NARUTO by Masashi kishimoto

Genre : Adventure, Romance

Pair : SasufemNaru

Warning : FemaleNaru, OOC, Alternate Universe,Typo,DLL

Perkenalkan namaku Uchiha Sasuke murid kelas 3 SMU Konoha. Aku tinggal bersama pamanku yang juga guruku disekolah dipartemen kecil yang nyaman. Bisa dibilang aku adalah seorang yatim piatu sejak kakakku satu-satunya membunuh kedua orang tuaku. Kejadiannya sudah lebih dari sepuluh tahun lalu, saat itu umurku baru tujuh tahun.

Flashback

Malam ini aku pulang terlambat karena harus mengikuti kegiatan ekstra disekolah. Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam sebentar lagi jam makan malam, aku harus segera sampai dirumah jika tidak ingin ketinggalan. Kupercepat langkahku menyusuri jalan untuk sampai kerumah secepatnya. Entah hanya firasatku saja aku melihat bayangan seseorang yang berdiri diatas tiang listrik, namun saat aku berhenti dan menengok kebelang aku tidak melihat seorangpun disana.

'Mungkin aku salah lihat' kembali aku langkahkan kaki lagi, tetapi tiba-tiba aku merasakan hal yang buruk yang aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Dengan tergesa-gesa aku berlari tapi semakin lama rasa takut mulai menyelubungi hatiku ada apa ini? Apa terjadi sesuatu pada keluargaku. Pikiran-pikiran aneh mulai masuk kekepalaku, kugelengkan kepalaku mencoba menyingkirkan pikiran tadi. Sesampainya didepan rumah rasa khawatirku semakin memuncak kala melihat rumahku yang biasanya jam seperti ini masih beraktivitas namun kali ini terlihat sangat sunyi bahkan lampunya saja sudah dimatikan.

Kudobrak paksa pintu rumah dan saat itulah didepan mataku sendiri kakakku yang sangat aku sayangi tengah memegang pedang berlumuran darah didepan tubuh ayah dan ibu yang sudah tidak bernyawa. Rasa takut yang luar biasa langsung menyelimuti tubuhku saat kakakku berbalik dan menatapku dengan mata semerah darah dan ada pola aneh didalamnya. Kakiku bergetar hebat dan tubuhku terjatuh karena tidak ada lagi yang menopangnya.

"Nii-san, kenapa"

"Sasuke" dia mengalihkan pandangannya kearahku.

"Kenapa!, kenapa nii-san melakukan ini?" teriakku frustasi.

"Kenapa?, Karena aku ingin. Aku ingin memperkuat dan menguji seberapa jauh kekuatanku" menguji kekuatan dia bilang. Membunuh orang tuanya sendiri hanya demi kekuatan?

"Kekuatan?, apa hanya karena itu kau membunuh kaa-san dan tou-san, jawab aku!"

"Apa kau tidak suka?, apa kau ingin membunuhku?" dia melangkah mendekatiku

"Jangan mendekat!" perintahku tapi dia malah semakin mendekatiku

"Kau lemah tidak ada gunanya aku membunuhmu" dia semakin mendekat dan menatapku dengan matanya yang menakutkan "Kau akan membenciku, kau sangat ingin membunuhku. Dan mulai saat ini aku adalah orang yang paling kau benci" dan saat itulah aku kehilangan kesadaranku.

Esok paginya aku terbangun dirumah sakit dan sejak kejadian itu pamanku yang bernama Hatake Kakashi mengadopsiku.

End Flashback

Entah kenapa pagi seperti ini aku malah mengingat semua itu. Kulihat jam sudah menunjukan pukul enam masih satu jam sebelum kelas dimulai. Aku segera bangun dan mempersiapkan diri.

Selesai mandi dan berganti pakaian aku berjalan kearah dapur dan kulihat pamanku yang juga salah satu guru disekolahku tengah membaca sebuah buku dengan judul Icha-icha Paradise. Yang kata pamanku adalah sebuah buku keramat yang diarang oleh seorang pertapa dari gunung myouboku yang telah melakukan sebuah survei selama bertahun-tahun. Entah kenapa aku bisa betah tinggal dengan orang yang tidak jelas macam dia.

"Hari ini makan apa?" dia mengalihkan pandangannya kearahku.

"Entahlah cari sendiri" dan dia kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Aku hanya bisa menghela nafas melihat kelakuannya. Aku membuka kulkas dan yang kulihat hanyalah roti dan beberapa kotak susu, pagi ini aku harus puas dengan hanya memakan itu. Kali ini lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Ya memang pamanku ini bukanlah orang yang kaya, aku juga harus bekerja part time sebagai pelayan disebuah cafe. Yah setidaknya masih ada yang ikhlas dan tulus merawatku sejak kecil.

Selesai sarapan aku segera berangkat sekolah aku tidak mau menjadi seperti pamanku yang kerjaannya telat dan tidak pernah tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu. Tapi aku harap dia suatu saat akan berubah meski aku tidak yakin akan hal itu.

"Aku berangkat" aku membuka pintu dan kulihat dia masih tetap ditempatnya. Aku menghela nafas kali ini dia pasti telat lagi.

Seperti biasa aku harus menempuh jarak yang lumayan jauh hanya untuk sampai kesekolah konoha gakuen. Kulihat banyak murid dari sekolahku juga dari sekolah lainnya banyak yang baru berangkat. Tapi semua ketenanganku hilang saat dua gadis berisik datang menghampiriku.

"Sasuke-kun kita berangkat bersama ya" si gadis berambut pink yang bernama Sakura langsung memeluk lenganku.

"Tidak forehead, kali ini Sasuke-kun akan berangkat bersamaku" temannya yang satu lagi yang kuketahui bernama Ino ikut-ikutan menempel dilenganku.

"Tidak Ino-pig dia akan berangkat bersamaku"

"Tidak dia akan bersamaku"

"Aku"

"Aku"

Dan terjadilah pertengkaran antara mahluk berwarna pink dan kuning. Memanfaatkan kesempatan aku segera melarikan diri menuju ketempat yang aman. Kulihat sepertinya mereka baru sadar kalau aku sudah tidak bersama mereka.

"Tunggu Sasuke-kun!"

Dan hal yang kutakutkan terjadi mereka berdua mengejarku. Tidak baik, ini tidak baik aku tidak mau terus menempel dengan dua makhluk tidak jelas itu. Mereka berdua terus saja mengejarku, kulihat ada gang sepi dan kuputuskan untuk bersembunyi disana.

Beruntung mereka berdua tidak melihatku dan terus berlari melewati tempat persembunyianku. Aku bernafas lega setidaknya kali ini aku lolos dari mereka, kuedarkan pandangan kepenjuru gang. Terlihat sangat sepi dan menakutkan pantas saja mereka tidak akan tahu kalau aku bersembunyi disini.

Namun nafasku tercekat begitu melihat penampakan bidadari yang jatuh dari langit tepat didepan mataku sendiri. Rambut pirangnya yang berkilau terkena sinar mentari pagi, kulit seputih susu yang terawat tanpa luka sedikitpun. Dan saat dia menatapku aku begitu terpana wajahnya yang cantik bak malaikat mata biru seindah langit, juga bibir merah muda yang begitu menggoda. Namun begitu melihat sosokku dia terlihat terkejut dan lari.

"Tunggu!" aku mencoba mengejarnya namu sosok itu seperti menghilang tanpa jejak.

'Kenapa dia terkejut begitu melihatku, apa dia takut kalau aku orang jahat yang ingin berbuat buruk padanya. Apa iya mukaku mirip penjahat, itu tidak mungkin. Kalu paman yang dilihatnya wajar jika dia taku muka paman kan seperti orang yang sedang ingin memperkosa seseorang. Hahhh sudahlah lebih baik aku segera kesekokah'

Sesampainya didepan gerbang sekolah kulihat dua satpam sekolah sedang tertidur dalam posisi tidak elit. Jika kepala sekolah yang dadanya jumbo itu melihat kelakuan satpamnya pasti mereka berdua tidak akan melihat hari esok lagi. Memang sekolahku ini isinya orang-orang yang tidak bisa dikatakan normal.

"Pagi Sasuke-kun hari cerah sekali ayo kita penuhi hari ini dengan semangat masa muda!" dan datanglah makhluk aneh yang kelebihan semangat.

"Ohhh Lee disitu kau rupanya hari ini kita rayakan dengan mengelilingi sekolah sebanyak sepuluh putaran karena hari ini aku sangat bersemangat" dan datanglah lagi makhluk aneh yang juga guru olahraga disini.

"Fight!" dan dua makhluk yang kelebihan semangat tadi melakukan kegiatan mereka.

"Hah dasar mereka itu" datanglah dua lagi orang yang kali ini agak normal walau belum sepenuhnya normal. Tenten gadis yang kelihatan seperti gadis biasa saja namun ternyata hobinya bermain senjata. Dan Neji orang yang paling normal kalau dilihat dari perilakunya meski sifatnya yang terlalu serius.

"Mereka selalu saja seperti itu" komentar neji

"Hn"

Seperti biasa keadaan kelas gaduh bak kapal pecah tetapi itu semua sama sekali tidak bisa mengganggu bagi seorang Nara Shikamaru yang tengah menyelami alam mimpi. Disampingnya Chouji tengah nikmatnya makan. Disamping mereka ada Kiba dan Shino yang sama-sama penggemar binatang walaupun jenisnya berbeda. Mungkin hanya Hinata sepupu dari Neji yang bisa dikatakan melakukan hal yang normal yaitu membaca buku. Sasuke memasuki kelas dengan wajah datar andalannya langsung berjalan kearah bangku paling belakang dekat dengan jendela.

Bel masuk sudah lebih dari satu jam berbunyi tetapi sosok guru bermasker belum juga mendatangi kelas sasuke. Sudah bukan rahasia lagi kalau guru itu sering telat. Kelas yang pada dasarnya sudah rusuh bertambah parah seperti sedang tawuran. Namun semua terhenti saat sosok yang sebenarnya tidak dinantikan datang memasuki kelas.

"Maaf aku terlambat, aku tadi melihat nenek-nenek kesusahan jadi aku membantunya, namun saat hendak kembali aku melihat kucing hitam karena takut kena sial aku mengambil jalan lain namu akhirnya aku tersesat dijalan kehidupan" katanya sambil tersenyum sedangkan seluruh murid hanya sweetdrop

"Baiklah kita akan memuali pelajaran" ia membuka buku dengan judul Matematika dan mulai membahas materi hari ini.

Pelajaran berlangsung membosankan banyak dari para siswa yang sudah gugur di medan perang ada yang bermain sekedar untuk menghilangkan kebosanan dan ada juga yang malah tertidur. Sedangkan para siswi sibuk bergosip ria membahas dari hal yang penting sampai hal yang tidak penting. Namun bagi Sasuke saat ini tengah menahan sesuatu"

'Kenapa perutku tiba-tiba sakit, tadi pagi aku yakin sudah sarapan, atau jangan-jangan susu yang tadi aku minum sepertinya sudah kadaluarsa. Sial! aku yakin orang itu sudah tahu tapi dia membiarkanku meminumnya' batinku. Mungkin saat ini terlihat sekali aku sangat menderita.

"Sasuke-kun sepertinya kau menahan sesuatu?" tanyanya dengan nada manis yang membuatku jijik. Cih! aku yakin dia sedang mengejekku.

"Ano sensei, saya ijin kekamar mandi"

"Baiklah tapi cepatlah kembali" 'cepat kembali' huhhh aku yakin dia tahu kalau aku akan ditoilet dalam waktu yang lama.

Dengan kecepatan yang luar biasa aku berlari menuju toilet siswa. Tapi saat sampai aku dikecewakan dengan papan peringatan yang kurang lebih isinya toilet sedang diperbaiki.

"Sial!"aku memukul tembok disampingku. Tidak ada jalan lain aku harus melakukannya.

Dengan mengendap-endap aku menuju toilet siswi semoga saja tidak sedang diperbaiki. Kulihat dari balik tembok banyak siswi yang berlalu lalang. Aku menunggu waktu yang tepat untuk masuk. Dan saat tidak ada seorangpun aku bergegas kembali mengendap-endap masuk toilet.

Segera kubuka pintu toilet yang kosong dan menguncinya. Aku sangat bersyukur karena saat itu toilet kosong tidak ada seorangpun disana. Bisa-bisa aku disangka sedang melakukan hal-hal yang tidak baik dan dianggap sebagai orang mesum. Mesum adalah kata yang sangat tidak cocok dengan diriku.

Saat aku sedang melakukan ritualku tiba-tiba suara alarm bahaya serangan berbunyi. Memang sudah hal biasa kalau kota tempat tinggalku sering kedatang arwah yang menyerang kota. Biasanya hal itu ditandai sebuah ledakan chakra dan selanjutnya arwah itu akan menghancurkan apapun yang ditemuinya. Aku pernah mendengar ada kesatuan tim yang bernama Anbu yang bertugas menangani arwah yang menyerang dan meminimalisir kerusakan yang terjadi. Anbu juga bukan sembarang orang mereka adalah manusia yang bisa mengeluarkan chakra. Aku sendiri pernah meminta pamanku yang juga bisa menggunakan chakra untuk mengajariku namun aku tidak bisa mengeluarkan chakra setidaknya sampai sekarang tapi suatu hari aku yakin aku bisa mengeluarkan chakra dan saat itulah akan kucari Itachi dan membunuhnya.

Beberapa saat berlalu rasa mulas diperutku juga sudah hilang, aku memutuskan untuk keluar dan menengok keadaan. Kudengar banyak sekali bunyi ledakat diluar sana juga suara gesekan senjata. Saat pintu toilet kubuka

DUARRR...

Sebuah bola hitam selebar sepuluh meter lewat didepanku dan menghancurkan apapun yang dilewatinya. Aku terdiam, keringat dingin menetes diwajahku saat setengah bangunan sekolah hancur dalam satu serangan. Kuedarkan pandanganku kesamping dan mataku menangkap sosok gadis berambut pirang mengenakan gaun tempur berwarna oranye dan dibelakangnya terdapat bola-bola hitam kecil yang melayang dia juga memegang tongkat berarna hitam dengan pucuk yang berbentuk lingkaran dengan cincin didalamnya menyerupai lambang matahari.

'Gadi itu, gadis yang tadi pagi aku temui kenapa dia ada disini atau jangan-jangan dia arwah yang tadi menyerang'

"Siapa kau?" entah sejak kapan dia sudah berdiri didepanku dan mengacungkan senjatanya padaku.

"Aku Sasuke, Uchiha Sasuke" kulihat dia sepertinya dia terkejut mendengar namaku.

"Jangan bercanda!" dia memukulkan tongkatnya ketembong dibelakangku membuatnya hancur seketika.

"Namaku memang Uchiha Sasuke kenapa kau tidak percaya" dia tiba-tiba memegang kalung yang ada dilehernya. Wajahnya terlihat seperti sedang mengingat sesuatu dia juga terlihat sedih.

"Apa yang kau lakukan disini?" dia bertanya padaku.

"Apa yang aku lakukan disini? wajar bila aku disini. Ini sekolahanku dan aku sedang bersekolah sampai kau datang dan menghancurkan semuanya"teriakku padanya. Aku memang agak kesal dengan para arwah yang datang tiba-tiba dan seenaknya menghancurkan apa yang ditemuinya.

"Ha" dia terlihat tidak percaya, mungkin hanya aku manusia yang pernah membentaknya.

"Aku juga ingin bertanya padamu" kulihat dia menaikan sebelah alisnya

"Apa"

"Kenapa kau melakukan semua ini?"

"Aku hanya ingin membalas perbuatan manusia"

"Membalas perbuatan manusia?, apa maksudmu"

"Manusia selalu berntingkah seenaknya mereka selalu menyiksa binatang, merusak lingkungan demi kepentingannya sendiri, bahkan mereka juga saling membunuh sesamanya hanya karena alasan sepele. Mereka juga sangat sering memulai perang hanya karena perebutan kekuasaan. Sudah sepantasnya makhluk seperti mereka dibinasakn"

"Tidak semua manusia seperti itu. Ada juga manusia yang memelihara binatang dengan baik merawat lingkungan dan juga menyayangi sesamanya. Memang benar ada manusia yang seperti kau sebutkan tadi tetapi tidak semuanya seperti itu"

"Tetap saja mereka berbuat buruk"

"Kehidupan manusia tidak seburuk yang kau pikirkan. Manusia memiliki rasa kasih sayang pada sesamanya. Manusia juga memiliki perasaan dan juga cinta yang kuat. Mereka tidak seburuk pikiranmu dan merega juga punya hak untuk hidup"

"Mereka tetap saja harus dihukum"

"Manusia juga bisa menyesal. Mungkin hari ini mereka berbuat buruk tapi suatu saat pasti akan menyesali perbuatannya dan tidak akan melakukan hal buruk lagi"

"Namun bagaimana orang itu mati sebelum berbuat baik"

"Mungkin anak atau cucu mereka yang akan melakukan hal baik. Jadi karena itu kau tidak berhak seenaknya membunuh seseorang hanya karena orang itu berbuat buruk yang mungkin saja ia hanya sekali melakukannya"

Ia terdiam tidak menjawab, sepertinya ia sedang memikirkan apa yang baru saja aku katakan. Lalu datanglah serangan dari para anbu kearah kami aku hanya menutup mata. Tapi seperti serangan itu tidak mengenaiku dan kulihat bola hitamnya melindungiku dan dirinya.

Beberapa anbu mulai menyerang gadis siluman yang aku tidak tahu namanya. Namun sepertinya serangan mereka mudah ditangkis gadia itu. Tiba-tiba sosok berambut putih yang sepertinya juga anbu mengenakan topeng anjing muncul didepanku.

"Kau tidak apa-apa Sasuke?" suara ini aku kenal

"Kau, Kakashi ji-san!"

"Maaf Sasuke aku tidak bisa bicara denganmu sekarang" dia mulai bersiap melakukan serangan dengan memberikan aba-aba pada anggotanya.

"Tunggu!" namun sepertinya dia tidak mendengarkanku.

"Yamato ikat dia dengan mokuton mungkin bisa melemahkannya" perintahnya pada anbu disampingnya.

"Ha'i taicho" lalu anbu itu membuat segel tangan dan menghentakkan tangannya kelantai.

Terlihat akar-akar poho muncul dari lantai dan mengikat gadis itu. Ia terlihat kesusahan kemudian muncullah chakra orange berbentuk kepala rubah membungkus tubuhnya dan dia merentangkan tangannya kedepan dan kembali membuat bola hitam seperti tadi yang menghancurkan sekolah.

"Semuanya menghindar" Paman memperingatkan anggotanya untuk menghindar. Gadis itu melepaskan serangannya dan terjadi ledakan yang besar.

DUARRR...

Asap mengepul dalam jumlah banyak. Beruntunga paman segera membawaku meninggalkan tempat itu. Dan saat asap debunya menghilang gadis itu sudah menghilang.

Skip Time

Setelah keadaan aman seluruh orang keluar dari tempat persembunyian yang memang sengaja dibangun oleh pemerintah jika terjadi serangan. Kuedarkan pandanganku kesekolahanku, terlihat sebagian hanya tinggal reruntuhan yang tidak berbentuk. Mungkin butuh beberapa hari untuk memperbaikinya mengingat kemajuan teknologi yang ada dikotaku dan selama beberapa hari sekolah akan diliburkan.

Semua anbu yang bertugas tadi sepertinya juga mulai meninggalkan lokasi serangan. Aku memutuskan untuk melihat-lihat seberapa parah kerusakan sekolahku. Kulihat tempat aku dengannya mengobrol tadi sudah tidak berbekas. Hanya puing-puing tembok yang sudah hancur yang tersisa.

'Aku bahkan belum bertanya siapa namanya' kulihat tempat itu sambil mengingat pertemuanku tadi dengannya. Karena lelah aku memutuskan untuk pulang, tapi sebelum itu aku memutuskan untuk membeli bahan makanan jika tidak ingin kelaparan malam ini.

Skip Time

Malam ini seperti biasa aku sedang menonton televisi dengan pamanku. Atau lebih tepatnya aku yang menonton televisi dan pamanku yang sedang membaca buku keramat miliknya. Aku sendiri juga tidak tahu apa yang bagus dari buku itu aku juga tidak tahu isinya dan aku tidak mau tahu.

"ji-san bisa kau jelaskan siapa sebenarnya yang menyerang tadi siang itu. Kelihatannya dia lebih kuat dari yang biasanya" dia menutup bukunya berarti ini pembicaraan yang serius.

"Aku juga merasakannya, dia lebih kuat dari siluman-siluman lain yang pernah kuhadapi. Selain itu chakra miliknya seperti bukan chakra pada umumnya. Chakra itu penuh kebencian dan jumlah chakra miliknya jauh diatas rata-rata" dia terlihat sedang berpikir.

"Jadi?"

"Kalu melihat dari karakteristik chakranya dan juga jumlahnya bisa dibilang mirip dengan biju"

"Biju" Monster berekor yang memiliki chakra yang luar biasa

"Dan jika lebih diperhatikan sepertinya dia adalah biju berekor sembilan kyuubi"

"Bagaimana bisa bukankah seharusnya wujudnya adalah rubah berekor sembilan"

"Mungkin dia adalah jinchuriki dan dia tidak dalam kekuatan penuh"

"Jadi dia adalah jinchuriki Kyuubi"

"Jadi Sasuke, apa yang kau bicarakan dengannya"

"Aku hanya bertanya padanya alasan melakukan semua ini dan kami berdebat sebentar sebelum kalian datang" jawabku santai

"kau beruntung masih hidup" aku hanya menjawab dengan gumaman saja tapi aku masih penasaran siapa namanya

Skip Time

Karena sekolah masih dalam masa perbaikan dan hari ini libur aku memutuskan jalan-jalan ketaman. Kulihat banyak sekali keluarga yang berekreasi disini. Kulihat juga sebuah keluarga bahagia yang tengah berjalan bergandengan. Juga sepasang kakak beradik yang tengah bercanda bersama.

Semua hal tadi mengingatkanku pada keluargaku yang dulu sebelum kakakku berubah. Aku tidak percaya dia tega membunuh ayah dan ibu hanya karena kekuatan. Kakakku yang dulu baik hati dan selalu menyayangiku tega berbuat seperti itu. Dari pada mengingat semu itu aku memutuskan berjalan-jalan diantara pepohonan.

Tak sengaja mataku menangkap sosok yang terus menghantui pikiranku. Gadis itu terlihat sedang mengamati orang-orang namun kali ini dia tidak membawa tongkat dan bola hitam yang melayang miliknya. Terlihat sesekali dia mengeryit heran saat melihat hal yang tidak dimengertinya. Aku tersenyum melihatnya kuputuskan untuk menemuiny.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku sambil menyentuh bahunya

"Huaaa! a-apa y-yang kau lakukan disini"

"Aku hanya sedang jalan-jalan dan kebetulan melihatmu disini" aku tersenyum melihat tingkahnya yang grogi "oh ya, aku belum tahu namamu"

"Ah, ya aku belum memperkenalkan diri namaku Uzumaki Naruto senang berkenalan denganmu" dia memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya

"Kau sudah tahu namakukan. Senang berkenalan denganmu juga" aku membalas uluran tangannya.

"Emm, Sasuke boleh aku tanya sesuatu" dia memegang ujung rok miliknya dan meremasnya. Sepertinya dia sedang gugup

"Ada apa?" kuperhatikan tingkahnya yang terlihat lucu kalau sedang gugup

"Ma-maukah kkkau mmmenemaniku jalan-jalan" kenapa dia malah jadi gagap

"Kenapa kau tiba-tiba mengajakku jalan-jalan?" aku sedikit bingung kenapa ia kengajakku tiba-tiba seperti ini.

"Aku hanya ingin membuktikan perkataanmu" ah dia masih memikirkannya. Mungkin aku bisa menerjainya.

"Perkataan yang mana?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Itu yang katanya manusia tidak seburuk pikiranku"

"Kalau aku tidak mau ikut denganmu bagaimana" aku berpura-pura menggodanya.

"Ya-ya sudah aku bisa mengajak orang lain" dia pura-pura tidak kesal padahal aku yakin kalau dia sangat kesal.

"Aku mau" dengan cepat kugandeng tangannya. Wajahnya kembali memerah membuatnya semakin terlihat manis."Tapi"

"Tapi?"

"Bisa tidak kau mengganti pakaianmu" jelas aku menyuruhnya begitu aku tidak mau disangka berjalan dengan seorang yang sedang cosplay.

"Lalu aku harus memakai apa" tanyanya dengan nada bingung. Kuedarkan pandanganku dan kulihat seorang wanita yang mengenakan sundress berwarna biru.

"Kau lihat wanita itu" aku menunjuk wanita tadi yang aku lihat.

"Ya"

"Aku ingin kau memakai yang seperti dia kenakan" lalu tak beberapa lama ia telah memakai pakaian yang sama dengan wanita tadi tentu saja menggunakan kekuatannya.

"Bagaimana?" daia memutar badannya dan mengangkat sebelah kakinya kebelakang.

"Kawai" ucapku tanpa sadar membuatnya merona.

"Kalau begitu ayo jalan-jalan" dia langsung menggandeng lenganku menyeretny meninggalkan tempat itu.

"Hn" aku hanya bergumam melihat tingkahnya yang kekanakan.

TBC