Hesooo

Ane balik dengan berbagai cerita dari fandom One Piece. Nggak ada kerjaan, ngetik cerita-cerita Gaje. Dan share ke sini. Cerita kali ini tentang Ace, Thatch & Marco. Oke, tidak panjang lebar lagi. SILAKAN BACAAA

Kalau mau, REVIEW~

.

"Saudara yang tlah pergi"

.

Dulu aku hanyalah seorang bocah yg selalu dianggap remeh oleh setiap orang. Tapi kini, aku adalah seorang pria kuat yang sangat dikenal. Semua orang tahu namaku. Portgas D. Ace. Si tinju api.

Dengan tinjuku ini, aku bisa menghancurkan berpuluh-puluh kapal dalam sekali ayun. Bahkan aku bisa menghancurkan sebuah kota dalam waktu beberapa menit. Hal inilah yang membuat ku diangkat menjadi komandan tempur nomor 2 Whitebeard. Bajak laut yang paling kuat dan tersohor di seluruh lautan.

Aku memiliki 2 orang teman yang sudah kuanggap sebagai saudara. Mereka adalah Marco dan Thatch. Merekalah orang yang membuat ku bertahan di Moby dick untuk pertama kalinya disaat aku benar-benar membenci si kakek tua berkumis putih itu. Ya.. Walaupun sekarang aku sudah menganggap orang tua itu adalah bapakku sih. Aku sangat menyayangi mereka. Thatch selalu menemaniku dikala sepi. Marco selalu menghiburku dikala sedih. Dan malahan aku bgaikan seorang anak kecil untuk mereka ber-2.

Kami selalu bekerja sama. Suka dukapun dilalui bersama. Tapi, hal itu tidak berlangsung lama.

Sejak kami menemukan sebuah buah setan yang tidak dikenal. Seseorang rela berkhianat dan membunuh Thatch demi mendapatkan buah itu.

Di malam yang sunyi sepi. Di saat thatch sedang menikmati cakrawala, seseorang diam-siam berjalan dibelakangnya dengan sebuah belati yang haus darah di tangannya.

JTERRR

Bunyi sambaran petir dimalam tak berbintang itu menjadi saksi bisu terbunuhnya seorang Thatch oleh anak buahku sendiri, Marshal D. Teach.

Ia rela membunuhnya hanya demi buah setan itu. setelah membunuh Thatch, ia menghilang begitu saja ditengah gelapnya malam.

"THATCH!"

Matanya yang kosong, wajahnya yang pucat pasi dan jantungnya yang tidak berdetak lagi membuatku tak kuat menahan air mata ini. Pops hanya diam menatap tubuhnya yang telungkup bersimba darah. Sedangkan yang lainnya ikut menangisi dirinya yang trbujur kaku diatas lantai. Marco ikut menangis disampingku. Ia merangkul dan memeluk tubuhku yang rapuh. Aku terisak. Hatiku perih. Ku genggam tanganku seerat mungkin. Ku alirkam seluruh emosiku ke tinjuku.

Marshal D. Teach. Ya.. pria keji itu. Ia harus membayarnya. Aku berjanji demi apapun, akan menghabisinya.

"HUAAAA!"

Aku menangis sejadinya dipelukan Marco. Semua ikut menangis. Melepas sang saudara yang tidak akan pernah kembali.

END