Superstar and What am i?
Pairing : Sakuraba x ?
Disclaimer : Riichiro Inagaki & Yusuke Murata
Written : Sasoyouichi
Story : Sasoyouichi
© Sasoyouichi
- サソヨウイチ -
Sasoyouchi hadir kembali dengan fanfic yang terbaru XD *padahal masih ada utang fic sama readers*
Fanfic ini didedikasikan untuk Eyeshield 21 Awards Sept. 2011 : Forgiveness (1 Sept-25 Sept)
Kali ini Saso mau pake chara Sakuraba *buru-buru ijin ke riichiro-senpai*
Dari dulu emang pengen banget buat fanfic pake chara Sakuraba yang cakep itu :D
Dukung Saso ya^^
Kekeke
Udahan, curhatnya..
Happy reading^^
Cerita ini dimulai saat selesainya pertandingan Jepang vs Amerika :)
- サソヨウイチ -
Normal P.O.V
Ruangan ini hanya diterangi sebuah lampu kecil yang tertempel di dinding. Seseorang sedang tidur dengan nyenyaknya di atas kasur yang empuk dan berukuran besar. Selimut berwarna cokelat muda membungkus tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Kasur itu dibingkai dengan kayu berkualitas mahal berwarna hitam nan elegan. Disamping kanan kasur, terpajang cantik meja kecil yang diatasnya ada jam digital yang juga berfungsi sebagai alarm dan sebuah telepon genggam berwarna biru. Disamping kirinya ada pintu besar dari kaca yang membatasi kamar dengan balkon diluar.
Dinding kamar dipasangi wallpaper bergambar kuda putih dan orang-orang berbaju perang zaman Eropa dulu, serta dilatar belakangi dengan warna biru laut. Di salah satu sudut kamar terdapat sebuah lemari putih yang sangat besar dan lebar. Lemari ini berukuran 6 pintu yang jika kita geser pintunya, kita bisa melihat banyak baju-baju yang tertata rapi dan apik. Di dalam lemari itu juga terdapat banyak laci-laci yang berisi jam, kacamata, dasi dan lain-lainnya. Foto-foto tergantung dengan mantapnya di dinding kamar. Hampir semua fotonya adalah foto orang-orang berseragam Amefuto.
KRIIINGGG.. KRIIINGGG.. KRIIINGGG..
Jam digital di atas meja berdering dengan nyaringnya. Jam itu menunjuk pukul 04.30 – Sunday. Tangan yang panjang terulur ke arah jam dan membuat jam itu berhenti berdering. Dia melengkungkan badannya seperti ulat di dalam selimut cokelat itu. Alarm itu berbunyi pagi sekali. Untuk apa dia bangun sepagi ini? Apalagi ini hari Minggu. Hari untuk berlibur.
KEEEET..
Pintu kamar terbuka dan mengerluarkan suara yang aneh. Seorang perempuan dewasa yang cantik berdiri di depan pintu. "Sakuraba bangun! Hari ini kamu ada pemotretan!" ucap perempuan itu dengan nada sedikit berteriak.
"Hai Kaa-san," jawab orang yang dipanggil Sakuraba.
Kenalkan, dia ini adalah Haruto Sakuraba. Orang yang sedari tadi kita ceritakan. Hampir masyarakat di Jepang, tau siapa itu Sakuraba. Atlit Amefuto, model, bintang iklan, dan penyanyi. Paket lengkap untuk seorang superstar seperti Sakuraba. Salah satu Ace dari tim Amefuto Ojo White Knights.Punya banyak fans dan digilai banyak remaja perempuan. Itulah Sakuraba.
Mengingat ada pekerjaan yang harus dilakukannya, ia bergegas menuju kamar mandi. Selesainya mandi, Sakuraba membuka lemari pakaian untuk memilih baju mana yang paling nyaman untuk dikenakannya hari ini. Ia menggeser pintu lemari dengan satu gerakan cepat. Dari ujung ke ujung kita bisa melihat baju-baju beraneka ragam. Ini sesuai karena Sakuraba adalah seorang public figure.
Pilihannya tertambat pada t-shirt dengan garis-garis hitam putih dan celana jeans hitam. Karena terlalu simpel, ia menambahkan jas hitam yang tidak terlalu formal jika dilihat. Bagian selanjutnya, ia membuka laci kedua dari atas yang berisi beberapa jam tangan. Ia mengambil jam tangan yang tidak terlalu besar berwarna hitam dan tidak mencolok. Sakuraba mengambil posisi berdiri di depan cermin. Melihat bayangan dirinya di dalam cermin. Sudah rapi. Dia siap untuk melakukan pemotretan.
Sakuraba juga membawa tas sandang yang tidak terlalu besar. Isinya? Ada majalah American Football, laptop, telepon seluler, dan handuk kecil. Majalah American Football ini sudah ada sejak kemarin di kamar Sakuraba, mungkin belum sempat Sakuraba baca. Segel plastik masih membungkus majalah itu.
"Sakuraba, ayo sarapan," ujar perempuan dewasa tadi yang ternyata adalah ibunya Sakuraba.
"Oke Kaa-san." balas Sakuraba.
Sakuraba dan ibunya makan berhadapan. Mereka makan dengan tenang dan kadang-kadang diselingi dengan obrolan atau candaan ringan. Kalau tidak bangun pagi seperti ini, Sakuraba tidak bisa sarapan dengan ibunya. Apalagi kalau manajernya datang. Manajernya suka datang lebih awal 10-15 menit dari waktu yang sudah dijanjikan. Tak jarang Sakuraba sering kewalahan karena harus buru-buru menyiapkan segala sesuatunya.
DDONG.. DDONG.. KKONG.. KKONG..
Suara bel yang terdengar asik, berbunyi riang membuat ibu Sakuraba berhenti makan untuk membuka pintu rumah untuk tamu mereka.
"SAKURABAAA-CHAAAAN!" teriak laki-laki tua yang dihiasi banyak perhiasan kuning berkelap-kelip.
"Ah, manajer. Sudah ku duga, manajer akan datang secepat ini," kata Sakuraba yang sedang memakai sneaker berwarna abu-abunya.
"Sakuraba-chan sudah paham kebiasanku ternyata," kata manajer Sakuraba.
Manajer Sakuraba adalah Miracle Itodari perusahaan Jaripro. Kita sebut saja Ito-san. Ketika melihat Sakuraba yang saat itu masih menjadi siswa SMP Ojo, ia langsung tertarik untuk menjadikan Sakuraba seorang artis. Wajah tampan, tinggi semampai, atlit lagi. Tidak disangka-sangka Sakuraba menerima langsung tawarannya untuk menjadi artis. Waktu itu Sakuraba menerimanya karena melihat Shin masuk majalah Amefuto. Shin bisa, kenapa Sakuraba tidak? Walaupun waktu itu Sakuraba terkenalnya karena dia seorang artis. Berbeda dengan yang sekarang. Sakuraba terkenal sebagai artis dan ace tim Ojo White Knights.
"Kalian sudah mau berangkat?" tanya Ibu Sakuraba.
Sakuraba melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 06.05. "Iya Kaa-san. Aku pergi dulu ya," pamit Sakuraba dengan senyum sumringah diwajahnya.
"Permisi ibu Sakuraba." ucap Ito-san sopan.
Sakuraba dan manajernya keluar dari rumah dan segera menaiki mobil yang sudah menunggu dari tadi di depan pagar. Manajer Sakuraba duduk di samping supir. Sedangkan Sakuraba, duduk manis di bangku penumpang. Tampak, ibu Sakuraba melambaikan tangannya dari depan pintu. Sakuraba pun membalas lambaian tangan ibunya.
- サソヨウイチ -
"Sakuraba-chan, kau tau jadwal hari ini 'kan?" tanya Ito-san.
"Iya manajer. Hari ini ada pemotretan," jawab Sakuraba.
"Benar!" kata Ito-san membenarkan.
"Pemotretan kali ini temanya apa manajer?" tanya Sakuraba.
"Ah, Sakuraba-chan. Ternyata kau belum tau ya, hari ini kau akan melakukan pemotretan suatu merk pakaian ternama untuk musim semi," jelas Ito-san.
"Mmm, benar juga. Beberapa hari lagi musim semi akan datang,"
"Manajer, sepertinya kita terjebak macet," kata sang supir.
"Apa? Padahal kita sudah berangkat pagi-pagi begini. Kenapa harus macet?" ujar Ito-san yang langsung galau.
"Pemotretannya jam berapa?" tanya Sakuraba dengan nada sedikit panik.
"Jam 8 tepat," jawab Ito-san singkat.
"Ternyata yang membuat macet itu truk. Truk itu berhenti di tengah jalan karena bannya tiba-tiba meletus. Untung gak ada korban jiwa," kata supir.
"Tau dari mana Yamada-san?" tanya Sakuraba. Supir itu ternyata punya nama. Namanya Yamada.
"Orang sebelah," kata Yamada-san sambil menunjuk mobil di sebelah mereka.
"Perjalanan dari sini ke lokasi pemotretan menghabiskan waktu berapa jam?" tanya Sakuraba.
"1 jam 30 menit," jawab Ito-san.
"Mungkin macet ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam," lanjut Yamada-san.
"Kita bakal telat," ucap Sakuraba lesu.
"Seharusnya kita berangkat lebih cepat 30 menit tadi!" omel Ito-san.
"Sudahlah manajer. Mereka pasti bisa ngerti kenapa kita terlambat." kata Sakuraba menenangkan manajernya.
- サソヨウイチ -
"Akhirnya sampai juga!" seru Sakuraba lega. Sekarang jam menunjukan pukul 08.30. Yang artinya, mereka telat 30 menit.
Sakuraba dan Ito-san sampai di tempat lokasi pemotretan. Padang rumput hijau nan luas dan danau jernih mengalir di padang rumput itu. Lokasi yang sesuai untuk melakukan pemotretan bertema musim semi.
"Gomennasai, saya datang terlambat ke lokasi," kata Sakuraba sambil membungkukan badan kepada semua crew yang ada di lokasi pemotretan.
"Saya manajer juga meminta maaf karena tidak bisa membawa Sakuraba lebih cepat," kata Ito-san yang juga membungkukan badan.
"Tidak apa-apa. Kami juga baru selesai mempersiapkan segala sesuatunya untuk pemotretan hari ini," kata seorang crew yang berprofesi sebagai cameraman. Tampak tanda pengenal di bajunya yang bertuliskan "Ikuya Yoshida".
"Kalau benar begitu, syukurlah," kata Sakuraba sambil mengelus-elus dadanya.
"Rie-san! Tolong ajak Sakuraba ke ruang ganti. Kita langsung mulai pemotretannya," ucap Yoshida tegas.
"Hai!" jawab Rie. "Sakuraba silahkan ikut saya."
Sementara Ito-san duduk ditempat yang sudah disediakan crew untuk Sakuraba dan dirinya, Sakuraba pergi ke runga ganti mengikuti seorang perempuan yang dipanggil Rie tadi. Ito-san duduk di bawah payung besar, yang bisa melindunginya dari panasnya sinar matahari.
Sakuraba sekarang berada di sebuah tenda terbuka yang letaknya tidak jauh dari tempat Ito-san duduk tadi. Di dalam tenda terdapat banyak baju-baju tersusun rapi. Ada baju laki-laki dan ada baju perempuan? Tunggu.. Perempuan? Yap, Sakuraba akan melakukan pemotretan ditemani dengan seorang perempuan cantik. Nama perempuan yang beruntung ini adalah Karin Koizumi. Karin ini adalah quarterback dari sekolah Teikoku Alexanders. Tinggi, berambut panjang, cantik, dan sangat ramah.
"Sakuraba, ini Karin Koizumi. Rekanmu untuk pemotretan kali ini," kata Rie-san. Rie-san menunjuk seorang gadis cantik yang tampak sedang di make-up. Melihat Sakuraba datang, Karin bangkit dari kursinya dan mengucapkan salam kepada Sakuraba.
"Ohayou Sakuraba-san," Karin memberi salam sambil menundukan badannya.
"Ohayou Karin-san. Mohon kerja samanya," balas Sakuraba sambil tersenyum ramah. "Aku tidak menyangka, kau juga menjadi model sepertiku,"
"Anno, sebenarnya aku tidak mau menerima tawaran ini. Tapi Yamato dan Taka terus mendesakku untuk menerimanya," kata Karin.
"Jadi dipaksa sama Yamato dan Taka?"
"Bu-bukan seperti juga. Aku hanya nggak percaya diri untuk menerimanya. Aku malu kalau fotoku dilihat banyak orang,"
"Karin-san cantik kok. Kenapa mesti malu? Ini 'kan sama seperti di kau berdiri di lapangan, semua kamera dan beribu pasang mata akan memperhatikanmu," ujar Sakuraba yang berusaha meyakinkan Karin.
"Aku tidak terlalu cantik kok," tampak rona merah muncul di pipi Karin. "Be-benar juga ya. Hehe," Karin tertawa kecil.
"Apa Yamato dan Taka ikut kemari?" tanya Sakuraba.
"Tidak. Mereka sedang latihan di sekolah," jawab Karin.
"Oh begitu. Ya sudah, ayo kita selesaikan pekerjaan bersama!"
"Iya. Mohon bantuannya Sakuraba-san," kata Karin sembari menundukan badannya.
"Aku juga Karin-san."
"Sakuraba, setelah Karin selesai, kamu juga akan di make-up sedikit. Sekarang kamu ganti baju yang pertama," ucap Rie-san.
"Hai!" seru Sakuraba.
Sakuraba masuk ke kamar ganti untuk mengganti bajunya dengan baju untuk pemotretan. Setelah Karin selesai di make-up, kini giliran Sakuraba. Sedangkan Karin, bersiap dengan baju untuk pemotretannya.
Mereka berdua tampak serasi. Dengan baju berwarna oranye cerah terpasang apik di badan Sakuraba memakai celana jeans selutut berwarna putih dan memakai t-shirt oranye bergambar pohon hijau. Ditambah dengan topi putih yang dipakaikan sedikit ke belakang menampakan sebagian rambutnya. Rambut Karin dijalin ke belakang dan memakai topi bundar yang besar. Mereka keluar dari tenda dan disambut teriakan-teriakan histeris dari para perempuan yang sedari tadi menunggu idolanya keluar.
"KYAA! SAKURABA!" teriak perempuan-permpuan itu bersamaan.
"Sakuraba makin tampan!" teriak seorang perempuan yang membawa papan nama besar bertuliskan 'Love Sakuraba'
"Kami selalu mengagumimu!"
"Sa-sa-sakuraba..."
BRUUK..
Seorang perempuan bertubuh pendek dan sedikit gendut, jatuh pingsan di tengah-tengah keramaian fans Sakuraba. Perempuan ini terkenal selalu jatuh pingsan ketika melihat Sakuraba. Jadi perempuan ini, jarang sekali bisa melihat Sakuraba. Tim medis yang memang sudah disiapkan, langsung tanggap menggotong perempuan itu menjauh dari keramaian.
Sakuraba tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal melihat kejadian itu. Ia tersenyum ke arah semua fansnya dan melambaikan tangan. Fans-nya langsung mulai teriak-teriak heboh lagi melihat senyuman Sakuraba.
"Arigatou ne minna-san. Semuanya mau jauh-jauh datang ke sini untuk mendukungku," ucap Sakuraba.
"Kami akan selalu mendukungmu Sakuraba!" ucap para fans Sakuraba dengan semangat yang membara.
"Doumo arigatou!" seru Sakuraba.
Setelah memberi salam kepada para fans-nya, Sakuraba berlalu menuju tempat pemotretan. Para crew lainnya sudah menunggu. Fotografer langsung bersiap dan memberikan penjelasan tentang gaya yang harus mereka lakukan untuk pemotretan pertama ini.
"Sakuraba, kamu jalan berdua dengan Karin di padang rumput ini. Jalan seperti biasa saja. Kalian boleh sambil ngobrol ringan atau juga bercanda," kata Fotografer menjelaskan.
"Baik!" kata Sakuraba dan Karin bersamaan.
"Oh iya, satu lagi. Sakuraba, kamu pegang tangan Karin ya," ucapnya lagi.
"Heeh?" Karin kaget mendengar perkataan fotografer. Wajahnya bertambah merah lagi.
"Heh? Baiklah," jawab Sakuraba.
"Ayo semuanya bersiap! Kita akan mulai sekarang!" perintah Fotografer sambil bertepuk tangan.
Sakuraba dan Karin sudah bersiap pada posisi mereka. "Etto.. Maaf ya Karin-san," ucap Sakuraba tiba-tiba. Sakuraba tampak sudah menggenggam tangan Karin. Ingat kata Fotografer? Sakuraba diharuskan untuk memegang tangan Karin.
"Ah, I-iya. Ini 'kan pe-perintah fotografer." ucap Karin terbata-bata.
"Apa Karin-san takut kalau Yamato cemburu?" tanya Sakuraba yang tersenyum jahil.
"Ce-cemburu? Sakuraba-san ada-ada aja,"
"Jadi bagaimana hubunganmu dengannya?"
"De-dengannya s-siapa, Sakuraba-san?" tanya Karin bingung.
"Dengan Yamato dong, Karin-san,"
"Ya-yamato? Sakuraba-san, aku ti-tidak ada hu-hubungan apa pun dengan Yamato," wajah Karin bertambah merah dari sebelumnya. Sakuraba terus saja menggodanya. Ini Sakuraba lakukan agar Karin tidak canggung karena Sakuraba memegang tangannya.
Melihat Sakuraba dan Karin berpegangan tangan dan bercanda ria seperti itu, spontan para fans Sakuraba berteriak. "YAAA! Sakuraba gandengan tangan sama Karin!"
"Karin-san bikin iri!"
"Aku juga mau digandeng sama Sakuraba!"
"Iya! Aku juga!"
Teriak-teriakan dari fans Sakuraba terus terdengar bersahut-sahutan. Fotografer tidak terpengaruh dengan teriakan fans Sakuraba dan tetap fokus dengan jalannya pemotretan. Begitu pula dengan Sakuraba dan Karin yang sedang berjalan sambil berpegangan tangan. Mereka berdua berusaha sebaik mungkin menyelesaikan pemotretan ini. Selesai melakukan pemotretan dengan satu baju, mereka lalu berganti dengan baju yang lainnya. Terus berulang-ulang seperti itu sampai selesainya pemotretan.
Jam menunjukan pukul 12 siang. Dimana matahari tegak lurus yang membuat sinarnya jatuh menyinari bumi tepat di atas kepala kita. Pemotretan yang berlangsung selama 5 jam itu akhirnya selesai. Sakuraba duduk di sebelah Ito-san untuk melepas lelahnya sejenak. Para fans Sakuraba yang masih setia menunggu idolanya, duduk santai di rumput di bawah pohon yang rendah dan rindang.
"Alhamdulillah ya," kata Ito-san bersyukur dengan nada bicara menirukan seorang penyanyi di Indonesia, Sy*hri*i.
"Sesuatukh gitu ya manajer." balas Sakuraba yang juga ikut-ikutan jadi 'Sy*hri*i cover'.
"Oh iya, Karin-san. Terimakasih atas bantuannya," ujar Sakuraba kepada Karin yang kebetulan melintas di depannya.
"Aku juga ingin berterimakasih dengan Sakuraba. Aku merasa senang dan nyaman melakukan pekerjaan ini dengan Sakuraba," jawab Karin.
"Karin-san terlalu berlebihan." ucap Sakuraba. "Oh ya, aku titip salam buat Taka dan pacarmu itu ya,"
"Ma-maksud Sakuraba-san itu, Yamato?" tanya Karin.
"Nah itu tau. Berati Yamato memang pacarmu ya?" goda Sakuraba.
BLUSH..
"Sakuraba-san jangan menggodaku terus!" ucap Karin yang tampak sangat malu. "Aku duluan ya. Aku sudah dijemput. Jaa ne Sakuraba-san,"
Sakuraba melihat Yamato yang sedari berdiri di dekat tenda. Menunggu Karin selesai. Sakuraba melambaikan tangan pada Yamato sebagai tanda bahwa ia melihat Yamato.
"Ciee yang dijemput pacarnya!" sorak Sakuraba dengan jahil.
Karin sepintas melihat ke belakang, ke tempat Sakuraba dan menggembungkan pipinya. Sakuraba menyambutnya dengan tawa yang nyaring.
- サソヨウイチ -
Setelah berganti pakaian, Sakuraba menghampiri para fans-nya. Fansnya langsung berdiri menyambut Sakuraba yang sedang berjalan ke arah mereka. Sakuraba melambaikan tangannya dengan semangat dan tersenyum tulus.
"Arigatou minna-san!" ucap Sakuraba sambil menundukan badannya di hadapan para fansnya. "Kalian yang terhebat! Terimakasih sudah mau menemaniku seharian ini!"
"KYAAA! SAKURABA!" fans-nya hanya berteriak karena terlalu bahagia.
"Aku cinta kalian semua!" seru Sakuraba dengan suara lantang.
Kata-kata Sakuraba barusan membuat para fansnya membuka mulut mereka. Mereka terkejut. Atau mungkin terharu. Bayangkan saja, kalau idolamu mengatakan hal itu di depanmu. Author juga pasti bakal terharu kalau Super Junior mengatakan hal itu.
"Aku duluan ya." kata Sakuraba lalu berjalan ke arah mobil manajernya.
"KYAAAA! SAKURABA! WE LOVE YOU!" seru para fans Sakuraba.
- サソヨウイチ -
Sakuraba P.O.V
Aku duduk di bangku penumpang di dalam mobil manajer. Aku sedang dalam perjalanan pulang dari lokasi pemotretan. Selama 5 jam aku terus berada di lokasi pemotretan. Berganti-ganti pakaian. Itu sangat melelahkan. Tapi, aku senang bekerja dengan Karin-san. Setidaknya aku punya teman untuk berbicara saat bekerja. Dan juga dia cantik. Tapi, belum tentu aku menyukainya.
Aku menoleh keluar jendela. Jalanan di Jepang sangat padat. Orang-orang terus berlalu-lalang tanpa henti di sepanjang jalan. Perjalanan sampai ke rumah masih lama. Untuk mengatasi rasa bosan di dalam mobil, aku mengambil majalah American Football dari dalam tasku. Tertulis 'Monthly American Football' dalam huruf besar berwarna biru di bagian atas majalah. Cover depan majalah ini adalah foto seluruh tim Ojo White Knights. Masih ada Takami dan Otawara.
Monthly American Football edisi bulan ini mengupas habis tentang tim Amefuto sekolahku, tim Ojo White Knights. Aku sudah tidak sabar melihatnya. Aku mulai membuka halaman majalah yang menceritakan sejarah tim Amefuto sekolah Ojo. Aku membaca dan membuka lembar demi lembar sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Sakuraba-chan, besok kamu ada wawancara dengan salah satu radio ternama di Tokyo," kata Ito-san mengingatkan.
"Ya manajer," jawabku singkat.
"Besok aku tidak bisa mengantarmu wawancara. Aku diundang di acara pernikahan temanku," ucap manajer.
"Emm, tidak masalah manajer. Aku bisa bawa mobil ke radio itu," jawabku.
"Baiklah. Wawancaranya sore jam 4. Jangan telat ya,"
"Oke kapten!" ujarku.
Mataku kembali tertuju pada majalah Amefuto yang sedang kupegang. Aku kembali melanjutkan acara membacaku yang tertunda. Aku membaca semua profile lengkap masing-masing anggota Ojo. Di halaman setelah profile anggota Ojo terakhir dibahas, ada kolom sebuah survey 'Manajer yang paling populer'.
"Apa Wakana masuk?" tanyaku dalam hati. "Ternyata tidak. Sayang sekali. Padahal Wakana 'kan manis,"
"Posisi ke-3 dipegang oleh Otohime. Manajer tim Kyoshin Poseidon." aku membaca artikel itu dalam hati. Menurutku, Otohime-san memang cantik.
"Posisi ke-2 dipegang oleh Julie Sawai. Manajer tim Bando Spiders." Julie-san juga nggak kalah cantik dari Otohime-san. Dia kelihatan lucu dengan kacamata besar diatas kepalanya. Apalagi rambut pendeknya yang berwarna biru muda. Lucu sekali.
"Dan posisi ke-1 dipegang oleh Mamori Anezaki. Manajer tim Devil Bats." Anezaki-san memang menawan. Dia cantik, baik hati dan pintar.
"Eh, tunggu! Anezaki? Kenapa aku bisa lupa!" aku pun tersenyum setelah mengingatnya.
"Hari ini 'kan aku akan bertemu dengannya!" kataku di dalam hati.
Karena mengingat hal itu aku jadi tidak fokus dengan majalah yang aku baca sedari tadi. Aku memasukan kembali majalah itu ke dalam tasku. Aku menopang dagu di atas bingkai jendela mobil. Sambil memandang keluar, aku membayangkan wajahnya yang sedang tersenyum lembut ke arahku. Aku sungguh tak sabar untuk bertemu dengannya!
- サソヨウイチ -
"Kaa-san, aku pulang," ucapku setelah memasuki rumah. Aku melepaskan sneakers abu-abu yang aku pakai dengan sandal rumah berwarna putih.
"Bagaimana pemotretanmu hari ini Sakuraba?" tanya ibuku.
"Berjalan dengan lancar Kaa-san," ucapku dengan jempol kanan terangkat ke atas. Aku menghempaskan badanku di atas sofa yang empuk. Aku duduk disamping kanan ibuku.
"Jangan terlalu dipaksakan," kata ibuku yang tangannya terulur sampai di kepalaku. Ibu mengusap kepalaku dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang.
"Aku senang melakukannya kok,"
"Kalau kamu senang, Kaa-san juga senang," ucap ibuku. "Kamu sudah makan siang Sakuraba?"
"Belum," aku menggelengkan kepalaku.
"Sekarang kamu harus makan masakan yang Kaa-san masak," ibuku menarik kedua tanganku.
"Kalau masakan Kaa-san habis, aku nggak mau tanggung jawab ya," ucapku.
"Hahaha, kamu ini bisa banget muji Kaa-san," Ibu mencubit pelan kedua pipiku. Aku hanya tersenyum melihat ibuku tertawa.
Aku duduk di ruang makan. Ibu memasakan makanan kesukaanku, Udon. Aku makan dengan lahapnya. Kuhabiskan semua udon di dalam mangkukku tanpa ada sisa. Ibuku tersenyum senang melihatku makan dengan lahap. Setiap ibu pasti bahagia melihat anaknya memakan masakan mereka dengan lahap.
"Kaa-san biar aku saja yang cuci piringnya. Kaa-san duduk manis di sini aja," ucapku sambil menarik pelan ibu ke tempat duduk.
"Sakuraba memang anak yang baik," puji ibuku.
"Siapa dulu Kaa-sannya. Hehehe."
- サソヨウイチ -
Sekarang aku berada di dalam kamarku di lantai atas. Aku merebahkan badanku di atas kasur yang nyaman ini. Setelah beberapa menit tiduran, aku bangkit dari tempat tidur. Ku buka bajuku dan menggantinya dengan baju yang bersih di dalam lemari. Aku memakai t-shirt biru langit simple bergambar kuda putih.
Aku menutup lemariku dan "Ah! Sekarang jam berapa?" tanyaku panik. Aku melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 3. "Aku akan ada janji dengannya jam 4!" Aku langsung berlari menyambar telepon selulerku. Aku menekan keypad telepon selulerku. Aku menekan nomornya yang sudah aku hafal di dalam kepalaku.
"Moshi-moshi," kata seseorang di balik teleponku. Suara seorang perempuan yang aku sukai terdengar dari speaker teleponku.
"Ohayou," sapaku lembut.
"Ohayou Haruto, ada apa meneleponku?" tanyanya. Dia memanggilku dengan nama kecilku. Aku yang memintanya. Aku ingin aku dan dia bisa lebih akrab lagi.
"Apa kau nggak bisa pergi hari ini?" tanya lagi.
"Etto, aku bisa datang ketempat yang kita janjikan seminggu yang lalu!" jawabku dengan semangat.
"Benarkah? Asiik! Aku senang Haruto bisa menepati janjinya. Aku selalu khawatir kalau Haruto menelepon karena ada jadwal mendadak dan batalin rencananya," katanya panjang lebar.
"Hahaha. Sekarang aku tepatin 'kan janjinya?"
"Iya Haruto. Apa kau sudah memikirkan cara supaya kau bisa pergi denganku tanpa disadari fansmu?"
"Mmmm, iya tentu. Liat saja nanti. Hehehe. Sampai ketemu nanti ya,"
"Jaa ne Haruto."
Aku menutup telponnya. Mendengar suaranya aja bisa membuatku senang bukan kepalang kayak gini. Aku duduk di sofa kecil yang ada di kamarku. Aku menggenggam erat telepon selulerku. Satu jam lagi aku akan bertemu dengannya! Aku tak sabar menunggu lagi! Aku langsung berlari-lari kecil menyiapkan pakaian yang sudah aku siapkan dari kemarin. Setelah beberapa puluh menit berlalu, aku siap untuk pergi menemuinya!
"Kaa-san! Aku pergi dulu ya! Aku ada janji dengannya!" ucapku. Aku melihat punggung ibuku yang sedang memasak makan di dapur.
"Hati-hati ya Sakuraba," seru ibuku. "Ha? Kamu bener mau ketemu dia dengan baju kayak gitu?"
"Iya Kaa-san!" jawabku yakin.
Aku pun keluar dari rumah, menuju mobil yang terparkir di depan rumah. Aku masuk ke dalam mobil, siap untuk bertemu dia!
TO BE CONTINUED...
Siapa sih 'dia' yang dimaksud Sakuraba itu?
Apa 'dia' itu Manajer tim Devil Bats?
Apa cara Sakuraba untuk mengelabui para fans-nya?
Apa yang membuat ibu Sakuraba terkejut melihat anaknya itu?
Semua bisa readers temukan di chapter 2 'Superstar and What am i?'
Kekeke
Yang mau lanjut, harus review ya!^^
Saso mau cerita ah, haha
Tadi seharusnya yang foto bareng sama Sakuraba itu buka Karin, tapi chara yang Saso buat sendiri. Eh, pas mau ngetik summary, muncul ide buat ganti model itu dengan chara di ES21. Terpikirlah Karin. Beberapa menit sebelum di publish, langsung rombak habis fanfic bagian sesi pemotretan. Nama chara yang Saso buat itu, Yuuko Shimura.
Acc. resmi author : (fb : Sekar D. Saso) (twitter : sekarrns – double 'r')
Dukung Saso ya buat award bulan ini :D
Go Saso! Go Saso! Go Saso!
Jaa mata readers :D
See ya in 'You're Mine' – 'Devil Spiders' – 'Superstar and What am i?'
Kekeke
Review Anda selalu dibutuhkan^^
