Kyungsoo bukan tidak bersyukur dilahirkan dari keluarga yang terpandang. Mempunyai seorang ibu penyanyi dan menjadi CEO dari agensi yang terkenal di Korea Selatan. Mempunyai ayah yang memiliki hotel-holet bintang 5 yang tersebar dibeberapa Negara. Dan memiliki seorang kakak yang baik dan tampan. Kyungsoo sangat mensyukurinya. Namun karena dari kecil Kyungsoo selalu sendirian gadis itu jadi tertutup dan tak ingin banyak orang mengetahui bahwa dirinya adalah anak dari pasangan Cho Kyuhyun dan Cho Yoon Ah. Kyungsoo sudah mengatakan kepada kedua orang tua dan juga kakaknya bahwa dia tak ingin memiliki teman hanya karena dia anak orang kaya. Walaupun dia hidup dilingkungan anak-anak yang selalu membanggakan harta orang tua mereka tapi Kyungsoo tidak peduli. Dia malah mengaku anak beasiswa dan beruntung dapat sekolah disekolah bertarap Internasional itu.
Kedua orang tua Kyungsoo memaklumi putrinya dan merahasiakan identitas putrinya itu pada dunia luar. Sehingga diluar Kyungsoo hanya dianggap sebagai anak biasa saja karena tak ada yang mengetahui bahwa dia adalah anak dari dua orang yang terpandang di Seoul. Dan adik dari seorang model Cho Yi Fan atau dikenal dengan nama Kris.
Kyungsoo sedang duduk dihalte bis. Ini sudah satu jam dia menunggu seseorang yang akan menjemputnya tapi sampai detik ini orang itu bahkan tak menampakkan batang hidungnya. Hujan semakin deras bahkan sepatu Kyungsoo sudah basah terkena cipratannya. Kyungsoo benar-benar akan memarahi orang itu jika nanti sampai dihadapannya.
Sebuah mobil berhenti tepat didepan Kyungsoo. Membuat Kyungsoo mendengus kesal. Sebenarnya hal seperti ini sudah dia perkirakan dari awal.
"Kali ini apa alasannya?" Tanya Kyungsoo pada orang dihadapannya yang sedang memayunginya.
"Biar saya jelaskan di mobil, nona." Jawab orang itu. Kyungsoo bangkit dari duduknya kemudian mengambil payung yang dipegan orang dihadapannya itu.
Orang itu membuka pintu mobil bagian belakang kemudian mempersilahkan Kyungsoo untuk masuk. Setelah orang itu duduk dibalik kemudinya, Kyungsoo langsung melemparkan kembali pertanyaan yang tadi.
"Apa alasannya, Park ajjushi?" Tanya Kyungsoo. Orang itu tersenyum.
"Tuan muda Kim sedang ada acara disebuah stasiun televisi dan acara itu tak bisa dibatalkan nona." Jawabnya. Kyungsoo mendengus.
"Katakan padanya tak perlu menjemput ku lagi. Aku bisa pulang sendiri." Kata Kyungsoo yang diangguki oleh orang itu.
.
.
.
Kyungsoo berjalan perlahan saat suara bel apartementnya berbunyi beberapa kali. Dia merutuki orang yang datang dan mengganggu tidurnya itu.
"Mau apa kau kesini?" Tanya Kyungsoo sinis saat melihat wajah orang itu lewat intercom. Orang itu hanya tersenyum sambil menunjukan bunga mawar merah bercampur baby birth itu. Kyungsoo mendengus kemudian membukakan pintu.
"Mianhae karena tadi siang tidak jadi menjemput mu." Kata orang itu.
"Tuan muda tak perlu meminta maaf. Itu sudah biasa kau lakukan kan?" kata Kyungsoo. Orang itu memeluk Kyungsoo dari belakang kemudian mencium rambuh hitam Kyungsoo penuh sayang.
"Kau menjijikan saat merajuk seperti ini Kim Jongin." Kata Kyungsoo lagi. Orang itu melepaskan pelukannya kemudian membalikkan tubuh Kyungsoo agar menghadapnya.
"Aku merindukan mu, sungguh." Katanya. Kyungsoo tersenyum kemudian mengecup singkap bibir Jongin.
"Aku juga sangat merindukan mu. Disekolah sangat sepi saat kau tidak ada. Gadis-gadis kecentilan itu terus menggosipkan mu dengan Krystal eonni. Membuat telinga ku panas dan ingin menyumpal mulut mereka dengan kaos kaki mu yang bau itu." Kata Kyungsoo yang sukses membuat pemuda dihadapannya tertawa terbahak. Ini yang pemuda itu sukai dari kekasihnya. Sifat yang tak pernah dia tutup-tutupi saat kesal, serta kata sumpah serapah yang keluar begitu saja seolah tak dipikirkan.
"Salahkan eomma mu yang tak memberikan aku waktu libur hanya untuk menemui anaknya ini." Kata pemuda itu lagi. Kyungsoo tersenyum.
"Berani sekali kau menyalahkan calon ibu mertua mu sendiri." Kata Kyungsoo. Pemuda itu kembali terkekeh.
"Izinkan aku menginap disini ya. Aku sangat lelah sekali dan aku membutuhkan mu sebagai sumber energi ku." Pintanya. Kyungsoo menganggukan kepalanya. Dan malam itu Kyungsoo merasakan lagi bagaimana jatuh cinta kembali pada pemuda yang sama. Pemuda yang berhasil mencuri perhatiaannya sejak 3 tahun yang lalu. Pemuda yang sekarang menjadi artis di agensi ibunya. Dulu Kyungsoo bertemu dengan Jongin saat memasuki Junior high School, dan dia mengetahui bahwa Jongin menjadi trinee di agensi ibunya. Awalnya hanya pertemanan namun lama-kelamaan perasaan mereka tumbuh melebihi itu. Namun tentu saja hubungan itu ditutup rapat-rapat. Kyungsoo tak pernah ingin kehidupan pribadinya diketahui orang lain.
SM Internasional School
08.00 AM.
Kegaduhan dikoridor sekolah sukses membuat Kyungsoo mendengus kesal. Wajar saja gadis-gadis yang katanya orang kaya itu tetap saja kampungan saat melihat Jongin memasuki sekolah setelah 3 hari tidak masuk karena sibuk dengan pekerjaannya.
"Mereka terlalu berlebihan. Kai tidak setampan Kris oppa." Kata sahabat Kyungsoo. Xi Luhan satu-satunya sahabat Kyungsoo. Satu-satunya orang yang mau berdekataan dengannya disekolah ini walaupun mengetahui Kyungsoo adalah anak beasiswa.
"Kai memang tampan tapi wajahnya terlihat sangat menyebalkan." Timpal Kyungsoo. Luhan menatapnya kaget.
"Daebak seorang Kyungsoo sekarang mau berkomentar tentang sosok Kim Jongin. Apakah kau baru mau mengakui ketampanannya sekarang?" kata Luhan. Kyungsoo mendengus.
"Kau terlalu berlebihan Lu. Aku hanya mengatakan fakta yang ada." Kata Kyungsoo. Luhan terkekeh.
"Arraseo arraseo. Kau memang selalu menyangkal. Kajja kita masuk." Kata Luhan sambil menarik Kyungsoo masuk kedalam kelas.
.
.
.
Kyungsoo duduk termenung dibangku favoritnya. Bangku paling belakang disamping jendela. Alasan Kyungsoo memilih netapkan bangku itu sebagai bangku favoritnya karena disana dia bisa menatap langsung kelapangan basket indoor. Memperhatikan Kim Jongin dari jauh membuatnya selalu ingin tersenyum. Walaupun sosok pemuda itu begitu kecil dan wajahnya tak terlihat dengan jelas tapi Kyungsoo selalu bisa membedakannya dengan yang lain.
Drett
Suara bangku bergeser disampingnya membuat Kyungsoo mau tak mau menolehkan kepalanya. Tumben sekali, siapa yang mau duduk disampingnya?
Mata Kyungsoo membulat sempurna saat melihat sosok Kai duduk disampingnya dengan santai. Tak mempedulikan semua orang yang ada dikelas ini menatapnya bingung. Dalam hati Kyungsoo mengumpatinya.
"Selamat menikmati makan siang mu Kyungsoo." Bisik Kai dari jauh.
.
.
.
"Seharusnya saat Kai duduk disamping mu, kau pergi." Kyungsoo duduk diam menatap satu persatu orang yang ada dihadapannya. Sulli, Tiffany, Sunny, dan Jessica. Empat gadis yang tak pernah bosan mengganggu Kyungsoo. Empat gadis yang selalu merasa dirinya mereka adalah orang paling kaya disekolah ini.
"Oh ayolah kalian hanya membuang-buang waktu memarahi ku seperti ini. Aku tak tau apa-apa." Jawab Kyungsoo santai. Kyungsoo memang tak pernah takut pada mereka. Bukan karena harta kedua orang tuanya. Namun karena dia milik seorang Kim Jongin.
"Kau selalu lancang menjawab apa yang aku katakan. Memangnya kau siapa? Hanya gadis miskin yang mendapatkan beasiswa sekolah disini. Kau begitu menyedihkan!" kata Jessica. Kyungsoo tersenyum tipis.
"Oleh karena itulah kalian tak perlu takut Kai akan jatuh cinta pada ku. Karena itu mustahil." Kata Kyungsoo lagi. Sulli berdecak kesal.
"Memang tak mungkin seorang Kai jatuh cinta pada gadis miskin seperti mu. Yang kami takutkan adalah Kai turun pamor karena dekat dengan mu." Kata Sulli.
"Kalau begitu kalian salah sararan. Harusnya kalian memarahi Kai, bukan aku." kata kyungsoo lagi kemudian pergi meninggalkan ke empat gadis itu.
"Jika kau masih berani dekat-dekat dengan Kai. Akan ku pastikan hidupmu tak akan pernah tenang gadis miskin." Ancam Sunny. Tapi Kyungsoo tak menanggapinya. Gadis itu terus berjalan melewati orang-orang yang sedari tadi menonton drama queen itu.
"Apa yang mereka katakan?" Tanya Luhan saat Kyungsoo baru saja duduk dibangkunya.
"Hanya hal-hal kecil seperti biasa." Jawab Kyungsoo. Luhan berdecak kesal.
"Kau selalu menganggap itu biasa. Kau harus tau jika mereka berempat tak pernah main-main dengan ucapannya. Dari aku kecil aku selalu satu sekolah dengan mereka dan aku tak pernah menyukai itu." Kata Luhan lagi. Kyungsoo tersenyum.
"Tak ada yang perlu kau khawatirkan Lu. Aku akan baik-baik saja. Selalu ada malaikat yang akan menjaga ku." Kata Kyungsoo. Luhan tersenyum.
"Arraseo. Oh ya. Kau tau? Kris oppa sudah memiliki kekasih. Ah aku patah hati." Curhat Luhan. Kyungsoo menatapnya bingung. Jelas saja Kris selama ini tak pernah dekat dengan gadis manapun kecuali dirinya. Dari mana kabar burung itu berasal?
"Tadi aku mendengar si biang gosip Baekhyun membicarakannya. Katanya dia melihat Kris mengantarkan gadis ke apartement Sungha. Gadis itu pasti sangat kaya. Apartement Sungha adalah salah satu apartement termewah di Seoul. Huft. " Kata Luhan sedih. Kyungsoo tersenyum. Itu dirinya. Kemarin Lusa Kris mengantarkan Kyungsoo ke apartementnya karena paksaan ayah mereka.
"Apartement Sungha? Ku dengar apartement itu adalah milik salah satu kerabatnya Kris. Mungkin itu saudaranya juga." Kata Kyungsoo. Luhan mengerutkan keningnya.
"Hei dari mana kau tau masalah itu?" Tanya Luhan. Kyungsoo sibuk mencari jawaban. Namun dia terselamatkan oleh suara bel pulang.
"Aku harus cepat-cepat pulang Lu. annyeong." Kata Kyungsoo kemudian pergi secepat yang dia bisa.
.
.
.
Kyungsoo kembali duduk dihalte bis. Jam sudah menunjukan pukul 15.00 dan dia sudah sangat lelah hari ini. Tapi pemuda yang ditunggunya tak juga datang.
tinn.
Suara klakson mobil membuat Kyungsoo berjalan menghampiri mobil Porsche putih itu. Ah. Aku lupa memberitahu kalian. Selain Artis dibawah naungan Cho Entertaiment Jongin juga adalah pewaris utama perusahaan keluarganya. Kim Corporation perusahaan yang berkecimpung didunia pariwisata.
"Kau terlambat satu jam!" kata Kyungsoo sambil memasang seatbeltnya.
"Kau seharusnya membawa ponsel mu. Aku sudah menelpon mu berkali-kali bahwa Chanyeol hyung mengajak ku bertanding basket." Jawab Jongin.
"Aku tidak membutuhkan alasan." Kata Kyunsoo lagi. Jongin mengacak rambut kekasihnya itu sambil tersenyum.
"Kau sangat catik jika sedang marah. Tapi aku tidak menyukainya." Kata Jongin sambil menjalankan mobilnya.
"Aku tidak peduli. Yang terpenting kau milik ku." Kata Kyungsoo. Dan jongin langsung terkekeh saat mendengar kekasihnya mengatakan hal itu.
"Apa tadi kau menikmati makan siang mu?" Tanya Jongin mengejek. Dan Kyungsoo langsung menatapnya kesal.
"Rasanya aku ingin merobek bibir mereka!"
"Benarkah? Seharusnya kau langsung merobeknya tadi. Kalau kau melakukannya aku akan langsung mendatangimu dan mencium mu disana." Kata Jongin. Kyungsoo memukul tangan kekasihnya itu.
"Eomma mengatakan ingin membuat gaun untuk mu dengan tangannya sendiri. Dan aku rasa pertunangan kita akan diadakan lebih cepat." Kata Jongin lagi. Kyungsoo mendengus.
"Bagaimana jika aku menolaknya? Aku belum siap memakai cincin." Kata Kyungsoo polos. Jongin tersenyum.
"Aku rasa lebih cepat lebih baik. Aku ingin orang lain tau bahwa kau sudah dimiliki. Sehingga Suho hyung tidak mendekatimu lagi." Kata Jongin.
"Kami hanya teman seharusnya kau mengerti. Aku bosan menjelaskan semua tentang dia pada mu." Jongin diam. Dia selalu melakukan itu jika sudah mencium bau pertengkaran dengan Kyungsoo. Dan dia tau jika sudah membahas Suho maka pertengkaran itu selalu saja terjadi walaupun Jongin menghindarinya.
"Tapi kalian terlalu dekat Soo. Bahkan eomma mu selalu menyuruhnya menemani mu saat kau sendirian di apartement." Kata Jongin. Kyungsoo menarik nafasnya kasar. Dia tak suka jika Jongin membahas masalah hubungannya dengan Suho, salah satu artis naungan eommanya itu.
"Kau jarang menemaniku apa salahnya jika Suho yang menemani? Aku memang selalu kesepian saat di apartement." Kata Kyungsoo lagi. Perkataan Jongin tercekat ditenggorokan saat kalimat Kyungsoo seolah menyindir dirinya yang sangat jarang berada disamping gadis itu.
"Aku sudah mengatakannya dari dulu jika sikap tertutupmu ini akan membuat dirimu sendiri menderita. Tapi kau tetap saja menolak untuk mengatakan pada dunia siapa dirimu sebenarnya. Kau pikir aku tidak sakit saat melihat mu sendirian tak memiliki teman, sedangkan aku, kekasih mu sendiri seolah tak mempedulikannya. Aku ingin dunia tau bahwa Cho Kyungsoo yang selalu dipandang remeh ini adalah kekasih ku. Perempuan yang akan aku nikahi. Aku ingin semuanya tau Soo." Kata Jongin.
"Tapi tidak dengan ku Jongin. Aku tidak menyukai itu. Aku tidak ingin semua orang tau." Jawab Kyungsoo. Jongin menghela nafasnya. Sesak. Jongin merasa seolah tak dianggap disini. Kyungsoo selalu saja memikirkan dirinya. Gadis ini memang egois tapi Jongin sangat mencintanya.
"Soo…"
"Jika kau menginginkan gadis seperti itu aku tidak bisa Jongin. Lebih baik kita akhiri sebelum semuanya terlambat. Citttt." Jongin mengerem mobilnya mendadak. Perkataan Kyungsoo barusan benar-benar membuatnya kaget.
"Kyungsoo tarik kembali kata-kata mu!" bentak Jongin marah. Kyungsoo menatap Jongin dengan air mata memenuhi pipinya.
"Kita akhiri sekarang…." Kata Kyungsoo lagi. Jongin menggeleng. Bukan ini akhir yang dia inginkan. Dia hanya ingin semua orang tau bahwa gadis cantik yang bernama Kyungsoo ini adalah kekasihnya. Hanya itu. Apakah sangat sulit?
"Jangan pernah mengambil keputusan saat sedang emosi Soo. Aku tak menginginkan in…." Kyungsoo keluar dari mobil Jongin sebelum pemuda itu mengakhiri kalimatnya. Gadis itu berlari tak tentu arah. Dia tak peduli langit yang mendung. Yang dia pikirkan adalah semuanya berakhir…. Hubungannya dengan Jongin berakhir… Hanya itu.
TO BE CONTINUE…
