Author : Miss Galaxy (Laxy)
.
.
Title : Pink Romance Chapter 1
Cast :
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo
And other cast
Rate : T
Genre : Gender Switch/GS, Romance, School Life
.
.
.
DON'T READ IF YOU DON'T LIKE!
Riview?
Thanks All {}
.
.
Enjoy! And Happy Reading ^^
.
.
.
Kyungsoo tertegun saat gerbang didepannya terbuka dengan lebar, menampilkan sebuah gedung besar nan mewah yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Bibir hatinya mengukir sebuah senyum manis, kemudian dengan bangga kaki-kaki pendeknya melangkah memasuki tempat yang akan menjadi tempat belajarnya untuk tiga tahun kedepan.
Jeguk High School.
Sekolah senior atas paling Elite di Seoul. Dengan fasilitas dan metode pembelajaran yang memadai, membuat sekolah ini sangat diminati, dan semakin banyak peminat maka semakin banyak pula peluang untuk gagal. Hanya orang dengan otak cerdas dan financial yang memadailah yang mampu merebut satu bangku disana. dan ini adalah sebuah kebanggan tersendiri untuk Kyungsoo, karna gadis mungil itu mampu meraih nomor urut keempat dari dua ratus tuju puluh lima murid yang mengikuti tes. Bangga sekali bukan? Tentu. Kyungsoo senang bukan main, karna bersekolah di Jeguk adalah impiannya sedari dulu. Dengan perasaan senang yang berlebihan, Kyungsoo memasuki area sekolahnya semakin dalam dengan decak kagum. Bangunan tingkat empat, lapangan basket yang luas dan besar, taman yang indah..dan ah masih banyak lagi, Kyungsoo rasanya tidak sabar ingin segera memulai petualangannya disini.
"Hei..Kau yang disana! apa kau hanya akan berdiam diri saja huh?" Pekikan yang cukup tegas itu mengagetkan lamunan Kyungsoo tentang sekolah barunya, gadis mungil itu menoleh kekanan kekiri memastikan adakah orang lain disekitarnya yang mungkin dipanggil barusan. Dan Kyungsoo yang terlalu larut dalam kekaguman itu sampai tidak sadar bahwa dia sudah cukup lama berdiri didepan taman bunga sekolah yang mewah itu.
"Aku sunbae?" Kyungsoo menunjuk dirinya sendiri dan gadis dengan almamater hitam yang memekik padanya itu mendengus sambil melipat kedua tangan didepan dada.
"Kau fikir siapa lagi yang berdiri disana selain dirimu hah?" Dia melotot galak dan Kyungsoo buru-buru mendekati seniornya yang berdiri didepan lapangan basket tersebut, sudah ada banyak siswa baru sepertinya yang berbaris rapi dilapangan sana. Sepertinya acara MOS pertama akan segera dimulai.
Well, ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Em, tapi kalian tahu kan jika murid baru pasti akan di MOS? Yeah~! Masa Orientasi Siswa. Kyungsoo sudah mengalaminya tiga tahun sebelumnya saat dia pertama kali masuk sekolah menengah pertama. Dan hari ini dia kembali mengulang itu semua, dengan kaus kaki berbeda warna, rambut dikuncir dua dengan pita berbeda pula, membawa bendera, telur dan tetek bengek lainnya. Oh! Dan jangan lupakan Para Senior dengan almamater hitam itu. ah, apakah dia sekejam senior saat di sekolah menengah pertama?
"Siapa namamu?" Gadis dengan pipi agak tembam dan tubuh sintal berisi itu bertanya ketus, menatap Kyungsoo dengan tatapan mengintimidasi yang Ugh..membuat Kyungsoo merasa takut seketika.
"Do..Do Kyungsoo sunbae.." Ucap Kyungsoo gugup, gadis mungil itu kemudian menunduk.
"Sudah membawa perlengkapan?"
"Uh..Sudah sunbae.."
"Yakin?" Kyungsoo mengangguk sebagai jawaban. Kemudian setelah membungkuk kecil dia berlari bergabung kedalam barisan. Setelah senior berpipi tembam itu mengijinkan tentunya. Kyungsoo berdiri dibarisan belakang karna dia datang terakhir, dia menatap sekitarnya dan wajah-wajah itu masih sangat asing banginya. Kyungsoo menarik nafasnya panjang. Oke! Semangat Kyungsoo! Ini hari pertamamu MOS dan jangan sampai kau membuat masalah, gumannya menyemangati diri sendiri.
"Hallo.." Kyungsoo mendengar suara itu, namun gadis mungil tetap diam tidak menoleh. Fikirnya sapaan itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk gadis yang berdiri didepannya. Hei, disini banyak orang kan? Mungkin sapaan itu untuk salah satu orang disana.
"Hei..Kau mendengarku?" Kyungsoo tersentak saat sebuah tangan tiba-tiba menyentuh rambut bagian belakangnya, dia kemudian menoleh kesamping dan menemukan seorang lelaki tertawa kecil kearahnya.
"Maaf. Kau tidak mendengarku sih, aku Cuma mau bilang jika pitamu terlepas," Kyungsoo mengerjap, gadis mungil itu kemudian menyentuh kuncirannya dan benar saja, pitanya terlepas, buru-buru dia mengaitkannya kembali dan membungkuk kecil pada si pria.
"Terimakasih. Um, maaf aku kira tadi kau menyapa orang lain.." Ucap Kyungsoo pelan, bisa dia dengar lelaki disampingnya hanya tertawa kecil.
"Lupakan,"
Tidak ada obrolan lagi setelahnya karna seorang lelaki dengan almamater hitamnya berdiri didepan mimbar bersiap memberikan pidato. Beberapa senior dengan alamamater yang sama berdiri dibelakangnya. Oh..Itu para senior yang akan mengorientasinya nanti. Fikir Kyungsoo.
"Selamat pagi dan selamat datang di Jeguk High School. Saya sebagai wakil dari ketua Osis menyampaikan selamat untuk kalian yang diterima dan akan menjadi bagian dari sekolah ini.." Semua yang ada disana kemudian bertepuk tangan riuh.
"Tapi.." Dari jarak yang cukup jauh Kyungsoo mampu melihat lelaki jangkung dengan telinga agak lebar itu menyeringai.
"Kalian belum sah diterima disini jika belum melewati 'Ujian' dari kami para senior. So, bersikaplah sebagai Junior yang manis atau kami sewaktu-waktu bisa menendang salah satu dari kalian yang tidak pantas keluar dari sekolah ini.." Lelaki itu kemudian menyudahi pidato singkat namun mengerikannya tersebut, membuat wajah para siswa baru menegang ditempat. Kyungsoo meneguk salivanya berat, membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti.
"Oke. Semua siswa tetap ditempat, sebelum masuk kedalam kelas kami akan memeriksa barang yang harus dibawa sesuai perintah kemarin. Keluarkan semuanya! Satu barang saja yang tertinggal akan mendapatkan hukuman.." Senior dengan pipi tembam itu berteriak nyaring melalui pengeras suara, sontak semua murid baru mengeluarkan barang-barang mereka dari dalam tas. Kemudian diperiksa satu persatu oleh kakak senior sebelum diijinkan masuk.
"Ada yang salah?" Lelaki yang menyentuh rambutnya tadi bertanya pada Kyungsoo yang merogoh tasnya dengan panik. Wajahnya semakin memucat dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Matilah kau Do Kyungsoo!
"Barangmu?" Lelaki disampingnya itu menyodorkan barang-barangnya kemudian lolos, para senior itu kini mendekati Kyungsoo yang masih diam membeku ditempat, menatap sekitar dan hanya menemukan dirinya sendiri disana. Sial! Kenapa dia bisa lupa membawa benderanya? Matilah aku!
"Barangmu?" Kyungsoo menyodorkan barangnya dengan ragu, sementara beberapa senior dengan wajah datar nan jutek memeriksanya.
"Mana benderamu?" Kyungsoo tersedak ludahnya sendiri, dia menggelang menatap takut pada seniornya itu.
"Be-ben..benderaku..tertinggal..maaf!" Kyungsoo mencicit pelan dengan wajah menunduk, tak berani melihat reaksi para seniornya itu.
"Bagaimana bisa? Apa kau fikir ini tidak penting sehingga meremehkan kami huh?" Kali ini senior laki-laki dengan wajah agak kotaknya bertanya dengan garang.
"Maaf.." Hanya itu yang bisa Kyungsoo ucapkan.
"Kau Do Kyungsoo anak yang tadi kan? Kutanya sudah membawa barangnya dan kau mengangguk yakin. Tapi sekarang lihat. Cih! Chen Oppa, kita apakan anak ini?" Itu suara senior dengan pipi tembam. Kyungsoo menggelang takut. Tidak! Dia tidak mau dihukum.
"Bagaimana dengan berlari mengelilingi lapangan Minnie?" Si senior yang dipanggil Chen Oppa tadi menyahut.
"Tidak buruk. Bagaimana chingudeul?" Senior dengan jumlah yang tidak Kyungsoo ketahui itu bersorak membenarkan, bahkan salah seorang senior kini sudah menyeretnya kearah pinggir lapangan. Kyungsoo menggelang takut, namun dia diam karna tidak bisa melakukan apapun.
"Hei. Hentikan!" Suara berat itu menginterupsi, membuat senior yang menariknya sontak ikut berhenti dan Kyungsoopun bisa sedikit bernafas lega. Hh, dia jadi teringat kisah putri salju yang ditolong oleh seorang pangeran saat dalam keadaan bahaya.
"Ada apa ini?" Tanya orang yang baru muncul itu. Kyungsoo tak berani melihat, dia menunduk takut. Takut jika seandainya orang yang baru datang ini malah akan memberinya hukuman yang lebih berat lagi.
"Dia tidak membawa benderanya," Adu si senior pipi tembam. "Dan Chen Oppa menyarankan untuk menyuruhnya berlari keliling lapangan,"
"Bagaimana ketua?" Hening sesaat.
"Lepaskan saja." Kyungsoo mendongak dengan tidak percaya. Dia dilepaskan? Yey! Dan saat dia mengangkat kepala, tanpa sengaja maniknya bertabrakan dengan mata orang itu. Bola matanya hitam pekat, terlihat tajam, datar dan tidak berekspresi. Tubuhnya tinggi semampai dan cukup bagus, wajahnya ditopang oleh rahang yang tegas, dagu runcing dan jangan lupakan bibirnya yang sexy. Astaga! Apakah dewa Arion sedang turun ke bumi?
"Kenapa tidak membawa bendera?" Kalimat barusan diucapkan dengan intonasi dingin yang mampu membuat Kyungsoo merinding saat itu juga. Dia segera menunduk memutuskan tatapan mereka.
"Maaf..tertinggal," Kyungsoo mencicit, dan saat itu juga dia merasakan senior tampan itu berjalan mendekatinya. terasa sangat dekat sekali sampai aroma maskulinnya tercium sampai hidung Kyungsoo, membuatnya merasa sesak nafas seketika.
"Lain kali harus lebih teliti. Aku tidak bisa menjamin akan menolongmu seperti ini setiap saat dari teman-temanku," Dia berbisik dengan suara rendah tepat ditelinga Kyungsoo, kemudian menjauhkan wajahnya dan Kyungsoo langsung menghirup nafasnya dalam-dalam.
"Masuklah," Titahnya. Kyungsoo menggumankan kata terimakasih dan langsung pergi dari sana mencari kelas barunya. Astaga! Duplikat dewa Arion itu membuatnya sesak nafas. Saat melangkah, tanpa sadar bayangan wajah tampannya terlintas diotak Kyungsoo, dan saat itu juga pipi gembul si gadis langsung merona, dia malu.
.
.
.
Akhirnya setelah mencari-cari keberadaan kelasnya di papan pengumunan tadi, Kyungsoo mampu menghela nafas lega karna sudah menemukan kelasnya. X – A! Heartlipsnya terangkat membentuk sebuah senyum cantik, pasalnya dia berhasil masuk kedalam kelas unggulan. Yeah~! Begitulah. Sepengetahuan Kyungsoo, kelas unggulan disekolah ini memiliki keistimewaan tersendiri yang Kyungsoo belum tahu apa itu. Wow! Kyungsoo merasakan organ vitalnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Gadis manis itu menarik nafas panjang sekali kemudian menghembuskannya perlahan –kebiasaannya saat menenangkan diri– jemari kecilnya memegang kenop pintu dan memutarnya perlahan.
Klek!
"Annyeong haseyo.." Kyungsoo membungkuk kecil pada calon 'teman sekelasnya' tersebut. Ada beberapa yang memberikan respon dengan senyuman dan sisanya nampak acuh tak acuh. Mata bulat si gadis berpendar kepenjuru kelas mencari sebuah kursi –ingat? Dia datang paling akhir dan yeah..mungkin dia tidak akan kebagian kursi terdepan– dan seketika dia melihat seorang gadis melambai kearahnya dengan senyuman. Kyungsoo mengedip sekali sebelum melangkahkan kakinya mendekati gadis yang duduk di urutan meja paling belakang pojok.
"Duduklah disini bersamaku, namaku Byun Baekhyun! Tapi kau boleh memanggilku Baekki.." Gadis itu tersenyum kecil, mata sipit berhiaskan eyeliner itu melangkung indah seperti bulan sabit, gigi kelincinya terekspos dengan imut. Gadis bernama Baekhyun ini benar-benar duplikat boneka Barbie. Fikir Kyungsoo berlebihan.
"Terimakasih Baekki. Namaku Kyungsoo! Do Kyungsoo," Kyungsoo tersenyum manis kemudian mendudukkan dirinya disamping Baekhyun. Well, dia merasa agak..canggung mungkin? Gadis disampingnya ini benar-benar duplikat Barbie –meski tubuh mereka sama-sama mungil sih– dan mendekati kata sempurnalah. Rambut panjangnya yang berwarna coklat itu dikuncir atas dengan manis, cara berpakaian dan bicaranya terlihat modis –lihat saja merk jam tangan dan tas punggungnya itu– ;Kyungsoo tak sengaja meliriknya; dan gadis bermata doe itu merasa Baekhyun adalah anak orang kaya, dan yeah..Kyungsoo memang orang yang cukup berada, tapi..jika disamakan dengan Barbie disampingnya ini? Kyungsoo yang awalnya percaya diri kini mulai ciut. Belum lagi bagaimana jika Baekhyun adalah gadis pintar?
"Kau dari sekolah mana Kyungie?" Kyungsoo terjingkat dari lamunannya, dia menoleh kesamping dan menemukan Baekhyun tersenyum manis kearahnya.
"Ugh..Victory, Kau?" Eh? Tunggu! Kyungie?
"Wah. Kau pasti pintar! Kudengar tahun ini Victory Junior meraih nilai akhir sempurna. Benarkah?" Kyungsoo mengangguk, sedikit bangga karna Barbie ini memujinya pintar.
"Peraih nilai sempurna tahun ini adalah Kim Hanbin. Dia langsung ditransfer ke Amerika karna mendapat beasiswa disana," Baekhyun mengangguk dengan decak kagum. Keduanya kemudian menghentikan obrolan saat pintu terbuka dan masuklah sosok lelaki dengan almamaeter hitam yang seketika membuat Kyungsoo mengedip tidak percaya. Dia kan..
"Selamat pagi dan selamat datang di Jeguk High School." Lelaki itu berdiri didepan kelas dengan aura kepemimpinan yang kental. Raut wajahnya yang terkesan datar dan dingin itu malah menguarkan ketegasan yang membuat siapapun yang melihatnya merasa ciut. Mata tajamnya menelusuri seisi kelas dengan teliti sebelum tatapan tajamnya bersinggungan dengan manik bulat milik Kyungsoo. Lelaki itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.
"Sebelumnya, namaku adalah Kim Kai. Aku ketua OSIS sekaligus penanggung jawab MOS tahun ini. Dan aku adalah orang yang akan memegang kelas ini untuk tiga hari kedepannya. Berbahagialah kalian yang berada dikelas unggulan ini, karna kalian adalah murid pilihan.." Dia bertepuk tangan sekali dengan santai. "Ada yang ditanyakan?" Lanjutnya. Kyungsoo mengedip sekali. Jadi dia adalah ketua OSIS? Namanya Kai? Tanpa sadar Kyungsoo merona, kemudian gadis mungil itu menundukan kepalanya.
"Sunbae dari kelas mana?" Seorang gadis dengan rambut pendek terkesan tomboy mengangkat tangannya.
"Aku dari kelas XII – A. Ada lagi?" Sang ketua Osis memasukkan kedua tangan kedalam saku almamaternya dengan gaya cool.
"Pasti dia sangat pintar! Pantas menjadi ketua Osis. Kudengar untuk menjadi anggota Osis saja sangat berat," Komentar pria didepan meja Kyungsoo.
"Apa sunbae sudah punya pacar?" Seorang gadis di meja depan dengan riasan agak berlebih mengangkat tangan, mengedip kearah Kai. Lelaki itu tersenyum samar kemudian mendekati bangku si gadis itu –si gadis langsung memekik genit–
"Pertanyaan bagus.." –Kai menatap name tag gadis itu. "Jung Krystal." –kemudian menatap Krystal dengan tajam. "Ingat kata wakil Osis dilapangan tadi? Kami bisa menendangmu kapan saja semau kami.." Kemudian kembali mundur dan menatap remeh kearah Krystal yang kini shock sekaligus kesal.
"Baiklah. Cukup untuk sesi pertanyaannya! Sebelum aku akan mengabsen kalian. Ada tiga hal yang paling aku benci dan harus kalian ketahui." Bol mata hitamnya kembali berkeliling kelas, dan entah kenapa matanya sangat sulit untuk berpindah dari sosok diujung sana.
"Pertama. Aku tidak suka seorang Pembully! Kedua, aku tidak suka orang yang melanggar peraturan! Dan ketiga, aku tidak suka pada orang yang melawan pada senior. Paham?" Dia memberikan tatapan mengancam yang membuat semua anak dikelas itu mengangguk. "Bagus," Komentarnya, kemudian dia berjalan kearah meja guru –mengambil sebuah kertas absen– "Angkat tangan kalian jika merasa namanya disebut," Titahnya dan mulai membaca nama dari urutan teratas.
"Ahn Daniel?"
"Aku," Kai mendongak dan menatap lelaki berambut coklat yang tengah mengangkat tangannya dengan mata tajam.
"Ahn Jae Hyun?"
"Aku,"
"Bang Min Soo?"
"Aku,"
"Byun Baekhyun?"
"Aku," Kai mengintip gadis yang mengangkat tangannya tersebut dan mengangguk, kemudian melanjutkan acara mengabsen.
"Do..Kyung Soo?"
Kyungsoo tersentak saat Baekhyun menyikutnya, gadis manis itu kemudian mengangkat tangannya dengan ragu.
"A..Aku.." Kai menurunkan kertas absen yang menutupi wajahnya, sebelah alisnya terangkat menatap gadis manis diujung sana yang tengah mengangkat tangannya dengan ragu. Lelaki itu terdiam sebentar kemudian mengangguk.
.
.
.
"Nam Taehyun?"
"Aku sunbae,"
"Song Mino?"
"Aku," Kai menatap lelaki bersuara berat tersebut sejenak.
"Yoo Chang Hyun?"
"Aku,"
Kai meletakkan kertas absennya, lelaki itu kemudian berdiri kembali didepan kelas.
"Aku akan mengingat nama kalian semua. Hhm, baiklah. Aku butuh sebuah organisasi kelas! Song Mino menjadi ketua, Nam Taehyun menjadi wakil. Byun Baekhyun menjadi sekertaris, dan.." Kai kembali membawa pandangannya kearah gadis bermata bulat tersebut. "Do Kyungsoo menjadi bendahara,"
Hening seketika~
"Kenapa aku?" Mino mengajukan protes.
"Kau menolak usulku?" Kai menatap lelaki itu tajam dan seketika Mino terdiam, menghembuskan nafasnya kesal. Menolak keputusan Kai tidak akan merubah semuanya.
"Apa kau keberatan untuk memegang uang kelas Do Kyungsoo?"
"Uh?" Kyungsoo yang sedari tadi masih dalam mode shock tersentak, mendongak dan mendapati manik tajam Kai tengah menatapnya penuh arti. Well, dia hanya masih tidak percaya kenapa ketua Osis itu menunjuknya menjadi bendahara.
"Um..Tidak sunbae," Jawab Kyungsoo gugup dan lelaki didepan kelas itu tertawa kecil.
"Bagus! Organisasi kelas selesai dibentuk dan sekarang silahkan kalian beristirahat,"
.
.
.
Saat jam istirahat Kyungsoo gunakan untuk berkeliling sekolah bersama Baekhyun. Yah, keduanya mudah sekali akrab. Seolah-olah keduanya sudah ditakdirkan untuk berteman dekat, Baekhyun yang ternyata cerewet itu cocok dengan sifat Kyungsoo yang ceria. Well, Baekhyun tidak seperti bagaimana yang Kyungsoo fikirkan, Barbie itu sangat asik diajak bicara, membuat Kyungsoo tidak merasa minder ataupun canggung lagi. Keduanya kini berada dilantai tiga, tempat perpustakaan berada.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Suara berat itu menginterupsi keduanya. Kyungsoo dan Baekhyun sontak menoleh kebelakang dan mendapati seorang senior tengah berjalan kearahnya. Ugh..kalau tidak salah dia itu senior bertelinga panjang yang memberikan pidato ancaman dilapangan basket tadi.
"Hanya melihat-lihat sunbae," Jawab Baekhyun dengan senyum manis. Sunbae bertelinga peri itu terdiam sejenak menatap Baekhyun.
"Kembalilah, bel akan berbunyi sebentar lagi dan kau akan mendapat masalah jika tidak segera datang,"
"Masih ada lima menit lagi kok," Baekhyun menyangkal, gadis imut itu menaikkan tumitnya –mengingat senior didepannya luar biasa tinggi– berniat menunjukkan jam tangannya pada sang senior. Niatnya sih ingin menunjukkan jika dia masih punya waktu lima menit lagi, namun hal itu ditanggapi lain oleh senior bertelinga peri itu setelah melihat cat kuku tangan dan Jam tangan milik Baekhyun. Dia tersenyum remeh.
"Apa kau lupa apa yang aku katakan? Sekolah ini tidak menerima siswa tukang pamer." Dia masih menatap Baekhyun, namun kali ini dengan raut wajah lebih datar.
"Uh? Pamer?" Baekhyun bertanya dengan tidak mengerti. Gadis manis itu menatap sunbae didepannya dengan bingung. Sementara Kyungsoo yang mulai menyadari situasi buruk ini segera mengambil tindakan, dia berbisik kepada Baekhyun dan mengajak gadis imut itu segera pergi dari sana.
"Maafkan kami sunbae. Kami akan segera pergi," Kyungsoo meraih tangan Baekhyun berniat mengajaknya pergi, namun gadis Barbie itu nampaknya masih enggan untuk pergi.
"Apa maksudmu dengan kata tukang pamer huh?" Ucap Baekhyun tak terima.
"Baekki, sudahlah. Kita pergi saja yuk?"
"Tidak mau! Dia ini yang tukang pamer Kyung," Baekhyun menunjuk lelaki didepannya dengan berani, membuat Kyungsoo dan sunbae bertelinga peri itu melotot tidak percaya. "Mentang-mentang dia senior jadi seenaknya saja bertindak pada Junior.." Baekhyun kemudian mendengus sebal.
"Dasar tiang listrik bertelinga lebar! Kau itu yang tukang pamer!" Cetus Baekhyun blak-blakan dengan nada kesal. Kyungsoo langsung menoleh tak percaya kearahnya. Dia..berani sekali dengan senior..Oh! dia dalam masalah sekarang!
"Kau.." Lelaki itu menggeram kesal, ekor matanya melirik name tag didada Baekhyun. "Memiliki masalah besar denganku..Byun Baekhyun.." Dan sebelum hidupnya berakhir disini, dengan cepat Kyungsoo menarik lengan temannya mengambil langkah seribu dari sana.
.
.
.
Kini dua gadis mungil itu sudah duduk dikursi mereka setelah mengambil langkah seribu dari perpustakaan menuju kelas mereka dilantai dua ;sebenarnya yang berlari hanya Kyungsoo sih, mengingat Baekhyun hanya terseret karna tarikan kuat dari Kyungsoo; Si gadis mata doe duduk dengan manis dikursinya dan Baekhyun yang masih uring-uringan dengan senior yang mengatainya tukang pamer tadi.
"Aksimu tadi terlalu berani Baek. Bagaimana jika senior itu membalasnya?" Kyungsoo bertanya parno.
"Ya akan aku lawan! Aku mempelajari Hakpido kok saat SMP," Baekhyun tersenyum bangga, menepuk dadanya dengan yakin. Dia tidak tahu saja bagaimana takutnya Kyungsoo tadi.
"Terserah! Aku tidak terlibat ya,"
"Ish. Kyungie curang!"
"Kau sih cari gara-gara. Ingat status kita masih baru, jika dia menendangmu keluar dari sekolah ini bagaimana?" Kyungsoo menatap teman barunya itu dengan raut wajah susah.
"Tidak akan mungkin." Balas Baekhyun santai. "Tenang saja."
Kyungsoo menghela nafas pendek, Baekhyun keras kepala juga ternyata. Gadis mungil itu merapikan poninya, memperbaiki posisi duduknya saat mendengar pintu kelas terbuka.
"Annyeong haseyo," Sebuah suara lembut menyapa masuk. Lho? Kyungsoo mendongak dan mendapati seorang sunbae wanita dengan tumpukan kertas didekapannya masuk. Kenapa yang masuk bukan Kai sih? Kyungsoo sedikit mengangkat dagunya keatas, melihat kebelakang sunbae wanita itu memastikan apakah Kai ada disana dan seketika Kyungsoo mendesah kecewa karna tidak menemukan siapapun. Kai tidak ada disana. Aish! Lagipula kenapa jika Kai tidak ada Kyungsoo? Kyungsoo menggelang-gelangkan kepalanya. Apa dia baru saja mengharapkan Kai datang? Yeah.. tidak mau munafik sih. Meski ketua Osis itu sangat dingin dan datar, tapi Kyungsoo merasa selalu ingin melihat wajahnya.
"Sebelumnya perkenalkan namaku Lay. Aku akan membagikan kertas ini," Sunbae itu tersenyum menampilkan dimple cantiknya. Uh, sepertinya hanya dia satu-satunya senior yang baik dan ramah.
"Ini bukan lembar ujian. Hanya semacam formulir pribadi. Tolong diisi dengan benar! Jangan mengisinya dengan asal yaa." Lay sunbae membagikan kertas tersebut menyebar rata keseluruh siswa, dan salah satunya sudah berada ditangan Kyungsoo. Mata doenya bergerak membaca deretan kolom pertanyaan tersebut. Hum, semacam pengisian biography saja.
"Baiklah silahkan diisi," Semua yang berada disana mengangguk, Kyungsoo mengambil pulpennya bersiap menulis, namun sebuah ketukan dipintu membuatnya mendongak dan seketika mata bulat berbinar karna mendapati seseorang yang ingin dilihatnya berdiri disana.
"Maaf terlambat. Lay terimakasih atas bantuannya," Lay hanya tersenyum kemudian pamit pergi. Kini Kai mulai melangkah berkeliling kelas untuk memeriksa apakah hoobaenya itu melakukan yang Lay katakan atau tidak. Kyungsoo menundukan kepalanya dan mulai menulis.
Name : Do Kyung Soo
Date and Place of Birth : 12 Januari 1995
Hobby : Singing, Cooking
E-mail : Cutedokyung
"Diisi dengan benar Jung Krystal." Kai menatap datar gadis didepannya kemudian menggelang, dia kembali meneliti hoobaenya satu persatu. Mengoreksi bagian mana yang salah.
"Itu harus diisi nomor hape dan alamat email pribadimu. Jangan mencoba memanipulasi Bobby Kim," Dia berdecak, dan tanpa sadar langkahnya kini sampai pada meja ujung tempat Kyungsoo dan Baekhyun berada.
"Tulisan tanganmu rapi. Aku tidak salah menjadikanmu sekertaris kelas Byun Baekhyun," Dia berdiri tepat dibelakang Baekhyun. Gadis Barbie itu hanya tersenyum dan menggumankan kata terimakasih. Sedangkan Kyungsoo? Terlalu shocked karna Kai tiba-tiba berada disana tanpa dia sadari. Tangannya mulai berkeringat dingin saat merasakan tubuh ketua Osis itu mendekat kearahnya. Nafasnya putus-putus saat aroma maskulin itu kembali menggoda hidungnya. Dia sesak nafas lagi!
"Apa kau gadis yang lupa membawa bendera tadi?" Dia membungkuk dan berbisik ditelinga Kyungsoo yang kini menegang ditempat.
"I..iya sunbae.." Senyum kecil terukir dibibirnya melihat reaksi Kyungsoo. Ekor matanya menatap kertas milik gadis yang kini menunduk itu.
"Tulisanmu cukup rapi dan..nama Facebook yang bagus," Dan setelah mengatakan itu dia segera beranjak kembali kedepan kelas, setelahnya Kyungsoo segera menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Astaga! Ini kedua kalinya dia sesak nafas saat berada terlalu dekat dengan ketua OSIS itu.
"Baiklah. Aku akan memberikan kalian tugas! Aku ingin besok pagi kalian sudah menyelesaikan sebuah madding untukku," Kalimat itu langsung mengundang banyak protes. Mino selaku ketua kelas mengangkat tangannya.
"Bagaimana kami bisa menyelesaikan itu hanya dalam sehari?" Ucapnya yang diangguki oleh murid lain.
"Itu tugasmu sebagai ketua kelas. Besok diadakan penilaian madding di setiap kelas, dan aku tidak mau kelas ini mendapat nilai buruk."
"Tapi-"
"Aku ingin pengurus kelas merapatkan hal ini dan aku ingin besok pagi madding sudah terpajang. Kumpulkan kertas kalian kedepan,"
.
.
.
Kyungsoo masih tinggal dikelas meskipun teman-temannya sudah setengah jam yang lalu meninggalkan sekolah. Gadis itu masih tinggal dan berkutat dengan kertas-kertas yang berserakan diatas mejanya. Well, berdasarkan rapat pengurus kelas tadi, Mino membagi-bagikan tugas untuk setiap siswa agar mampu menyelesaikan madding dalam waktu sehari. Sebagain membuat hiasan, humor, kata-kata, topik, gambar dan puisi. Dan sialnya Kyungsoo mendapatkan bagian untuk membuat puisi. Gadis manis itu terpaksa masih tinggal dikelas guna menyelesaikan tugasnya untuk membuat lima lembar puisi. Menghela nafas lelah, Kyungsoo mengusap wajahnya dan mulai memutar otak, mencari inspirasi dan mulai menyalurkan ide tersebut lewat coretan tinta hitam diatas kertas putihnya.
Wajahmu bagai rembulan yang bersinar,
Senyummu bagai mentari dipagi hari..
Hangat, nyaman dan tulus..
Andai, pahatan indah itu mampu kumiliki..
Bagaimana rasanya?
Kau adalah –Klek! Pintu kelas terbuka tanpa Kyungsoo sadari dan seseorang masuk kedalam mendekati Kyungsoo yang masih asik menulis.
Pangeran–
"Apa yang kau lakukan disini?"
Impianku..
Kyungsoo tersentak setelah menggoreskan kalimat terakhir ;dan suara berat yang tiba-tiba terdengar; gadis mungil itu mendongak dan mengerjap-ngerjap menatap sosok didepannya dengan ekspresi..kaget, gugup dan malu. Bagaimana tidak? Lelaki yang dua kali membuatnya merasa sesak nafas kini berdiri didepannya? Apa yang dia lakukan disini? Oh, jangan berfikir konyol Kyungsoo. Mungkin Kai sedang patroli.
"Su..sunbae.." Ucap Kyungsoo gugup. Lelaki didepannya yang berstatus sebagai ketua OSIS itu menatap Kyungsoo dengan sebelah alis terangkat.
"Kenapa masih tinggal?"
"Uh..aku..Um, Mino membagikan tugas membuat puisi untukku sunbae." Cicit Kyungsoo dengan kepala menunduk, pasalnya dia terlalu gugup meski hanya untuk menatap lelaki didepannya tersebut.
"Pulanglah. Gerbang sekolah akan ditutup sebentar lagi," Ucapnya datar tanpa ekspresi –meski Kyungsoo tak melihatnya, namun dia bisa merasakan aura dingin disekitarnya– lelaki itu kemudian beranjak mendekati pintu kelas.
"Hari akan gelap. Pulanglah sekarang Kyungsoo!" Dan entah apakah kalimat barusan adalah sebuah mantra, Kyungsoo buru-buru membereskan perlatan tulisnya diatas meja dan memasukkannya kedalam tas punggungnya yang berwarna biru. Gadis manis itu kemudian beranjak keluar kelas dan betapa terkejutnya dia karna mendapati sosok Kai bersandar didinding samping pintu –dia fikir Kai sudah pergi tadi–
"Su..sunbae, permisi.." Kyungsoo membungkuk kecil kemudian melangkahkan kaki-kai pendeknya menjauhi Kai menuju lorong, tanpa menyadari bahwa Kai tetap mengikutinya bahkan sampai gadis itu mencapai halte dan menaiki sebuah bus.
.
.
.
Kyungsoo merebahkan diri diatas ranjang empuknya setelah selesai menggosok gigi dan minum susu. Gadis yang terbalut dengan piyama hangat motif pororo itu meraih ponselnya –mengecek sesuatu– Well, satu hal yang belum kalian tahu adalah Kyungsoo suka sekali bermain social media. Hampir setiap harinya dia mengunggah satu foto ataupun menulis kejadian yang dia alami, dan itu adalah sebuah kesenangan tersendiri untuknya. Gadis manis itu membuka layanan internet, kemudian masuk kedalam akun Facebooknya. Kyungsoo mengetuk layar bergambar camera –mengunggah foto yang dia ambil bersama Baekhyun didepan kelas tadi– ingat kejadian dengan senior bertelinga lebar? Yeah. Keduanya masih sempat-sempatnya mengambil sebuah selca setelah berlari mengambil langkah seribu.
Cute Pororo
'Hari pertama di sekolah baru ^.^ Dia teman baruku, Byun Baekki..'
Kyungsoo mengetuk tombol kirim dan sebuah foto berisi selcanya berdua dengan Baekhyun terpasang diberanda Facebooknya. Kyungsoo tersenyum, mata bulatnya meredup dan bibirnya menguap kecil. Gadis manis itu meletakkan ponsel pintarnya disisi ranjang kemudian memeluk erat gulingnya. Bayangan wajah si ketua OSIS tiba-tiba terlewat, membuat Kyungsoo terkikik kecil. Astaga! Sunbae itu sangat tampan dan..Ah, apa yang kau fikirkan Kyungsoo? Gadis mungil itu menggelang, perlahan menutup kelopak matanya untuk tidur. Dia harus istirahat karna besok pagi-pagi sekali dia harus berangkat kesekolah untuk menyelesaikan pembuatan madding.
Tling!
Ponselnya berbunyi kecil menandakan adalah sebuah balasan. Namun si pemilik ponsel sudah terlelap kealam mimpi.
.
.
.
KimKJM Coment your photo.
'Selamat belajar ditempat baru. Baby Owlku sudah tumbuh besar ternyata ^^'
KimJ and 35other likes your potho.
.
.
.
TBC!
.
.
.
Yosh! ^.^
Apakah ada yang merasa kembali menjadi murid yang pertama kali MOS?
Gimana? Apakah jelek, garing, kurang srek dan membosankan? IYA THOR! Aduh maaf yaa =)) Ini ff GS pertamaku *Yehet! Jadi maklum yeth kalo rada-rada anu/? Hehe..
Ini kisah sekolah Kyungsoo waktu MOS ^.^ Dan nantinya bakal..ya gitu deh ^^ Tunggu chap lanjutannya yaaa….
Inspirasi : Pengalaman pribadi waktu di MOS sih -_-
RnR ?
Thanks all {}
