Fanfic Chapter 1

Rated K+ (Love, Romance, Horor~ MyungJong Shipper / BlackLemon)

From the Fissured Window

.

Myungsoo POV

Aku berlari secepat yang aku bisa setelah kudengar suaranya menjerit dari lantai atas. Menaiki tangga kayu, berbelok lalu naik lagi. Mungkin ia sedang berada di kamarnya.

Cepatlah! Aku mengutuki lututku yang terasa berat dan tak mampu berlari lebih cepat untuk menemuinya. Shit! Seharusnya aku datang lebih awal!

Belum sampai aku ke kamarnya, aku melihat ia berlari menghambur keluar dari ruangan itu.

"Jangan ganggu aku!" Jeritnya frustasi, lantas menjatuhkan diri di sudut koridor. Merapat pada tembok kayu, memeluk lutut ketakutan.

Aku segera menghampirinya. Dan melihatku mendekat, ia langsung mengulurkan kedua lengannya padaku. Cepat-cepat kutangkap tubuhnya dan menaruhnya dalam dekapanku. Memeluknya erat sementara ia mulai terisak keras.

"Tak apa. Sudah aman. Aku di sini." Ujarku cepat. "Aku sudah di sini."

Ia mencengkeram bajuku dan merapat dengan begitu gelisah. "Dia menarik kakiku! Dia menarikku! Berkali-kali!" Tangisnya, dan ada nada marah di sana.

"Sudah tidak ada, Jongie. Aku sudah di sini." Ujarku menenangkan.

Aku mengerti. Sudah hilang kesabarannya menghadapi mahkluk-mahkluk tak kasat mata yang selalu mengganggunya.

"Suruh dia pergi! Aku tak tahan lagi. Aku ingin membuatnya mati dua kali!" Ia menggeram dalam dekapanku. "Mereka berani karena aku tak bisa menyentuh mereka. Terutama dia!"

Aku mengusap-usap rambutnya dengan pelan. "Sshh… mereka sudah tak ada. Kau hanya perlu mengabaikannya. Kau butuh istirahat."

Ia menarik tubuhnya dariku. Wajahnya basah seluruhnya oleh air mata. Rambutnya berantakan. Ia menatapiku dengan mata penuh linangan frustasi. "Jangan anggap aku gila, hyung.. Aku mohon." Air matanya menghambur melewati pipi.

"Tidak." Jawabku. Aku mengusap sebelah pipinya dengan sayang. "Aku menyayangimu…"

.

.

Aku tak begitu tahu apa yang selalu mengusik Lee Sungjong selama ini.

Aku tak pernah sempat melihat apapun.

'Kejadian' yang pertama kali terjadi setengah tahun lalu dan berlanjut hingga kini adalah kejadian yang terus menjadi rahasia kekasihku itu.

Ia selalu diganggu saat sedang sendirian. Saat aku tak ada, atau saat aku lengah.

Hampir menjadi hal biasa aku datang ke rumahnya dan mendapatinya sudah menangis di sudut ruangan sambil memanggil namaku berulang kali.

Tetapi pernah beberapa kali dalam kurun waktu lama, aku pernah melihat hal-hal ganjil dengan mata kepalaku sendiri.

Aku ingat kejadian di dapur, saat aku memasak untuknya yang sedang sakit. Tiba-tiba ia muncul di pintu dapur dan tersenyum padaku. Aku memintanya kembali istirahat. Dan ia tak menjawab. Hanya berlalu menuju lorong barat. Saat aku mengecilkan api kompor dan berniat mengejarnya, kekasihku ini justru muncul dari arah berlawan. Dengan wajah pucat melebihi wajah sakitnya, ia mengatakan telah melihat pantulan bayangannya di cermin tersenyum dan meninggalkannya. Ia mengkhawatirkanku jadi ia menemuiku.

Aku terkejut saat itu, tapi memutuskan untuk tidak mengatakan apa yang telah kulihat agar tak semakin membebaninya.

Pernah sekali juga, saat aku menginap dan tidur dengannya.

Tengah malam aku terbangun. Merasakan tubuh kekasihku itu bergerak dengan ganjil.

Aku membuka mata, cukup lama untuk beradaptasi dengan kegelapan. Hingga perlahan mataku menyesuaikan keadaan. Dan aku melihat dengan jelas! Sebuah lengan panjang yang terjulur dari bawah kolong tempat tidur dan tengah mencengkeram bahu Sungjong sambil berusaha menarik-nariknya kasar.

Saat itu aku segera merenggut tubuhnya dan memeluknya erat. Mengenyahkan cengkeraman itu. Dan perlahan lengan itu kembali ke kolong tempat tidur.

Ketika aku berniat bangun dan mengecek, Sungjong tiba-tiba memegangi bahuku, ia terisak dan berbisik; "Hyung~ Aku takut.."

Jadi aku hanya menenangkannya malam itu. Menunggu pagi untuk mengecek kolong tempat tidur yang, tentu saja, kosong.

.

.

Sungjong yakin bahwa mahkluk yang mengganggunya tak cuma satu. Mereka ada banyak. Dan selalu mengawasinya. Di setiap tangga kayu di rumahnya ini, di setiap sudut gelap, di atas loteng, di kolong kasur, di dalam lemari, di balik jendela, di kebun belakang, bahkan di bawah ubin.

Mereka akan mengganggu dengan suara-suara nyaring seperti berdeham, menggeram, tertawa, dan yang paling parah adalah mengusik dengan kontak secara fisik.

Kami tak pernah menemukan penjelasan atas semua kejadian ini. Menghadapi ini semua, kekasihku tampak jauh lebih lelah dariku. Tentu saja, bayangkan saja selama lebih dari setengah tahun diganggu secara terus-menerus. Ia semakin kurus saja. Kulitnya memucat dan segala hal paranoid dalam kepalanya membuatnya semakin tak wajar.

.

.

"Maukah kau menginap malam ini?" Ia bertanya dengan setengah enggan. Ia tahu aku sibuk. Pekerjaanku menumpuk sejak seminggu terakhir. Tapi aku tak mau menolaknya.

Memprihatinkan memang, ia tinggal sendirian di rumah sebesar ini, dan justru mengalami ganggguan-gangguan nyata di tempat tinggalnya sendiri.

"Jangan meminta dengan raut memelas begitu." Aku mengusap rambutnya.

"Tidak." Sanggahnya. "Jika kau sibuk aku tak apa. Apa aku pernah memaksamu tinggal?"

Tak pernah memang. Lee Sungjong selalu mencoba mengurusi semuanya sendiri.

"Aku akan menginap." Aku memberitahunya. "Pekerjaanku memang menumpuk. Tapi kau lebih penting."

Ia mendengus tersenyum. Lalu diam. Senyumnya memang tak pernah lama, sejak setengah tahun terakhir.

"Jika saja aku menemukan cara untuk masalahmu. Apa perlu aku memanggil paranormal lagi?" Usulku.

Sungjong menggeleng singkat. "Jangan , hyung. Mereka hanya akan membuat mahkluk-mahkluk itu tambah marah. Aku tak mau perabotanku berantakan lagi. Lagipula meminta orang asing untuk menangani masalahku adalah pemikiran yang tak masuk akal."

Aku menatapnya, lalu menimpali: "Semua orang butuh orang lain, Jongie."

"Tidak." Jawabnya singkat, lantas malah merangkulku. Menggelayut dan bersandar di pundakku.

"Aku hanya membutuhkanmu…"

TBC.

.

.

Hallo :)

Apa kabar? *geje

Saya sudah pindah ke fanfiction .net ^^ dan semua fanfic MyungJong di blog sudah di hapus.

Di sini semua orang bisa kasih review~ *horeeee T^T)9 ~

Awalnya aku tidak tahu kalau di sini aku tidak bisa membalas review OTL

wkwkwk tapi sebisaku aku balas review kalian lewat PM. Aku sangat senang membaca review dari kalian semua. Terima kasih sekali ^^ !

Ini fanfic pertamaku dengan Genre Horor dan aku masih bingung bagaimana melanjutkannya..

Makanya pendek sekali~

Makanya aku kasih TBC~

Jika ada yang punya ide, tolong bantu aku XD maka chapter selanjutnya akan segera kuselesaikan :) ~

(Note: fanfic ini request dari teman MJs-ku (bolehkah sebut nama xD ? kkkk~) semoga kamu sukaaa~~)