Prolog

Issei Hyoudo adalah anak SMU biasa, ia pergi ke sekolah pada pagi hari, pulang pada sore hari dan melakukan kerja paruh waktu di toko kue setelahnya.

ia memiliki postur yang normal bagi remaja seusianya, memiliki rambut cokelat yang bagian belakangnya berdiri dan meruncing, dan memiliki mata dengan pupil berwarna cokelat.

wajahnya juga biasa-biasa saja, ia adalah tipe yang tidak akan terlihat menonjol jika dibandingkan dengan si pangeran akademi kuoh "Kiba Yuuto"

..karena itulah ia merasa aneh saat gadis yang sekarang berdiri di depannya ini mengajaknya berkencan.

"A-aku sudah lama menyukaimu!, jadilah pacarku Hyoudo-kun!" kata gadis yang mengaku bernama Yuuma Amano ini sewaktu mereka bertemu sepulang sekolah.

Gadis berambut hitam ini, ia akui memang sangat cantik, namun ia merasa ada yang tidak normal dengan gadis ini. Selama perjalanan pun, walau ia terlihat riang dan ceria seperti halnya seorang gadis normal, Issei tetap merasa ada yang aneh dengannya.

kini mereka berdua sedang berjalan menuju taman kota, disitu kecurigaan Issei semakin meningkat.

Taman kota biasanya ramai pada jam segini, apalagi didekat air mancur yang merupakan tempat favorit pasangan muda.

tapi sekarang tidak ada seorang pun disini, ditambah lagi lebih gelap dari biasa.

"Issei-kun, maukah kau..." kata Yuuma sesaat sebelum berhenti.

"Mati untukku?" kata Yuuma, sepasang sayap hitam muncul dari punggungnya dan tombak cahaya melesat kearah perutnya.

...sayangnya serangannya tidak kena.

Yuuma langsung melangkah mundur, manusia biasa tidak mungkin bisa menghidari serangan tombaknya ini!

"Malaikat jatuh?, sudah kuduga ada yang aneh denganmu" kata suara yang familiar di telinganya, ia menoleh keatas dahan pohon, Issei Hyoudo menatapnya dengan tajam, berbeda dengan tatapan santai yang biasa ia gunakan atau tatapan ramah yang ia perlihatkan di kencan singkat mereka.

"Mustahil sekali ada seseorang yang bisa jatuh cinta pada orang yang belum pernah mereka lihat, apalagi langsung mengatakan cinta pada saat perkenalan" lanjutnya sambil bersandar dipohon itu, aura biru terlihat menyelimuti tubuhnya.

"Lagipula, gerak gerikmu terlalu waspada sebagai manusia biasa" katanya.

Yuuma terdiam, lalu senyum merekah dari bibir mungilnya

"fu fu fu, kukira targetku cuma seorang remaja labil biasa, tapi ternyata kau orang yang benar benar menarik"

suaranya kini menjadi lebih dewasa, berbeda dengan suara imut yang tadi ia gunakan.

cahaya kuning keemasan lalu menyinari tubuhnya dan tidak lama setelah itu cahaya itu menghilang.

kini Yuuma telah berubah secara fisik, tubuhnya menjadi lebih molek, dan pakaian bikini hitam yang ia gunakan sedikit membuat Issei tersipu, walau ia kembali fokus ke pertarungan.

"Namaku Raynare!, Malaikat Jatuh yang akan menghabisimu!" kata Raynare, tatapan lembutnya saat menjadi Yuuma sudah berubah menjadi tatapan sadis.

ia lalu terbang ke dahan pohon tempat Issei bersandar dan mengayunkan tombak cahayanya ke leher Issei, pohon itu terbelah dibagian atasnya namun Raynare tidak menemukan remaja itu disana.

"Baiklah aku juga akan memperkenalkan namaku, aku Issei Hyoudo..."

Raynare berbalik melihat kebelakangnya, hal terakhir yang ia lihat sebelum menghantam tanah adalah tinju dengan aura bagai api melayang ke wajahnya.

KraaaK!

bagai komet Raynare menghantam tanah, membuat kawah seukuran dirinya terbentuk.

"...Bangsa Iblis" kata Issei,memperlihatkan sepasang sayap bagai kelelawar dari punggungnya.

Raynare berdiri dengan susah payah, menggunakan tombak cahaya sebagai pegangan.

kenapa pukulan dari Iblis kelas rendah ini begitu keras? pikir wanita itu.

"Bangsa Iblis kotor..,kupikir targetku cuma remaja labil dengan Sacred Gear di dalam dirinya, ternyata remaja itu sudah berubah menjadi Iblis rendahan..." kata Raynare sambil menyeka darah dari bibirnya.

"Tapi kau mempermudah kerjaku!, tuan Azazel akan merasa senang jika aku berhasil membunuh Iblis pemilik Sacred Gear sepertimu" kata Raynare menghimpun seluruh kekuatannya pada tombak cahay miliknya, membuatnya bersinar terang.

Ia lalu melemparkannya kepada Issei yang sedang melayang di udara, namun Issei malah menutup matanya.

"Hah!, apa kau sudah menyerah melihat kekuatan makhluk kelas tinggi sepertiku?" tawa Raynare.

namun Issei, tetap dengan mata tertutup hanya mengangkat tangan kanannya yang diselimuti aura biru tebal seperti hendak menangkap tombak itu, Raynare tertawa semakin keras melihat apa yang hendak dilakukannya.

"Bodoh!, apa kau memang ingin mati?!, tombak cahaya biasa pun cukup untuk membunuh Iblis rendah sepertimu dalam sekali serangan!, dan kau mau menahan tombak hasil dari himpunan tenagaku?!"

namun tawa Raynare tidak berlangsung lama karena Issei berhasil menangkap tombak itu dengan tangan kanannya, percikan api terlihat ditelapak tangannya seperti melihat besi yang saling bergesekkan.

sebelum suara kaca pecah terdengar dan tombak cahaya Raynare pecah bagai porselen.

dengan tangan yang masih berasap, Issei membuka matanya.

"Perbedaan kita terlalu jauh, aku tidak berminat bertarung melawan orang yang lebih lemah dariku" kata Issei, suaranya terdengar lebih dalam dari biasa.

"Mustahil!, Iblis tidak mungkin bisa menahan cahaya sebesar itu!" protes Raynare, dari suaranya jelas kalau dia merasa panik.

"Kau pernah dengar tentang konsep kehancuran?, benda apapun itu, terdiri dari atom, jika atomnya dihancurkan..." kata Issei.

"...maka bahkan cahaya pun bisa kuhancurkan" katanya.

"cih!, jangan arogan dulu Iblis!" kata Raynare membuat satu tombak cahaya lagi, kali ini berniat menusuknya dari dekat.

dengan tangan kanannya Raynare menghunuskan ujung tombak kepada Issei, namun berhasil ia tangkap.

"...jurus yang sama tidak akan mempan padaku dua kali..." katanya

"...Kena kau!" kata Raynare menghunuskan tombak kedua dari tangan kirinya.

namun ujung tombak itu ditahan oleh sarung tangan baja berwarna merah yang terpasang ditangan kirinya.

"mu..mustahil!, sarung tangan ini!" kata Raynare

"Boosted Gear..." kata Issei sebelum menendang Raynare, membuatnya terpental kepohon yang ia belah tadi.

"...Satu dari 13 longinus" kata Issei sambil mengacungkan tangan kirinya.

"Ini kesempatan terakhirmu..., jika kau tidak mau pergi juga..." Kata Issei, mengangkat tangan kanannya yang terlihat seperti habis terbakar.

Bola energi berwarna biru melayang dari tangannya dan semakin besar sampai seukuran bola basket.

"Aku akan menghabisimu..." kata Issei.

merasa dirinya sudah tidak bisa apa-apa lagi, Raynare mengepakkan sayapnya dan melayang ke udara.

"Keegh, Kau akan menyesali ini Iblis rendahan!" kata Raynare sebelum pergi dengan kecepatan tinggi dan menghilang dalam kegelapan malam.

Issei lalu melihat ke arah Raynare pergi dan mengeluh.

"Justru seharusnya aku yang rugi, paling tidak rugi waktu" kata Issei.

ia lalu berbalik pergi meninggalkan taman, namun baru beberapa langkah, ia melihat seorang gadis berambut merah menutup jalan didepannya, kedua tangannya ia silangkan dibawah dadanya.

"uh oh." kata Issei, keringat dingin terlihat mengalir di kepalanya.

jika ia tidak salah ingat, menyelidiki faksi lain tanpa sepengetahuan tuannya bisa berakibat fatal...

"Issei-kun..., bukankah aku sudah melarangmu pergi sendirian bersama gadis itu?"

kata gadis berambut merah itu sambil "tersenyum", yah benar, tersenyum dengan tanda kutip.

"eeh, Kak Rias?, hari yang cerah ya?" kata Issei, keringat dingin makin bercucuran dari kepalanya.

gadis ini adalah Rias Gremory, kakak kelasnya sekaligus Tuannya.

Rias menghidupkannya kembali sebagai Iblis setelah insiden 6 tahun lalu, dan sejak saat itu ia beserta 3 orang lainnya menjadi seperti keluarga.

Ia masuk ke Akademi Kuoh bersamaan dengan Kiba, membuat mereka menjadi teman akrab, apalagi mereka adalah laki-laki satu-satunya dalam kelompok Rias.

Rias peduli pada semua anggota keluarganya, namun terkadang ia terlalu ketat dalam menjaga keselamatan mereka.

"fufufu Issei kun, kau tahu hukuman kalau melanggar perintahku kan?, apalagi demi keselamatanmu sendiri" kata Rias, dari tangannya terlihat lingkaran sihir merah.

terakhir kali ia ketahuan membahayakan dirinya sendiri, pantatnya terasa sakit sampai seminggu karena pukulan Rias yang diperkuat "kekuatan kehancuran".

...Issei memang menyukai Rias, tapi bukan pada saat seperti ini.

ia hendak menjawab dan memberi alasan pembelaan diri, namun karena ini sudah kali kesekian ia bertindak sendiri...

...

Issei tidak mau mengambil resiko, dengan sayap belakang punggungnya ia terbang secepat cepatnya menjauh dari Rias.

"...Ddraig kau bisa mempercepat kecepatan terbangku kan?" tanya Issei ke Sarung tangan merah ditangannya itu.

[...Aku nggak mau ikut campur urusan sepele...] kata Ddraig, memotong pembicaran mereka.

"Oi Ddraig!" kata Issei panik, tanpa bantuan Ddraig ia tidak mungkin lebih cepat dari Rias.

Dalam hati ia memohon pada siapapun yang ada disana (berdoa pada God akan memberikan rasa sakit pada seorang Iblis), lalu ia teringat kalau ia membakar cosmo setinggi tingginya, ada kemungkinan ia akan mencapai keajaiban!

ayolah keajaiban!, datanglah dan selamatkan pantatku!

Sanctuary, Athens

Di depan Kuil Libra, seorang pemuda berambut cokelat muda memandang ke arah timur, sudah 6 tahun sejak ia terakhir kali pulang ke rumah.

Saat ini ia adalah seorang Saint Athena yang bertanggung jawab atas keamanan sang dewi, ia tidak bisa pulang begitu saja.

"Hmph, Issei pasti sudah SMU sekarang" katanya mengingat adiknya yang telah ia latih penggunaan Cosmos agar bisa membela diri.

ia melihat seseorang turun dari arah kuil Scorpio, seorang pria berambut cokelat nyaris hitam berpostur sedikit lebih pendek darinya, ia mengenakan cloth emas dengan sepasang sayap dan syal putih di lehernya.

"Seiya-san, apa yang kau perlukan di kuilku ini?" tanya Libra pada sang Saint senior.

"Athena-sama ingin kau dan aku menghadap ke ruangannya, beliau bilang ada hal penting yang hendak dikatakan". kata Seiya.

Libra lalu berbalik dan mengikuti Seiya menuju puncak Sanctuary.

Libra adalah Saint yang berasal dari Jepang, sama dengan Seiya.

ia adalah Libra Genbu, atau Genbu Hyoudo, kakak dari Issei Hyoudo sang Sekiryuutei.