=+..A Naruto Fanfiction..+=
=+..Sequel from "Dear Diary"..+=
INDAH PADA WAKTUNYA
by
=+..Uchiha Nata-chan..+=
Disclaimer:
NARUTO © Masashi Kishimoto-sensei
INDAH PADA WAKTUNYA © Uchiha Nata-chan
Pairing(s):
One-sided love Hinata to Naruto, slight NaruSasu.
Genre(s):
Romance/Hurt/Comfort
Rated:
K+
Notes:
normal: dialogue
italic+center: isi hati Hinata (bisa jadi poetry juga mungkin)
Warnings:
Sekuel "Dear Diary", BASED ON TRUE STORY. AU, OOC, slight Shounen-ai. Ga ada Sasuke yang muncul, namanya pun ga disebut. Tapi "dia" yang dimaksud disini adalah Sasuke.
If you understand this, then read it;
DON'T LIKE, DON'T READ. Got it? Thank's.
.
ENJOY!
.
"Hinata-chan, aku ingin bertanya sesuatu, tapi kau harus jujur."
"Ya?"
"Jika hari ini adalah hari jujur sedunia... Hal apa yang paling ingin kau utarakan padaku...?"
Aku menyukaimu.
Ingin rasanya aku mengucapkan dua kata sederhana itu sambil menatap indahnya langit di matamu.
Tapi...
Aku belum sanggup.
Belum.
Belum saatnya aku mengucapkannya.
Aku akan sabar menanti...
Menanti, hingga mendapat saat yang paling tepat untuk mengucapkannya.
Tunggu aku...
"Apa... Kita tak bisa menjadi sahabat baik...?"
"Eh? Tentu saja aku akan menjadi sahabat baikmu, Hinata-chan! Kaulah sahabat terbaikku sekarang..."
Betapa bahagianya aku mendengarmu mengucapkan hal itu.
Meski tanpa kau tahu, aku selalu mengharapkan yang lebih dari itu.
Tapi sebelum aku menemukan saat yang tepat...
Aku puas dengan hubungan yang kita bina sekarang.
.
.
"Hei, Hinata-chan... Aku... ingin menceritakan sesuatu... Boleh tidak?"
"Apa itu, Naruto-kun?"
"A-aku... Sedang menyukai seseorang..."
Kau tahu?
Saat mendengar kalimat itu darimu, aku...
Aku merasa bahwa aku benar-benar orang yang paling sial di dunia.
Apa kau tahu mengapa?
Karena aku tahu.
Aku tahu, orang itu bukanlah diriku.
Seberapa sering pun aku berdoa kepada Tuhan...
Seberapa sering pun aku memberikan perhatian lebihku hanya kepadamu...
Seberapa sering pun aku berharap kau akan membalas perasaanku...
Aku tahu satu hal yang jelas terlihat di matamu saat menatapku.
Kau tak pernah menganggapku lebih dari seorang 'sahabat'.
Ya, aku tahu itu melebihi siapapun, bahkan melebihi dirimu sendiri.
Andai kau tahu...
Hatiku yang selalu tersiksa...
Hatiku yang selalu tercabik-cabik...
Saat aku memikirkan...
Bahwa suatu saat nanti kau akan bersama dengan orang lain di sisimu.
Meninggalkanku, seperti sebuah mainan yang rusak dan tak berguna.
Tapi apa kau tahu satu hal?
Aku tetap mencintaimu, meski aku tahu apa yang akan terjadi nanti.
Aku tak pernah meninggalkanmu, dan terus berharap...
Semua akan indah pada waktunya.
Ya, indah pada waktunya.
.
.
"Terimakasih kadonya, Hinata-chan! Ini bagus sekali!"
"Aku senang jika kau menyukainya, Naruto-kun..."
"Oh ya, kurasa aku akan memberitahukanmu kabar yang sangat bagus sekarang!"
"Apa itu?"
"... Aku... sudah punya pacar!"
Aku yang sedang melambung ke langit tertinggi...
Saat kau memberikan senyumanmu yang terindah, hanya untukku...
Langsung kau hempaskan dengan begitu kejam ke bumi, dengan cara yang paling tak terbayangkan olehku.
Hatiku yang sedang dipenuhi oleh bunga-bunga indah...
Langsung kau rusak dengan badai tak terduga.
Indah pada waktunya, eh?
Ingin rasanya aku tertawa miris melihat semua yang telah kulakukan selama ini.
Tertawa, untuk segala kebodohan yang selama ini telah kuperbuat untukmu.
Semua hal sia-sia dan tak berarti, yang kulakukan hanya untukmu.
Hanya untuk dirimu seorang.
Semuanya terjadi hanya karena itu
Hanya karena satu kalimat yang keluar dari bibirmu.
Satu kalimat sederhana...
Yang meluluhlantakkan keseluruhan hati ini.
Padahal...
Padahal aku percaya...
Percaya, semua akan indah pada waktunya.
Seperti yang diinginkan oleh setiap orang yang sedang berharap akan sesuatu.
Tapi...
Apakah tak ada 'indah pada waktunya' bagi semua pengorbananku untukmu?
Tak adakah?
Aku tetap menaruh harapan kecil di hatiku.
Selalu berharap...
Berharap kau akan berpaling padaku.
Apa aku bodoh?
Apa aku gila?
Mungkin ya.
Aku bodoh karenamu.
Aku gila karenamu.
Semua... adalah karenamu.
Karena itu...
Aku tak akan menyerah.
Aku hanya akan menunggu...
Ya, menunggu 'indah pada waktunya' milikku seorang.
'Indah pada waktunya' milikku,
'indah pada waktunya' bersama denganmu.
.
.
"Hinata-chan... Aku tak sanggup berpisah darinya selama itu..."
"Tenanglah Naruto-kun, dia hanya pergi ke Iwagakure selama dua minggu..."
"Dua minggu bagaikan dua abad bagiku, Hinata-chan..."
"Tak selama itu, Naruto-kun, bersabarlah..."
"Bagaimana aku bisa sabar?! Hanya dia orang yang kucintai... Dan aku tidak suka jika harus berjauhan dengan orang yang kucintai... Meski hanya dua minggu lamanya. Aku rindu... padanya..."
Tiap kata yang keluar dari bibirmu...
Membuat harapanku serasa akan musnah.
Membuat hatiku seperti makin hancur...
Hancur sehancur-hancurnya.
Aku penasaran.
Penasaran, apakah perasaanmu padanya lebih dalam daripada perasaanku padamu?
Aku bingung.
Aku tak tahu harus berbuat apa.
Akhirnya aku memutuskan...
Untuk tetap menunggu 'indah pada waktunya' milikku.
Dan tetap menahan derita ini, sampai saat-saat bahagiaku menampakkan wujudnya.
Menunggu... Kau membalas perasaanku dengan tulus.
.
.
"Naruto-kun, apa kau pernah mendengar lagu ini?"
"Ya, orang yang paling kusayangi pernah mengajakku untuk mendengarnya."
"... Menurutku bagus sekali, bagaimana menurutmu?"
"Bagus, kekasihku juga bilang begitu."
"... A-ah, apa kau punya manga terbaru?"
"Tidak. Pacarku tak suka manga."
"..."
"... Maaf, Hinata-chan, aku mau bertemu dengan kekasihku dulu. Jaa."
Kini kau menjauhiku.
Kenapa aku tahu?
Tentu saja karena sifat dinginmu yang mendadak muncul setiap aku berusaha berbicara denganmu...
Juga kata-kata berlebihan yang kau ucapkan untuk orang yang paling kau kasihi.
Tak perlu 'kan mengucapkan 'pacar' atau 'kekasihku' saat berbicara denganku?
Tak bisakah kau hanya menyebut namanya?
Atau... Tak mengaitkannya dengan obrolan kita?
Aku bahkan tak menyinggung soal dirinya saat berbicara denganmu, tapi kau.
Kau yang selalu menyebutkannya.
Kau terlalu berlebihan, membuatku muak.
Kau seolah ingin berkata padaku,
"Menjauhlah, dan berhenti mendekatiku. Aku sudah punya pacar."
Itukah yang ingin kau sampaikan?
Kurasa kau tahu, aku menyukaimu sejak dulu.
Karena aku tahu, kau tak sepolos itu mengenai perasaan orang lain.
Kau hanya pura-pura tak mengerti.
Pura-pura tak tahu segalanya.
Padahal setiap orang yang melihat perbuatanku untukmu...
Pasti akan tahu tentang perasaanku.
Hanya kau yang tak tahu,
atau bisa disebut...
Pura-pura tak tahu.
Apakah aku tetap harus bertahan?
Apakah aku bisa bertahan?
Sementara kau semakin jauh dariku...
Jauh meninggalkanku, bersama dengan dirinya...
Tak memperdulikanku...
Yang selalu mengharapkan singgasana termegah di hatimu.
Bahkan sekarang kau menggeser posisiku di hatimu.
Dari satu tempat bernama 'sahabat',
menuju ke satu tempat bernama 'teman tak berarti'.
Itukah hal yang kudapat selama menjadi salah satu orang terdekatmu?
Dibuang seperti sampah tak berarti?
Aku berusaha membencimu.
Aku berusaha melupakanmu.
Tapi aku tak dapat melakukannya...
Aku tak bisa...
Seberapa kuatnya hatiku berusaha...
Aku tak akan pernah bisa membencimu.
"Ia sudah menjadi milik orang lain."
Hanya kalimat itu yang selalu kurapalkan seperti mantra jika hati ini mulai memikirkanmu.
Tapi aku tak kuasa...
Tak kuasa menahan keinginan untuk terus memikirkanmu...
Untuk terus mengharapkan cinta dari dirimu...
Meski aku tahu,
kau takkan pernah menjadi milikku.
Selamanya.
Takkan pernah berubah...
Walau apapun yang terjadi.
Aku menyerah.
Menyerah untuk terus menunggumu.
Menyerah untuk terus menunggu 'indah pada waktunya' milikku bersamamu.
Cukup sudah waktu yang kusia-siakan untuk dirimu.
Cukup sudah.
Aku akan mencari 'indah pada waktunya' milikku sendiri tanpa dirimu.
Aku tak akan mengganggumu...
Mengganggu 'indah pada waktunya' milikmu saat ini, bersamanya.
Meskipun aku tahu...
Hatiku takkan sepenuhnya melupakanmu.
Tapi aku harap kita bisa sama-sama bahagia dengan 'indah pada waktunya' milik kita masing-masing.
Aku takkan menunggumu lagi.
Selamat tinggal, cintaku...
"Sayonara, Naruto-kun... Aishiteru..."
~OWARI~
Author's note:
Yeah, aku PUAS. XD
Setelah sekian lama memendam rasa sakit hati karena 'dia', saia tak tahu harus membuat curahan hati ke mana...
Dan akhirnya...
Jadilah fic gaje ini. X3
Kalo dibaca pisah-pisah dengan prekuelnya ga apa-apa kok, ini jadi sekuel karena ceritanya didasarkan pada kisah nyata yang sama, dan ada potongan-potongan kisah di "Dear Diary" disini, yang diberi tambahan tentang perasaan Hinata. ^^
Kritik, saran, serta flame un-gaje yang baik dan benar selalu diterima... :)
.
MIND TO REVIEW?
DOUMO ARIGATOU GOZAIMASU!
