Title: Makhluk Sosial.

Disclaimer: Hotta Kichi-Sensei. Saya hanya menggunakan karakter yang beliau ciptakan dengan luar biasa.

Rate: K


Manusia makhluk sosial.

Pernah dengar kalimat itu? Tidak? Kembalilah ke Sekolah Dasar dan belajarlah lagi disana. Kalau sudah, kembalilah kemari.

Tapi kira-kira kalimat itu ada benarnya atau tidak? Benar? Yakin pasti benar?

Lihatlah lelaki berambut hitam yang sedang berdiri gusar di dekat tangga sekolah itu. Apa dia butuh orang lain? Sepertinya tidak. Dia malah terlihat berharap seakan-akan beberapa orang di sekitarnya menghilang dan tidak pernah kembali lagi.

Dua orang dari orang yang mengelilinginya mempunyai wajah yang sama. Kemungkinan kembar. Oh bukan, mereka memang kembar. Hanya saja, terlihat jelas bahwa lelaki berambut hitam ini benar-benar terganggu dengan salah seorang.

Hanya seorang?

Tidak juga. Ada sosok lelaki yang lebih pendek dari semuanya dan berambut pirang. Dia tidak terlihat seperti orang Jepang. Masa bodoh dia orang Jepang atau bukan, dia telah bekerja sama dengan salah satu dari si kembar, dan itu membuat lelaki berambut hitam itu semakin uring-uringan.

"Ayolah, Kanamecchi!~", Chizuru merayu Kaname untuk bersedia ikut ke acara karaoke kecil-kecilan yang sudah mereka rencanakan semenjak kemarin.

"Jangan libatkan aku. Kalian pergilah sendiri", Kaname menjawab sembari membetulkan letak kacamatanya yang tidak miring.

"Kaname pelit", Yukki sengaja berkomentar. Tetap dengan wajah datarnya itu.

"Yukki-kun!", Shun memperingatkan pelan. Matanya melirik Kaname, memastikan apakah temannya itu akan marah atau tidak.

"Terserah. Aku mau pulang", balas Kaname cuek. Dia mulai melangkah bermaksud meninggalkan teman-temannya itu.

"Kaname… ternyata kau memang lebih memilih menghabiskan waktu berhargamu dengan Ibumu. Baiklah, aku mengerti", Yukki berkata sekenanya. "Ayo Yuuta, Shun, Chizuru, jangan kita ganggu waktu kencan Kaname", kedua tangannya menggeret tiga orang lelaki lain. "Jya na, Kaname".

Kaname berbalik. Wajahnya memerah. "Aku tidak kencan dengan Ibuku, Yukki!"

"Hee. Kalau begitu kenapa kau tidak ikut saja, Kaname?", Yuuta yang sedari tadi diam ikut berbicara. "Kalau tidak, Yukki akan berkata-kata lebih konyol dari ini" telunjuk kanannya menunjuk adik kembarnya itu.

"Hehehehe… Ikutlah, Kanamecchi! Tidak akan seru kalau kau tidak ikut. Ya kan, Shun-chan?", Chizuru bertanya pada Shun dengan cengiran lebar menghiasi wajahnya.

"Itu benar, Kaname-kun. Ikutlah dengan kita"

Kaname merengut.

Sementara itu, dia bisa melihat kilatan mata Yukki dan Yuuta di belakang Chizuru dan Shun. Sial, Yukki selalu mengolok-oloknya seperti ini.

"Tidak. Aku tidak i-", ucapan Kaname terputus dengan Yukki yang tiba-tiba memegang pergelangan tangan kanannya dan berlari cepat.

"Ayo kita pergi …" , Yukki berlari dengan Kaname yang masih belum sadar akan apa yang terjadi. Yuuta, Chizuru dan Shun mengikuti di belakang mereka berdua.

"Rencana B!", Chizuru berteriak senang. "Kanamecchi, pokoknya kau harus ikut. Harus!"

"Maafkan kami, Kaname-kun", meski begitu Shun juga terlihat senang dengan ulah Yukki yang memaksa Kaname untuk ikut.

Kaname bukanlah tipe lelaki yang mau dengan senang hati mengikuti kegiatan kawan-kawannya. Perlu sedikit (atau banyak) ide dan dorongan (paksa) agar dia mau ikut. Dan Yukki tahu betul akan hal itu.

"!", Kaname hanya bisa berteriak dengan penuh emosi. Sepertinya dia harus mengucapkan selamat tinggal untuk kamarnya selama beberapa jam kedepan.


Terima kasih sudah membaca. Saya tunggu review-nya.