Disclaimer : semua karakter kepunyaan JK Rowling
chap 1
Say,
Where is my shame
When i call your name?
So please don't set me free
I'm as heavy as can be
I will do your harm
I will break my arm
I'm a victim of your charm
" Sirius baru saja memberitahuku kalau ia akan pergi liburan ke Hawai selama dua minggu dengan Remmy. Haaah enaknya yaaa. Mereka akan menghabiskan sisa liburan musim panas mereka di sana. Kita mau kemana nih? Aku bosan kalau harus menghabiskan liburan musim panas dirumah, belum lagi harus mengerjakan tugas segunung. Argh! Memikirkannya saja sudah horrror!" Harry menarik rambutnya dengan kedua tangannya, kemudian menggeliat seperti ikan yang hidup di darat. Draco terkekeh pelan melihat tingkah laku sahabat sekaligus pacarnya. Mereka sudah lama bersahabat, tetapi baru enam bulan berpacaran. Jadi mereka sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing.
" liburan musim panas dimulai lusa, dan lebih baik kalau kau menghabiskan seminggu pertama untuk mengerjakan tugas, jadi kebelakangnya kau bisa bebas. Tenang saja, aku akan membantumu." Draco tersenyum sambil memeluk bantal kesayangan Harry. " oh iya, bagaimana kabar Remus? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya."
Harry yang duduk disebelah Draco memberikan tatapan horror, ia mendekatkan tubuhnya kemudian berbisik ke telinga si rambut pirang. " kabarnya baik-baik saja. kau tahu? Kemarin aku tidak bisa tidur! Kamar Sirius berisik sekaliiiii! Kau tahu kan...mereka sudah dua bulan tidak bertemu karena Remmy ada training di Rusia. Yaaah mereka boleh-boleh saja melepas rindu, tapi! Tidak harus berisik sampai-sampai aku tidak bisa tidur kan? untung saja ayah dan ibu tidak dengar. Aku kesal dan malu juga mendengarnya, jadi aku lempar saja pintu kamar mereka dengan jam wekerku."
" hahahahaha ada-ada saja kau, Potter!" Draco tertawa geli melihat tampang Harry saat sedang bercerita. " apa Sirius tidak marah?"
" kau tahu apa yang Sirius katakan dari dalam kamarnya?" Draco menggelengkan kepalanya, kemudian Harry melanjutkan kembali ceritanya " 'oh kedengaran sampai situ ya? Tak apalah, ambil saja sebagai pelajaran'" Harry mencibirkan bibirnya, mengikuti cara bicara Sirius. " argh! Mengingatnya aku jadi kesal! Bagaimana dia tahu kalau kita belum melakukan sex?" Draco langsung terdiam mendengar perkataan Harry, dan Harry langsung menyadari itu. "err..maaf, Dragon. aku tidak masalah kok kalau kita belum melakukan sex, benar. Memang Sirius saja yang menyebalkan, mentang-mentang sudah tua."
Harry dan Draco, walaupun sudah enam bulan pacaran, mereka belum melakukan sex. Hanya sebatas ciuman, dan hanya blow atau hand job. Sebenarnya Harry sudah kepingin sekaliii, tetapi ia tahu kalau Draco belum siap, dan ia tidak mau memaksa. Draco ingin mereka melakukan sex bukan karena nafsu, tetapi karena mereka saling mencintai. Tetapi..namanya saja laki-laki dan masih remaja, hasrat untuk melakukan sex pada umur-umur segitu sangat besar kan? Harry selalu berdoa agar kekasihnya cepat-cepat merubah pikirannya.
Draco masih terdiam, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Batinnya berselisih. Ia sebenarnya ingin melakukan sex, tetapi ia takut. Ia membaca dari buku kalau pertama kali pasti sangat sakit, ditambah lagi ia laki-laki. Wanita saja yang dari depan sakit, bagaimana kalau dari belakang? selain itu dia laki-laki, pasti lebih sakit,kan?
Harry memang tidak pernah memaksa, tetapi setiap mereka selesai memberikan blow job atau sedang berhubungan semi-sex, Draco dapat melihat Harry sedikit kecewa karena mereka belum ke tahap 'itu'. dan hal itu membuat ia sedih, ia tidak ingin membuat Harry kecewa dengannya atau bosan menunggu dirinya. Dan ia mendengar dari Blaise kalau pasangan yang belum melakukan sex, berati mereka tidak saling menyayangi.
Draco menarik napas panjang. 'pasti ada cara agar dapat mengurangi rasa sakit untuk melakukan sex, kan? mungkin aku dapat bertanya kepada Remus mengenai hal ini. ayo Draco kau harus bisa. Kau bukan Malfoy kalau kau tidak bisa! Aku siap. Aku siap. Aku siap.' " Potter...aku siap!"
" hee? apa?" Harry pasang tampang bloon.
" aku bilang aku siap." Ulang Draco sambil mengerutkan keningnya.
" iya, aku tahu, aku mendengarmu. Tapi... apa kau...apa gara-gara aku, aku—" Harry mangap-mangap sambil melambai-lambaikan tangannya ke sana kemari, panik sekaligus terkejut dan sedikit senang.
" tidak, bukan gara-gara kau atau yang lain. Aku...aku sangat menyayangimu, Potter. dan aku ingin membuktikan hal itu. aku ingin memberikan diriku seluruhnya untukmu." Wajah Draco merah sampai ke telinganya. ia memeluk bantal Harry semakin erat membuat sebagian wajahnya tertutupi oleh bantal.
Harry tersenyum kemudian memegang tangan Draco yang terlipat manis di pangkuannya dengan tangannya sendiri. "aku tahu kau menyayangiku, dan akupun sangat sayang kepadamu, karena aku sangat menyayangimu, aku tidak ingin kau memaksakan dirimu untuk melakukan sex. Yah memang kadang aku tidak bisa menahan nafsuku, tetapi..untukmu aku akan menunggu sampai kau siap. Sungguh, aku juga tidak ingin pertama kali kita lakukan hanya karena napsu. Hehehe sebagai gantinya, aku dapat menciummu dimana saja yaa." ia mencium ujung hidung Draco dengan lembut.
Draco merasakan air matanya mengalir, ia sangat terharu mendengar perkataan Harry, beruntung sekali ia mempunyai kekasih seperti Harry Potter ini. "well..terima kasih, Potter. Aku berjanji tidak akan lama lagi. Maafkan aku, Harry..." ia menutup kedua matanya saat Harry mengecup kening dan pelipisnya dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang. Ia membalasnya dengan menempelkan bibirnya di bibir Harry. ciuman lembut, ciuman terima kasih yang ia berikan atas pengertian Harry.
" aku sangat menyayangimu, Draco Malfoy." tutur Harry, menempelkan keningnya di kening draco.
" aku juga, Harry Potter. kau adalah segalanya untukku."
Keesokkan harinya, ketika di kelas Harry tidak dapat berhenti tersenyum karena mengingat hal yang kemarin. Kemarin Draco menginap di rumahnya, dan memberikan blow job terbaik yang pernah ia rasakan. Draco terlihat sangat cantik sekali malam itu, tubuhnya mengkilat dan bercahaya karena keringat dan pantulan dari cahaya bulan, wajahnya yang cantik terlihat semakin sempurna di mata Harry dan cahaya bulan itu seperti memberikan tanda 'halo' di atas rambut pirang keperakan Draco yang membuatnya semakin terlihat seperti malaikat.
Dan kemarin, mereka tidur berdua tanpa mengenakan sehelai benangpun, kulit Draco yang mulus terasa sangat lembut di kulitnya. Harry memeluk tubuh kecilnya penuh dengan rasa protektif, ia merasa takut kalau ia tidak memeluk Draco dengan erat, Draco akan lepas dari pelukkannya. Ia dapat merasakan napas kekasihnya yang terdengar pelan saat tidur. Sebelum terlelap, ia tidak dapat melepaskan pandanganya dari wajah Draco. saat tertidur, Draco terlihat sangat damai seperti tidak ada sedikitpun masalah yang menimpanya, sangat polos dan murni dan sangat rapuh. Dalam hati, Harry berjanji kalau ia akan terus melindungi Draco dari apapun dan siapapun, ia berjanji tidak akan 'mengotori' Draco, ia akan berbuat apa saja untuk membuat kekasihnya tersenyum dan bahagia.
Oh iya, kemarin Draco bilang kalau tak lama lagi ia siap. Kira-kira kapan ya? Hm..kalau misalnya lusa bagaimana? Aaa! Kalau memang lusa bagaimana? Aku belum mempersiapkan apa-apa. Kira-kira nanti posisinya lebih enak bagaimana ya? Memakai kondom rasa apa? Aku dengar dari Remus kalau pertama kali pasti akan sakit. Hmm...bagaimana ya agar mengurangi sakitnya, kasian juga Draco kalau begitu, bukannya menikmati malah merasakan sakit. Eh tunggu...aku tidak berperan sebagai 'bottom' kaaan? Aku bukan bottom kan? aku tidak mau jadi bottom! Argh! Mengapa aku membayangkan aku mengikat Draco dengan borgol di atas tempat tidur? Dengan mata dan mulutnya yang tertutup kain, membernya yang sudah keras dan naik..dan tubuhnya yang telanjang.
" Potter.." panggil seseorang.
OH MY GOD! Sekarang aku membayangkan Draco sedang merintih kesakitan dengan wajahnya yang merah yang super duper imut itu! apa gara-gara aku memborgolnya?
" Potter.."
Oh tidak..sekarang ia sedang berjuang untuk melepaskan borgol itu dari tangannya dengan mengeluarkan rintihan pelan.
" POTTER!"
"AKU TIDAK MEMBORGOLNYA DI TEMPAT TIDUR!" teriak Harry histeris. Ia berdiri sambil menggebrak meja.
SIIIING... SIIIING...SIIING...
"hah?" seperti ditampar oleh sesuatu, ia langsung tersadar kalau ia sekarang sedang berada di dalam kelas dengan seluruh pandangan tertuju padanya. Begitu juga dengan wali kelas mereka. Wali kelasnya mengerutkan keningnya sambil memeberikan tatapan bingung. Begitu juga dengan teman-temannya. "eh itu..." wajah Harry langsung memerah. Ia sangat malu sekali. Ia tidak pernah semalu ini. ahh! Ia telah membuat dirinya terlihat bodoh dan terlihat seperti sadomashochist di depan teman-temannya dan terlebih lagi di depan Draco! Tidaaaaaak padahal aku bukan tipe orang yang sadis seperti ituuuuu!
OH TIDAK!
Tak dalam hitungan detik, kelasnya penuh dengan suara tawa. Harry langsung duduk sambil menenggelamkan kepalanya di dalam kedua tangannya. Ia rasa ia tidak akan bisa melihat wajah Draco nanti.
" tidak sangka kalau Harry orang yang seperti itu! hahaha!"
" Malfoy, kau harus menyiapkan bodyguard untuk melindungimu dari si bodoh ini!"
" si kerudung merah dan si serigala!"
" HAHAHAHAHAHAHA!"
Dan yang paling mengejutkan adalah ketika wali kelas Harry berkata " untuk keselamatan kalian berdua, jangan lupa memakai kondom. Begitu juga dengan anak-anak yang lain." Mendengar perkataan wali kelasnya, semua anak-anak tertawa semakin keras.
Mungkin percintaan sesama jenis masih terdengar taboo, tetapi tidak dengan anak-anak sekelas dan wali kelas mereka. Teman-teman mereka sudah mengira kalau Harry dan Draco akan menjadi satu 'item' karena saat bersahabat pun mereka sudah terbiasa dengan berpegangan tangan, atau mencium kening atau yang lain. Dan.. melihat sikap Harry yang terlalu protektif terhadap Draco itu adalah salah satu bukti nyata kalau mereka berdua lebih dari sahabat. Mereka menganggap hubungan Harry dan Draco bukanlah sesuatu yang menjijikan melainkan sesuatu yang unik. Yaah, mereka boleh-boleh saja berpacaran, tetapi jangan sampai terlihat melakukan hal yang aneh di depan teman-temannya. Mereka sangat berterima kasih kepada wali kelas mereka, karena beliau sudah mendukung . 'cinta itu tidak melihat gender, umur, ras, atau yang lain. Tidak ada salahnya jika kalian saling mencintai' itulah yang beliau katakan kepada mereka saat mereka kepergok sedang berciuman di ujung koridor kelas.
Sayangnya orang tua Harry belum mengetahui tentang hubungan mereka. Tapi ia tahu kalau mereka akan selalu mendukung apapun keputusannya, dan lagi mereka sudah menganggap si manis berambut pirang itu sebagai anak mereka. Hanya tinggal waktu saja.
Harry mengangkat kepalanya sedikit kemudian melirik Draco. wajah Draco sangat merah penuh dengan malu, ia menatap harry dengan sorotan pembunuh. Andaikan tatapan dapat membunuh, pasti ia sudah mati sekarang. Tatapannya seolah-olah berkata 'tidak akan pernah ada sex untukmu'
Ya, Harry sudah mati...
TENG TENG TENG TENG
Bunyi bel menandakan istirahat makan siang, anak-anak berbondong-bondong keluar untuk makan. Pelajaran bahasa jerman tadi sangat menguras tenaga dan otak mereka. Dan lagi, habis istirahat adalah pelajaran matematik. Jadi mereka harus mempunyai tenaga buat kembali memeras kembali otak mereka.
Harry yang sedari tadi pelajaran sudah tertidur, terbangun karena merasakan ada orang yang mnegguncang-guncangkan tubuhnya. Ia mengangkat kepalanya kemudian menguap lebar. Setelah mengkucek-kucek matanya, penglihatan matanya semakin jelas, orang yang membangunkannya adalah Draco.
" huaada apa, draco? Hoam.." Harry menaikkan kedua tangannya keatas, merengganggan otot-otot tubuhnya.
" sepertinya aku tidak bisa makan siang denganmu. Aku harus bertemu dengan Prof. McGonagall untuk membuat jadwal kegiatan untuk musim panas nanti." Harry menggerutu menggerutu keras, kecewa dan sedikit kesal. " maafkan aku, Potter. sebagai penggantinya, aku sudah membuatkan bekal untukmu." Draco menyodorkan bekal makan yang terbungkus serbet bewarna putih polkadot biru tua.
" tapi kan tetap saja beda. Aku ingin makan bersamamuuu.." Harry memberikan tatapan super puppy's eyes nya agar draco berubah pikiran.
Draco terlihat bersalah. Ia sebenarnya juga ingin makan bersama Harry, tetapi..tidak mungkin kan ia menolak tugas yang dipercayakan oleh wali kelas kepadanya? ia menghela napas kemudian mencium pipi harry dan berbisik, " maafkan aku, Potter. aku akan menggantinya nanti malam." Setelah menyeringai, ia pun pergi.
Wajah Harry memerah kemudian ia pergi ke cafetaria dan duduk di bangku kosong dekat jendela. setelah itu ia membuka bekal yang diberikan oleh Draco. air liurnya menetes begitu melihat bekal yang dibuatkan oleh kekasihnya itu. Draco membuatkan makanan kesukaan Harry yaitu lagsana dan di tempat kecil nya ada puding caramel dengan irisan chery di atas nya.
Tanpa ba-bi-bu, Harry langsung melahap bekal itu. rasanya sangaaaaat nikmat sekali! ia berhenti memakan saat mendengar ada seseorang yang memanggil namanya.
" Harry, bolehkah aku makan bersamamu?" orang itu adalah Tom. Tom Riddle. Ia sudah bersahabat lama dengannya dan Draco, semenjak kelas satu..berati mereka sudah hampir tiga tahun bersahabat. jika Harry dan Draco bertengkar, Tom-lah yang selalu jadi penengah, dan begitu pula sebaliknya. Mereka sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Yaah mungkin Tom tidak mengenal Harry seperti Draco mengenal Harry. tetapi, setidaknya ia dapat dibilang orang yang penting dalam hidup Harry. Harry selalu bercerita apapaun kepadanya. Awalnya Tom biasa-biasa saja tehadap Harry, tetapi..tiga bulan yang lalu, ia sadar kalau perasaan sayang nya terhadap Harry lebih dari perasaan sayang kepada seorang sahabat. Saat Harry sedang bingung atas perasaan nya teradap Draco, saat itu Harry sedang curhat mengenai hubungannya dan Draco. dan saaat itulah, Tom melihat Harry sebagai lelaki. Harry yang biasanya kuat dan ceria, telihat rapuh dan sangat menyedihkan. Tom ingin sekali mengahapus seluruh kepedihan yang Harry punya dan terus membuat nya terus tertawa dan tersenyum. Mungkin karena itu perasaannya terhadap Harry berubah.
Tom berdiri di samping Harry sambil memegang piring makanannya. Harry menganggukdan menepuk kursi kosong di sampingnya, menyuruh Tom duduk. sambil menggulung-gulung spagheti di garpunya, Tom berkata " waah, tampaknya enak bekalmu. Buatanmu sendiri?"
" hahaha, ya memang enak sekali." Jawab Hary setelah menelan makannanya. ia menyodorkan bekal makannya. " kau mau? Ini buatan Draco. dia memang pintar masak!"
Sekilas wajah Tom menjadi muram, tetapi Harry tidak memperhatikan hal itu. Harry tidak tahu mengenai perasaan Tom. ia sangat cemburu kepada Draco. Begitu tahu kalau perasaannya terhadap Harry berubah, ia menjadi iri dan sedikit benci dengan Draco. Ia tidak mengerti mengapa Harry lebih memilih Draco dibandingkan dengan dirinya. Tom dan Draco sama-sama pandai dan berprestasi...yah mungkin ia tidak sepandai Draco yang langganan rangkin 1. Ia dan Draco sama-sama menyayangi harry, mungkin rasa sayang Tom terhadap Harry lebih besar dari pada rasa sayang Draco terhadap Harry. ia dan Draco sama-sama tidak jelek, mereka berdua mempunyai wajah yang tampan yang dapat menarik perhatian dari lawan jenis maupun sesama jenis. Ia dan hotaru juga sama-sama populer. Menurutnya, Draco populer karena bergaul dengan Harry dan dengannya. Draco itu anak yang sangat pendiam, setiap detiknya selalu ia habiskan dengan membaca buku atau belajar. Ia jarang bersosialisasi dengan yang lain. Tom juga tidak mengerti mengapa banyak orang yang mau berteman dengannya. Selain itu, Draco itu penyakitan, ia tidak kuat kalau berolahraga, langganan masuk ruang kesehatan lagi. Dari pada Draco, tentu saja lebih kuat Tom. Harry tidak perlu susah-susah untuk melindungi atau membantu Draco. dan yang terakhir mereka sama-sama menjadi orang yang penting dalam hidup Harry,tom ingin hanya dialah yang menjadi orang yang terpenting dalam hidup Harry, hanya dia seorang.
Tom sudah berkali-kali mencoba untuk menghilangkan rasa benci atau irinya terhadap sahabatnya itu, tetapi..semakin ia berusaha, ia malah menjadi semakin benci kepadanya. Oleh karena itu ia sedikit menjaga jarak dengannya. Rasa benci dan irinya semakin kuat setiap ia melihat kemesraan harry dan Draco. ia ingin sekali Harry mendekapnya, mencium keningnya atau perhatian lain yang selalu Harry berikan kepada Draco.
Senyum yang Harry berikan kepadanya, tidak sama dengan senyuman yang diberikan Harry kepada Draco. Senyuman harry yang diberikan kepada Draco terlihat lebih lembut, benar-benar memperlihatkan kalau Harry sangat bahagia bersamanya. Dan tawa Harry lebih lepas jika bersama Draco dan Harry lebih ber ekpresif kalau bersama Draco, berbeda dengan kalau sedang bersama dirinya.
Tom pernah terkejut dengan dirinya sendiri. Beberapa kali ia tidak sadar kalau ia menuliskan matilah kau, Draco Malfoy! atau Harry itu milikku, sialan! Dan tulisan lain yang intinya ia ingin Draco menghilang dari kehidupannya. Di foto mereka bertiga, bagian Draco-nya selalu ia robek atau coret-coret. Ia selalu tidak sadar kalau berbuat seperti itu.
Dan yang lebih parah lagi, Tom pernah punya pikiran untuk mendorong Draco ke rel kereta yang keretanya sedang berjalan, untung saja hal itu tidak ia lakukan. Ia tidak tahu apa yang terjadi kalau niatnya benar-benar ia lakukan.
Ia sedikit merasa bersalah kepada Draco. selama ini Draco selalu baik dengannya. Ia selalu membantu dirinya untuk belajar, saat Tom kesusahan, atau dalam hal apapun. Tetapi...ntah mengapa semua usaha baik yang telah Draco berikan kepadanya kini menghilang sudah seperti abu. Yang tersisa yaitu rasa benci dan irinya itu.
" tidak, terima kasih." Tolak Tom singkat. Aku tidak mau makan makanan yang dibuat oleh tangan kotor Draco. " Harry, liburan nanti kau ada rencana ingin pergi kemana saja?"
"hm.. tidak tahu juga. Tapi yang pasti, seminggu pertama liburan akan kuhabiskan dengan membuat tugas. Apa kau lupa dengan tradisi kita? Seminggu pertama kita habiskan dengan membuat semua tugas dan sisanya kita liburan! Kalau Sirius dan Remmy akan pergi ke Hawaii. Enakanya kita pergi kemana ya? Kalau kau?" tanya Harry sebelum memasukkan satu sendok lasagna besar kedalam mulutnya.
" aku juga belum tahu...Harry, bagaimana kalau kita pergi berenang? Atau main ke taman ria?' tanya Tom berusaha untuk tenang, padahal hatinya berdegup kencang.
" wah! Boleh juga! Aku akan tanya Draco apa dia bisa atau tidak."
Tom menggigit dalam bibirnya, lagi-lagi Draco. "kalau ia tidak bisa..maukah kau berduaan saja denganku? Kau tahu kan kalau Draco paling tidak suka berenang, tidak ingin kulitnya menjadi coklat atau apalah." Tom memutra bola matanya dan Harry tertawa setuju.
" hm..tak masalah bagiku. Yaaah dia memang lebih suka menghabiskan waktunya di perpustakan atau di rumah, membuat kita kehilangan nyawa kita sekaligus liburan kita. Hahha." Harry tersenyum lebar dan degupan dada Tom semakin besar.
Mereka makan sambil mengobrol. Tom merasa sangat senang sekali. Akhirnya ia dapat mengobrol berduaan saja dengan harry tanpa gangguan dari si Draco sialan itu. mereka mengobrol mengenai acara tv, rugby, ujian, dan rencana liburan nanti.
Setelah membungkus kembali bekalnya, ia baru sadar kalau ada nasi yang tertempel di sudut bibir kanan Harry. Tom bermaksud untuk memberitahu Harry...atau mungkin mengambilnya langsung. ..dan ia dapat menyentuh bibir kei yang merah.
" ada nasi di bibirmu." Sebelum Tom menjalankan niatnya, sudah ada orang yang mengambil nasi itu kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Dan orang itu adalah...tak lain dan tak bukan DRACO SIALAN MALFOY! SI BRENGSEK ITU!
" aah.. terima kasih, dragon." Balas Harry tersenyum malu dengan pipinya yang bewarna pink, tak menyangka kalau Draco akan memakan nasi bekasnya.
Tom menggertakkan giginya penuh amarah. Darahnya mendidih saking kesalnya. Ia ingin sekali menusuk-nusuk draco dengan garpu yang ia pegang sampai mati.
" bagaimana bekalnya? Semoga kau suka"
" enaaaak sekali Draco! kau sendiri sudah makan?"
" belum sempat. Aku baru saja selesai. Dan tidak sampai lima menit lagi, bel akan berbunyi. jadi..." Draco mengangkat bahunya. Harry menatapnya dengan perasaan kasian dan menyesal karena telah menghabiskan bekal itu sendirian. Ia mengusap-usap lengan Draco yang lembut selembut kulit bayi itu..
Sok sekali dia. Menjijikan. Pikir Tom sambil menatap Draco dengan tatapan penuh kebencian. Lebih baik aku menyingkir dari sini, sebelum aku memuntahkan kembali makananku. " Harry, terima kasih sudah menemaniku makan." Draco membuka mulut untuk mengajak Tom ngobrol, tetapi si pemuda berambut hitam lurus itu langsung pergi dari cafetaria.
Aku harus mendapatkan Harry.
Harry harus menjadi milikku.
Aku akan berbuat apa saja untuk membuat Harry jadi berpaling kepadaku.
Ya, aku akan berbuat apa saja..
Dan Tom menyeringai.
tbc
A/N : well.. seperti yang dibilang sama author love suicide yang buat versi 2minkey. aku sama temenku buat cerita pembunuhan dengan character kei-hotaru. dan aku coba-coba buat side story nya. begitu beres, aku coba minta temen2ku baca dan salah satunya temenku itu. dia minta ijin buat ganti namanya jadi 2minke. dan aku ijnin, aku penasaran sama tanggapan pembaca. dan karena yang ngerspon cerita love suicide versi 2minkey banyak, aku coba buat sendiri dengan pair harry/draco. mungkin aku salah karena aku ga nge post duluan. tapi ini murni buatan aku ko. kalau udah banyak yang tau ceritanya.. menurut kalian cerita ini dilanjtuin aja atau engga? yang pasti sih, aku bakal edit lagi. bakal aku tambahin ceritanya nya atau ada yang kuubah. sekali lagi maaf kalau ada kesalah pahaman.
Dan pliiiis bangeeet jangan cob abaca dari yang versi 2minkey..
