Man in Love

Naruto © Masashi Kishimoto

Cast: Sasuke, Naruto, Shikamaru, Neji, Sai

AU, Typo(s), OOC, etc.

Cover by: Miraculous

-Happy read!-

-Sasuke's Side-

Di sebuah ruangan bernuansa putih, seorang pemuda berparas rupawan dengan kulit putih dan berambut raven yang mencuat di bagian belakangnya tampak tengah duduk bersandar pada sandaran kursinya yang dilapisi jubah putih panjang. Matanya terpejam menyembunyikan onyx sekelam malam yang senantiasa menatap tajam. Beberapa lembar kertas menumpuk rapi diatas meja di hadapannya.

Tok Tok Tok

Seakan terusik oleh suara ketukan pintu yang letaknya lurus sejajar dengan tempat duduknya, pemuda itu mengeryitkan dahinya sedikit. Tak lama ia membuka matanya hingga menampilkan sepasang iris kelam yang penuh pesona.

"Masuk."

Pintu kayu berwarna cokelat itu terbuka dan menampilkan sosok gadis berparas manis, berkulit putih dan mulus, memiliki bentuk tubuh ideal, bibir yang tipis, hidung mancung, iris emerald, rambut sebahu dengan warna yang unik dan mencolok, merah muda. Gadis itu mengenakan jubah putih yang sama seperti milik pemuda tampan berambut raven itu, dengan nametag di bagian kiri dadanya yang bertuliskan nama gadis itu, Haruno Sakura.

"Maaf telah mengganggu Anda, Uchiha-san. Tsunade-shisou meminta saya untuk memberikan ini pada anda," ujar gadis musim semi itu ramah seraya melangkahkan kaki jenjangnya mendekati meja pemuda bernama asli Uchiha Sasuke itu.

"Hn." Sasuke menerima dokumen yang disodorkan oleh gadis itu. Setelah dokumen berisikan data pasien itu berpindah tangan, sang gadis, Sakura, segera berpamitan.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Sakura segera berbalik. Namun, baru beberapa langkah, sebuah suara menginterupsinya.

"Haruno-san."

"Ya?" gadis itu kembali mengalihkan atensinya pada Sasuke.

"Terima kasih." Sakura hanya tersenyum lembut sebagai balasan. Lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan dokter muda nan tampan itu.

Sasuke hanya memandang datar pintu yang sudah kembali tertutup itu sambil memegang dada sebelah kirinya. Sedetik kemudian sebuah lengkungan kecil tercipta di bibir tipisnya. Ya...dia tersenyum tipis, sangat tipis.

Sebulan yang lalu gadis itu baru saja resmi bergabung di Konoha Hospital sebagai salah satu dokter disana. Sejak satu bulan yang lalu pula gadis itu telah menarik perhatiannya. Caranya berjalan, caranya berbicara, senyum manisnya, tatapan matanya, semua yang berhubungan dengan dirinya berhasil menarik Sasuke untuk terus memperhatikan si gadis.

Awalnya Sasuke tak mengerti apa yang tengah dialaminya saat itu. Dia belum pernah merasakan hal itu sebelumnya. Namun, kini dia sadar, dia tahu dengan pasti apa yang dirasakannya. Dia tahu alasannya mengapa dirinya tak pernah berhenti memperhatikan gadis itu. Bahkan jantungnya selalu berdetak melebihi batas normal setiap kali menatap gadis itu. Tak jarang pula dirinya tersenyum sendiri setiap kali mengingat gadis itu. Gadis musim semi, gadis cherry yang dicintainya secara diam-diam.

Setelah selesai memeriksa tumpukan dokumen yang berisikan data kesehatan mengenai pasien yang ditanganinya, Sasuke merenggangkan otot tangan dan lehernya yang terasa kaku. Atensinya terarah pada jam dinding berwarna hitam yang terdapat di ruangannya. Pukul empat sore. Ia segera beranjak dari kursinya, setelah merapikan mejanya dari kertas-kertas, lalu meninggalkan ruangan itu. Tak lupa beberapa dokumen dibawanya untuk diserahkan pada kepala rumah sakit itu, Tsunade Senju.

Begitu urusannya selesai, dengan segera Sasuke meninggalkan rumah sakit yang menjadi tempatnya bekerja selama ini. Hampir saja dirinya sampai di pintu utama Konoha Hospital. Manik kelamnya menangkap sosok gadis yang telah mencuri hatinya tengah berbincang dengan salah seorang perawat di meja resepsionis di dekat pintu utama. Tampaknya gadis itu baru akan pulang ke kediamannya. Tanpa ragu Sasuke melangkahkan kakinya mendekati sang gadis, Sakura.

"Oh, Uchiha-san? Anda juga baru mau pulang rupanya?" tanya perawat yang barusan berbincang dengan Sakura begitu menyadari kehadiran Sasuke. Sementara gadis itu, Haruno Sakura, hanya tersenyum manis sebagai sapaan.

"Hn."

"Baiklah, sampai bertemu besok Moegi-san, Uchiha-san." Sakura segera pamit dan meninggalkan tempat itu. Tak lupa senyum manis ia lontarkan kepada kedua rekannya. Tak lama Sasuke menyusul kepergian gadis yang dicintainya itu.

Entah disengaja atau tidak, kini langkah keduanya sejajar. Mereka jalan berdampingan menuju gerbang utama.

"Uchiha-san."

"Hn. Berhenti memanggil dan berbicara formal seperti itu padaku!" ujar―lebih tepatnya perintah―Sasuke. Lagi-lagi Sakura tersenyum mendengar ucapan lelaki itu.

"Ne... Sasuke-san, tidak biasanya kau berjalan kaki?"

"Hn. Mobilku sedang di bengkel." Sakura hanya mengangguk sebagai respon. "Kau...tinggal di apartemen di depan taman Konoha itu bukan?"

"Ya."

"Lantai 3, kamar nomor 38?"

"Y-ya, bagaimana_"

"Hn. Kujemput pukul 7 nanti."

"Eh?" Sakura tampak terkejut mendengar perkataan Sasuke barusan. Ditatapnya lelaki yang sejak tadi berjalan di sisi kirinya. Sedetik kemudian semburat merah menghiasi wajah mulusnya ketika mendapati sang lelaki tengah tersenyum lembut padanya.

Ya, Sasuke sudah bertekad akan mendekati gadis itu. Dia akan berusaha mulai malam ini. Dia harus bisa mendapatkan gadis musim semi itu. Dia harus mendapatkan cintanya. Cinta dari si gadis musim semi.

Tbc~

Review? :')