Story

Disclamer Masashi Kishimoto.

Pair : Naruhina.

Genre : Romance, Conflik.

Rated : T

Chapter 1

.

.

.

.

.

.

.

"Ratu Ino kabur ! Cari dia diseluruh istana !"

tap

tap

tap

Langkah segerombolah orang tampak terdengar sangat ramai dilorong-lorong istana. Langkah kecil seorang wanita yang memakai pakaian khas seorang bangsawan yunani tampak tergesa-gesa berlari dilorong sepi sebuah istana.

"Hossss... hosssh..." Nafasnya tampak tidak beraturan. dan akhirnya dia memilih berhenti didepan kandang kuda istana. rambut pirang pucat panjangnya tampak berantakan.

Tap

"Kya-hmmmmppp"

"Sstttt... Diamlah Ino, ini aku" Wanita itu berbalik dan mendapati wanita yang lebih tua darinya. Ino pun mengusap dadanya.

"Hahhhh... kau membuatku cemas mam"

"Sekarang bukan waktunya untuk menetralkan detak jantungmu ino, kita harus bersembunyi disana untuk sementara waktu" Ucapnya sambil menunjuk sebuah pintu yang sangat kecil didalam salah satu kandang.

"Hah ! Mam bercanda kan ! Bagaimana mungkin kita bersembunyi disitu, tubuh mam tidak akan ji-"

Pletakkk

"Jadi menurutmu mam gendut hah !" Ino panik dan langsung memeluk ibunya dari samping. bukan apa-apa, hanya saja dia tidak ingin rencana yang sudah mereka susun selama dua minggu, jadi gagal hanya karna teriakan ibunya, Tsunade.

"Mam... rencana kita akan gagal jika kau berteriak seperti itu" ucapnya lembut. Tsunade melirik sekitarnya dengan takut dan menghela nafas karna merasa aman.

"Kau membuatku kelepasan Ino, kau tahu sendiri kan jika mam mu ini sangat sensitif dengan kata itu"

"hm... kita sudah membuang banyak waktu mam. kita harus bersembunyi sekarang"

"Kau benar Ino" ucap tsunade sambil mengikuti Ino yang sudah berjalan mendahuluinya menuju salah satu kandang kuda yang berisi satu ekor kuda bewarna coklat.

Mereka berjalan dengan lambat agar tidak membuat kuda coklat itu menjerit. tapi malangnya gelang emas Ino malah menyangkut diujung ekor kuda, dan alhasil...

"Heiggghhhhh... !"

Kuda itu tiba-tiba memekik dan sedikit memberontak didalam kandangnya. Ino dan Tsunade langsung gelagapan dan berusaha menenangkan kuda.

"Ssttt... ssstttt... kumohon jangan berisik kuda manis. kumohon diamlah ya... cup cup..." Ino mengusap tubuh kuda coklat itu dengan sedikit takut karna sebelumnya dia tidak pernah menyentuh kuda.

"Heiggg..." Bukannya diam, kuda itu malah semangkin memekik. Tsunade pun memukul dahinya. 'bagaimana bisa aku memiliki putri seperti dia' Batin tsunade.

"Kau memang bodoh atau apa Ino ? Kuda ini jantan, bukan betina" Ino berbalik dengan wajah sebal kearah Tsunade.

"Dari mana mam menyimpulkan bahwa kuda ini jantan ?" Tsunade hanya bisa menghela nafas karna memiliki anak yang sangat tidak tahu situasi dan anak yang ehemm... bodoh.

"Kau membuatku sakit kepala Ino, untuk apa selama ini Dad mu menyekolahkanmu jika untuk mengenali kelamin kuda saja kau tidak tahu ? kau hanya perlu melihat ujung perutnya ino, lihat dia memiliki kelamin jantan. apa itu masih belum cukup membuktikan bahwa di jantan ?"

Ino menganga melihat telunjuk ibunya yang mengarah kearah kejantanan kuda. kuda coklat yang tadinya memekik pun terdiam, tampak nya dia malu. (#Plakkk author bodoh, emangnya kuda bisa mengerti semua perkataan manusia ?)

"Hehehe... sepertinya pelarian kita membuat otak cerdasku menjadi lumpuh karna memikirkan cara untuk kabur"

Hening seketika.

Kelopak mata yang memiliki bulu mata lantik itu tampak mengerjap-ngerjap.

.

.

.

"Masuk !"

Bruukkkk

"Akkhhh"

"Mam, kaki mu menimpa perutku"

"Maaf Ino, aku yang akan masuk terlebih dahulu" Ino mengangguk dan langsung mengibas-ngibaskan gaunnya yang sedikit berdebu karna dia jatuh terduduk disaat akan memasuki lubang kecil yang ditunjukan ibunya. Tsunade baru akan memasukan kepalanya, tapi sebuah suara menghentikan niatnya.

"Ratu Ino, ratu Tsunade ? kalian disini ?" Kedua aquamarine Ino membesar dan langsung berjalan cepat kearah pengawal kerajaan yang memergokinya.

"Aku akan mem-hmmmpppp" Ino langsung membekap mulut pengawal kerajaan itu.

"Ssstttt... kumohon bekerja samalah, jika kau membantu kami keluar dari istana menyeramkan ini, kau akan aku jadikan seorang raja. tapi itu terjadi hanya jika kau membantu kami"

Pengawal yang tadinya berusaha melepaskan bekapan Ino dimulutnya tampak berhenti memberontak dan menatap Ino tidak percaya.

"Apa yang kau katakan Ino ?" Tsunade mengurungkan niatnya untuk masuk disaat mendengar perkataan Ino.

"Bagaimana ? kau mau menolong kami kan ?" tanya Ino lagi. pengawal itu tampak melepaskan bekapan Ino dari mulutnya dan menatap Ino dengan tatapan tidak percaya.

"Ratu serius ?" Tanya pengawal itu memastikan dia tidak salah dengar. Ino langsung mengangguk.

"Iya, aku serius. tapi itu akan terjadi hanya jika kau berhasil menumbangkan Raja Yahiko, suamiku" Jawab Ino

"Jadi anda ingin mengalahkan suami anda sendiri ?"

"Bisa dibilang seperti itu, aku sangat tidak suka cara dia memerintah. Dan juga dia sangat kasar padaku, itu membuatku sakit hati padanya"

"Ino kita hanya akan membuang waktu, cep-"

"Diamlah mam, ikuti saja rencana ku" Potong Ino disaat Tsunade tiba-tiba menarik tangan Ino.

"Hahhh... aku akan menunggu mu diluar gerbang" Ucap Tsunade sambil berjalan kearah pintu itu dan segera masuk.

"Jadi bagaimana, ini penawaran yang tidak datang dua kali" Ino kembali menawarkan sebuah kesepakatan kepada pengawan yang memergokinya. pengawal itu tampak tertunduk memikirkan perkataan Ino.

"Kumohon cepatlah membuat keputusan, aku sudah tidak punya banyak waktu lagi" Ucap Ino cepat disaat pengawal itu masih belum memberikan jawaban yang diinginkan Ino. Pengawal itu mengangkat kepalanya dan mengangguk dengan senyum yang menawan kearah Ino.

"Aku menerima tawaran anda, perkenalkan namaku Namikaze Naruto" Pengawal itu tampak membuka topi besi khas seorang yang bertugas menjaga keamanan istana. 'jadi dia pengawal tingkat nomor 1, hmmm... ini akan menguntungkanku' batin ino. Pengawal tingkat nomor 1 adalah pengawal yang memiliki kemampuan bertarung yang sangat hebat, selalu berada dibarisan depan dalam perang.

Aquamarine Ino memandang intents wajah Naruto. ternyata pengawal yang satu ini sangat tampan.

"Hm senang bekerja sama dengan mu Naruto-san, kau boleh memanggilku Ino saja" Ucap Ino sambil mengulurkan tangan kanannya sebagai tanda kesepakatan mereka. Naruto tersenyum sambil menjabat tangan kanan Ino.

"Tentu Ino-san" Mereka langsung melepaskan jabatan tangan mereka disaat mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka.

"A-ah... aku harus pergi sekarang Naruto-san" Ino langsung berjalan dengan cepat kearah pintu kecil yang terbuka. Naruto mengangguk dan segera memakai topi besinya kembali. Dia menutup pintu kecil itu disaat Ino sudah masuk kedalamnya, dan tepat disaat dia berbalik, pintu kandang pun dibuka.

"Jendral kedua, apa yang anda lakukan didalam kandang kuda ?" Tanya pengawal yang pangkatnya dibawah Naruto. Naruto berdiri didepan pintu kecil itu supaya tidak terlihat oleh bawahannya.

"Daijaubou, aku hanya memeriksa kandang sahabatku ini, tadi dia tiba-tiba memekik" Jawab Naruto sambil mengusap tubuh kuda, ya sahabatnya adalah kuda coklat itu.

"Hm, kalau seperti itu saya permisi Naruto-sama" Naruto mengangguk dan langsung bernafas lega disaat pengawal itu meninggalkan kandang. Dia kemudian mengusap leher kudanya.

"Kau dengar perkataan ratu tadi kan Kurama ?" seolah mengerti dengan perkataan naruto, kuda itu pun mengangguk.

"Jadi kita harus pergi sekarang" sambung naruto dan segera membuka pintu kandang. Naruto pun akhirnya menaiki kuda dan segera memacu kudanya meninggalkan kandang.

.

.

.

.

.

"Apa maksud perkataan mu tadi Ino ?"

"Maksudnya ya... hmmm... kenapa orang yang paling pintar di kerajaan Yamanaka tidak bisa mengerti rencana gadis yang selalu mendapat nilai standar dibidang pelajaran ?" Tanya Ino kembali. Tsunade tampak memijit pelipis kanannya.

"Jangan berbelit-belit seperti ini Ino, sudah jelaskan saja" desak Tsunade dengan tatapan garang kearah Ino.

"Baiklah-baiklah... mam lihatkan pakaian yang digunakannya ?" Tsunade mengangguk.

"Mam tahukan apa posisinya dikerajaan ?" Lagi-lagi Tsunade mengangguk.

"Jika kita menggunakan dia untuk menggulingkan posisi Yahiko, maka semuanya akan berjalan dengan mudah mam. Dia menduduki posisi jandral kedua dalam kerajaan, yang mana tugasnya adalah memimpin seluruh pasukan pertahanan yang menjaga istana. mam tahukan jika istana konoha dijaga bagaimana ? istana konoha dijaga dengan sangat ketat. jika bawahannya saja tangguh, apalagi yang memimpinnya. mam juga tahukan bagaimana keadaan yahiko saat ini ? dia sedang lemah setelah perang. semua itu akan mempermudah jalan kita mam"

Jelas Ino panjang lebar kepada tampak memejamkan matanya mencerna semua perkataan yang terlontar dari bibir kecil Ino.

"Aku masih belum mengerti rencana sebenarmu Ino, tapi aku harap itu tidak mengecewakan mam mu ini" Ino mengangguk dan menyesap anggur merah kesukaannya. Tidak lama kemudian masuklah seorang pelayan wanita kedalam kamarnya.

"Permisi Ratu Ino, ratu Tsunade ada seorang pengawal dari kerajaan Konoha ingin menemui anda" Mendengar itu Ino berbalik dan tersenyum.

"Hm biarkan dia masuk" Pelayan itu mengangguk dan keluar dari kamar Ino, kamarnya dikerajaan Yamanaka. Tidak lama kemudian masuklah seorang pemuda yang bertubuh tegap dengan manik saphire dan surai pirang khas klannya. tubuh tegapnya dibalut oleh baju zirah khas seorang samurai.

"Permisi Ino-san" Ucapnya sambil membungkuk. Ino berjalan menghampirinya dan menegakan kembali tubuhnya.

"Kau tidak usah melakukan itu Naruto-san, kita ini rekan kerja"

.

.

.

.

.

2 Bulan kemudian

"Tou-san ! Hinata mendapat nilai terbaik !" Teriak seorang gadis berumur 18 tahun tampak berlari masuk kedalam sebuah ruang rapat kerajaan yang sedang dilaksanakan rapat.

Gadis yang memakai kimono putih dengan motif bunga lavender tampak menerjang seorang pria paruh baya yang memimpin rapat. Tanpa memperdulikan sekitar, Hinata langsung duduk dipangkuan ayahnya yang sedang duduk disinggasana pemimpin rapat.

"Lihatlah Tou-san" Ucapnya dengan mata yang berbinar sambil membuka gulungan yang berisi nilai akhir sekolahnya. Hiashi tampak tersenyum lembut melihat nilai yang tertera diujung lembar gulungan.

"Kau memang pintar Hinata, tou-san bangga padamu" Ucapnya seraya menatap manik lavender yang sama dengannya.

"Tapi bisakah kau turun sekarang, Tou-san harus menyelesaikan rapat ini" Hinata mengangguk dan berdiri disamping tempat duduk ayahnya.

"Lanjutkan Neji" ucap Hiashi kepada anak sulungnya. pemuda itu mengangguk.

"Seperti yang kita ketahui, Konoha sudah ditaklukan oleh kerajaan yang berasal dari yunani, kerajaan Yamanaka. sekutu kita sudah tumbang tenno-sama. Bisa jadi sasaran selanjutnya adalah kerajaan kita" Hinata tampak merenungkan perkataan kakaknya.

"Untuk apa mereka menyerang kita ?, kita hanya kerajaan kecil yang sangat tidak mempengaruhi perekonomian Yamanaka" Ucap Hinata mencampuri rapat.

"Hal itu bisa saja terjadi Hinata, mengingat kita pernah menorehkan luka 'kecil' dihati pemimpin kerajaan Konoha yang baru" Hinata tampak memutar otaknya untuk mencerna perkataan Kakaknya.

"Seingatku kita tidak pernah bermusuhan dengan kerajaan manapu"

"Kau tidak mengetahui semua masalah kerajaan Hinata, karna kejadian itu terjadi disaat usiamu baru 4 tahun Hinata. Kau ingat nama awal kerajaan yang kupimpinkan ?" Tanya Utakata, kakak keduanya. Hinata mengangguk.

"Jika tidak salah nama kerajaannya adalah...

Namikaze ?" Hinata berucap dengan ragu, dia juga sedikit mengetahui tentang sejarah kerajaannya yang menaklukan kerajaan itu. Tentang bagaimana kerajaannya dengan mudah menaklukan kerajaan itu dengan bantuan kerajaan Konoha.

"Kita harus selalu waspada Tenno-sama" Kini yang bicara adalah orang yang sangat tidak Hinata sukai, Suigetsu tunangannya. Hinata selalu berpikir apa keistimewaannya hingga sanga ayah menjodohkannya dengan orang yang sudah beberapa kali melarangnya belajar jika melihat Hinata memegang buku.

"Hmm... Baiklah, Jendral Neji tingkatkan keamanan istana. Mentri Sai pertindak lanjuti masalah ekonomi kita yang tiba-tiba menurun, dan Tenno Utakata... jagalah kerajaanmu. baiklah rapat ditutup" Ucap Hiashi sambil berdiri dari duduknya dan menghampiri Hinata dengan senyum lembutnya.

"Baiklah Hinata-chan, kurasa kita harus merayakannya" Ucap Hiashi sambil merangkul Hinata keluar ruangan. Senyum bahagia tampak mengembang diwajah ayu Hinata. sejak ibu dan adiknya tiada, sifat ayahnya berubah 180 drajat. dulu ayahnya terkenal dengan keangkuhannya dan ayahnya adalah orang yang dingin. tapi sekarang ayahnya memusatkan perhatiannya kepada Hinata agar dia tidak kembali kehilangan orang yang sangat dia sayang.

"Tenno-sama kerajaan kita diserang kerajaan Konoha !" Teriak seorang pengawal yang berlari dengan tergesa-gesa kearah Hiashi. Hiashi melepaskan rangkulannya dan menatap pengawal itu dengan mata yang melotot.

"Dimana jendral Neji dan Perdana Mentri Sai ?!" Tanya Hiashi sedikit berteriak.

"Mereka sedang berada dibarisan utama Tenno-sama" Hiashi memejamkan kedua matanya untuk mendinginkan pikirannya yang tiba-tiba memanas.

"Hantar putri Hinata kedalam kamarnya" Ucap Hiashi dingin dan segera beranjak dari situ. Hinata membesarkan matanya seiring langkah Hiashi berjalan menjauhinya. Tapi sebelum genggaman tangan mereka terlepas, Hinata berjalan dengan cepat dan memeluk Hiashi dari belakang.

"Hikksss... Hikksss... Tou-san, jangan tinggalkan aku..." Hinata merasa sangat sedih. dia tidak ingin kehilangan orang yang paling diyasayangi lagi. Setelah kepergian ibu dan adik kecilnya, Hinata hanya mempunyai ayah dan tiga kakaknya.

"Hinata... Tou-ssan harus-" Perkataan Hiashi terpotong dengan suara jeritan salah satu pengawal didepan pintu utama istana. Hiashi terkejut dan menatap tajam jalan menuju pintu utama. 'itu berarti... Anak-anak ku sudah...'

"Maafkan Tou-san Hinata tapi kau harus melindungi dirimu sendiri, pengawal bawa putri masuk kedalam kamarnya" Ucap Hiashi sambil melepaskan paksa pelukan Hinata dan segera berlari menjauh.

"Tou-san !" Hinata menjerit dengan suara putus asa.

kini orang-orang yang sangat dia sayangi sudah pergi jauh darinya.

entah bisa kembali atau tidak... tidak ada yang tahu.

Tanpa merespon perkataan pengawal yang menyuruhnya masuk kedalam kamar. Hinata langsung berlari keruang persenjataan dan langsung mendobrak pintu itu dengan tubuh kecilnya.

"Hinata-sama ! apa yang anda lakukan ?!"

Hinata berlari kearah peti khusus yang bewarna hitam dengan ukiran bunga merambat. Telapak tangan lembut Hinata mengusap permukaan kasar peti itu. Dia kemudian menggenggam liontin yang bergantung dilehernya.

Srakkk

merenggut liontin itu dengan kasar, hingga membuat kalung liontin terputus. kalung hasil pemberian ibunya putus begitu saja. Dia menyesuaikan bentuk liontinnya dengan kunci peti itu dan..

Tekk

petinya terbuka.

Krakkkk

Dengan sangat tidak sabar Hinata membuka peti itu dan mengambil katana dengan ukiran bunga merambat disarungnya.

Sringg

Hinata menarik katana dari sarungnya dan melihat betapa mengkilatnya katana yang sudah tidak dia gunakan selama dia terikat dengan seorang yang berstatus tunangan dengannya.

"Apa kau masih ingin disini ? bukan kah kau harus berjuang bersama tou-san dan nii-san

ku ?" Tanya Hinata dengan nada dingin. Pengawal itu tampak menunduk dan segera pergi dari ruang penyimpanan senjata. Hinata menghela nafas seiring dengan air mata yang meleleh dari manik amnestynya.

.

.

.

.

.

Tbc...

Hay hay hayyyyyy... author kembali dengan story baru author yang berjudul "Story" Judulnya memang sedikit aneh menurut author. tapi nanti bakalan ngerti kenapa judulnya Story...

Oh ya, saran story dari Sqchn dan Guest otw nyusul publishnya. ditunggu aja ya.