Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : Sasuke U., Sakura H.

Alur : Typo, OOC *maybe , Alur kecepetan walaupun sudah di bikin lambat sekalipun, aneh maybe, dll.

Rai sudah berusaha sesuai review minna di story kemarin XD

Rai sungguh terima kasih atas review-nya ngebantu rai banget


RaihanSofyan

Mempersembahkan

Letter's

.

.

.

.

Happy reading ^^

Normal POV

Bagaimana jika mereka menjadi saudara tiri hanya karena ayahnya menikah kontrak dengan ibunya? Itulah yang dialami Sakura dan Sasuke. Ayah Sakura menikah kontrak dengan ibu Sasuke karena urusan bisnis mereka yang mengharuskan kedua orang tua itu menikah kontrak.

Sakura Haruno, umur 17 tahun memiliki sifat yang dingin dan cuek, dia tak suka memiliki banyak teman hanya dua yang dia miliki yaitu Yamanaka Ino dan Hyuuga Hinata. Sakura juga mengenal kekasih Hinata saat ini, Uzumaki Naruto. Banyak yang membencinya di sekolah, terutama kaum gadis yang merasa iri akan kecantikannya.

Si cerewet kuning itu selalu mengajaknya mengobrol walaupun Naruto tahu dia akan di cueki habis-habisan karena ocehannya yang kurang lebih 99,99% tidak penting untuk Sakura.

Uchiha Sasuke, umur 17 tahun memiliki sifat pendiam dan tidak suka banyak bicara, tak seperti teman kecilnya Uzumaki Naruto. Sasuke memang mengenal Sakura dari teman kecilnya yang berisik ini walau hanya sekedar kenal.

Sasuke memang sudah tahu kalau ibunya dan ayahnya si Pinky bloosom ini akan menikah tapi dia tidak tahu kalau pernikahaan kedua orang tua ini sebatas surat kontrak.

Sasuke dan Sakura sangat berbeda, Sakura yang dingin di benci semua orang dan Sasuke yang dingin di kagumi banyak orang, bukankah itu sangat berbeda jauh sekali?

"Sasuke, cepat bersiap-siap kau tak mau ibu menunggumu lama kan?" suara merdu milik Mikoto terdengar di kediaman sederhana milik Sasuke. Yah, ayah Sasuke meninggal dan perusahaannya jatuh bangkrut.

"Iya ibu, aku sudah siap," ucap Sasuke yang memiliki suara baritone itu.

Sasuke dan Mikoto akan menuju ke kediaman elit milik keluarga Haruno, Sasuke sudah mengirakan bahwa dia akan bertemu Haruno Sakura, gadis berambut pink panjang yang sangat di benci kaum wanita di sekolahnya, dia sungguh penasaran bagaimana sifat si Haruno pink itu jika dirumah.

"Sasuke, kau sudah tahu kan ibu menikah dengan pemilik perusahaan Haruno Corp yang terkenal sukses di Jepang itu? Ibu ingin kau baik –baik dengan anak gadisnya." Ucap sang ibu dari Sasuke itu saat di dalam mobil.

"Hn," jawab Sasuke seperti biasa sambil fokus dengan setiran mobilnya.

"Jika sudah di rumah Haruno kau tak boleh menggunakan kata 'hn'-mu itu," ucap Mikoto lagi menjelaskan apa yang dia tak suka dengan kelakukan anaknya ini.

"Hn," ucap Sasuke lagi-lagi menggunakan kata yang di larang ibunya.

"Kau harus sopan terhadap mereka," suara Mikoto terdengar lagi.

"Hn," jawaban Sasuke masih tetap menggunakan kata-kata setianya itu.

"Bisakah kau tak menggunakan kata 'hn' pada ibumu yang sedang berbicara ini?" ucap Mikoto yang mulai marah dengan kata-kata Sasuke.

"Aku sudah tahu bu, tak perlu kau ingatkan lagi aku juga sudah mengerti," ucap Sasuke yang membelokkan setirnya kesamping.

"Baguslah," ucap Mikoto menutup percakapan mereka.

Setengah jam sudah mereka berada di dalam mobil menuju ke kediaman Haruno ini, Sasuke melihat takjub dengan rumah dari si Haruno pink ini. Rumahnya sangat elit dan bagus, tapi sebagai seorang anak dari bangsawan Sakura tidak menunjukkan sikapnya sebagai seorang bangsawan seperti sahabatnya itu, Hinata.

"Ibu, apa benar ini rumah kediaman Haruno itu?" ucap Sasuke tidak menyangka.

"Ya, Bagus bukan Sasuke?" ucap Mikoto dengan melangkahkan kakinya ke arah pintu rumah Haruno.

Sasuke hanya mengikuti sang ibu yang berjalan, saat di depan pintu dia melihat seorang pembantu yang pakaiannya terbilang bagus untuk sekedar pembantu.

"Silahkan masuk nyonya Uchiha, Tuan Kizashi sudah menunggumu di ruang makan." Ucap pembantu itu setelah membukakan pintu rumah ini.

"Terima kasih," Ucap Mikoto memasuki rumah ini.

Sasuke hanya bisa terdiam saat melihat isi rumah Haruno ini, sungguh menajubkan. Bukan seorang Uchiha jika dia kegirangan hanya karena melihat isi rumah yang elit ini walaupun tataannya sederhana.

Mereka sampai di ruang makan, Kizashi langsung menyambut kedatangan mereka. Tapi Sasuke heran, dia tidak melihat sosok gadis yang selama ini dia pikirkan di dalam mobil.

"Selamat datang, Mikoto. Aku sudah menunggumu," ucap Kizashi di depan meja, dia memakai baju sederhana.

"Maaf menunggu lama, Kizashi." Ucap Mikoto.

"Apakah ini anak yang sering kau ceritakan itu, Mikoto?" tanya sang pemilik suara barusan.

"Iya, kau benar Kizashi. Perkenalkan ini Uchiha Sasuke anak kedua dari pernikahanku dengan Fugaku." Ucap Mikoto memperkenalkan Sasuke.

"Salam kenal Tuan Haruno, saya Uchiha Sasuke." Ucap Sasuke membungkukkan badannya.

"Salam kenal, Sasuke." Ucap kizashi tersenyum.

"Lalu, dimana anak gadismu yang kau bilang cantik itu?" tanya Mikoto.

"Oh iya aku hampir saja lupa. Miya-san, tolong panggilkan Sakura untuk datang kesini ya," ucap Kizashi yang menyuruh salah satu pembantunya itu.

"Baik tuan," balasan dari pembantunya dan mulai melangkahkan diri ke lantai atas untuk memanggil sang gadis muda itu.

"Sakura? Nama yang bagus untuk seorang gadis yang kau bilang cantik ya Kizashi, aku semakin penasaran dengan wajahnya." Ucap Mikoto dengan duduk di salah satu bangku di ruang makan ini.

"Iya, ku beri nama Sakura karena dia memiliki ke unikkan tertentu." Ucap Kizashi, Sasuke hanya bisa berdiam diri karena dia tidak sama sekali berniat untuk berbicara.

"Ke unikkan? Apa itu?" tanya Mikoto yang mulai penasaran.

"Dia memiliki warna rambut yang sama denganku, tapi lebih muda yang setara dengan warna bunga sakura. Dan dia juga memiliki pupil mata warna hijau yang mirip dengan ibunya," ucap Kizashi panjang lebar.

"Aku semakin penasaran saja." Ucap Mikoto kembali.

"Oh iya, Sasuke apa kau mengenal Sakura? Ku dengar kau satu sekolah dengan anakku?" tanya Kizashi yang mengagetkan Sasuke dari lamunannya.

"Ah, iya. Aku mengenalnya Tuan Haruno," ucap Sasuke.

"Begitu kah? Apa kau dekat dengannya? Sakura bagaimana kalau di sekolah?" tanya Kizashi lagi.

'Apa-apaan ini pertanyaannya? Memang aku ibunya yang harus tahu tentangnya jika di sekolahh?' batin Sasuke.

"Tidak, aku tidak dekat dengannya. Dia terlihat pendiam jika di sekolah tuan Haruno," ucap Sasuke membenarkan duduknya yang mulai tak nyaman.

"Begitu kah? Sakura masih diam jika di sekolah." Ucap Kizashi mulai terlihat berkurang ceria-nya yang dari tadi dia perlihatkan.

"Ya, tuan Haruno." Ucap Sasuke lagi.

"Apa itu karena kejadian yang kau ceritakan dulu, Kizashi?" tanya ibu dari sang pangeran tampan di sampingnya ini.

"Kejadian apa?" tanya Sasuke yang mulai penasaran.

"Oh? Tidak, hanya masalah kecil saja. Tidak penting," ucap Kizashi menutup diri.

"Mulailah makan, ayo Sasuke makan." Lanjut Kizashi yang mulai menyuruh Sasuke dan Mikoto makan.

"Ada apa ayah?" suara itu mulai terdengar di ruang makan itu, suara lembut dan halus milik anak gadis Kizashi ini mengejutkan ke tiga insan yang sedang ingin makan.

Ketiga orang itu pun menoleh ke asal suara yang barusan terdengar dengan jelas itu.

"Oh Sakura? Mari duduk ikut makan dengan kami. Ini Nyonya Uchiha Mikoto yang pernah ku ceritakan itu." Ucap Kizashi.

Sasuke mulai menengokkan kepalanya, ingin melihat seorang gadis yang dia tunggu-tunggu. Saat sudah melihatnya, dia terdiam kagum melihatnya. Sakura berbeda sekali, dia terlihat feminim sekali sekarang. Memakai dress putih tanpa lengan dan bandana putih senada dengan warna bajunya, kulit putih mulusnya yang terlihat harus dan rambut pinknya yang terurai panjang menampilkan kecantikan yang luar biasa untuk orang yang melihatnya.

Mata hijaunya seperti permata emerald yang membuat orang sekali melihatnya bisa jatuh cinta, bibir mungil yang di poles lipsglosh pink tipis memberikan hasil yang mengagumkan, dan hidung mungil yang membuat wajah itu terlihat sempurna.

"Wah, cantik sekali kau Sakura." Ucap Mikoto mulai berdiri dari tempat duduknya semula.

"Terima kasih Nyonya Uchiha," Ucap Sakura, suara merdu itu kembali terdengar, Sakura mulai melangkahkan kaki ke bangku di samping Kizashi dan di depan Sasuke.

"Benar kata Kizashi, kau sungguh cantik Sakura." Ucap Mikoto lagi. Sasuke yang melihatnya hanya terpaku, melihat sosok gadis feminim di depannya itu membuat pipinya merona sekilas.

'Dia berbeda sekali jika di sekolah.' Batin Sasuke masih memandangi pemandangan yang indah di depan matanya ini.

Tak disangka Sakura melihat ke arah Sasuke, Sasuke yang tersentak sedikit langsung menolehkan pandangan ke arah makanannya. Sakura merasa heran dengan kelakuan orang yang baru dikenalnya ini.

Sakura memang pernah sekilas wajah tampan nan seksi di depannya ini, tapi dia tidak pernah ambil pusing untuk memikirkan seseorang yang bahkan dia sendiri tak mengenalnya.

'Kenapa orang ini?' batin Sakura yang merasa aneh melihat tingkah Sasuke barusan.

"Sakura, perkenalkan ini Uchiha Sasuke putra bungsu dari Nyonya Mikoto, apa kau mengenalnya? Kalian satu sekolah," ucap Kizashi kepada putri sulungnya.

"Uchiha Sasuke? Nama itu familiar di sekolah ayah," ucap Sakura memulai makan malamnya.

"Familiar? Berarti kau mengenalnya?" tanya Kizashi lagi.

"Tidak terlalu," ucap singkat Sakura.

"Benar, Sasuke ini jarang sekali untuk berbicara. Apa lagi dia tidak mudah akrab dengan teman-teman seumurannya," ucap Mikoto.

"Ibu–" ucap Sasuke terpotong oleh suara lembut Sakura.

"Dia itu terkenal sebagai pangeran sekolah, Nyonya Uchiha." Ucap Sakura.

Kenapa sekarang kau malah tahu segala tentangnya, Sakura? Bukankah kau tidak akan pernah ingin tahu seseorang yang kau bahkan tidak mengenalnya.

"Ap-" ucap Sasuke lagi-lagi dipotong.

"Mulai sekarang bukankah kita menjadi saudara? Kau boleh memanggilku kakak," ucap Sakura yang terlihat diam dengan makanannya.

"Kakak? Apa katamu?" tanya Sasuke mulai geram.

"Hn," ucap Sakura singkat.

"Sasuke, jaga sikapmu." Bisik Mikoto kepada Sasuke namun masih bisa terdengar oleh Kizashi.

"Ha ha, maaf Mikoto. Jangan memarahi Sasuke, ini ulah Sakura." Ucap Kizashi membenarkan, sedangkan Sakura hanya bisa diam tak menanggapi.

"Tid-tidak apa-apa Kizashi, ini memang salah Sasuke." Ucap Mikoto.

"Sasuke, ayo minta maaf pada Sakura." Lanjut Mikoto lagi.

'Apa-apaan ini, kenapa malah jadi aku yang minta maaf?' batin Sasuke.

"M-Ma-" ucap Sasuke yang lagi-lagi terpotong.

"Tak perlu sungkan begitu, Nyonya Uchiha. Bukankah kita sudah resmi jadi keluarga?" tanya Sakura yang mengagetkan kedua orang tua di ruang makan ini.

"Sakura-" ucap Kizashi terpotong oleh Sakura.

"Apa aku salah?" tanya Sakura dengan tampang flat face-nya.

"Ah, tidak." Ucap Kizashi lagi.

"Jadi, kapan kalian akan pindah kerumah kami?" pertanyaan Sakura kali ini membuat semua yang ada di ruang makan ini tersendak.

"Sakura, itu- itu belum kami rundingkan." Ucap Kizashi.

'Apa-apaan anak ini, kenapa tingkahnya seperti orang tua saja.' Batin Sasuke.

"Kenapa? Bukankah lebih cepat lebih baik kan, ayah?" tanya Sakura yang mulai memanasi keadaan. Sebenarnya dia ini kenapa?

"I-iya Sakura." Ucap Kizashi.

"Ku harap kalian cepat-cepat tinggal disini. Bukankah asing jika rumah sebesar ini hanya aku, ayah dan para pelayan yang tinggal?" ucapan Sakura kali ini memang membingungkan untuk Kizashi, bukankah dia masih sayang dengan ibunya? Dia juga pernah menentang ayahnya saat bilang ingin menikah lagi dengan seseorang.

"Te-terima kasih, Sakura. Kau memang gadis yang baik bisa menerima kami." Ucap Mikoto dengan sedih.

"Tidak apa-apa, ibu." Ucap Sakura lagi.

"I-ibu?" suara baritone itu terdengar kembali, dia sangat kaget melihat tingkah aneh si gadis pinky di depannya ini.

"Ya, apa aku salah lagi?" tanya Sakura.

"Ti-tidak." Ucap Sasuke, baru pertama kali ini dia tidak bisa membantah kepada orang lain selain ibunya.

Akhirnya mereka berempat berbincang-bincang, Sakura memang bukan type orang yang suka dengan keadaan ramai seperti ini, dia juga tidak pernah banyak bicara setelah ibunya meninggal.

Kenapa dia jadi seperti ini? Apa memang dia ingin berubah apa memang ini awal rencananya yang akan dilakukannya? Tapi untuk apa?


Hari esoknya Sasuke dan Sakura bertemu di sekolah, mereka masih berbeda dengan sikapnya masing-masing tadi malam, mereka masih dengan sikap saling tak kenalnya itu walaupun mereka tahu mereka sudah menjadi saudara tiri.

"Sakura-chan~!" teriak si baka Naruto itu menghampiri Sakura.

"Apa?" ucap Sakura malas.

"Oh god, kau ini Naruto selalu saja berisik." Ucap Ino dengan tampang yang mengerikan

"Ja-jangan begitu, Ino." ucap Hinata dengan lugu-nya.

"Bukankah memang benar?" balas Ino tak mau kalah.

"Hei, diamlah kalian." Ucap Sakura dengan wajah stoic-nya.

"Ano sa, Sakura-chan. Apa benar kau dan teme menjadi saudara?" tanya Naruto dengan tampang polosnya.

"EH~?!" teriak dua sahabat Sakura ini dengan wajah tak kalah kagetnya dengan Sakura.

"K-kau tahu dari mana Naruto?!" tanya Sakura dengan nada yang agak di naikkan.

"Dari teme." Ucapnya standar.

"Orang itu," balas Sakura yang muncul segi empat di dahinya.

"Apa benar? Kau dan teme jadi saudara tiri?" tanya Naruto lagi.

"I-iya." Jawab Sakura pasrah, memang benar kalau keadaan harus mendesak mereka. Bukankah cepat atau lambat dunia harus mengetahuinya?

"Eh~? Benarkah Sakura? Kau bersaudara dengan Sasuke si tampan itu?" tanya Ino.

"I-iya." Jawab Sakura.

"Orang tua kalian menikah?" tanya Ino.

"Iya." Jawab Sakura lagi.

"Kapan?" tanya Ino lagi.

"Minggu kemarin, Ino." Jawab Sakura lagi.

"Dimana?" tanya Ino lagi.

"Tak tahu." Jawab Sakura lagi.

"Kenapa kau tak memberi tahuku?" Tanya Ino lagi.

"INO~!" teriak Sakura mulai menggema karena pertanyaan bertubi-tubi dari sahabat barbie-nya ini.

"Sakura! Kyaaaa~! K-ka-kau beruntung forehead~!" teriak Ino heboh langsung memeluk Sakura.

"Apanya yang beruntung~" bisik Sakura dengan suara yang cukup kecil.

"Ano, Sakura." Panggil Hinata dengan suara gugupnya.

"Ada apa Hinata?" balas Sakura menolehkan pandangannya yang masih dipeluk oleh sahabat satunya lagi.

"Ji-jika kabar ini tersebar, kau akan kena masalah." Ucap Hinata dengan ragu-ragu.

"Masalah?" tanya Sakura dengan mengangkat alis satunya.

"Apa maksudmu Hinata?" tanya Naruto lagi membuka suara.

"I-iya. Bukankah fans dari Sasuke itu terkenal sangat jahat jika ada salah satu gadis yang bukan bagian dari mereka mendekati Sasuke." Ucap Hinata dengan tampang takutnya.

"Oh itu, biarkan saja mereka. Aku juga tak berminat untuk dekat-dekat dengan si Uchiha itu." Jawab Sakura dengan biasanya.

"Tapi Sakura, kau bilang bukankah kalian bersaudara? Itu artinya marga Sasuke juga berganti dengan Haruno bukan?" tanya Ino yang mulai melepaskan pelukan mautnya dari Sakura.

"Aku tidak tahu, mungkin ayah mengizinkan mereka untuk memakai marga lamanya." Balas Sakura.

"Hei forehead, bukankah kau tau di Jepang itu jika sudah menikah harus segera mengganti marganya." Balas Ino lagi dengan berdecak pinggang.

"Mungkin." Ucap Sakura dengan memandang ke depan.

"Forehead!" teriak Ino yang merasa diacuhkan Sakura.

"Guru masuk~!" teriak salah satu murid di kelas mereka dengan berlari kecil menuju bangkunya.

Akhirnya mereka semua berjalan menuju bangku masing-masing dan Naruto menuju ke kelasnya yang berada 2 kelas dari kelas Sakura.


Sakura pulang dengan menggunakan bis, sedangkan Sasuke pulang dengan motor sportnya yang berwarna merah. Saat di gerbang mereka tidak sengaja melihat satu sama lain sampai Sasuke menjalankan motornya keluar gerbang. Sakura hanya heran seketika dan tidak memikirkannya lagi.

Saat di bis, dia satu bis dengan gadis-gadis fans girling-nya Sasuke, dia sangat tidak suka berisik dan akhirnya Sakura menggunakan headphone untuk menghilangkan keberisikan itu walaupun hanya sedikit.

Saat bis itu berhenti di tempat tujuan yang di turuni Sakura, Karin sang ketua geng itu menghentikan jalan Sakura di bis.

"Tunggu." Ucap Karin yang menghalangi langkah Sakura di bis.

"Ada apa?" tanya Sakura yang to the point.

"Apa selama ini kau tak menyadarinya? Di bis ini tidak ada orang lain selain kami para fans Sasuke." Ucap Karin dengan nada yang menantang.

"Lalu?" tanya Sakura lagi, tak lama kemudian bis itu kembali berjalan.

"Tu-tunggu pak, saya belum turun." Teriak Sakura dengan suara yang tak terlalu besar.

"Maaf, anda bisa turun di halte selanjutnya." Ucap sang supir bis itu.

"Ck, sungguh malangnya." Ucap Karin dengan tertawa bahagia yang diikuti para fans girlingnya Sasuke.

"I-ini ulahmu bodoh! Apa maumu ha?" balas Sakura dengan geram.

"Bukankah kau sudah menjadi saudara dengan Sasuke, apa itu benar?" tanya Karin dengan memegang rambut pink Sakura yang terurai panjang.

"Ap- Kau!" ucap Sakura terkaget apa yang diucapkan Karin barusan.

"Ha? Jadi itu benar?" tanya Karin lagi.

"Kau tahu dari mana?" tanya Sakura dengan menahan kesabarannya.

"Sasuke." Ucap Karin dengan melotot.

"Ap-" suara Sakura mulai merasa tidak beres melihat tingkah mereka yang memandangnya tidak suka. Seperti anjing ingin mengejar kucing.

"Sekarang!" teriak Karin di dalam bis itu beriringi teman-temannya yang mulai membully Sakura di dalam bis, dan Sakura mulai dipukuli para gadis itu.

'Ah! Seseorang, tolong aku!' batin Sakura.

.

.

.

TBC


Review Minna XD

Rai bikin fic pertama yang berchapter XD

kalau masih ada ke kurangan bisa review yaa :D

review kalian ngebantu rai kok sungguh Q_Q

biar rai bisa koreksi fic rai sendiri

RnR minnaa ~