.
.
.
Naruto Masashi Kishimoto
NaruSaku ever
Warn: Typo, AU, OOC, Lime, Lemon Etc
Rate: M for Lime or Lemon
Genre: Romance.
.
.
.
Culun: My Lovely Husband
.
.
.
A/N: ini versi MC dari Fict Culun. Karena adik saya yang paling unyu ingin di buatkan MultiChapter dari Fict ini :3 Okay, Lady bloodie maaf kalo ada kesalahan :p
Enjoy it
Disetiap kehidupan mesti ada sebuah pelecehan, pertengkaran atau apa saja yang berhubungan dengan itu. Naruto Namikaze—atau di sekolahnya bisa di panggil Naruto Uzumaki, seorang Siswa yang bersekolah di Konoha High School, seorang siswa terculun di antara semua siswa yang ada di sekolah tersebut.
Dilihat dari penampilan pemuda pirang tersebut, mereka sudah yakin kalau dia adalah seorang culun. Memang benar penampilannya terkesan culun, namun di balik itu semua ada sebuah rahasia besar yang ada dalam diri Naruto. Dia adalah pemilik dari Sekolah tersebut. Itu memang kenyataan, tapi di tutupi oleh penampilan. 'Jangan lihat buku dari sampulnya,' pepatah ini memang cocok untuk di sandingkan dengan Naruto.
Sakura Haruno, siswi paling cantik di Konoha High School. Seorang siswi yang popular di kalangan murid lelaki, dia terkenal dengan kecantikan alaminya serta keramahannya. Gadis musim semi ini menjabat sebagai Seito Kaichou Konoha High School, Sakura juga dikabarkan tengah dekat dengan pangeran sekolah, Sasuke Uchiha. Issue tersebut sudah berhembus lama sejak mereka berdua masih kelas satu.
Namun semua gosip itu tidak ada yang benar, malahan Sasuke sedang dekat dengan Hinata Hyuuga, putri dari pengusaha terkenal. Hiashi Hyuuga.
Menjadi siswa terculun memang tidak menyenangkan sama sekali, Naruto merasakannya. Ia selalu dibully oleh beberapa teman seangkatannya—mungkin semua siswa-siswi di Konoha High School. Banyak yang tidak menyukai Naruto karena kepintarannya yang mungkin saja akan menyaingi trio KHS—Sakura, Shikamaru serta Sasuke.
Brakk
"Brengsek! Cepatlah sedikit!"
Sebuah teriakan membuyarkan semua kegiatan yang ada di kelas 3-1 tersebut.
"Kau mau aku hajar!? Bisa-bisa bel masuk sudah berbunyi!" pemuda itu kembali membentak, dia membentak seorang pemuda pirang dengan kacamata botol serta rambutnya yang rapi.
"Hidan, sudahlah. Lagipula si culun ini tidak bisa di harapkan soal kecepatan tangan." Ujar seseorang yang berada di belakangnya serta mencibir kemampuan pemuda pirang itu.
Hidan mendengus kesal, "Diam kau Kakuzu! Aku akan di hukum Anko-sensei bila tidak mengerjakannya," balas Hidan.
"Cepatlah lemah!" kali ini Kakuzu ikut membentak pemuda pirang itu.
"Kalian!? Cepat kembali ke kelas masing-masing!?" lengkingan feminim membuat nyali kedua berandalan ini ciut, mereka berdua cepat-cepat mengemasi bukunya kemudian keluar dari kelas tersebut. "Uzumaki Naruto, kau tidak apa?" tanya gadis kepada pemuda yang bernama Naruto itu.
Naruto hanya menggelengkan kepalanya, kemudian tersenyum lemah. "Tidak apa kok, Haruno Sakura-san. Lagipula tidak ada yang terluka sama sekali."
Sakura menganggukkan kepalanya kemudian menatap semua teman sekelasnya, "Baik semuanya! Berhubung Kakashi-sensei tidak bisa masuk. Kalian di tugaskan untuk mengerjakan buku halaman 143, Mengerti?" seru Sakura tegas.
Semua yang berada di kelas mengangguk paham, kemudian mereka membuka buku dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh Kakashi.
"Baik, aku akan pergi ke ruang Osis. Ada yang harus aku selesaikan." Ujar Sakura yang berjalan menuju ruang Osis.
Beberapa saat setelah Sakura pergi, kelas kembali ricuh seperti biasa. Banyak dari mereka yang bermain-main, kecuali Naruto. Pemuda itu hanya duduk sambil mengerjakan soal tersebut.
Naruto sedikit menyunggingkan seringainya, "Sakura-chan…." gumam Naruto pelan.
.
.
.
Teng… Teng… Teng…
Bel berbunyi. Tanda pergantian jam pelajaran, dan sekarang waktunya pelajaran Olahraga bagi kelas 3-1. Namun hanya Naruto saja yang tidak ikut pelajaran tersebut karena tidak enak badan. Alasannya sangat banyak sehingga para guru percaya terhadap Naruto.
Pemuda pirang itu pergi menuju ruang kesehatan untuk tidur siang, sebenarnya Naruto tidak sakit, hanya saja dia tidak mau identitas aslinya terungkap oleh public. "Namikaze…" gumam pemuda itu sambil berjalan menuju ruang kesehatan, "Bagaimana keadaan tou-chan dan kaa-chan?"
Bugh!
"Dasar lemah! Kalau jalan pakai mata!" Naruto kembali menabrak seorang berandalan, "Minggir sialan!" ujar berandalan tersebut sambil memukul Naruto.
Bugh!
Brakk!
"Hey, kau di skors selama satu bulan!" seru Sakura dari kejauhan membuat berandalan tersebut bergidik ngeri. "Bersiaplah, hukumanmu dimulai besok!" berandalan tersebut lari terbirit-birit mendengar suara menggelegar Sakura. "Uzumaki, kau tidak apa?" Naruto hanya menggelengkan kepalanya saja, "Biar aku bantu kau untuk pergi menuju ruang kesehatan." Sakura memapah Naruto.
Naruto sendiri hanya diam melihat bagaimana Sakura membantunya untuk berdiri dan memapahnya untuk berjalan ke ruang kesehatan. Sesekali pemuda pirang itu menatap Sakura yang sedang berjalan di sampingnya, sebuah senyuman terukir di wajah tan Naruto.
Beberapa saat setelah sampai di ruang kesehatan, Sakura menidurkan Naruto di atas ranjang kemudian mengambil beberapa peralatan kesehatan seperti; Perban, obat merah, serta kapas.
"Dimana yang sakit?"
Naruto menunjukkan luka di bagian kepalanya, Sakura langsung tanggap memberikan obat merah di kapas yang di pegangnya lalu mengobati bagian dahi Naruto yang sedikit mengeluarkan darah.
"Ouch!"
"Oh maaf."
Sakura kembali mengobati Naruto, namun beberapa saat Shappire milik Naruto bertemu dengan Zamrud. Mereka berdua terdiam seolah keduanya terhipnotis oleh kedua batu yang saat ini saling menatap itu.
Naruto sedikit menyeringai, kemudian ia lepas kacamata botol miliknya dan mengacak rambut pirangnya. "Kau terhipnotis nona?" goda Naruto yang masih menyeringai membuat gadis musim semi itu merona dan salah tingkah.
"Etoo… Ter-terhipnotis apa? A-aku tidak terhipnotis apapun." Ujar Sakura gugup, "Su-sudahlah aku mau mengobati lukamu ini."
Naruto tersenyum kemudian tanpa di sadari Sakura, tangan kanan pemuda itu sudah berada di punggung Sakura. Secara tiba-tiba Naruto mendorong maju gadis itu mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura.
"Kau seksi sekali."
Sakura kembali merona saat Naruto mengucapkan itu, pemuda pirang ini mulai menciumi telinga Sakura, "Ssshh…. Hentikan…" desahan Sakura keluar secara mulus dari bibir Peach miliknya.
Tangan kiri Naruto mulai meraba perut rata milik Sakura membuatnya mendesah, "Ini salahmu sendiri sudah merangsangku, Haruno-san."
Sakura tidak bisa berbuat apa-apa karena dia sendiri menikmati perlakuan lembut dari seorang Uzumaki ini. Matanya terpejam, bibirnya menutup rapat menahan desahannya yang akan keluar dari bibirnya.
Naruto menarik wajahnya kemudian menatap Sakura yang masih menutup matanya, sedikit mengulum senyuman di wajah tampannya. Naruto mencium bibir peach milik Sakura lembut, mengantarkan gadis musim semi itu ke langit paling atas.
Tangan kanan Naruto yang sedari tadi berada di belakang, mulai meraba dada yang masih terbungkus oleh seragam olah raga. Beberapa saat setelah berciuman, Naruto menjauhkan wajahnya dari Sakura kemudian menatap gadis itu dengan lembut.
"Tidurlah di atas ranjang ini."
Sakura hanya menganggukkan kepalanya saja kemudian tidur di atas ranjang tersebut. Wajahnya kali ini sudah memerah seperti rambutnya, matanya yang sayu menatap Naruto. Pemuda itu hanya menyeringai seksi melihat gadis yang paling di takuti seantero KHS ini bertekuk lutut terhadapnya.
"Bukalah bajumu, Sakura-chan."
Kali ini Naruto memanggilnya dengan nama kecilnya, tidak sopan sekali. Namun Sakura masih diam saja tidak melakukan apa-apa. Ia tidak mau ketahuan melakukan hubungan dengan Naruto yang notabenya adalah seorang culun di sekolah tersebut.
Naruto masih menatap Sakura dengan lembut, "Baiklah, kalau kau tidak mau membukanya. Aku tidak akan memaksanya," Naruto kembali mencium bibir Peach Sakura. "Tapi, sebagai gantinya nanti malam kau harus ada di kamar, ya?"
Sakura mengangguk lemah dengan permintaan Naruto. ia menyesal telah menolong pemuda ini. Naruto merapikan kembali pakaiannya lalu tidur di ranjang yang dipakai Sakura, membuat gadis itu merona kembali.
Ya ampun, bagaimana ini? Pikir Sakura panic, ia tidak ingin ada yang tahu kalau dia tengah tidur bersama dengan culun ini. Bagaimana jika Tsunade mengetahui ini? Bisa di depak oleh dia.
Srakkk
Keringat dingin Sakura menetes, ia tidak bisa melepaskan pelukan Naruto. lelaki itu terlalu kuat untuk memeluknya. Sakura bisa mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke ranjangnya bersama Naruto.
'Kami-sama tolonglah aku, aku tidak mau di keluarkan dari sekolah ini' batin Sakura yang masih panic akan kedatangan seseorang. Ia kemudian memenjamkan matanya dan pasrah akan semua yang terjadi.
Srakk
Tirai tersebut di buka menampilkan seorang pria dewasa dengan wambut yang sama pirang seperti Naruto. Pria itu terlihat masih muda, senyum ramahnya tidak hilang dari wajahnya.
Sedikit menggelengkan kepalanya melihat kedua murid yang sedang tidur sambil berpelukan, "Naruto, Sakura. Ayo bangun! Kalian tidak ingin kan kalau ada murid yang kemari?" Sakura membuka matanya dan menatap pria pirang tersebut dengan lega. "Sakura bangunkan Suamimu ini,"
"Tou-chan? perasaan Tou-chan berada di luar negeri?" tanya Sakura sedikit heran dengan ayah mertuanya ini.
Minato selaku ayah mertuanya hanya tersenyum ramah, "Aku masih ada pekerjaan menjadi guru di sekolah ini, Sakura-chan. Lagipula aku ingin melihat Naruto menjadi culun." Ujarnya sambil terkekeh geli melihat Sakura yang masih di peluk oleh Naruto, "Kalian bisa melakukannya di rumah?"
Wajah Sakura kembali merona saat ayah mertuanya menggodanya.
"Minato!" Suara feminim terdengar dari luar. Suara tersebut memanggil Minato.
"Aku disini Kushina!"
Wanita yang di panggil Kushina mendatangi ruang kesehatan tersebut, lalu berkacak pinggang sambil menatap Sakura dan Naruto yang sedang tidur sembari memeluk Sakura.
"Ya ampun Naruto." wanita cantik ini tersenyum maklum, "Kau tahukan kebiasaan Naruto saat tidur, Saku-chan?"
Sakura mengangguk paham, ia tahu kalau Naruto selalu memeluknya bila sedang tidur. Tangan gadis itu mulai mengelus bagian bawah Naruto. Hey, di depan ada orang tuanya! Dia tidak peduli kalau di depannya ada kepala sekolah, toh sekolah ini milik Minato.
Minato dan Kushina hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah pemuda-pemudi tersebut.
Cara yang dilakukan oleh Sakura ternyata ampuh untuk membangunkan Naruto dari tidurnya. Pemuda itu mengusap matanya, "Tou-chan, Kaa-chan. Sedang apa kalian di sini?" tanya Naruto masih setengah sadar, "APA!? Kenapa kalian disini!?"
Bletakk
"Jangan teriak Baka!" Sakura menjitak kepala pirang Naruto.
Naruto sendiri mengerucutkan bibirnya, "Sakura-chan, kau kasar sekali padaku. Padahal tadi kau pasrah terhadapku yang akan memperko—" mulut Naruto di sumpal perban oleh Sakura.
Kedua orang tua ini tertawa geli melihat tingkah anak dan menantunya yang mirip dengan mereka.
"Seperti Nostalgia ya?"
"Kau benar Minato."
.
.
.
TBC
.
.
.
Oke, Chapter 1. Hanya twoshot saja kok :3
Hime, sudah aku buat nih :3 maaf ya kalo jelek :v
Oke sampai disini saja… Jaa~~~
