Go Into The Book

Disclaimer : Yusuke Murata & Riichiro Inagaki

Genre : Adventure/Mystery

Rating : K

By : Muthiruma Youichi

Warning : OOC, abal, gaje (mungkin), hancur lebur

.

.

Don't like don't read

.

Suatu pagi ketika aku sedang iseng melihat-lihat toko antik, dan melangkah masuk ke dalam tokonya, di rak merah deretan 9 aku menemukan buku besar tua, dan kertasnya sudah menguning karena umur. Entah mengapa aku tertarik dengan buku tua kusam itu, seperti ada gaya magnetik berupa sihir yang menarikku untuk membelinya.

"Pak, buku ini berapa harganya?" aku menanyakan kepada penjualnya yang sudah tua, berkacamata, kurus, pendek, rambutnya sudah jarang dan berwarna putih.

"Hmm.. kalau untukmu nak, aku beri 1800 yen saja," jawab pria tua itu. suaranya serak dan parau.

"Ini pak uangnya," lalu aku memberikan uang selembar 1000 yen dan recehan 800 yen. Saat aku keluar dari toko dia memberi nasihat.

"Bawa buku itu baik-baik, lari pulang ke rumah, jangan tunjukkan kepada siapa-siapa, atau kejahatan akan menimpa dunia," dia berkata seperti itu, aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi aku tetap berjalan keluar toko dan berlari pulang ke rumah. Aku mengikuti kata-katanya, aku berlari dengan sangat cepat, memakai kecepatanku 4,6 detik.

"Hosh.. hosh.." nafasku tersengal-sengal, buku itu kupeluk erat di dadaku dengan kedua tangan, aku terus berlari hingga aku sampai di rumah.

*Braak!* pintu yang kubuka dengan kasarnya.

"AKU PULANG!" aku berteriak dan melempar sepatu, menaiki tangga dengan berisik, sehingga ibuku berteriak.

"Riku! Jangan lari-lari!" tapi aku tidak memperdulikannya, aku memasuki kamar, mengunci pintu.

"Fiuuh.. hosh.. hosh.." aku menghembuskan nafas lega, dan dengan hati-hati aku membuka buku itu, buku itu membuatku sangat tertarik, saat aku menyentuh lembaran kertas yang menguning, tiba-tiba ada suatu gambar.

"Hah? I,ini aku?" aku berkata, kaget karena gambar itu diriku yang memakai baju vampire dan di sebelahnya ada naga besar berwarna biru gelap.

Lalu kucoba membalikkan halamannya, saat kubuka ada tulisan yang berisi.

Cara menetaskan telur naga

Saat bulan purnama kau harus membawanya ke tempat yang penuh dengan cahaya bulan purnama.

Kau harus mengucapkan mantra "Egó̱ ki esý mazí eímaste éna, eseís kai egó̱ pánta tha eínai gia pánta mazí"

Tunggu 3 jam, dan kau harus memeluknya, agar naga itu menjadi milikmu.

"I,INI SERIUS?" tidak sengaja aku berteriak.

"Ada apa Riku?" ibuku bertanya kerena tadi aku berteriak, lalu aku menjawab.

"Tak ada apa-apa Oka-san!" aku kembali melanjutkan membaca, tapi saat aku mau melanjutkan aku membuka halaman paling belakang, dan disana terdapat kotak yang sekepalan tangan, seperti sengaja di sembunyikan di situ.

"Jangan-jangan.. ini telur naganya?" aku bertanya terhadap diriku sendiri.

Lalu kucoba membuka kotaknya, dan ternyata tebakanku benar, itu telur berwarna biru gelap tapi warnanya berubah-ubah, kadang menjadi merah, dan hitam.

"Indah sekali.." tanpa kusadari aku mengatakan itu saat aku menatap lama-lama telurnya.

Bulan purnama.. itu bukannya akan terjadi malam ini? Aku terburu-buru melihat tanggal yang melekat di dinding kamarku yang berwarna biru.

"Benar! YEAH! Akan kumulai hari ini juga!" teriakku.

Pukul 11.55.

Aku menelan ludah, hatiku berdebar-debar, aku sudah menyiapkan semuanya, sudah kutempatkan di tempat yang akan terkena banyak cahaya bulan purnama.

Aku melirik jam tangan yang melekat di lengan kiriku.

"11.57, 3 menit lagi."

Awan semakin menyingkir dari bulan, dan..

Yak! Bulan purnama dengan cahayanya yang terang menyinari telur. Dan tak lupa aku mengucapkan mantra sekarang "Egó̱ ki esý mazí eímaste éna, eseís kai egó̱ pánta tha eínai gia pánta mazí". Aku menghapalnya tadi.

Aku duduk di rerumputan, di halaman, aku menyetel handphoneku agar terbangun jam 3 nanti.

03.00

*An an an!* alarm handphoneku yang lagu Doraemon berbunyi.

Lalu aku bangun dari tidur di rerumputan.

"Hah? Aku ada dimana?" aku celingukan seperti orang bingung, tapi setelah itu aku baru sadar, dan aku langsung memeluk telurnya, telurnya bergerak-gerak.

"Waa!" tapi aku tetap memeluknya, lalu satu kaki depannya keluar dari cangkang itu. kedua kaki depannya sudah keluar, dan sekarang kaki belakangnya, kepalanya, dan..

*Prak!* telur itu hancur berkeping-keping. Tidak sengaja kulepas pelukanku karena kaget melihat sesosok binatang keluar dari telur. Lalu kuulurkan tanganku untuk mengusapnya, awalnya dia menolak tapi akhirnya setelah itu dia mengulurkan kepalanya dan menyentuh telapak tanganku.

"ARGH!" rasa sakit bagai disambar petir, saat kulihat telapak tanganku. Ada tanda petir di kanan bawah telapak tangan yang kanan.

"Krr?" suaranya seperti seekor kucing, dia mempunyai kepala kadal, sayap kelelawar, ekor kadal, dan badannya menyerupai kadal.

"Tenang kawan, hmph.. aku harus memberimu nama," lalu aku berlari sambil memeluknya, aku berlari menuju kamarku.

Eit! Aku hampir lupa kalau ini jam 3 pagi, dan aku bisa dimarahi kalau ketahuan keluar rumah jam segini. Jadi kupelankan kakiku, dan tatami di rumah mengerang.

Setelah sampai kamar, aku membuka kamus bahasa Yunani. Aku bertanya kepada naga kecil itu.

"Apa kamu suka nama megali?" kutanya seperti itu dia menggelengkan kepalanya. Kucari-cari nama lain, kutanya lagi.

"Nero?" dia menggelengkan kepalanya lagi.

"Stoicheio?" kepalanya di goyangkan ke kiri dan kanan seperti sebelumnya.

"Astrapi?"

"Pagos?"

Dia terus menggelengkan kepalanya. Saat aku menyebutkan.

"Droseros?" aku menanyakan ini, dia terbang dengan suara.

"Krr!" okay, suara dengkuran kucing, dan matanya bersinar.

Walau dia aneh, dengan kulit birunya itu entah mengapa aku menyukainya. Dia terbang kesana-kemari, dan kurasa dia menemukan tempat yang cocok untuk berbaring, karena dia menemukan saputanganku dan tidur diatasnya, dia tidur meringkuk (A/N: yang nggak tau meringkuk, itu yang melingkarkan badannya sendiri). Setelah itu matanya terpejam perlahan-lahan.

"Hooahhm.." tampaknya aku juga mengantuk seperti hewan kecil ini, jadi aku putuskan untuk tidur.

.

.

.

*Kriing!* jam wekerku berbunyi. Aku terbangun dari tidurku dan melihat ke arah sang naga kecil yaitu Droseros. Tapi naga itu tidak ada di tempat tidurnya semalam!

"Droseros?"

"Kamu ada dimana?" aku melihat bawah tempat tidurku, melihat ke sekeliling, dan.. ah-ha! Itu dia!

"Kamu lagi apa Droseros?" kulihat dia sedang memakan hamsterku satu-satunya!

"Droseros! Nggak boleh lagi!" aku langsung menariknya dari kandang hamster. Dan naga kecil itu bersendawa.

"huh! Dasar!" lalu aku berganti pakaian, dan turun ke lantai bawah untuk sarapan, sebelumnya aku menyimpan Droseros di kotak yang berlubang dan menguncinya.

"Selamat pagi Oka-san!" seruku kepada ibuku.

"Selamat pagi Riku, ini sarapannya sudah siap, kamu hari ini ada kegiatan apa aja?" tanya ibuku.

"Hm.. nanti aku mau ke perpustakaan," jawabku dan aku menggeserkan kursi dan duduk diatasnya. Dan mulai memakan sarapannya.. tunggu!

"Oka-san! Kenapa pagi-pagi begini masak nabe?" tanyaku dengan keheranan.

"Oh.. sekali-sekali coba aja," kata ibuku dengan santai. Lalu aku pun terpaksa memakan nabe.

"Terima kasih atas makanannya," kataku seperti biasa jika sudah selesai makan. Aku merapikan piring-piring bekas makananku.

"Oka-san aku ke atas terus ke perpustakaan dulu ya," kataku sembari naik tangga menuju kamarku.

"Iya, pulang sebelum makan malam!" jawab ibuku di dapur yang sedang mencuci piring.

"Oka-san! Aku bukan anak kecil yang harus pulang sebelum makan malam!" omelku, yang sudah ada di pintu kamarku dan memasukinya.

"Nanti malam, ada keluarga Kobayakawa," kata ibuku.

"Oka-san serius?" aku sampai keluar kamar dan menuju tangga dan melihat ke bawah.

"Iya, nanti kita makan malam bersama," kepala ibuku muncul dari pintu dapur.

"YEAH! Sena datang!" teriakku bersemangat, aku akan menunjukkan hal ini. Eh, tunggu sebentar sekarang kan musim panas dan biasanya libur, dan aku belum melihat ayah.

"Oka-san, Oto-san kok nggak kelihatan batang hidungnya?" tanyaku.

"Oto-san lagi senam radio," jawab ibuku, yang sudah selesai mencuci.

"Oh.. lagi ya?" yah.. akhir-akhir ini ayahku sering senam radio. Tapi jangan dipikirkan, sekarang.. aku akan meneliti Droseros!

Saat aku memasuki kamar, aku melihat ke kotak yang berlubang itu, tapi kotak itu sudah terbuka! Droseros menghilang! Aku melihat kotak itu, ternyata memang dari dalam terbukanya.

Kemana naga kecilku?

.

.

To Be Continued