Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : AU, OOC, Typo(s), Abal, Gaje dll
Genre : Parody/Humor –garing-
Rated : K+
Summary : cerita tentang chara-chara Naruto yang jalan ceritanya terinspirasi dari guyonan sunda yang di terjemahkan ke dalam fict pendek.
Keterangan : Naruto dkk umur 9 tahun
Don't Like Don't Read!
.
.
.
PRAKTIK
"Anak-anak," seru Kurenai sang guru di hadapan kelas.
"Iya Sensei," balas murid satu kelas serempak. Kurenai tersenyum lalu menaruh dua gelas berisikan air berbeda.
"Sensei akan menerangkan bahayanya minuman keras jika berada di tubuh kita, perhatikan ya." Kurenai membuka kantung pelastik yang ternyata berisi cacing. Kurenai lalu memasukkan dua cacing kedalam air yang berbeda. Satu cacing beruntung di masukkan ke dalam air mineral.
"Lihat, di dalam air biasa cacing ini bisa hidup, tapi coba perhatikan sekarang-" Kurenai lalu memasukkan satu cacing yang tragis nasibnya kedalam air yang berisikan miuman keras.
"—tuh lihat cacingnya mati kan?" Tanya Kurenai tersenyum puas sambil melihat seluruh anak muridnya.
"Iya Sensei," jawab semua murid serempak. Kurenai lalu melihat satu-persatu muridnya, pandangan Kurenai berhenti di tempat duduk Naruto dan Sasuke.
"Nah kalau begitu sensei akan tanya,-" kurenai memandang Naruto. "—Naruto, coba buat kesimpulan dari praktik tadi." Tanya Kurenai sambil berjalan kembali ke depan kelas – emang dari tadi dimana?-.
Naruto pun tersenyum lalu berdiri, dengan PD-nya dia menjawab, "Begini sensei—" Naruto memandang sensei dan teman-teman sekelasnya yang menatapnya antusias.
"-jadi orang yang suka minum-minuman keras itu akan terbebas dari cacingan sensei." Seru Naruto dengan lantangnya.
Setelah Naruto selesai menjawab satu kelas pun kompak mengadakan sweatdrope massal.
.
.
.
FIN
A/N: nista abis nih fict! Di atas tadi tuh penyakit cacingan. Terusin apa nggak ya? Kalau ada banyak yang mendukung sih saya bakal terusin fict dari guyonan ini, tapi kalau banya yang gak suka? Ya sudahlah, niatnya pengen multi chap. Tapi terserah reader dan reviewer.
Mungkin ada yang suka dan ada yang tidak suka, tapi saya hanya ingin berbagi dengan cara menerjemahkan guyonan sunda kedalam fict berbahasa indonesia yang mungkin akan lebih di mengerti banyak orang di Indonesia terutama yang bukan orang sunda.
Nah bolehkah saya minta pendapat anda sekalian berupa review?
