Semua bagaikan angin, cepat berlalu tapi tetap akan dirasakan. Saat pertama kali kita saling berjabat tangan, menyebutkan nama kita satu sama lain. Awal dari senyuman dan tatapan mata yang saling berbinar saat melihat mata masing-masing.

Disana aku merasakan kehangatan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, bagai air yang mengalir. Waktu berjalan begitu saja. Kita saling tertawa bersama, tersenyum bersama, menangis bersama, semua itu saat bahagia maupun sedih kita lakukan bersama.

Disaat itu aku yakin, kalian akan selalu ada disisiku. Dikala aku menangis kalian yang akan selalu setia memelukku dalam dekapan hangat kalian.

Kalian yang pernah berkata kita akan saling mengulurkan tangan satu sama lain. Tapi itu apa ?!

Hanya dusta kalian yang keluar dari bibir cantik itu. Bagai air yang dulu jernih sekarang menjadi kusam.

Bak kertas yang dulu putih polos sekarang penuh dengan tinta hitam yang memenuhinya, dan bagai kain polos yang tak ternoda menjadi penuh bercak darah.

Saat kalian berjanji padaku akan saling setia, saat sedih maupun senang. Kalian yang akan selalu memberiku kebebasan dan tak mengurungku dalam sangkar gelap itu.

Semua itu, bukanlah kenangan indah yang wajib ku ingat dan simpan. Itu adalah kenangan buruk yang gelap dan wajib dilupakan dan bahkan dibuang jauh dari kehidupanku.

Memoriku yang dulu tentang kalian kini sudah tiada, hanya ada diriku. Mimpiku yang selalu ada kalian di setiap malam itu, hilang sudah.

Kalian tahu ?, kalianlah yang dapat membuatku tersenyum, tertawa lepas, dan sampai menangis keras.

Tapi, dengan seenaknya, benang merah yang menghubungkan semua itu putus sudah.

Sekarang dan dulu sudah berbeda

Dulu saat ku menengok ke kanan dan kiri bahkan saat ku lihat ke belakang ada kalian yang mengelilingiku, kita berjalan bersama, beriringan, saling merangkul, tersenyum dan tertawa karena lelucon kita yang tak bermutu terlontar satu sama lain.

Dulu aku, yang akan bersikap manja dengan kalian dan kalian yang menanggapinya malah lebih memanjakanku.

Tapi...

tapi sekarang...

Saat ku lihat ke kanan kiriku, semua itu hampa. Tak ada siapa-siapa disana, dan saat ku tengok kebelakang

Hanya ada bayangankulah yang selalu mengikutiku. Jalan seperti berjalan di jalan terang yang tapi disana hanya ada aku sendiri.

Memang terang, tapi kenyataannya sangat kelam

Ku jalan terus menerus, di depan sana cahaya besar menungguku

Langkahku yang lama perlahan menjadi cepat, cepat dan berlari ke cahaya itu

Terus dan menerus, sampai akhirnya aku kelelahan karena mengejarnya

Aneh!

cahaya itu lama-kelamaan menjauh

Aku bingung, gelisah, dan takut mengerubungi sisi lain hatiku

Bergetar hebat, cahaya itu benar-benar menjauh dan akhirnya hilang begitu saja

Ruang yang aku jalani menjadi gelap

Tanpa pencahayaan apapun tak dapat melihat apa-apa

Kekosongan yang kurasakan, Semilir angin yang mengisi ruangan, dan ketakutan yang mendekat

Bergetar hebat, tubuhku bergetar hebat

Peluh dingin mulai membanjiri tubuhku, tanganku tak sanggup untuk digerakkan

Dari arah utara, langkah sepatu menggema dalam kegelapan ini. Bibirku membiru. Langkah itu semakin dekat dan dekat sampai berhenti hilang entah kemana.

splashh

Cahaya dari sebuah korek api menerangi ruangan ini. Sumber cahaya kecil yang anehnya dapat menerangi ruangan yang sebelumnya gelap nan luas itu menjadi terang dengan satu titik yang tepat di depan wajahku.

Ku terpaku pada seorang yang sedang memegang korek api yang menjadi sumber penerangan satu-satu sekarang.

Disana, wajah yang sama, bentuk tubuh yang sama semuanya mirip denganku.

Aku tak mengerti dengan semua ini, dia tersenyum manis.

"Pergilah bersamaku''

dan...

Tangan itu terulur

Fin

One shoot/ ini semacam ya liat judulnya aja suara dari hati

Jadi ini yg dari hati. Kalau nanya dari hati siapa/? pasti dari hati orang itu jawabannya. Ok sekian terimakasih