama Tou-sanmu," ujarnya sambil mengenggam setir mobil.
"Tidak apa-apa kaa-san, lagipula Hinata rindu Tou-san, dan juga ingin menemani Tou-san disana," jawab Hinata sambil tersenyum. "Oh iya, kata Tou-san disana cuacanya selalu mendung, cocok untuk Hinata yang jarang suka keluar rumah, hehehe," canda Hinata. Hikari tertawa sambil mencubit pipi putri kesayangannya itu.
Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam. Beberapa menit kemudian mereka sampai di bandara. Hinata menurunkan barang-barangnya dan meletakkannya di troli.
"Hinata-chan... Jaga diri baik-baik ya, Kaa-san sayang Hinata, salam juga untuk Tou-san. Nanti kalau ada waktu jangan lupa berkunjung ke kaa-san ya Hinata," Hikari memeluk putri kesayangannya itu sambil mengusap pelan kepalanya.
"Hai kaa-san. Hinata pasti baik-baik saja, kaa-san juga jaga diri baik-baik ya, Hinata sayang kaa-san." Bisiknya sambil berlinangan air mata. Hikari mengusap pipi Hinata. "Beberapa menit lagi pesawatnya berangkat, masuklah Hinata-chan..." Hinata mencium pipi Kaa-sannya, lalu pergi sambil mendorong trolinya. Sayonara Kaa-san. Ujarnya dalam hati.
Beberapa jam kemudian, ia terbangun dari tidurnya dan menggeliat. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Hmmm... Sebentar lagi sampai. Sejenak dia melamun dan melemparkan pandangan ke jendela pesawat, terlihat hamparan hijau nan indah di bawah sana, Hinata terpukau oleh keindahan pemandangan tersebut.
"Perhatian kepada seluruh penumpang, pesawat akan segera lepas landas di bandara Konoha, diharapkan tetap memasang sabuk pengaman dan tidak meninggalkan tempat sampai lampu peringatan mati. Perhatian-" Suara menggelegar itu menyadarkan Hinata dari lamunannya. Setelah pesawat take off, Hinata segera mencari sosok ayahnya, Hiashi Hyuuga.
"Hinata! Hinata-chan!" dari kejauhan seseorang memanggil Hinata. "Tou-san!" Pekik Hinata yang langsung berlari memeluk Hiashi. "Wah, Hinata... Sudah besar ya? Terakhir bertemu Tou-san kan masih setinggi ini," katanya sambil meletakkan tangannya di pinggang. "Rambutnya juga makin panjang, semakin besar Hinata semakin mirip kaa-san," ujar Hiashi sambil mengelus kepala putrinya.
Blush.
Muka Hinata memerah karena pujian tou-sannya. "Hmmm, to- tou-san dimana mobilnya? –A-aku ingin meletakkan barang-barangku ini." Katanya gugup. Tou-sannya menyeringai, "Oh... Jadi Hinata masih tetap pemalu ya? Hihihi," Hinata langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tou-san... Hinata lapar." Ujarnya cemberut. Hiashi tertawa melihat tingkah putrinya. "Baiklah, nanti sesampainya di Konoha, tou-san akan mengajakmu makan di Ichiraku, masih ingat kan?" Hinata menganggukkan kepalanya pelan. "Ya sudah, tidurlah dulu Hinata, perjalanan dari sini ke konoha masih 1 jam lagi."
Hinata mencoba memejamkan mata. Hm... Bagaimana ya keadaan Konoha sekarang? Ah.. sudah 7 tahun aku tidak pergi kesana. Gumamnya dalam hati. Sejenak ia membuka mata dan menoleh ke jendela. Disana terlihat hamparan hutan yang sangat indah sekali. Indahnya..
SET!
Dia melihat sesosok bayangan berlari kencang di dalam hutan. "E-eh?" katanya terkesiap. Hinata terlonjak dari kursinya. "Ada apa Hinata-chan? Kenapa wajahmu seperti orang baru melihat hantu begitu?" tanya Hiashi curiga. "A-ah, ti-tidak tou-san... Hanya terpana saja melihat indahnya hutan ini." Jawabnya pelan. Itu tadi apa?
TBC
halo minna^^
disini author bener-bener newbie, jadi i hope you all like my first fanfiction.
Review kalian akan sangat membantu Author ke depannya.
