~Nagisa itu ... Laki-laki?~
Ansatsu Kyoushitsu
Rated : T
Pair: KaruNagi / Karma x Nagisa
Genre : Romance, Humor, etc.
Disclaimer:
Ansatsu Kyoushitsu milik Matsui Yuusei-sensei. Saya hanya meminjam tokohnya saja.
Warning:
Jika kalian tidak menyukai Yaoi/BL, maka silakan lambaikan tangan ke kamera. Ralat, silahkan menekan tombol back. Memang tertulis bahwa genre fic ini Romance dan Humor, namun jika tidak berkenan di hati Anda, saya minta maaf. Jika anda tidak suka fic saya, sekali lagi silahkan menekan tombol back. Apalagi sepertinya Karma disini udah kelewat OOC dan berbagai typo bertebaran~
Summary :
Karma tak bisa berhenti memikirkannya. Karma tak bisa melupakannya. Perempuan manis nan cantik yang dia temui beberapa tahun yang lalu di taman kejahilannya. Perempuan yang tersenyum lembut dan berani mendekati iblis sepertinya. Tapi, takdir berkata lain ketika Karma kembali bertemu dengannya.
Chapter 1
"H-Hua! Lari!" Beberapa anak kecil yang sedang asyik berada di taman berteriak-teriak. Berlari menjauhi taman seakan dikejar oleh setan.
"H-Hoiy, aku cuma membawa pecahan kaca. Kenapa kalian lari ...?" Seorang anak laki-laki dengan surai merah itu menatap tajam pecahan botol kaca yang ia bawa. Pecahan botol berwarna hijau dengan bercak merah di sekitarnya. Ya, itu darahnya.
"Kuso ..." Dia melempari pecahan botol itu ke sembarangan arah. "Kenapa orang-orang menjauhiku sih ...?" gumamnya pelan kemudian berjalan pelan menuju sebuah ayunan. Duduk di sana sambil menundukan kepalanya.
"Aku ini bukan Uzumaki Naruto dari anime sebelah(?). Masa nasibku disamakan seperti dia?" ujarnya sambil menggoyangkan pelan ayunan tersebut. Sepi,sendirian. Mungkin tampangnya sudah dikenal sangar,karena itulah dia dijauhi oleh teman sebayanya.
"P-Permisi ... Maafkan aku ..."
Laki-laki bersurai merah itu menaikan kepalanya. Menemukan seorang perempuan manis nan cantik dengan surai biru yang sedikit panjang. Mengenakan simple dress berwarna biru muda dan syal kotak-kotak berwarna putih. Dia memegangi syalnya,seakan kedinginan dengan hidung sedikit memerah. Ya,laki-laki itu langsung berasumsi bahwa perempuan di depannya ini sedang flu. Flu berat mungkin.
"Ada apa?" jawab laki-laki itu dingin. Perempuan itu tersenyum tipis kemudian mendekati laki-laki tersebut. "Tanganmu berdarah ..." ujarnya pelan sambil terbatuk.
"Hah? Ini?" Dia menunjukan tangannya yang berdarah. "Apa peduliku? Nanti sembuh sendiri ..."
"Tak boleh!" Perempuan itu sedikit berteriak dengan suara yang sedikit serak. Terdengar imut. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu,wajah manis putih dengan semburat merah akibat flu dan suara sedikit imut dengan sedikit serak-serak dibilang imut?
"Tanganmu bisa infeksi... Itu kata Kaa-chan. Kalau sampai di rumah,langsung diobati,ne?" Perempuan itu mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna biru langit dan memegang tangan laki-laki itu dan membersihkan darahnya pelan. "I-Ittai!"
"S-Sakit,ya? G-Gomen ..." Laki-laki itu meringis. Aneh ... Biasanya dia bisa menahan seluruh rasa sakit, mau lahir ataupun batin. Kenapa di depan perempuan ... ini ...
"Setelah ini,langsung ke rumah dan minta Kaa-chanmu untuk mengobatinya,mengerti?"
Dia bisa menunjukan emosinya?
"H-Hiks ..." Laki-laki itu menangis. Menangis untuk pertama kalinya di depan seorang perempuan. Anggap saja dia tak tahu malu karena menangis di depan seorang perempuan, tapi air mata ini mengalir sendiri.
"E-Eh, kau menangis? Maafkan aku!" Perempuan itu terlihat panik. Laki-laki itu menggeleng dan menghapus air matanya. "Tidak. Aku tak menangis kok!" Bohong. Bohong banget jika dia bilang tak menangis.
"E-Eh ..." Sekarang perempuan itu kebingungan. "Apa yang harus kulakukan?" gumamnya dalam hati. Dia memikirkan sesuatu sampai pada akhirnya.
"Nih ..." Perempuan itu melingkari syalnya ke kepala laki-laki tersebut. "Padahal kau ganteng, tapi jelek kalau dibiarkan menangis. Tutupi saja wajahmu." Perempuan itu menepuk-nepuk syalnya, ah lebih tepatnya kepala laki-laki tersebut.
"Urusai!" Laki-laki itu sedikit berteriak dan menarik syal putih tersebut. Perempuan itu tersenyum manis kepada laki-laki itu. "Jangan menangis lagi,ya?"
Laki-laki itu tersentak kaget melihat senyuman manis yang dilontarkan perempuan itu. Ada apa ini? Kenapa jantungnya berdetak sangat kencang ketika melihat perempuan itu? Dia menunduk. Entah kenapa wajahnya panas melihat perempuan itu.
"Nagisa-chan!"
Perempuan itu menoleh ke arah belakang. "Ah,gomen. Kaa-chan memanggilku." Ah,itu terdengar seperti kalimat perpisahan. Hati kecil laki-laki itu tak ingin perempuan itu pergi. "Aku harus pergi. Jaa nee..." Perempuan itu melangkah pergi. Laki-laki itu dengan sigap menarik lengan perempuan itu,mencegahnya untuk pergi.
"Ng? Ada apa? Masih ada yang sakit? Segera pulang ke rumah ..." Ah,dia sungguh baik. Hatinya nyaman mendengar ucapannya.
"A-Arigatou ..." Suaranya terdengar gugup ketika mengucapkan kalimat itu. Perempuan itu tersentak dan kemudian tersenyum.
"Sama-sama~ ..."
~garis pemisah~
7 tahun kemudian...
Laki-laki itu membuka matanya. Aneh. Dia bermimpi tentang perempuan misterius 7 tahun yang lalu. Kenapa ...? Memang dirinya sering memikirkan perempuan itu, tapi kenapa dia malah bermimpi tentangnya hari ini? Di hari pertama dia masuk kembali ke sekolah setelah diskors?
"Whatever ..." Laki-laki itu menarik selimutnya dan menguap. Dia menatap cermin yang ada di kamarnya. Rambut merahnya berantakan dan tampak ada bekas air mata di ujung matanya.
"Bodoh,ngapain aku menangis,sih?" katanya mengusap matanya dan merapikan rambutnya.
"Nurufufufu~" Laki-laki itu mengerutkan dahi. Suara apa itu? Setan?
"Nurufufufu~ Satu hari sebelum berangkat sekolah setelah diskors, mungkin terharu sehingga menangis..." Jelas. Suara itu terdengar jelas. Laki-laki itu melirik sekitarnya dan menemukan jendelanya sudah berwarna kuning cerah.
"Nurufufufu~" Laki-laki itu mengambil pisau berwarna hijau dan segera membuka jendela. "Oh,jadi kau ya guru yang mau dibunuh itu?"
"Nurufufufu~ Akabane Karma. Orang yang dikenal menyeramkan malah menangis di pagi hari sebelum berangkat sekolah..." Guru itu mencatat sesuatu di selembar kertas.
"Guru setan! Pergi sana kau!" Biarkanlah dirinya di cap murid kurang ajar, toh gurunya yang nyeselin.
Sesampainya di sekolah ...
"Sate, minna-san."
"Sensei, mau sate?" Abaikan pertanyaan ini. Bahasa negara lain memang membuat kita pusing.
"Kita kedatangan murid baru. Tapi, murid ini bukanlah seorang pembunuh. Dia adalah orang yang baru saja menyelesaikan masa skorsnya. Akabane Karma. Kalian sudah mengenalnya bukan?"
"Hai,Sensei ..."
"Kenapa harus pakai perkenalan begitu? Dasar ..." umpat Karma masih kesal dengan kedatangan tiba-tiba gurunya tadi pagi. Siapa yang tidak kesal jika pagi harinya disambut ramah oleh guru yang satu ini? Hahh,menyebalkan. Malah guru itu menemukanmu dalam keadaan tanpa sengaja menangis lagi?
"Nah, mari kita mulai pelajarannya..."
~garis pemisah~
Karma berdiri di depan ruang guru. Ya,sekarang jam makan siang dan makan siangnya sudah lama dia habiskan. Dia berencana untuk pergi berjalan-jalan di hutan belakang karena tampaknya memiliki banyak udara segar, namun guru menyebalkannya ini membuatnya terpaksa mengurungkan niatnya.
"Kenapa lagi,Koro-sensei?" tanya Karma ketika baru membuka ruang guru. Dan,tampaknyalah disana guru serba kuning yang begitu menjengkelkan itu. Kenapa harus warna kuning? Apa tak ada warna lain?
"Ohh... Karma-kun, Sensei akan menjelaskan beberapa tugas yang harus kau selesaikan ... Karena kau sudah ketinggalan beberapa pelajaran selama diskors..." Karma mengerutkan dahi. "Huh, ngapain coba? Malas sekali ..."
"Karma-kun! Tidak boleh seperti itu! Kau mau nilaimu merosot,hah!? Sensei tahu kalau kau itu pintar,tapi-"
"Iya,ya,Sensei ... Apa tugasnya?" tanya Karma langsung kepada intinya. Dia tak suka basa basi.
"Kebetulan sekali, tugasnya dilakukan berkelompok."
"Hah? Berkelompok? Bukannya hanya aku yang belum,ya?" tanya Karma mengerutkan dahi. "Hm, ada satu orang lagi. Waktu itu dia tidak masuk karena sakit. Sensei minta kau berdua dengannya,ya?"
Karma menghela napas. "Tugas ini akan merepotkan ..." pikirnya. "Jadi,siapa yang tidak masuk itu?"
"Ah,sebentar lagi dia akan datang kok ..."
Tok,tok,tok ... Perhatian kedua orang itu. Ralat. Laki-laki dan alien berbentuk gurita tersebut teralihkan oleh suara ketuka pintu. Pintu itu terbuka dan menampakan sesosok perempuan yang memakai seragam laki-laki dengan surai biru dikucir dua... Ralat. Dia adalah laki-laki ...
"Nah, itu pasangan kelompokmu. Namanya Nagisa Shiota!"
Sekali lagi, mereka berdua dipertemukan oleh takdir ...
"Ohayou gozaimasu,Karma-kun ... Yoroshiku onegaishimasu ..." Nagisa tersenyum. Tersenyum lembut yang sedikit kikuk. Mengingatkan Karma dengan perempuan misterius 7 tahun lalu ...
"Kau ...?"
~TBC~
Kembali lagi Ivy-chan9 membawakan sebuah fanfic KaruNagi!
Maaf jika fic ini kurang bagus atau memiliki kesamaan cerita(Author selalu khawatir tentang ini '-')/ ) karena ide ini terpikir setelah meratapi nasib karena kota tercintaku terkena bahaya asap T_T
Aku juga tak mengerti kenapa ASAP bisa menghasilkan ide KaruNagi. Entahlah,tanya saja kepada otak saya sendiri...
Karena liburan asap, kami memiliki banyak tugas. Jadi kayaknya chapter 2nya agak ditunda. Lagipula ini ide dadakan, jadi pasti ada keterlambatan sedikit.
Baiklah, sekian dulu deh~ Apa ada yang ingin mengusulkan ide?
RnR pleasee~~~
Oh,ya. Ada yang mau membantuku? Di garis pemisah itu bagusnya dikasih apaan - -" ?
Salam,
Ivy-chan9
