Rambut panjang dan pirang Ino bergerak sesuai irama Ino berjalan, pagi hari dihiasi oleh senyuman cantik Ino. Ino berjalan mendekati lokernya yang terletak diujung. Setelah memutar dan memasuki kombinasi lokernya, akhirnya lokernya itu terbuka.
Didalam pintu loker Ino ternempel foto yang terdapat mukanya dengan muka pacarnya. Yang memiliki mata warna onyx dengan kulit yang sangat pucat itu. Diciumnya foto wajah pacarnya itu. "Good morning, Sai"
Senyuman Ino melebar lagi ketika menemukan sebuah surat berwarna biru muda terang. Di ambilnya dan menarik secarik kertas yang terselip disana.
" good morning my Sunshine. Let's start ourday with our love and your bright smile,
Love,
you know who 3"
[Moku-chan fic req]
Hopeless Love
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance / Friendship / Hurt/Comfort
Rated : T
Changes
Mata aquamarine Ino menatap lesu didalam lokernya ini. Ino menghela nafas sudah sekian kali. Mata aquamarinenya pun melirik ke foto yang terlekat dipintu lokernya ini. Foto yang mengisi wajahnya yang begitu riang dengan seorang pemuda yang dengan mesranya merangkulnya. Itu Dulu.
DULU.
Sekarang? Semuanya berubah. Surat yang berwarna hampir mirip dengan warna matanya yang biasa selalu ada didalam lokernya sekarang tidak ada. Senyuman Ino yang pagi hari sudah lenyap. Kebiasaan mencium wajah pacarnya yang difoto sudah tidak ada. "hah" lagi-lagi Ino menghela nafas.
Ino menutup pintu lokernya pelan. Dia tidak mau menatap penuh harap dilokernya itu. Sudah cukup dia terpuruk sebab pacarnya itu. Pacar? Dia disebut pacar ketika tiba-tiba pacarnya itu meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Kalau author menyebutnya dia itu 'brengsek' atau 'mantan pacar'
"Sai..." bisik Ino lirih.
"Daijoubu, Ino?" sebuah suara berat menyadarkan Ino.
Ino mengangkat kepalanya dan menoleh kesamping. Aquamarin ketemu jade. Ino tersenyum tipis. "Gaara,"
Gaara tau senyuman yang diperlihat Ino itu palsu. Ino mulai memperlihatkan senyuman palsu karena pacar-si brengsek, menurut Gaara yang sependapat dengan author-nya yang tiba-tiba meninggalkannya. Gaara berjanji, kalau ketemu si brengsek itu, Gaara akan menghajarnya sampai si brengsek itu masuk rumah sakit dan selamanya tidak usah bangun.
"hentikan senyuman palsu mu itu," kata Gaara datar dan terdengar ketus. Senyuman yang dipaksakan Ino langsung lenyap. Ino memang tidak bisa menyembunyikan perasaan atau apapun dari Gaara. Ini yang tidak enak kalau seseorang mengenalmu dengan baik, apalagi dari kecil.
"aku kangen dia, Gaara." kata Ino yang terdengar seperti bisikan. Gaara meletakkan kedua tangannya kedua bahu Ino. Gaara tersenyum tipis, "aku akan selalu ada untukmu kalau kamu memerlukanku," ucap Gaara datar tapi yakin.
-H.O.P.E.L.E.S.S-
Ino melipat kedua tangannya dan menaruh dagunya disana. Mata aquamarinenya yang indah itu menatap kedepan...kosong. lagi-lagi melamun, kebiasaan sesudah Sai meninggalkannya. Apa yang dilamunnya? Oh, author bisa tebak, paling-paling mengingat kembali masa senang mereka. Mengingat mereka adalah 'the sweetest couple'
Sepasang mata emerald menatap Ino dengan pandangan sedih,khawatir,dan kasihan. Sakura merasa dia adalah teman baik yang gagal tidak bisa menghibur temannya yang setiap hari galau itu. Sakura berjalan mendekat meja Ino. Dia melakukan postur tubuh yang sama seperti yangdilakukan Ino.
"lagi-lagi melamun Sai?" tanya Sakura sambil tersenyum kecil. Dia tidak suka temannya ini, mana Ino yang dulu? Yang sangat cerewet, suka bergossip, suka bercerita, suka bershopping. Semua berubah drastis, terlalu lagi.
Ino menutup matanya sejenak, kemudian mata aquamarinenya menatap emerald yang dihadapannya ini. "aku tidak bisa melupakannya, Saku," kata Ino lirih. Airmata sudah berkumpul dikelopak, lagi-lagi.
Ino menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya yang panjang dan indah itu. Sakura dapat mendengar isakan kecil, isakan dari Ino. "aku mencoba melupakannya, tapi aku tidak bisa, Saku. Hiks..."
Semua murid dikelas sekarang menatap Ino yang sedang terisak prihatin. Dia tau bagaimana perasaan gadis barbie itu. Dulu, waktu Ino masih dengan Sai, semuanya begitu iri dengan sifat kemesraan mereka. Ino yang jadi lebih ramah dan ceria. Sai yang sangat manis. Ingat, itu dulu.
Sakura berdiri kemudian memeluk Ino. Membiarkan Ino nangis didengkapannya. Dia tahu Ino lelah dengan semua ini. Dia tahu Ino sangat berusaha untuk melupakan Sai, tetapi dia tidak bisa karena tau temannya ini begitu mencintai Sai. Dia tahu Ino pingin membuka hatinya dan membiarkan pemuda lain yang masuk agar bisa membuatnya ceria lagi. Dia tahu...
-H.O.P.E.L.E.S.S-
Sakura menangkap Gaara sedang tidur dilantai atap dengan lengan yang menjadi bantalnya. Sebenarnya Sakura tidak pasti apakah Gaara tertidur atau tidak. Bisa saja pemuda itu tutup mata karena tidur atau sedang tidur-tiduran saja.
"Gaara," panggil Sakura.
"Hn?" balas Gaara. Jawaban itu yang membuat Sakura tau kalau Gaara tidak tidur. Sakura tidak usah susah payah mengatakan dia siapa karena Gaara tidak membuka mata melihat siapa itu. Sakura tau Gaara pasti kenal suaranya ini.
"Ino... menangis lagi," kata Sakura datar, ketika mengatakannya Sakura merasakan dadanya sakit. Sebelum diputus Sai, Sakura tidak ingat kapan terakhir kali Ino menangis. Tapi sekarang, cih, Sakura tidak sanggup mengatakannya.
Gaara langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan membuka matanya menatap mata hijau miripnya tetapi lebih terang, "lagi?" Sakura mengangguk kepala.
Gaara menghela nafas kasar, dia mengacak rambut merah maroonnya. Rambut yang terlihat berantakan menjadi lebih berantakan. "Kuso!" teriak Gaara seraya meninju lantai yang tak berdosa ini. Gaara tidak memperdulikan tangannya yang sakit itu karena meninju benda keras.
"Gaara, sampai kapan? Sampai kapan kita membiarkan Ino begini?" gumam Sakura sambil menatap langit yang terlihat agak mendung. Sepertinya langit akan menemani Ino menangis.
Gaara tidak memerdulikan Sakura, dia jalan melewati Sakura dan... blam ... menutup pintu itu pelan.
-H.O.P.E.L.E.S.S-
Jam sekolah sudah usai setengah jam yang lalu. Sekarang Gaara dan Ino jalan pulang bersama menuju rumah mereka. Karena mereka bertetangga, maka Ino sering pulang dengan Gaara walaupun waktu dia masih sama Sai. Walaupun sudah punya pacar, Ino tidak mungkin membiarkan Gaara pulang sendiri. Tidak ada kalimat 'sudah punya pacar, teman dibuang' dikamus Ino, sampai sekarang juga.
Biasanya Sakura juga akan ikut pulang bersama, walaupun terakhir mereka tidak bisa bersama lama. Tapi karena Sakura ada kencan dengan pacarnya, Neji. Terpaksa Sakura meninggalkan Gaara dan Ino pulang berduaan.
Hening... Biasanya Ino akan memecahkan keheningan ini dengan mengomel-ngomel entah apa yang selalu membuat Gaara tidak bisa mengerti, tapi dia akan mendengar apa yang dikata Ino dengan seksama. Sekarang? Gaara memang pendiam, Ino yang biasa cerewet menjadi pendiam. Tidak ada percakapan.
Sangat jarang, jarang sekali Gaara yang mau memulai percakapan. SANGAT!
"Ino," panggil Gaara tanpa mengalih pandangannya yang menatap kedepan. "ya?" balas Ino yang merasa Gaara jalan menunduk sambil menendang-nendang kerikil-kerikil yang ada.
"aku dengar kamu menangis lagi," kata Gaara sukses membuat Ino terdiam dan berhenti. Gaara membalik badannya dan menatap gadis yang dihadapannya ini mirip barbie. Begitu cantik dimata Gaara ketika mata aquamarine menatap jadenya, dan sinar matahari yang sebentar lagi akan terbenam mengenainya. Ino tersenyum gentir, "aku berjanji Gaara, hari ini terakhir kali aku menangisinya. Aku akan melupakannya. Akan," jawab Ino mantap, dan kata 'akan' selalu ditekannya. Ya, dia sudah pikir masak-masak, dia akan melupakan Sai, melupakan memori yang memenuhinya dengan Sai.
Dia tidak mau teman-temannya ikut sedih melihatnya yang begitu rapuh, dia tidak mau mata temannya yang memancarkan kasihan dan prihati kedia. Dia tidak mau temannya merasa mereka adalah teman gagal yang tidak bisa membuatnya senang ketika dia sedih. Dia tidak mau...
Gaara berjalan mendekat, jarak mereka sangat tipis sekarang. Ino tersenyum kearah Gaara, mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Dan Gaara tau Ino serius, senyuman yang dilihatkan bukan palsu, walaupun ada kepaksaan, tapi tidak apa-apa.
Gaara meraih tangan Ino yang lebih kecil darinya. Dia menatap tangannya yang besar menggengam tangan Ino yang kecil dengan kuat. Gaara menatap aquamarine Ino yang sangat cantik itu, "aku tidak akan membiarkanmu berjuang sendiri, Ino."
"kamu tau perasaanku kepadamu, Ino. Kumohon, berilah aku kesempatan memasuki hatimu. Aku akan membuatmu melupakan Sai, jangan berjuang sendiri. Ada aku, jangan lupa, Ino. Aku akan selalu ada untukmu"
Ino mengigit bibir bawahnya. Ya,dia tahu perasaan Gaara terhadapnya. Sudah cukup lama, sebelum dia jadian dengan Sai dia juga sudah tau. Tetapi dia menolak, karena dia hanya menganggap Gaara teman baik dan sosok seorang kakak, tidak lebih.
"Gaa—"
"tidak apa-apa, aku sudi menjadi pelarianmu Ino." potong Gaara.
Ino bodoh. Dia terlalu bodoh tidak melihat Gaara. Mungkin dia jahat membiarkan Gaara menjadi pelariannya walaupun pemuda itu tau Ino tidak ada feel sedikitpun kepadanya. Tapi, dia sudah tidak sanggup menolak pemuda yang begitu mencintainya ini.
Ino tersenyum, bukan paksaan bukan palsu. Ini asli, senyuman yang selama ini Gaara sangat kangen. Dia mengangguk kepalanya. "Suki desu, Gaara-kun!"
Mata jade Gaara melebar. Ino akhirnya menerimanya, melihatnya. Gaara sama sekali tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Gaara langsung menarik Ino kepelukannya. Memeluk sosok perempuan yang dia sangat cintai selama ini. Sangat.
Ino tidak membohongi perasaannya ketika berkata dia menyukai Gaara. Mungkin sekarang dia belum bisa mencintai Gaara, tapi dia akan belajar.
-H.O.P.E.L.E.S.S-
~berapa bulan kemudian
Gadis yang memiliki rambut panjang pirang yang tergerai dan mata aquamarine yang disembunyikan itu mengerang ketika merasakan tidurnya terganggu karena sinar matahari menerobos sela-sela gordennya.
"Enngg..."
Gadis itu mengerang lagi, dan membalik posisi tubuhnya. Perlahan-lahan dia membuka kelopak matanya, mata yang sayu karena baru bangun menjadi melebar dan benar-benar terbangun ketika melihat wajah yang familiar dan mempunyai rambut berwarna merah itu berada dihadapannya. Muka gadis itu langsung memerah ketika mengetahui jarak wajah mereka yang sangat dekat.
Lebih merah lagi ketika pemuda yang mempunyai rambut berwarna merah itu mengerat pelukannya dan membuat gadis itu lebih dekat. Oh, sebentar lagi gadis itu akan pingsan pikirnya. Tetapi dengan muka yang terasa jengkel dia mengangkat tangannya dan...
PLAK!
"BAKA GAARA!"
"ittai!"
*wait for a moment yo* (^o^)/
Aaah, kasihan Tuan Gaara. Sekarang wajahnya yang tampan itu, sebelah pipinya dihiasi oleh telapak tangan yang sepertinya masih 'segar'. Kalo author nampak kayaknya bakal ketawa guling-guling deh.
Gaara mengelus pipinya yang merah sebab tamparan Ino yang sangat mengenaskan. Gaara menatap Ino-dengan status pacar- kesal, "tega sekali kamu" ucap Gaara kemudian mendengus kasar. Setelah Ino mengkuncir rambut pirangnya tinggi-tinggi. Dia menatap Gaara dengan perasaan bersalah, "Gomen, kamu sendiri juga salah. Plus, kenapa kamu bisa masuk kamar ku? Dan kapan?" tanya Ino menginterogasi.
"aku tidak bisa tidur, jam 2 pagi aku melewati jendela lompat dan ke jendelamu," jawab Gaara jujur dan lengkap. Ayolah, Gaara tidak mungkin membohongi Ino, dia tidak tega dan tidak bisa.
Ino jalan mendekat Gaara dan duduk diatas paha Gaara. Dia mengelus pipi Gaara yang tadi dengan refleks Ino menamparnya. Kemudian dia mengalungi lengannya ke leher Gaara. "Gomen, sekarang kita ke sekolah ya. Nanti terlambat pula," ucap Ino dengan senyuman manisnya. Gaara mengangguk kepalanya kemudian mereka meninggalkan kamar Ino. Siap-siap kesekolah.
-H.O.P.E.L.E.S.S-
Sakura menutup mulutnya dengan tangannya yang ternganga, sedangkan disebelahnya yaitu pacarnya, Neji, berusaha dengan sekuat tenaga agar tawanya tidak meledak dan merusak imagenya. "jangan ketawa, cinderella," kata Gaara ketus. Ino yang disamping Gaara hanya tersenyum aneh.
Apa yang diketawain Neji? Apa lagi kalau bukan bekas telapak tangan Ino yang menghiasi pipinya yang putih itu. Sakura sendiri pun mau ketawa, tetapi diurungnya, dia hanya terkejut melihat wajah Gaara sebab perbuatan Ino yang kejam.
Mendengar Gaara memanggilnya 'cinderella', Gaara langsung menerima tatapan dingin dari Neji. Yang ditatap bukannya diam, malah menyeringai melihat wajah Neji yang merona sedikit.
Sakura menatap Ino, "aku pikir kamu sudah membolehkan dia menyentuhmu," ucap Sakura menaikkan alisnya tinggi-tinggi. Ino merasa mukanya memanas, "tapi, Ga-Gaara tiba-tiba muncul"
Wow woaah, menyentuh maksudnya Ino membolehkan Gaara memeluknya, menciumnya, pokoknya selayak kekasih yang normal la. Apa yang dibuat Gaara tadi pagi sudah biasa, Gaara memeluknya. Tetapi, tiba-tiba muncul wajah kekasihnya dipagi hari, perempuan mana yang tidak terkejut?
Gaara merangkul Ino dan mengsandar kepalanya kebahu Ino, "ya, aku salah juga sih." kata Gaara mengakui kalau dia salah tiba-tiba muncul dan memeluk kekasihnya itu. Gaara tau kalau Ino ini orangnya mudah terkejut dan melakukan sesuatu dengan refleks.
"kasihan Gaara kalau kamu tidak membiarkannya menyentuhmu lebih, Ino" ucap Neji dan menyeringai kearah Gaara yang sedang melototnya. Gaara susah payah menahan ronanya, "Sialan kamu, Neji" umpat Gaara. Ino hanya menggaruk pipinya, dia salting.
Oh, kalian harus tau bagaimana Gaara begitu sengsara waktu Ino masih belum membiarkannya menyentuhnya. Gandeng saja masih ragu-ragu si Ino itu. Sudah satu bulan mereka menjalani hubungan mereka, tetapi tidak ada perubahan pun. Karena terlalu stress, Gaara curhat ke Sakura dan Neji. Jarang benar seorang Sabaku stress sampai mau curhat, karena itu waktu Gaara curhat Neji tertawa terbahak-bahak. Membuat Gaara ingin mengubur Neji hidup-hidup. Karena Sakura merasa kasihan dengan Gaara, Sakura menceritakan semuanya kepada Ino. Dan membuat Ino sadar kalau dia salah dan jahat, ya seterusnya Ino memberanikan diri memeluk Gaara, dan mengatakan semuanya kenapa dia segan.
Gaara bisa merasakan Ino perlahan-lahan sudah melupakan Sai. Dan pasti. Untung saja Ino mau membuka hatinya, kalau tidak Gaara tidak tau apa yang akan terjadi sampai sekarang. Mungkin Ino akan menangis terus dan membuat Gaara dan Sakura sakit hati.
"Kyaaa! Itu bukannya Sai-kun?"
DEG!
Mata aquamarine Ino melebar ketika mendengar suara teriakan murid yang menyebut nama itu. Sontak membuat GaaSakuNeji menatap Ino khawatir. Gaara mengeratkan rangkulanya, "Ino? Kamu tidak apa-apa?" tanya Gaara sambil mengelus pipi Ino.
"Ino-chan"
Ino membalik badannya, sosok itu. Sosok yang sangat dikangennya, sosok yang stengah tahun lalu membuatnya hancur, sosok yang...
"..."
-to be continue-
TAAARRRAAAA! Gimana Moku-chan? Asuna chan chan dengan berusaha membuat cerita pair GaaIno seru. Sebelumnya,,,
Maafkan asuna chan kalau fic ini jelek, maafkan asuna chan kalau fic ini jelek, maafkan asuna chan kalau fic ini jelek. Maaf, sorry, gomen, mianhae, dui bu qi!
Moga-moga Moku-chan puas ya! :D
Anyway, kalau ada yang mau mengrequest boleh review dan sebut aja. Asuna chan chan akan berusaha membuatnya seru. Atau ada pendapat sendiri. Silahkan saja (:
"review please?" ucap Gaara datar :|
