Character : Masashi Kishimoto

Story : Takamiya Satoru (dengan beberapa penambahan dan perubahan)

.

Chapter 1 "Flower Boyfriend" - ONESHOOT

Ino Y. - Sai

[Warning! OOC / Typo]

Mind to read and review? Arigatou


Flower Boyfriend

.

.

.

.

.

Ino sedang berjalan sendiri di taman sekolahnya, biasanya memang ia menghabiskan waktu pulang sekolah atau istirahatnya untuk mengunjungi taman bunga yang ada di sekolahnya. Banyak sekali jenis bunga yang ada di Konoha High School, mulai dari anggrek, mawar, krisan, lily dan banyak lagi. Ya ! Ino sangat menyukai bunga. Tapi saat ini wajah cantiknya terlihat sedih. Dengan berjalan gontai, ia menghampiri sebuah taman bunga krisan.

"Orang yang aku sukai sudah punya pacar dan yang menjadi pacarnya adalah sahabat baikku, Sakura. Aku harus melupaknnya!" ucap Ino sambil menghela nafas.

Tanpa sadar, tangannya memetik salah satu bunga krisan yang ada di taman itu. Entah berasal dari mana, tiba-tiba saja ada asap di sekeliling bunga yang dipetik itu lalu bunga itu...

"PEMBUNUHAN!" teriak seseorang. Ino yang menyadari suara itu menengok sekelilingnya dan tidak ada orang di taman itu selain dirinya, namun saat ia menenggok bunga yang ia petik, Ino kaget dan tercekat.

"Dare desuka?" tanya Ino yang ternyata sedang mencekik seseorang.

"Peemmbunuhann..." ucap pemuda itu merasakan lehernya tercekik gadis pirang dihadapannya.

"Bunga jadi manusia?" tanya Ino melepaskan cengkramannya kaget.

"Kenapa kau mencekikku?" tanya pemuda itu.

"..."

"Loh? Manusia? Kenapa aku jadi manusia? Shock gara-gara di cabut, ya? Bagaimana caranya berubah menjadi bunga kembali?"

Tiba-tiba saja, kelopak bunga krisan merah berguguran dari langit dan kelopak-kelopak bunga itu terbawa angin yang semilir.

"Ini 'kan kelopak bungaku. Meski jadi manusia, aku masih bisa mekar? Bagus juga, itu artinya aku bisa mekar sesuai rencana." ucap pemuda itu tak sadar bila diperhatikan oleh sepasang mata aquamarine yang terkejut.

"Mekar di sini?" tanya Ino.

"Hai, di taman ini. Aku 'kan bunga krisan merah yang tumbuh disini!" jelasnya. "Watashi wa Sai desu. Douzo yoroshiku, onegaishimassu" lanjut Sai.

"Ino desu. Yoroshiku."

Krisan merah yang ada di halaman sekolah pun berubah menjadi manusia. Ino berangapan ini hanyalah mimpi akibat rasa kalutnya mengenai berita yang tadi ia dengar. Ya... Berita dan bukan gosip! Bahwa Sakura yang merupakan sahabatnya berpacaran dengan Sasuke. Lalu apa yang salah dari itu? Salahnya adalah ternyata Ino juga menyukai pemuda bermata onyx, berambut raven dan berwajah stoic tersebut. Ino kemudian mengenyahkan pikiran dua sejoli tersebut dan dengan segera beranjak dari tempat itu untuk menjauh dari manu... eh? Bunga? Entahlah! Yang pasti saat ini Ino mempercepat langkahnya pergi ke ruang OSIS meninggalkan Sai yang sedang memandangi bunga. Ino sempat berhenti sambil memandang manusia bunga itu, dia berfikir bahwa dilihat dari kejauhan postur Sai mirip dengan Sasuke.

"Aku benar-benar tidak waras." desis Ino sambil memijat pelipisnya pelan. Saat berjalan ke ruang OSIS, Ino melihat Sakura yang berdiri sendiri di bawah pohon maple tak jauh dari ruang OSIS. Ia ingin sekali memanggil, namun ia urungkan niat itu.

"Kenapa tidak memanggilnya?" tanya seseorang tiba-tiba.

"Sai? Kenapa disini? Dan kenapa kau sudah memakai seragam sekolah ini?" tanya Ino bingung.

"Sekarang aku bisa melakukan banyak hal, dan sekarang ini aku adalah murid sekolah ini." jelas Sai.

"NANI ?" teriak Ino. "Jadi dia benar-benar nya...ta?" tanya Ino dalam hati.

"Tapi bungaku sama sekali tidak mau mekar." jawabnya yang melenceng jauh.

"Eh? Bunga?" tanya Ino polos.

"Iya. Waktu bersamamu kelopak bungaku jatuh dari langit kan?" tanya Sai.

"Hmm... sepertinya." jawab Ino sambil berpose bahwa ia sedang berfikr.

"Makanya sekarang aku mencarimu!"

Saat Sai dan Ino mengobrol, Sasuke datang menghampiri Sakura yang menunggu di bawah pohon maple. Ino yang melihatnya hanya diam tidak melakukan apapun. Akhirnya, Sasuke dan Sakura pergi melewati gerbang sekolah seperti siswa-siswa lainnya karena saat ini menunjukkan pukul tiga sore yang artinya jam pelajaran telah berakhir dan seluruh siswa pergi meninggalkan sekolah untuk pulang atau mungkin untuk... kencan? Ino yang awalnya ingin menyapa berakhir dengan senyum kecut dan helaan napas panjang.

"Mereka-" ucap Sai namun Ino menutup mulutnya. "Kenapa? Kau menyukai laki-laki itu ya?" tanya Sai penasaran.

Tiba-tiba saja, kelopak-kelopak bunga krisan merah berjatuhan lagi dari langit. Ino mendongak ke langit dan merasa bingung kenapa selalu ada kelopak bunga yang berjatuhan saat ia bersama dengan manusia bunga ini.

"Ini... Jangan-jangan ini terjadi karena reaksi rasa 'suka' Ino-chan." ucap Sai.

"Apa? Tidak mungkin!"

"Pasti! Berarti, jika cinta Ino-chan terkabul maka bungaku akan mekar."

"Iie. Orang yang kusuka sudah jadian dengan Sakura. Kau lihat sendiri, kan? Aku sudah memutuskan untuk melupakannya." jawab Ino tersenyum miris.

Tiba-tiba, Sai menarik tangan Ino menjauh dari ruang OSIS dan menjauh dari sekolah. Ino yang bingung hanya mengikuti Sai saja dengan pasrah. Ternyata, Sai mengajaknya memata-matai kencan Sakura dan Sasuke.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ino bingung.

"Sudahlah, kau ikuti aku saja!" perintah Sai.

"Tidak mau!" ucap Ino melepaskan genggaman tangan Sai.

Meski Ino tak mau dan berusaha melepaskan genggaman erat tangan Sai di pergelanggannya, Sai tetap memaksanya. Ia kembali mengenggam tangan Ino dan mulai mengikuti Sakura dan Sasuke yang sedang berkencan.

"Sudah mati-matian menolak, kenapa aku masih saja di tarik kesini?" desis Ino.

"Jika mereka mulai bertengkar, gadis berambut pink itu pasti menangis dan itu kesempatan untukmu, Ino-chan!" ucap Sai bersemangat.

"Apa benar bungamu akan mekar jika cintaku terkabul?" tanya Ino tak yakin.

"Hai ! Pasti, tak salah lagi!" jawab Sai bersemangat "Apa kau tahu bahasa bunga krisan?" lanjut Sai.

"Hmmm... Kegembiraan, kasih sayang, persahabatan dan rahasia." jawab Ino yang paham mengenai Hanakotoba.

"Betul." ucap Sai menangguk. "Kau juga pasti tahu apa arti krisan merah, kan?" tanya Sai tersenyum hingga membuat matanya tak nampak.

"Bunga krisan merah biasanya diberikan jika mereka tertarik dengan lawan jenisnya untuk mengungkapkan cinta." jawab Ino pelan.

"Nah! Bahasa bunga krisan merah artinya 'mencintai'. Jadi ungkapkanlah perasaanmu dengan setulus hati pada orang yang kau sukai. Aku yakin, bungaku akan mekar dengan indahnya." jawab Sai.

Ino tertegun melihat Sai yang tersenyum. Dari segi fisik, Sai memang mirip dengan Sasuke tapi dari segi keramahan sangatlah berbeda ! Sai bisa menunjukkan ekspresinya sementara Sasuke selalu saja dengan wajah dinginnya. Akhirnya, mau tak mau Ino pun tersenyum sambil mengehela napasnya. Ino akhirnya tersadar bahwa ia dan Sai sedang menjadi spy acara kencan Sakura dengan Sasuke tetapi ketika mereka sedang mengobrol, ternyata Sakura dan Sasuke sudah pergi entah kemana.

"Ah, mereka sudah pergi..." celetuk Sai.

"Kalau aku serius mengungkapkan perasaanku, bungamu akan mekar?"

"Nani ? Ah, iya. Tentu saja. Aku yakin."

"Aku akan berusaha membantumu untuk mekar tapi kau juga harus mencari orang yang kau suka, Sai. Pasti bunganya akan jauh lebih indah." ujar Ino tersenyum.

"H-hai." jawab Sai terpana melihat senyum manis Ino.

"Saat bunga cintamu mekar, kau pasti akan bahagia." lanjut Ino.

"Bagaimana kalau kita berlomba siapa yang yang diantara kita sukses terlebih dulu. Aku yang menemukan cintaku atau kau yang mendapatkan cinta laki-laki itu?"

"Baiklah! Aku juga ingin melihat bungamu mekar~" ucap Ino tulus.

.

Dengan taruhan dan janji itu, mereka berdua pun memulai hari-hari sebagai seorang spy. Mereka berdua hampir menghabiskan waktu pulang sekolah bersama-sama untuk membuntuti pasangan pinkraven tersebut. Awalnya Ino merasa terpaksa harus selalu berdua dengan Sai, tapi ternyata tanpa sadar Ino mulai merasa senang pergi kemana-mana dengan manusia bunga tersebut. Sangat menyenangkan! Saat mereka asyik berjalan, tiba-tiba sebuah suara yang ia kenal masuk ke telinganya.

"Ino?" tanya Sakura. "Kebetulan sekali, Ino. Ada Sai juga~" ucapnya sambil tersenyum.

"Kemarin aku juga melihat mereka sedang menonton." sahut Sasuke.

"Oh ya? Benarkah, Ino? Kalian berkencan?" tanya Sakura to the point.

"Ah... ti-tidak kok." jawab Ino gugup.

"Hari ini kami mau makan cake di cafe favorit kita, Ino. Bareng yuk!" ajak Sakura pada Ino.

"Tidak usah, kami takut mengganggu kalian." jawab Ino berusaha menghindar.

"Daijoubu." jawab Sasuke.

"Baiklah. Kami mau." jawab Sai kilat. Ino hanya bengong menatap Sai.

Pada akhirnya Ino tak bisa menolak. Mereka berempat pun pergi bersama ke cafe yang menjadi langganan Sakura dan Ino. Setelah sampai, Sakura langsung memesan tiga strawberry cake yang terkenal lezat dan satu mint cake dengan gula yang sedikit untuk Sasuke.

"Bagaimana kuenya, Sai?" tanya Sakura.

"Oishi ne~" jawab Sai menyuap cakenya.

"Ini adalah kue dan cafe favorit Ino, lho~" goda Sakura.

"Sakura !" seru Ino berusaha menghentikan kejahilan Sakura. "Ternyata, asyik juga ya seperti ini" ucap Ino dalam hati sambil tersenyum kecil.

Selesai makan dan mengobrol selama kurang lebih satu jam, mereka pun pulang. Ino dengan Sai dan Sakura dengan Sasuke.

"Sampai besok!" ucap Sakura dan Sasuke bersamaan.

"Hai. Jaa matta~" jawab Ino.

Ino dan Sai pun berjalan ke arah yang berlawanan dengan Sasuke dan Sakura. Saat Sai dan Ino asyik berjalan, tiba-tiba Sakura memanggil Ino.

"Ino!" panggil Sakura berlari kearahnya.

"Ada apa?"

"Sudah lama kita tidak mengobrol dan main sama-sama ya? Sejak aku jadian dengan Sasuke, kita tidak pernah pulang bareng lagi, 'kan? Jangan-jangan kau suka Sasuke ya, Ino?" tanya Sakura bercanda. Sai yang melihat itu, menunggu mereka.

"Iie ! Mana mungkin aku suka dengan kekasih sahabatku sendiri !" jawab Ino sambil menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tidak ingin mengganggu kalian." dusta Ino.

"Oh, begitu." ucap Sakura. "Aku terus-terusan bilang jika kau menyukai Sasuke. Kalaupun kau menyukai Sasuke, pasti kau tak akan berani mengatakannya, 'kan?" ucap Sakura tersenyum.

"Aku tidak suka Sasuke. Sungguh!" sangkal Ino.

"Begitukah? Baiklah! Sampai jumpa, Ino!" ucap Sakura berlari menghampiri Sasuke dan pergi meninggalkan Ino dan Sai yang masih berdiri di tempatnya.

"Sampai saat ini aku tidak berani bilang bahwa aku menyukai Sasuke. Aku tidak memiliki keberanian itu. Mana mungkin aku bisa mengatakannya?! Aku sayang Sakura. Maka dari itu aku tidak mau membuat sahabatku terluka..." lirih Ino.
Sai yang melihat Ino menunduk setelah Sakura pergi pun menghampiri gadis pirang itu.
"Gomen ne~ Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku pada orang yang kusukai dan maaf karena bungamu tidak bisa mekar." ucap Ino yang mulai menangis.
"Aku pasti akan mekar!" ucap Sai mengelus rambut Ino lembut.

Sai mengelus rambut Ino sambil tersenyum. Ino berusaha menghentikan tangisannya tersebut, namun ia gagal. Sai pun mengusap air mata Ino.

"Kau menyayangi temanmu, itu adalah perasaan yang tulus darimu." ucap Sai memandang Ino. "Bukankah kau yang mengatakan bahwa arti bunga krisan adalah persahabatan?"

"Arigatou Sai karena kau sudah berusaha menghiburku. Tapi aku benar-benar patah hati saat ini. Jika nanti kau menemukan orang yang kau sukai, jangan bersikap seperti aku ya, Sai. Kau harus bisa menggapai cintamu itu agar bungamu bisa mekar dengan cantik." ucap Ino tersenyum. Mendengar hal itu, Sai hanya diam memperhatikan ekspresi kebohongan Ino. Ino tersenyum tapi terluka.

.

Saat ini, di sekolah sedang mengadakan festival sekolah untuk merayakan ulang tahun Konoha High School yang di ikuti sekolah-sekolah lain. Ino yang masih kalut pun pergi ke halaman belakang sekolah, tempat favoritnya. Ternyata, saat tiba di taman bunga favoritnya, ia bertemu dengan Sai yang sedang duduk di bawah pohon maple.

"Sai!" panggil Ino.

"Ino-chan ? Ada apa?"

"Hari ini ada festival sekolah, kau tidak ikut?" tanya Ino ikut duduk di samping Sai.

"Oh ya? Entahlah~ Aku tidak mengerti apa itu festival sekolah." jawab Sai bingung.

"Festival sekolah itu acara menyambut ulangtahun sekolah Konoha ini. Banyak murid dari sekolah lain yang datang, mungkin kau akan temukan gadis yang kau sukai." ucap Ino tersenyum. Sai hanya diam mendengar perkataan Ino. "Ayo!" ajak Ino menggandeng tangan Sai dan mengajaknya pergi ke festival.

Saat pergi ke festival, ternyata bertepatan dengan acara blind date. Dimana yang menjadi MC Sakura dengan Naruto. Sakura yang melihat keberadaan Ino dan Sai kemudian menyuruh Naruto untuk mengajak Sai menjadi peserta. Lalu, Naruto pun menarik Sai ke panggung dan Sakura pun juga menarik Ino ke panggung untuk menjadi peserta. Ino dan Sai hanya bengong dengan kejadian ini, Ino paling tidak suka acara seperti ini.

"Nah, sekarang pesertanya sudah pas!" ucap Sakura.

"Sekarang kita mulai!" sahut Naruto.

"Bagi para perempuan, kalian harus mengambil papan nomor biru. Sementara untuk laki-laki, kalian mengambil papan nomor merah. Nanti kita akan mencocokan nomor di papan yang kalian ambil dan jika cocok kalian akan jadi pasangan~" jelas Sakura antusias

"Ayo silahkan ambil papan nomornya!" ucap Naruto tak kalah bersemangat.

Peserta pun mengambil papan nomor masing-masing, ternyata Ino mendapat papan angka 7. Setelah semua mengambil, Sakura dan Naruto pun meneruskan acara lagi.
"Nah, sudah mengambil papan kalian?" tanya Sakura.

"Haaaiii..." jawab mereka serentak.

"Aku akan mulai dari Ino. Ayo Ino, angkat papanmu dan tunjukkan berapa nomornya~" perintah Sakura. Ino pun mengangkatnya dengan papan menunjukkan angka 7.
"Dari pihak laki-laki, siapa yang mendapat angka 7?" tanya Naruto. Ternyata yang mendapat angka 7 itu adalah Sai.

"Wah, kita sudah dapat pasangannya pertama nih!" ucap Sakura tersenyum.
"Selamat ya~" ucap Naruto berusaha menggoda Ino.

"Bagaimana? Apa kalian ingin sungguh-sungguh jadian?" goda Sakura. Ino hanya terdiam menunduk.

"Aku... Sebenarnya ingin sunguh-sunguh jadian." jawab Sai mantap. Ino terkejut, ia pun menengok ke arah Sai

"Wah, hebat! Ayo, nyatakan perasaanmu di sini!" suruh Naruto.

"Aku suka padamu, Ino-chan." ucap Sai menatap mata Ino hangat.

"Suka? Tapi aku... Aku kan suka Sasuke..." ucap Ino dalam hati.

"Maaf sudah membuatmu susah dan maaf karena aku selalu merepotkanmu." ucap Sai tersenyum kecil.

"Susah? Merepotkan? Tidak! Aku cuma tidak mengerti." jawabnya dalam hati. Ino pun semakin menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba saja, bibir hangat Sai pun menyentuh bibir peach milik Ino. Ino terkejut dan hanya bisa mematung dengan ciuman Sai itu. Entah dari mana, tiba-tiba kelopak bunga krisan merah berjatuhan dari langit. Setelah ciuman itu, kelopak bunga krisan semakin banyak berguguran dari langit.

"Lho? Ada hujan kelopak bunga?" tanya Lee.

"Apa ini termasuk pertunjukkan untuk membuat suasana romantis?" tanya Tenten menambahkan.

Semua pun terkagum-kagum melihat kelopak bunga yang berguguran, namun dalam keriuhan tersebut, Sai tiba-tiba saja menghilang. Ino yang menyadarinya pun terkejut.

"Apa sihirnya sudah hilang? Apa ini cuma ilusi? Tapi aku merasa Sai benar-benar nyata dan ada ada di sampingku." lirih Ino sedih.

Ino pun berlari ke halaman belakang sekolah meninggalkan acara blind date yang saat ini masih berlanjut dengan pasangan lain. Ia pergi ke tempat dimana ada taman bunga krisan. Ino menatap taman itu, ia pun langsung memetik salah satu bunga krisan berharap bahwa bunga itu berubah menjadi Sai. Namun, Sai tak juga muncul.

"Dia tidak muncul." ucap Ino mulai menangis. "Saat patah hati dengan Sasuke, aku tak merasa sesedih ini. Apa ini artinya aku menyukai Sai? Kenapa aku tak kunjung bisa mengungkapkan perasaanku? Cuma kata 'suka' begitu sulit diucapkan, sekarang bunga cinta itu sudah musnah..." ucap Ino pada bunga. Ino berjalan lagi kearah bunga krisan layu yang mengingatkannya bahwa ia pernah memetik bunga krisan tersebut dan mempertemukan dirinya dengan Sai.

"Gomen ne, Ino..." ucap seseorang tiba-tiba.

"Sakura?"

"Kau tidak berhasil menemukan Sai?" tanya Sakura. "Gara-gara aku, Sai pergi. Aku tahu sebenarnya kau tidak suka acara blind date tetapi aku memaksamu, maafkan aku~" ucap Sakura.

"Bukan... Ini bukan salahmu. Ini salahku."

"Ku pikir Sai menyukaimu, aku dan Naruto pun mempunyai ide untuk menjodohkanmu dengan Sai. Aku merasa kalian saling menyukai, jadi... aku... maaf..." ucap Sakura tidak bisa melajutkan kata-katanya dan pergi meninggalkan Ino untuk memberi ruang Ino untuk sendiri.

"Belum terlambat... Saat merasakan perasaan yang menggejolak, katakanlah setulus hati dengan menyampaikan langsung pada orangnya." ucap Ino bangkit. "DAISUKI-YO, SAI!" teriak Ino. Tiba-tiba saja kelopak bunga krisan merah berguguran lagi, mereka terbang terbawa angin seperti sedang menari. Sai pun tiba-tiba muncul seperti angin di samping Ino

"Aku juga menyukaimu, Ino-chan." bisik Sai.

Dengan bahagia dan menangis, Ino memeluk Sai. Sai pun membalas memeluk Ino dan tidak akan pernah melepaskan gadis pirangnya ini. Tarian kelopak bunga yang berguguran menyelimuti bumi dalam warna cinta yang indah.

.

.

.


おまけ

.

.

.

Sudah satu minggu, Sai berpacaran dengan Ino. Sai merasa sangat senang karena bisa berpacaran dengan gadis yang baik hati seperti Ino. Saat istirahat sekolah, Sai mengajak Ino makan siang bersama di taman bunga krisan belakang sekolah yang sekarang menjadi tempat kencan mereka berdua.

"Ino-chan~"

"Ada apa Sai?"

"Hari minggu nanti, aku ingin pergi ke kebun binatang." ucap Sai.

"Wah, hari minggu aku ada urusan. Gomen ne Sai." jawab Ino. Kadang-kadang mereka mempunyai masalah seperti ini.

KKRRINNGG...Bel masuk berbunyi dan menggema di seluruh sudut sekolah. Ino segera membereskan kotak bekal yang ia bawa untuk dirinya dan Sai lalu bergegas berdiri dan masuk kelas.

"Aku duluan ya, Sai." ucap Ino melambaikan tangan lalu berlari menuju kelas meninggalkan Sai.

"Ino-chan..." panggilnya lirih.

.

Sai yang sedang berbahagia ingin mengajak Ino berkencan sepulang sekolah. Sai pun pergi ke kelas Ino karena mereka berbeda kelas. Saat itu, Ino sedang membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas ungu miliknya. Sai yang melihat Ino di kelas, langsung masuk menghampiri Ino.

"Hari ini ada waktu?" tanya Sai menggenggam tangan Ino.

"Gomen ne Sai~ Setiap hari Senin dan Kamis aku ada kerja sambilan." jawab Ino.

"Kerja sambilan?"

"Iya. Aduh, aku terlambat!" ucap Ino melepas genggaman tangan Sai dan langsung pergi.

"Kerja sambilan itu apa?" tanya Sai pada Ino yang ternyata sudah jauh berlari. "Aku jadi sedih~~ haaah~" ucap Sai memasang muka cemberut sambil menghela napasnya dalam.

Sai langsung keluar dari kelas Ino dan berjalan ke halaman belakang sekolah, tempat favoritnya karena tempat itu pertama kali ia bertemu Ino, gadis pirangnya. Sai pun langsung duduk di bawah pohon maple dengan wajah lemas.

"Di duniaku cuma ada Ino-chan. Dia bagaikan air dan matahari, tanpanya aku akan layu. Payah!" desis Sai sedih.

.

Ino pergi menghampiri kelas Sai untuk mengajaknya makan siang bersama, namun Sai tidak ada di kelasnya. Ino pun pergi ke taman bunga krisan di halaman belakang sekolah, tempat mereka biasanya makan siang bersama. Ino berlari ke halaman belakang dan melihat Sai sedang menyirami bunga Krisan yang ada di halaman tersebut.
"Sai!" panggil Ino ngos-ngosan.

"Ino-chan ?" ucap Sai tersenyum senang.

"Aku mau tanya, kapan ulang tahunmu?"

"Tanjoubi ?" beo Sai. "Bulan ini sedang musim kiku (krisan merah), jadi mungkin sekitar ini." jawabnya agak ragu.

"Hmm... Sepertinya memang bulan ini."

"Kenapa?" tanya Sai.

"Kalau begitu, terimalah ini~" ucap Ino mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Wah, apa ini?" tanya Sai senang.

"Gomen ne~" jawab Ino yang tidak nyambung dengan pertanyaan Sai. Ino hanya bisa menundukkan kepalanya

"Kenapa minta maaf?" tanya Sai bingung.

"Isinya cincin..." jawab Ino pelan.

"Kenapa? Bukankah itu bagus?"

"Cincin seharusnya kado untuk perempuan. Padahal aku sudah berpikir mau beli hadiah untuk laki-laki tapi aku malah membeli cincin. Bungkus kadonya pun mirip untuk kado perempuan."

"Daijoubu Ino-chan." jawab Sai tersenyum memegang hadiah yang Ino berikan. Sai pun membuka kado yang diberikan kekasihnya itu. Saat membuka kado itu, ia terkejut dengan cincin yang diberikan Ino. "Warnanya... Warna bunga krisan merah..." desis Sai yang warna favoritnya merah karena ia adalah bunga Krisan merah. "Doumo arigatou Ino-chan ! Aku senang sekali~" ucap Sai tersenyum senang.

"Hontou ni ?" tanya Ino ragu.

"Iyaaaa~" jawab Sai kelewat bahagia.

"Kalau begitu, ayo kita ke kebun binatang! Hari ini masih buka sampai jam 7 malam." ajak Ino tiba-tiba.

"Hari ini bukannya ada jadwal kerja sambilan?" tanya Sai.

"Aku kerja sambilan untuk membelikan kadomu. Jadi sekarang sudah berhenti." jawab Ino tersenyum. Sai yang mendengarnya terkejut.

"Dia air dan matahari bagiku. Kini juga angin bagiku. Aku dipermainkan angin kesana-kesini. Tapi tidak apa-apa, aku tetap sayang Ino-chan." ucapnya dalam hati. "Ayo kita berangkat!" seru Sai bersemangat.

"Siap!" ucap Ino menggandeng tangan Sai. "Eh, tunggu! Tapi ini masih jam istirahat, Sai." cegah Ino.

"Kita membolos sesekali saja~ Aku benar-benar ingin ke kebun binatang bersama Ino-chan. Lagi pula kebun biatangnya tak jauh dari sekolah. Ya?" rajuk Sai.

"Baiklah~~~" jawab Ino mengalah.

"Berarti mulai sekarang aku bisa terus berkencan denganmu 'kan, Ino-chan ?"

"Hahhaaaaha... Iyyaaaa~~" jawab Ino tersenyum senang.

Mereka pun pergi bersenang-senang ke kebun binantang, menikmati acara kencan mereka dan di jari manis Sai sudah terpasang cincin berwarna merah pemberian Ino. Tarian kelopak bunga yang berguguran pun jatuh di hati mereka berdua dalam warna cinta yang indah dan bunga itu pun tumbuh di hati mereka untuk selamanya.

.

.

.

.

.

END - おわり


Ongoing :

Chapter 2 "Sensei, I Love You"

Ino Y. - Kakashi H.