"Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus selalu bersembunyi seperti ini?"
Ketiga pemuda menatap sang gadis dengan tatapan yang sama. Sama-sama kebingungan.
"Atau kita ikat saja dia?" usul salah satu pemuda bersurai hitam.
"Tunggu... dia hanya ingin Kagami-kun bukan? Korbankan saja dia."
Rupanya hanya usul sang kapten Seirin yang dapat diterima oleh dua orang yang lain, sedangkan pemuda yang bernama Kagami hanya dapat pucat pasi mendengar titah sang kapten yang mengatakan harus mengorbankannya.
"Hei... kenapa harus aku!" teriak si surai merah histeris.
.
.
.
*Amanita Muscaria*
Disclaimer:
Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatosi
Story by Aoi-Umay
Pairing : KagaKuro
Warning:
Typo, OOC, alur berantakan, absurd, abal dll
DLDR, R&R please...
.
.
.
.
Liburan musim panas, untuk banyak orang liburan musim panas adalah liburan yang paling dinantikan, karena pada hari seperti ini matahari akan bersinar dengan cerahnya sehingga banyak orang yang akan menghabiskan waktunya untuk berlibur ke pantai, bersantai di rumah atau berkemah di pegunungan yang indah. Dan hal itulah yang sedang dilakukan oleh klub basket Seirin mereka berencana untuk berkemah dan menghabiskan sisa masa libur musim panas mereka.
Ya... Walaupun judul awalnya adalah liburan musim panas, namun sayangnya sang pelatih mereka Aida Riko belum puas jika belum menyiksa anak buah mereka dengan latihan neraka yang sudah dia siapkan. Dan seperti inilah nasib ke sembilan pemuda klub basket Seirin, tengah berlari naik turun gunung, berlatih passing dan dribbel dengan halangan pohon-pohon dan segudang kegiatan yang melibatkan alam sekitar.
Demi menghemat keuangan milik klub basket yang memang sangat sedikit, Aida memutuskan untuk memasak sendiri makan malam untuk ke sembilan anak buahnya, walaupun niatnya untuk memasak sudah coba dicegah oleh sang kapten Hyuga Junpei, tapi sayangnya sikap keras kepala Aida hari ini lebih keras dari pada biasanya, disaat semua anggota klub tengah menjalani nasib buruknya berlatih dan berlari dalam hutan. Sang pelatih sedang sibuk di dekat tendanya dengan bahan makanan yang sudah mereka beli saat dalam perjalanan menuju tempat perkemahan.
OoO
"Tada... this is it, makan malam ala chef Riko." ucap Riko penuh kebanggaan yang luar biasa sedangkan kesembilan pemuda yang ada di depannya sedang merusaha menahan mual yang mendadak menjalari perut mereka.
"Ano~ apakah makanan ini benar-benar bisa dimakan?" tanya salah satu pemuda surai baby blue yang paling pendek dari kedelapan orang yang lain.
Semua pasang mata sedang manatap Kuroko -sang penanya- dengan tatapan horor, terang-terangan mengatakan hal itu pada pelatih mereka, sama artinya dengan mengali kuburnya sendiri.
"Nee~ tentu saja ini bisa dimakan Kuroko-kun," Aida menyodorkan piring ke arah pemuda minim ekspresi itu. "Silahkan dinikmati nasi karenya Kuroko-kun."
GLEK
Semua remaja yang menyaksikan hal itu hanya mampu berpucat ria saat melihat piring yang tadi diklam sebagai nasi kare dihidangkan dihadapan mereka.
Mereka menatap lekat-lekat cairan coklat kehitaman yang berbaur dengan nasi putih -atau lebih tepat jika disebut dengan bubur- di sampingnya, kare milik pelatih muda mereka itu lebih pantas disebut sebagai cairan lumpur lapindo atau lahar dingin gunung merapi.
"Cepat makan, atau ku tambahkan lagi porsi latihan kalian." ancam Aida Riko sambil tersenyum mengerikan ke arah sembilan pemuda yang tengah duduk saling berhadapan di depan tenda miliknya.
"Itadakimasu~" ucap mereka serempak. Sebelum akhirnya...
BRUK... BRUK... BRUK...
Mereka pingsan satu persatu.
OoO
"Ano~ Kagami-kun, apa yang harus kita cari untuk bahan makan malam hari ini?" tanya si surai baby blue pada partnernya dalam misi pencarian bahan makanan.
Setelah adegan pingsan masal yang terjadi karena masakan maut Aida Riko, semua terpaksa melakukan pencarian bahan makanan dalam hutan yang gelap, sembilan pemuda yang ada dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari Hyuga Junpei, Mitobe Rinnosuke, dan Izuki Shun mencari kayu bakar. Kelompok dua yang terdiri dari Koganei Shinji, Kagami Taiga dan Kuroko Tetsuya yang bertugas mencari bahan makanan. Dan kelompok yang terakhir adalah Kawahara Koichi, Fukuda Hiroshi dan Furihata Kouki mencari air.
"Cari saja jamur, atau dedaunan yang bisa dimasak." Jawab pemuda surai merah yang berjalan beriringan di samping Kuroko.
Hari makin gelap, menandakan matahari sebentar lagi akan tenggelam, mereka juga tidak mungkin untuk turun gunung dan membeli bahan makanan di kaki bukit karena saat mereka kembali tentu saja hari sudah sangat gelap. Dan sialnya adalah sang chef amatir –Aida Riko- sudah memasak habis seluruh bahan masakan yang mereka miliki.
"Hey... aku menemukan banyak jamur disini!" seru sang senpai surai coklat pada dua manusia yang sedang sibuk memetik beberapa dedaunan yang mereka anggap dapat dimakan.
Bergegas kedua pemuda itu berlari manuju tempat sang senpai yang berjongkok sambil menetik beberapa jamur yang baru saja dia temukan.
"Banyak sekali jamurnya Koganei-senpai, kau memang pandai menemukan bahan makanan, tak salah pelatih mengembankan tugas ini padamu." puji di alis bercabang sedang yang dipuji hanya menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.
OoO
"Nee~ apakah jamur ini tidak beracun?" tanya sang pelatih saat kelompok dua datang membawa sekeranjang penuh jamur berwarna merah dengan beberapa bintik putih pada kepalanya.
"Pasti bisa dimakan kalau dimasak." jawab Koganei menyakinkan, entah karena perut yang sangat lapar atau karena Riko sudah tertular penyakit polos dari Koganei sehingga dia langsung memerintah Kagami untuk memasak jamur merah itu.
Kelompok satu sudah selesai menyuplai kayu bakar untuk acara masak mereka, tapi karena para senpai itu merasa bertanggung jawab pada kelangsungan hidup para juniornya, sehingga membuat mereka berangkat lagi untuk mengumpulkan bahan makanan. Sedangkan kelompok tiga sepertinya belum berhasil menemukan sumber mata air.
Dengan setia Kuroko membantu Kagami bekerja di dapur darurat mereka. Kagami sedang menyalakan api dengan kayu bakar yang ada, sedangkan Koroko membantu si alis bercabang itu memotong jamur yang mereka kumpulkan.
Dalam diam Kagami memperhatikan surai baby blue itu seksama, mengamati setiap inci pemuda yang tengah berdiri tak jauh darinya, memperhatikan setiap gerakan luesnya dalam memegang pisau, dan mengamati setiap tetes keringat yang perlahan turun dari pelipis hingga ke dagunya, membayangkan bagaimana rasanya memeluk tubuh mungil partnernya itu sebelum suara membuyarkan fantasi anehnya.
"Akh..." gumam Kuroko sambil memandang jari telunjuk kanannya, secepat kilat sang surai merah itu beranjak dan sudah berdiri di samping Kuroko.
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa Kagami-kun, hanya jariku tergores pisau." jawab Kuroko dengan ekspresi super datarnya sambil menunjukkan ujung telunjuknya yang sudah bersimbah darah.
"Bakaa!" maki Kagami saat menyadari darah Kuroko sudah mengalir deras dari ujung jarinya.
'Tergores apanya kalau darah sampai mengelucur deras seperti ini' batin Kagami kesal.
Segera Kagami meraih tangan pucat pemuda dihadapannya, dan sedetik kemudian jari telunjuk bersimbah darah itu sudah berada dalam mulut hangat pemuda yang lebih tinggi, dan dihisapnya jari telunjuk itu perlahan untuk menghentikan pendarahan.
Harusnya wajah Kuroko menjadi pucat pasi karena banyaknya darah yang keluar dari ujung jarinya, namun yang terjadi malah sebaliknya. Wajah Kuroko memanas dan memerah seperti kepiting rebus.
"Kau duduk saja, biarkan aku yang menyelesaikan sisanya." perintah pemuda yang lebih tinggi itu setelah memastikan darah yang keluar dari jari parternya sudah benar-benar berhenti.
OoO
Tak butuh waktu lama bagi seorang Kagami Taiga menyulap jamur merahnya menjadi hidangan yang layak dimakan walau hanya dengan bumbu sederhana dan sisa bahan makanan yang ada.
"Apakah sudah matang Kagami-kun? Aku sudah lapar?"
Si alis bercabang nampak terlonjak kaget saat menyadari ada orang yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Kuroko... jangan membuatku kaget seperti itu." sungut Kagami pada pemuda yang lebih pendek darinya itu.
"Gomen ne... jadi apakah masakanmu sudah matang?" tanyanya dengan wajah innocent miliknya.
"Sudah... apakah kau ingin mencicipinya?" tawar Kagami.
Kuroko hanya mengangguk pelan untuk menjawab tawaran dari Kagami barusan, sang koki hanya tersenyum simpul melihat manusia pendek di sampingnya ini. Paras polosnya selalu membuatnya tak mampu melepaskan diri dalam setiap urusan yang berhubungan dengannya.
"Aku suapi ya?" iseng. Kagami hanya menawarkan diri secara iseng, tidak ada niat unuk merayu apalagi menggoda. Namun anggukan kepala dari si surai baby blue itu membuat degup jantung Kagami menjadi menggila, disertai dengan wajah yang memanas dan merona.
Dengan tangan yang sedikit bergetar dikarenakan gugup yang mendadak dideritanya, Kagami menyodorkan sesendok jamur yang baru saja selesai dia masak.
"Aa... buka mulutmu Kuroko." pinta si alis bercabang.
Ketika masakan milik Kagami sudah mampir ke dalam mulut Kuroko, nampak beberapa orang tengah berlari dari arah depan tenda dengan wajah pucat pasi.
"Tunggu... jangan makan jamur itu, itu jamur beracun!" teriak sang kapten, namun sepertinya Hyuga sudah terlambat, karena...
BRUUUKK...
Kuroko terjatuh dan tak sadarkan diri.
OoO
FlashBack
"Apa semua sudah kembali Riko?" tanya sang kapten Seirin saat datang bersama kedua temannya, mereka sedikit beruntung karena menemukan rumah penduduk di dekat tempat perkemahan, sehingga kini mereka membawa sedikit sayur mayur dari kebun milik penduduk dan di tambah dengan beberapa lauk pauk sumbangan penduduk.
"Kelompok dua sudah kembali, sekarang Kagami dan Kuroko sedang memasak di belakang, sedangkan kelompok tiga belum kembali sejak tadi jadi aku meminta Koganei untuk mencari mereka." Jelas sang pelatih pada sang kapten.
"Jadi apa yang sedang mereka masak sekarang?"
Telunjuk sang gadis segera menunjuk jamur yang masih tersisa di dekat tendanya, sedangkan Hyuga yang mengikuti arah telunjuk pelatihnya itupun mendadak pucat pasi.
"Jangan sampai mereka makan jamur itu, itu jamur beracun." teriaknya.
End of FlashBack
"Mitobe... tolong cari air kelapa muda dan minta bantuan." Titah sang kapten yang segera dilaksakan oleh pemuda bertubuh jangkung itu.
"Hyuga-kun... apakah Kuroko akan baik-baik saja?" tanya Aida khawatir.
"Ya... kita hanya bisa berharap semoga dia baik-baik saja."
OoO
Kuroko sudah dipindahkan ke dalam tenda setelah menegak jamur berancun tadi, suhu tubuh Kuroko mendadak tinggi, dan hal itu makin membuat empat orang yang menemaninya menjadi lebih panik dari sebelumnya. Apalagi lagi hari semakin gelap dan kebetulan saja keempat ponsel mereka dengan laknatnya tak memperoleh sinyal.
"Sial." Maki Kagami saat kembali menatap layar ponselnya berkali-kali.
Sebuah suara lenguhan halus membuat para remaja itu segera mendekat ke arah tubuh pendek yang sedang berbaring.
Sedetik kemudian, kelopak mata itu membuka sempurna dan menerbitkan manik biru langit yang cerah, sebuah warna yang sangat kontras dengan wajah sang pemuda yang merah padam. Manik biru itu nampak sedang mengamati sekeliling, mengabsen setiap orang yang tengah duduk mengerubunginya.
Dan saat manik biru itu menemukan apa yang dicarinya, sebuah seringai yang tak pernah mereka lihat selama ini terpahat pada bibir mungil Kuroko dan tanpa ada yang dapat menduga hal yang terjadi selanjutnya. Kuroko menerjang Kagami yang tengah duduk bersimpuh di samping kanannya.
Chuuuu~
Sebuah kecupan mendarat dengan cepat pada pipi si surai merah yang masih belum sadar dengan apa yang tengah terjadi.
"Ohayo Kagami-kun..."
Chu~
Sebuah kecupan singkat kini mendarat pada bibir Kagami yang sontak saja membuat ketiga orang yang lainnya langsung tercengang.
"Heeeeeeh!" teriak ketiga murid SMU Seirin yang tengah menjadi saksi sebuah peristiwa paling mengemparkan sepanjang dunia.
.
.
.
.
.
TBC
A/N :
Amanita Muscaria diambil dari nama salah satu jamur beracun, jamur ini mempunyai warna yang beragam seperti jingga, kuning, merah dan putih. Jamur ini juga memiliki cari unik yaitu bercak-bercak putih pada bagian kepalanya. Dampak memakan jamur ini adalah diare, muntah-muntah, koma dan vertigo. Dan pada batang jamur ini terdapat senyawa asam iboterat dan muscimol yang dapat membuat manusia mengalami halusinasi dan psikoaktif.
(www dot artikelspot dot com)
Akhir kata...
Ada keluhan, muntahan, kritikan, omelan, saran atau pujian #plak
Silahkan klik Review... ^^
