Well. Well. Akhirnya aku kembali dengan mempersembahkan fic terbaru yang gaje.
Warning : gaje, segaje pembuat cerita, miss typo, dll.
Disclamer : selamanya naruto tuh punya-nya oom masashi.
Rated : T. maksudnya sekarang emang T. tapi ntar mungkin bakal diubah kok. Tergantung request dari readers.
Pairing : sasusaku donk.
Gendre : suspene, romance.
Inspired by : Twilight-Sthepenie Meyer. Black Chery- Yuuki D'Gray. Akkay Yuki-Cake factory
Moon in the midnight.
chapter 1.
Sasuke melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan yang relative lebar, ada banyak barang-barang yang dipajang dilemari. Dilihatnya kekasihnya yang berambut pink sedang menyiapkan makanan, hanya terdengar suara talenan yang beradu dengan pisau, dan juga suara sayuran yang tepotong.
Sakura menolehkan kepalanya, tersenyum menatap seorang pemuda yang sedang memeluk pinggangnya dari belakang.
"Sasuke-kun. Kau mau membantuku memasak ini?"
"Hn…" Sasuke meletakan dagunya diatas bahu Sakura yang ramping, mencoba menghirup sedalam mungkin aroma bunga Sakura dan hujan yang membaur manjadi satu menguar dari tubuh Sakura. Bau yang membuat tenggorokannya menjadi semakin panas.
"Sasuke… hentikan, apa kau tidak melihat aku sedang sibuk?" Sakura melenguh tertahan saat merasakan lidah Sasuke menyapu permukaan lehernya yang sensitive.
"Aku mengingkanmu Sakura." Suara Sasuke yang berat terdengar semakin menggoda.
Sasuke mulai mengecup perlahan permukaan leher Sakura dan sesekali menggitnya lembut hingga menimbulkan bercak kemerahan.
Sakura membalikan tubuhnya menghadap Sasuke, melingkarkan kedua lengannya dileher pemuda itu, wajah Sasuke nampak datar seperti biasa, namun kali ini berbeda, ada sesuatu yang lain, yang berkobar dimatanya yang sekelam malam. Hasrat yang tertahan, ada gelora yang tidak tersampaikan, gairah, seketika Sakura merasa terjebak dan tidak ingin melepaskan diri.
Sasuke membelai lembut permukaan wajah Sakura, membuat gadis itu memejamkan matanya menikmati sentuhan Sasuke dikulitnya. Saat Sakura membuka mata, Sasuke menyentuhkan permukaan bibirnya dengan bibir Sakura, mengulum pelan, menggigiti bibir bagian atas, meminta ijin untuk akses masuk. Segera saja lidah Sasuke menjelajahi bagian dlam mulut Sakura yang hangat dan basah, tidak disia-siakannya kesempatan itu, benda lunak itu bergerak menginvasi seluruh bagian tanpa ampun, mengabsen satu persatu gigi Sakura yang berbaris rapi. Lidah mereka saling membelit satu sama lain.
Sasuke tidak berhenti sampai disitu saja, saat Sakura melepaskan diri karena membutuhkan pasokan oksigen, Sasuke menurunkann ciumannya kesekitar leher, menjilatinya denga penuh nafsu sementera Sakura meremas rambut raven Sasuke dengan gemas.
Entah bagaimana terjadi, giginya yang setajam silet sudah menembus lapisan kulit gadisnya yang tipis. Sakura mengerang, bukan karena nikmat, tapi karena merasakan adanya benda tajam yang menancap dilehernya.
"Arrrggghhh…" Sakura mencoba mendorong Sasuke kebelakang, namun nihil, Sasuke tetap pada posisinya semula.
Segera saja aliran darah berpindah secara paksa, terdengar suara-suara aneh yang menegakkan bulu roma. Suara darah yang dihisap secara paksa.
"Sasuke lepaskan. Sakit…." Sakura memohon sambil berusaha melepaskan diri dengan meletakan kedua tangganya dipermukaan dada Sasuke yang bidang.
Sasuke seakan tidak mendengar, dia malah dengan refleks menegetatkan kedua lengannya yang melingkari pinggang Sakura. Dia sudah tidak bisa memikirikan apa-apa lagi, tidak juga Sakura- gadis yang dicintainya- yang sekrang sedang menangis memohon untuk dilepaskan. Nafsu dan rasa haus yang selama ini ditahannya akhirnya membuncah hingga ia kehilangn seluruh akal sehatnya.
Sasuke semakin tidak perduli, pemuda tampan itu justru malah dengan semakin beringas menghisap darah dari dalam tubuh yang sekarang sudah diam tidak bergerak, dan baru berhenti setelah rasa panas yang menggrogoti keronggkongannya berganti menjadi rasa lega. Tubuhnya terasa sesak akibat banyaknya cairan yang masuk kedalam tubuh.
Saat itulah akal sehat kembali merasuk, saat Sasuke menyadari apa yang telah dilakukannya saat itulah pula-lah penyesalan tidak akan pernah bisa mengembalikan apa yang telah terjadi. Dirasakannya tubuh Sakura yang mulai mendingin dipelukkannya, gadis itu diam tidak bergerak, pucat tidak bernyawa, tidak pernah bisa melihatnya merona lagi.
"Sakura….!" Sasuke menyenandungkan nama kekasihnya lirih. "Maafkan aku."
Apa yang selama ini menjadi ketakutan Sasuke ahirnya menjadi kenyataan, yang terburuk sama sekali bukan tentang kematian yang menjadi jurang pemisah diantara hubungan mereka, bukanlah saat mendengar Sakura menjerit kesakitan-semua ingatan mengerikan itu akan dia bawa seumur hidupnya. Yang paling parah adalah mengetahui bahwa ia tidak bisa berhenti. Suatu saat dia percaya bahwa dirinya sendirilah yang akan menjadi penyebabnya lenyapnya Sakura dari hidupnya.
Rasa sakit didadanya bermetamorfosa menajdi nyata saat tiga titik tomoe di leher kinya tiba-tiba mengeluarkan rasa panas yang menusuk. Sasuke mengerang saat rasa sakit itu menjalar keseluruh tubuhnya hingga ia merasa lebih baik mati daripada merasakan sakit yang begitu luar biasa menyiksanya.
"Aaarrrgghhhh…." Teriakan kesakitan Sasuke membahana keseluruh kamar hingga membuat Sakura yang tidur disampingnya terbangun dan panic mendapati kekasihnya seperti orang yang sangat menderita.
"Sasuke…. Sasuke…." Sakura berusaha membangunkan Sasuke yang berterika-teriak kesakitan sambil tangannya memegang bahu kirinya dengan kencang.
Diguncang-guncangnya tubuh yang dipenuhi oleh keringat dingin yang mulai membanjir, Sakura mulai merasa panic.
"Sasuke bangun. Kau kenapa?"
Mata Sasuke membelalak terbuka dengan tiba-tiba, rasa panas itu masih menjalari seluruh tubuhnya. Dengan refleks Sasuke memeluk tubuh Sakura dengan erat, seakan berusaha memastikan kalau gadis itu nyata.
"Sakura…" Sasuke memanggil nama kekasihnya dalam keadaan nafas yang masih tersengal.
"Aaaarrggghhhh…." Rasa sakit itu kembali menyerang, membuat jatungnya berdetak cepat seolah akan lepas dari tempatnya.
"Sasuke kau kenapa?" Sakura benar-benar ketakutan sekarang.
Sasuke tidak menjawab, tangannya mengenggam kelima jari Sakura dan meremas nya dengan kencang, berharap bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang mendera. Pemuda itu menyembunyikan wajahnya di dada Sakura yang sekarang ikut berdebar kencang, dia tidak ingin membuat Sakura melihat kedua bola matanya yang sekarang pasti sudah berubah warna menjadi merah dengan tanda bintang berputar dipupilnya.
Sasuke mengetatkan pelukannya ditubuh Sakura yang sekarang duduk bersimpuh di atas tempat tidur mereka. Mereka masih tidak beranjak dari posisi awal saat Sasuke merasakan rasa sakit yang menggrogoti tubuhnya perlahan semakin menghilang. Mendengarkan irama nafas Sakura yang mulai teratur sambil menghirup dalam-dalam aroma yang mengur dari tubuh gadisnya.
"Kau kenapa? Apa kau bermimpi buruk lagi?" Sasuke mendengar pertanyaan Sakura yang sarat akan kecemasan sambil membelai lembut rambut raven Sasuke.
Ini bukanlah kali pertama Sasuke memimpikan hal yang paling ditakuti didunia ini.
Sasuke tidak menjawab, pemuda itu medongakkan kepalanya dan menatap kedua mata emerald Sakura yang bersianr redup dengan kedua matanya yang telah kembai pulih seperti semula. Langsung melumat bibir Sakura dengan ganas, seakan berusaha untuk menumpahkan semua perasaan takutnya. Sakura merasakan perasaan ganjil yang aneh saat merasakan lidah Sasuke yang menelusup kedalam mulutnya, seperti sedang berusaha menahan perasaannya. Entah kenapa Sakura merasa ciuman Sasuke kali ini terasa menyakitkan baginya.
Sasuke kembali memikirikan mimpi buruknya yang belakangan ini selalu menghantuinya pikirannya hingga membuat tidurnya tidak pernah lelap, dan lagi kebiasaannya itu membuat kekasihnya, Sakura, menjadi kahwatir sambil membiarkan guyuran air shower yang dingin membsahi kulitnya yang telanjang.
Sasuke keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk kecil dilehernya, setelah merapikan seragam sekolah yang dikenakannya Sasuke duduk diberanda depan kamar dan membiarkan angin pagi yang sejuk membelai lebut bulu-bulu halus diwajahnya.
"Kau yakin mau pergi kesekolah Sasuke?" Sakura yang juga sudah rapi dengan seragamnya, meremas pelan bahu Sasuke yang duduk membelakanginya.
"Hn…"
"Mungkin ada baiknya kalau kau beristirahat saja dirumah." Sakura menyarankan dengan hati-hati.
Sasuke beranjak dari duduknya dan memeluk pinggang Sakura dengan mesra. Memberikan kecupan singkat dibibir gadis itu. "Aku baik-baik saja Sakura, tidak perlu mengkhawatirkan aku seperti itu."
"Kau tidak ingin sarapan dulu sebelum berangkat?"
"Sayang. Berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil yang tidak berdaya."
Sakura terkekeh geli. Sakura yang seperti inilah yang membuatnya sangat mencintai gadis itu, perhatiannya, caranya menatap Sasuke hingga membuat Sasuke merasa seperti seorang yang sangat beruntung didunia. Tapi sekalipun Sasuke tidak pernah membayangkan kalau senyuman itu suatu saat mungkin akan memudar dari bibirinya saat gadis itu mengetahui rahasia tergelapnya yang bahkan coba ia sembunyikan dari dunia. Akan ada saat dimana Sakura akan menjerit ketakutan sambil berlari menjauhinya, saat itu terjadi dia bersumpah tidak akan pernah mecoba mnecegah gadis itu. Namun jujur, Sasuke tidak yakin akan dirinya sendiri, kalau saat itu datang, sanggupkah dia pergi dan melenyapkan dirinya sendiri.
"Kau duluan saja, aku masih ada urusan."
Sakura mengangguk patuh, gadis itu memberikan kecupan singkat dipipinya lalu kemudian beranjak pergi menuju kelasnya dilantai dua.
"Hai jidat. Tumben kau telambat" Sahabat pirang Sakura langsung nangkring disampingnya secara ajaib.
"Berhenti memanggilku jidat. Dasar babi." Dengus Sakura kesal.
"Mana pangeranmu itu? Tumben sekali dia melepaskanmu sendirian." Ucap Ino sambil memoleskan lip-gloss rasa chery dibibirnya yang sexy.
"Aku kan bukan anak kecil lagi, dan dia tidak tidak harus mengawasiku setiap saat. Dia bilang dia ada urusan."
"Ooh… ya. Urusan dengan wanita lain maksudnya."
"Apa maksudmu?"
"Sakura…. Kau ini polos atau naïf. Sudah berapa lama kau dan Sasuke berhubungan? Dan selama satahun ini, kutanya apa saja yang sudah kalian lakukan, selain berciuman, tentu saja."
Wajah Sakura terasa panas mendengar pertanyaan Ino, dia memang pernah berpikir seperti itu sebelumnya, bertanya pada Sasuke kenapa pemuda itu tidak pernah menyentuhnya sama sekali pahahal Sasuke sudah genap delapan bulan tinggal bersama diapartementnya dan selama itupula mereka sekamar namun tidak pernah terjadi apa-apa selain Sasuke yang menciumnya dan kemudian berlalu begitu saja, meyisakan tanda Tanya besar dibenak Sakura.
Keanehan yang lain, Sakura tidak mengetahui siapa Sasuke yang sebenarnya, dia tidak tahu Sasuke berasal darimana, Sasuke tidak pernah menceritakan asal-usulnya, siapa dirinya, atau dimana keluargnya. Sakura hanya tahu kalau Sasuke bermarga uchiha.
"Kau pikir dia tidak mencintaiku?"
Pertanyaan Sakura membuat tawa Ino meledak seketika.
"Kau ini jidat. Aku kan hanya bercanda. Semua orang juga tahu kalau Sasuke hanya mencintaimu."
Sayanganya semua pernyataan Ino tidak mampu membuat keraguan Sakura memudar ataupun membuat pertanyaan dibenak Sakura pupus begitu saja. Siapa Sasuke sebenarnya, dan yang paling penting, apakan Sasuke benar-benar mencintainya selama memang Sasuke mencintainya lantas kenapa mereka tidak pernaha melakukan sesutu yang lebih dari sekedar ciuman.
"Kau sudah memberitahunya?" Gaara bertanya sambil menempatkan dirnya disamping Sasuke yang sekarang sedang duduk sambil menjuntaikan kakinya kebawah, mereka sekarang ada diatas sekolah.
"Belum..!"
"Kenapa?"
"Aku tidak siap. Aku tidak mau mengambil resiko dia akan meninggalkan aku."
"Kau berpikir Sakura akan meninggalkanmu kalau dia mengetahui kenyataanya."
Sasuke menghela nafas berat. "Lihat aku Gaara. Kau pikir dia akan mau menerimaku begitu saja setelah dia mengetahui kebenarannya."
"Kita tidak akan tahu kalau belum mencobanya Sasuke." Ucap Gaara sambil melompat turun dari ketinggian, meninggalkan Sasuke berkawan sepi.
Sasuke tahu kalau dia tidak akan bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi, cepat atau lambat, gadis itu akan mengetahui kebenarnnya. Apalagi belakangan Sakura mulai curiga kenapa dirinya tidak pernah sekalipun makan malam bersama Sakura dimeja makan. Dan kemana saja dirinya pergi setiap beberapa hari sekali.
"Sasuke kemana sih?" Sakura melongokan kepalanya kesembarang tempat, tapi gadis itu tidak mendapati kekasihnya dimanapun.
Sakura menghela nafas pelan sambil berjalan menuju keatap sekolah, tempat ia dan Sasuke sering menghabiskan waktu berdua disana.
Saat sampai didepan pintu menuju keatap, Sakura mendengar suara-suara aneh, seperti suara lenguhan yang tertahan. Seketika jantung Sakura berdetak kencang dengan sendirinya. Pelan-pelan Sakura membuka pintu atap yang ternyata tidak terkunci.
Sakura merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga saat mendapati Sasuke sedang menenempatkan rahangnya disela-sela lekukan leher seorang gadis yang terlihat tidak berdaya, gadis itu pucat tidak bernyawa karena kehabisan darah. Terdengar suara krek yang mengerikan saat Sakura melihat Sasuke mematahkan leher gadis itu seperti mematahkan pensil yang sudah lapuk. Ada darah yang merembes kelantai saat Sasuke melepaskan rahangnya, segera saja tubuh gadis itu merosot jatuh kelantai.
"Sasuke.."
To be continue.
R
E
V
I
E
W
S
Pleas.
Awas kalau enggak review. Gua jitakin lu satu-satu. Trus gue uber pake sabit. Mank bisa ya? Bisa donk. Gue gitu.
Jangan diflame ya.
I feel hurt.
Sesuai dengan permintaan reader waktu itu kali ini aku membuat fic terbaru yang full of sasusaku.
dan setelah sekian lama mengisolasikan diriku dari dunia
akhirnya aku bisa kembali kesekolah. Hurayy…..
Walaupun aku sedih karena teman sebangku-ku pindah sekolah. Hick… hicks
Iam gonna miss u bob….
