Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : SasuSaku

Never Let You Go

Lagi, aku melihat seseorang yang aku cintai kini tengah bermesraan dengan orang yang sangat aku sayangi -lebih tepatnya sahabatku sendiri.

Selalu seperti ini.

Dadaku terus menahan sesak ketika melihat kemesraan-kemesraan yang mereka tampilkan didepan mata kepalaku sendiri.

Tuhan, kenapa bukan orang lain yang aku cintai? Kenapa harus kekasih sahabatku sendiri? Kenapa, Tuhan?

Apakah memang ini ujianmu yang terlampau berat untukku?

Rasanya aku tak sanggup.

Rasanya aku ingin berteriak di hadapan mereka bahwa hatiku sakit.

Aku lelah Tuhan.

Hatiku selalu berdenyut nyeri menyaksikan kedua pasangan itu bermesraan. Apakah aku memang tidak boleh bahagia dengan orang yang aku cintai dengan setulus hatiku?

Apakah aku akan terus seperti ini, Tuhan? Berpura-pura tersenyum padahal aku sakit. Aku tidak mau, Tuhan. Aku sama sekali tidak mau. Kumohon, berilah petunjukMu dan hapuskan namanya dari dalam hatiku jika memang dia bukan jodohku. Lagipula, aku tak mau merusak tali persahabatan dengan dia -kekasih orang yang kucintai- sahabatku.

"Sakura-chan? Kau melamun lagi?" samar-samar aku mendengar suara lembut yang mengalun di telingaku. Akupun berusaha mengerjabkan mataku beberapa kali -mencoba untuk keluar dari lamunanku.

"Ah, Hinata-chan. Gomene..." ucapku lirih sambil menatap mata lavendernya yang menatapku khawatir. Tangannya yang lembut kini mengusap-usap punggung tanganku -mencoba menenangkan.

"Sakura-chan, ada apa? Ceritakan padaku ada apa? Sejak kita sering makan disini kau selalu melamun. Benar kan, Sasuke-kun?" katanya khawatir. Tatapan yang tadinya ke arahku kini menengok ke arah samping -ke arah pemuda itu.

"Hn," ucapnya singkat.

DEG

Mata hitam itu bersibobrok dengan emerald milikku. Oh, Tuhan maafkan aku. Aku seperti tak punya kendali atas tatapan itu. Aku terpesona dan aku seperti tertarik ke dalamnya -terjebak dalam pekatnya onyx yang kini menggempor habis emeraldku.

Sadar, Sakura! Sadar! Jangan bodoh!

Kuerjabkan mataku beberapa kali dan segera beralih menatap Hinata.

"Tidak apa-apa, Hinata. Mungkin aku hanya lelah karena terlalu banyak tugas sekolah ditambah lagi dengan ekstrakulikuler yang aku ikuti,"dustaku kepada Hinata.

Hinata pun tersenyum lembut. Dirinya kemudian mengangguk sambil mengusap punggung tanganku lagi.

"Kau harus istirahat, Saku-chan. Kulihat akhir-akhir ini kau bertambah kurus. Lihat rahangmu dan lingkaran hitam di bawah matamu. Mengerikan tahu!" ujarnya menasehati sambil tertawa sekaligus prihatin akan kondisiku.

"Okay, Hinata-chan," jawabku sambil tersenyum. Tuhan, sekali lagi maafkan aku.

Dan lagi-lagi kulihat mata elang itu menandangku. Jangan tatap aku, kumohon!

Sesak.

Aku segera mengambil sekotak susu strowberry-ku dan menyeruputnya habis. Aku harus pergi dari sini. Ya, aku harus.

"Hinata-chan, Sasuke-kun, aku harus pergi. Ada hal yang harus kukerjakan. Tampaknya tadi Kakashi-sensei menyuruhku untuk menemuinya. Aku pergi dulu. Dan terima kasih atas traktirannya. Jaa..." ucapku seraya berdiri meninggalkan mereka.

Biarlah, selalu seperti ini.

Biarkan, aku selalu diam dan memendam rasa ini. Karena aku sama sekali tak mau merusak hubungan mereka. Tapi, apa aku akan sanggup?

TBC

Read & Review, boleh?