Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
.
Pair : Naruto U. & Hinata H.
.
Genre : Drama, Hurt/comfort
.
Warning : typo's , EYD abal gila, OOC, ide pasaran tapi gak plagiat
.
yamanakavidi
Present
°After the rain, it's rainbow
.
Summary : Ketika kebahagiaan direkrut oleh satu kejadian tak terlupakan. Naruto dan Hinata sepasang pengantin yang merayakan ulang tahun penikahan mereka ketika 'badai bencana' itu berlangsung/NaruHina/Ch,1 update/RnR?
.
Chapter 1
~ Surprise ~
Bau masakan yang baru ia buat menyebar keseluruh ruangan di rumah itu. Tangan mungilnya yang terampil kini sedang memotong sayuran pelengkap untuk menu pagi kali ini. Sesekali dia juga melirik jam dinding yang ada di dekat dapur untuk memastikan makanannya sudah jadi sebelum jam 07:00 pagi. "Sempurna" gumamnya bangga setelah selesai menata sarapan pagi kali ini.
Tubuhnya terduduk di salah satu kursi ruang makan. Matanya melihat kesekeliling ruangan senyumnya merekah ketika ia memutar memori dimana kemarin sang suami dan dirinya pindah ke rumah ini. Memang rumah yang tergolong kecil tapi, tampak rapi. Salahkan saja sang suami yang tidak mau menerima pemberian rumah dari sang ayah, Namikaze Minato.
Tidak dan tidak.
Dia takkan menyalahkan sang suami karena keputusan itu adalah keputusan bersama.
Kakinya melangkah masuk ke kamar utama yang dekat dengan ruang makan. Tangan putih nan lentik itu memutar kenop pintu pelan. Takut jika sang suami terusik dengan tingkahnya padahalkan tujuannya masuk ke kamar itu karena ingin membangunkan sang suami.
"Naruto-kun bangun" ucapnya sambil menepuk pipi tan sang suami pelan
"Sudah jam setengah tujuh. Katanya nanti mau meeting dengan Uchiha Ltd" sambungnya berulang kali.
"Eengh.." geliat sang suami.
"Naruto-kun" ucapnya lagi.
"Pagi Hinata-chan" cengiran rubah khas Naruto dilayangkan kepada sang istri,Namikaze Hinata
Ya!
Sudah 1 tahun ini Hinata memakai marga sang suami.
"Selamat pagi,anata" jawab Hinata sambil mengikat gorden kamar mereka.
.
~Skip time
.
Wanita berambut indigo itu memandang sang suami yang sedang memakai sepatu kantornya lesu. Tangannya yang sedari tadi membawa tas sang suami mulai mengeratkan pegangannya. Naruto yang telah selesai dengan pekerjaannya langsung berdiri dan memutar tubuhnya menghadap sang istri
"Kau kenapa Hinata?" tanya Naruto lembut sambil mengelus pelan pipi porselen milik Hinata.
"Setidaknya habiskan sarapanmu dulu,Naruto-kun" jawab Hinata sambil menundukan wajahnya.
"Kau tahu" Naruto kini memegang dagu Hinata dan mengangkat wajah sang istri "Aku ingin rumah ini sudah layak sebelum bayi kita lahir,ok?"
"Tapi ka-Hmmph~" sebelum Hinata protes, bibirnya sudah dibungkam dengan bibir merah sang suami. "Aku pergi dulu. Do'akan aku ya!" ucap Naruto dan ia mencium kening Hinata(lagi) sebelum keluar dari rumah mereka.
"Hati-hati" ucap Hinata sambil mengekor sang suami keluar dari rumah mungil itu. Wanita berambut indigo itu tetap berdiri di teras rumah sampai mobil silver milik Naruto tak terlihat oleh mata atmethyts nya.
.
~ After the rain, it's rainbow~
.
"Tok.. Tok.. Tok.." pintu ruangan mananger muda itu terketuk, sejenak ia menengok ke arah pintu itu menunggu siapa yang mendatanginya. Senyumnya merekah karena ia sudah diberitahu karyawan nya lewat interkom siapa yang akan menemuinya.
"Oi manager" ujar pria berambut raven hitam sambil memperlihatkan wajah stoic nya.
"Teme" ujar sang manager sambil mempersilahlan sang tamu duduk.
"Lama tak jumpa,teme"
"Hn" sesaat saja mata Sasuke menangkap sesosok wanita yang ada di dalam foto di atas meja kerja sahabatnya.
"Dobe, itu istrimu?"
"Iya,teme. Cantik kan?" ujar Naruto bangga.
"Hn"
Hampir satu jam mereka bercakap-cakap, sampai deringan dari ponsel Naruto menghentikan percakapan mereka.
Fr: My love
Anata, jangan lupa malam ini ya! Cepat pulang, aku sudah buat makanan kesukaanmu!
~N. Hinata
Naruto yang membaca pesan itu, langsung panik dan ketika ia melihat memo yang dipajang di ponselnya "Damn!" umpatnya. Ternyata, hari ini ulang tahun pernikahannya yang pertama.
"Teme,aku pergi dulu!" ujar Naruto. Kakinya langsung keluar dari perusahaan milik ayahnya itu dan menancap gas mobilnya. Dia ingin membeli hadiah untuk istri tercintanya, Hinata.
.
~After the rain, it's rainbow~
.
Mata Hinata begitu puas dengan apa yang dilihatnya. Sebuah meja makan dengan 2 kursi yang saling berhadapan. Sebuket bunga lavender dan matahari di vas meja. Taplak meja berhias motif bunga yang sudah dia buat sendiri serta makanan khas jepang yang menyeruak di hidungnya.
.
/
.
Naruto memacu mobilnya cepat, matanya melihat ke kanan maupun kiri jalan. Dia berharap akan ada toko perhiasan yang buka di jam malam seperti ini. Kini, pikirannya hanya tertuju pada Hinata. Pria yang sebulan lalu genap berusia 25 tahun itu membanyangkan senyuman manis Hinata ketika menerima hadiah itu. Mulutnya mengucap syukur setelah melihat sebuah toko yang hampir tutup. Secepat kilat Naruto memarkirkan mobil silvernya dan berlari menuju toko tersebut
.
/
.
Lilin-lilin kecil yang ia pasang di tempat lilin khusus untuk makan malam tanpa cantik di matanya. Setelah puas melihat hasil karyanya, kini kaki jenjang itu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta membuat penampilannya terkesan lebih cantik dimata pria yang dicintainya, Naruto. Pikirannya kini beralih ke peristiwa tadi pagi. Pipi porselennya bersemu jika mengingat perkataan sang suami "Bayi?" tangan Hinata kini mengelus perutnya yang belum berisi sama sekali. Dalam hati, dia mengamini perkataan sang suami. Dan berharap cepat diberi momongan oleh kami-sama.
.
/
.
Setelah melakukan transaksi dengan paman penjual, kaki kekarnya melangkah ke mobil silvernya. Kini hatinya bisa tenang karena, senyum Hinata pasti merekah melihat apa yang Naruto bawa untuknya. Ia memacu mobilnya lebih cepat dari sebelumnya karena tujuannya kali ini adalah Hinata.
.
/
.
Gaun malam casual itu kini telah melekat di tubuh ramping Hinata, hanya mengoles beberapa make up untuk mempermanis penampilannya. Setelah semuanya siap, kaki jenjangnya menuju ruang tamu di rumah mungilnya.
.
/
.
Jalanan menuju rumahnya sedang ramai lancar. Banyak para pengendara yang memacu mobilnya cepat, tak terkecuali sang pengendara mobil silver ini.
Ya! Tokoh utama kita, Namikaze Naruto. Mobilnya dipacu dengan kecepatan stabil 180km/jam.
Ya tuhan. Orang ini memang gila di jalan raya. Bahkan setelah menikah sekalipun.
.
/
.
Hinata sedang duduk manis di sofa empuk sambil menonton serial tv yang disukainya. Sesekali matanya melirik ke arah ponsel maupun jam dinding di atas tv LED nya.
'Kenapa Naruto-kun belum pulang?' tanyanya dalam hati. Sedari tadi hatinya memang gelisah menunggu kepulangan sang suami tercintanya. Deringan ponsel Hinata telah menjawab semua kekhawatirannya.
"Moshi-moshi, Naruto-kun" ucap Hinata sedikit ragu. Entah kenapa hatinya masih khawatir.
Tubuhnya lemas, pengangannya pada ponsel kesayangannya terlepas. Ia pun terjatuh ke lantai marmer putih itu. Tangannya membungkam mulutnya sambil mengucapkan kata "Tidak mungkin".
Air matanya mulai mengalir deras. Apa ini hadiah dari kami-sama atas ulang tahun pernikahannya?
.
~After the rain, it's rainbow ~
.
"Drap.. Drap.. Drap.." suara hentakan sepatu dengan lantai marmer rumah sakit 'Kabutoichi' salah satu runah sakit ternama yang ada di sudut kota Konoha. Terlihat perempuan bersanggul berlari menuju sebuah kamar tempat dimana suami nya dirawat.
"Nyonya Namikaze?" panggil sang dokter.
"Iya dok. Bagaimana keadaan suami saya?" tanya Hinata
"Maaf sebelumnya tapi saya harus mengatakan ini" dokter itu menarik nafasnya sebentar sebelum melanjutkan perkataan nya "Suami anda keadaan nya sangat buruk. Beberapa bagian tubuhnya terdapat luka yang cukup dalam terutama pada bagian kakinya. Sehingga, kami harus mengamputasi salah satu kakinya"
Hinata langsung membungkam mulutnya. Dia menangis dalam diam kenapa kau hadiahkan cobaan dalam pernikahan kami ya kami-sama? Apa yang harus kulakukan? Kumohon ya kami-sama berikan aku jalan dari semua cobaan ini
"Tapi, kami baru bisa mengamputasi kaki beliau jika keluarga mengizinkan" ujar dokter yang memakai kacamata itu lagi.
"Hinata" yang merasa dipanggil menengok ke sumber suara. Terlihat seorang wanita berambut merah panjang yang berlari tergesa ditemani dengan suami berambut pirangnya.
"Kaa-san" ujar Hinata sambil memeluk Kushina dan menangis di bahunya
"Tenanglah Hinata! Memang apa yang terjadi?" ujar Kushina sambil mengelus rambut Hinata yang bersanggul
"Bagaimana aku bisa tenang kaa-san? Jika kaki suamiku harus diamputasi.. hiks.. Naruto-kun" Hinata semakin mengeratkan pelukannya ketika berkata apa yang sebenarnya terjadi
"Memang tidak ada cara lain?" tanya Minato, kini ayah Naruto itu berusaha tegar ketika melihat menantu dan istrinya menangisi apa yang terjadi.
"Kami akan lakukan apapun asal jangan mengamputasi kakinya" ujar Kushina
"Berapapun biayanya kami akan tanggung" kini Hinata yang berbicara. Tampaknya dia sudah melepaskan pelukan Kushina untuk menenangkan dirinya.
"Kami tahu kalau anda semua itu mampu untuk membiayai pengobatan apapun. Tapi, jika anda semua ingin tuan Naruto tidak diamputasi, itu akan menyebabkan lumpuh di beberapa bagian tubuhnya. Dan setelah kami mengamputasi kaki beliau, anda bisa mencangkok kan kaki orang lain pada beliau, tuan Namikaze. Kami mohon beri kami izin agar pasien terselamatkan" keterangan panjang dari dokter itu mampu membuat ayah,ibu,dan istri Naruto luluh. Minato mengangguk tanda setuju meskipun dia masih seperti tidak rela jika putra sulungnya cacat.
"Hinata, kami berdua telah setuju. Bagaimana keputusanmu nak?" tanya Kushina sambil mengelus pelan punggung Hinata.
"Jika itu yang terbaik" Hinata berhenti dan menarik nafas panjang "Lakukanlah dokter untuk Naruto-kun" setelah mengatakan itu Hinata langsung menantis dalam diam. Dia membungkam mulutnya agar tidak terdengar tangisannya yang keras
"Baiklah. Kami akan langsung melakukannya. Terima kasih atas izin anda semua. Saya permisi" dokter itu pun masuk ke ruangan Naruto untuk mengamputasi kaki kirinya. Meninggalkan 3 orang yang menangis tersedu atas kejadian ini.
Apa kau benar benar sengaja memberi kami kado ini di hari bahagia kami? Kenapa harus kami yang menanggung semua ini? Kami sama tolong jawab pertanyaanku.!
.
To be continued
.
Sinopsis chapter depan:
Chapter 2: you're so different
Kenapa kau menangis?/ Apa yang kau harapkan dari seorang sepertiku ini?/ Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, itu janjiku/ PERGI DARIKU/ Kau berbeda sekarang/
.
A/N : update fic baru padahal masih punya utang sekuel fic sama para reader-sama. Soalnya ini fic udah buluk buat disimpan di mana mana daripada gak muat memory nya meding di update aja di fanfiction
Fic ini Vidi dedikasikan untuk sahabatku, 'kie wild' dan untuk para reader juga dong pastinya
If you like it don't forget to review
Are you mind to RnR ?
.
Salam,
yamanakavidi (july,2014)
.
