Libur panjang kenaikan kelas telah usai, di pagi yang cerah ini murid-murid sekolah Mineral High School berjalan memasuki sekolah mereka untuk memulai semester baru. Di antara itu, ada seorang gadis sedang berjalan dengan percaya diri memasuki sekolah barunya dengan memakai seragam yang berbeda dengan murid-murid yang lainnya. Ditambah lagi dengan rambut panjang blonde-nya yang membuat semua murid-murid di sekolah itu menjadikannya buah bibir.

"Apakah ada yang salah denganku? Sepertinya aku kelihatan sangat mencolok di mata mereka," gumam gadis itu sambil melihat sekelilingnya.

"Ah, masa bodo," gumam gadis itu lagi dan melangkah menuju ruang kepala sekolah dengan riangnya.


Blonde!

Harvest Moon by Natsume

Warning: OOC, typo, AU (Alternate Universe), dan lain lain

.

.

Enjoy~


"Jadi, namamu Claire?" tanya Kepala Sekolah sambil memperhatikan beberapa kertas lembaran yang bertuliskan data-data Claire.

"Iya, orang tuaku tidak bisa mengantarku hari ini karena pekerjaan. Jadi, aku datang sendiri kesini," jelas Claire dengan senyum lebarnya.

"Hm.. Kenapa kau pindah sekolah? Ada masalah di sekolahmmu yang sebelumnya?" tanya Kepala Sekolah itu lagi.

"Tidak. Orang tuaku pindah tempat kerja dan otomatis sekolahku juga pindah."

"Apakah kau sering berpindah-pindah?" tanya Kepala Sekolah lagi sambil menyipitkan matanya.

"Tidak. Ini baru pertama kalinya aku pindah sekolah. Makanya aku sangat senang sekali ketika akan berhadapan dengan hal baru!" jelas Claire dengan bersemangat, mata berwarna sapphire-nya selalu berkilau setiap ia menjawab pertanyaan dari Kepala Sekolah barunya.

Melihat respon murid baru di hadapannya itu, sang Kepala Sekolah langsung tertawa senang, "Aku senang kau menyukai hal baru. Mungkin ketika bersekolah disini, kau akan bertemu banyak tantangan juga!" ujarnya sambil tersenyum lebar.

"Hm? Maksud anda, Pak? " tanya Claire bingung ketika melihat kepala sekolahnya tersenyum seperti itu.

"Kau lihat saja sendiri nanti," ucapnya sambil tersenyum lagi. Claire hanya bisa menatap Kepala Sekolah barunya dengan tatapan bingung.

Setelah itu, kepala sekolah memperhatikan Claire dengan seksama terutama rambut blonde-nya. Claire yang mulai risih, bertanya pada kepala sekolah. "Ada yang salah, Pak?"

"Rambut pirangmu.. Cukup mencolok... Ah,tidak! Maksudku menarik! Hehehe," ucap Kepala Sekolah dengan polosnya sambil tertawa dengan awkward.

"Memangnya dia belum pernah melihat orang berambut pirang?" ucap Claire dalam hati dengan jengkelnya, "Ah, iya.. Terimakasih, Pak," ucap Claire yang sambil tersenyum menahan kejengkelannya.

Ia berdehem kemudian memperkenalkan dirinya, "Perkenalkan, nama saya Thomas. Biasa dipanggil Thomas," ucapnya sambil berdiri dari tempat duduknya.

"You don't say..,'' gumam Claire sambil menatap Kepala sekolah barunya dengan sweatdrop.

"Ayo, ikut saya ke ruang guru. Saya akan mengantarkan kamu ke wali kelas barumu," ujarnya yang mulai melangkah menuju pintu keluar. Dengan semangatnya yang membara, Claire melangkah mengikuti Thomas keluar ruangan kepala sekolah.

.

.

Di ruang guru..

"Ini, Pak, murid baru di kelas bapak sekarang," ucap Thomas memperkenalkan Claire ketika mereka sudah di ruang guru.

"Mohon bantuannya, nama saya Claire," ucap Claire memperkenalkan diri dan membungkuk sebagai tanda hormat.

"Perkenalkan, nama saya Carter. Saya yang akan menjadi wali kelasmu satu tahun kedepan," ucap laki-laki separuh baya itu sambil tersenyum.

Claire membalas senyumannya, "Terlihat sekali dia orang yang baik-baik," ucap Claire memujinya dalam hati.

"Ehm.. Ngomong-ngomong rambut pirangmu sangat cerah. Seperti bule luar negri," ucap Carter sambil tersenyum dengan polosnya.

"Apa katanya?! Bule? Luar negri?! Argh! Kutarik kata-kataku barusan!" Claire hanya bisa tersenyum jengkel membalas ucapan Carter, tapi Carter tetap dengan senyum polosnya yang menganggap tidak terjadi apa-apa.

Melihat itu, Thomas langsung angkat berbicara sambil tertawa dengan awkward, "Ahahaha! Sepertinya sudah jam masuk. Lebih baik kalian berdua segera masuk ke kelas!"

"Ah, baiklah. Kami permisi dulu pak Kepala Sekolah..," ujar Carter pamit kemudian melangkah ke arah pintu ruang guru.

"Baik, saya duluan pak. Terimakasih," ucap Claire pamitan kemudian mengikuti Carter keluar ruang guru.

"Selamat menikmati hari pertama sekolahmu, Claire!" seru Thomas setelah mereka beranjak keluar ruang guru.

.

.

Di kelas..

Claire dan Carter sudah berdiri di depan kelas. Di pintu kelas tersebut tertulis "XI-6", dan terdengar sampai keluar kelas suara murid-murid yang sangat gaduh.

"Kamu tunggu disini ya. Saya masuk dulu. Nanti kamu masuknya setelah saya panggil," jelas Carter sambil memegang gagang pintu kelas tersebut. Claire hanya mengangguk mengerti dan kemudian Carter membuka pintu kelas tersebut dan melangkah masuk. Seketika ruang kelas yang tadi sangat gaduh langsung sunyi.

"Selamat pagi," ucap Carter setelah melihat murid-muridnya sudah rapih di tempat duduknya masing-masing.

"Selamat pagiii!" balas murid-murid bersamaan.

"Sebelum memulai pelajaran pertama pagi ini, saya ingin memperkenalkan kepada kalian anggota baru kelas ini," ucap Carter yang kemudian disambut dengan ocehan murid-murid yang menebak siapa murid baru itu.

"Yah, langsung saja! Claire, silahkan masuk," seru Carter yang membuat murid-murid langsung diam seketika.

Claire menarik nafas dalam-dalam, setelah itu ia membuka pintu kelas dan melangkah masuk. Ia merasakan semua murid di kelas tersebut menatapnya bersamaan. Tapi, Claire mencoba tenang pada pertemuan pertamanya. Kemudian Claire berhenti dan berdiri tepat di sebelah Carter.

"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Claire. Saya murid pindahan dari kota sebelah. Mohon bantuannya!" ucap Claire memperkenalkan dirinya kemudian membungkuk.

Setelah itu, ia bangkit dan melihat semua murid yang terperangah melihat Claire berdiri disana. "Apa aku kelihatan sangat mencolok?" umpat Claire yang mulai merasa awkward dengan tatapan teman-teman barunya.

Tiba-tiba seorang murid perempuan berambut pink ikal yang terurai panjang berseru, "Hai, Claire! Salam kenal!" seru gadis itu dengan muka berseri sambil melambai-lambaikan tangannya.

Melihat tingkahnya, murid-murid di kelas tertawa kecil dan Claire tersenyum lebar ke arahnya.

"Yak! Silahkan Claire, tempat dudukmu disana," ucap Carter lagi sambil menunjuk tempat duduk yang berada tepat di belakang perempuan berambut pink yang menyapanya tadi.

Claire langsung melangkah menuju tempat duduknya dan duduk di bangku tersebut. Setelah itu, Carter memperintahkan murid-muridnya untuk membuka buku Sosiologi mereka dan di sambut dengan keluhan para murid.

Bersamaan dengan itu, gadis berambut pink tadi langsung memutar badannya menghadap Claire.

"Hai Claire! Perkenalkan! Namaku Popuri!" ucapnya berbisik sambil tersenyum lebar.

"Hai, Popuri! Senang berkenalan denganmu!" balas Claire berbisik yang tidak kalah lebar senyumnya.

"Nanti aku akan memperkenalkan kau pada yang lain! Ada yang namanya Ann, Karen, Elli, Mary, dan masih banyak lagi!" ucapnya dengan sangat cepat karena saking senangnya.

"Dia menyenangkan!" gumam Claire senang.

"Wah, aku tidak sabar berkenalan dengan mereka!" ucap Claire dengan sangat antusias.

"Yeay! Aku juga akan memperkenalkanmu sama cowok-cowok ganteng di sekolah ini! Ada yang namanya Kai, terus..."

"Ehem! Nona Popuri, tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan struktur sosial?" seru Carter yang memotong ocehan Popuri sambil tersenyum tapi senyumannya bukan senyuman polos yang daritadi Claire lihat.

"Eh.." Popuri kemudian memutar badannya menghadap Carter yang sudah menunggu jawabannya. Tapi, Popuri hanya menjawabnya dengan cengiran, "Hehehehe."

.

.

KRINGG!

Bel sekolah terdengar nyaring di setiap penjuru sekolah. Yang menandakan pelajaran pertama yang berlangsung dua jam telah berakhir.

"Ya, kita sudahi pelajaran pagi ini. Selamat beristirahat," ucap Carter sambil membereskan buku-bukunya dan berjalan keluar kelas.

Setelah Carter menutup pintu kelas, semua murid langsung gaduh.

"Hey! Ayo ke lapangan!" seru salah satu murid laki-laki berkulit tan kepada laki-laki berambut coklat panjang diikat.

"I-iya. Aku ambil bolanya dulu di ruang olahraga," jawab laki-laki berambut coklat itu sambil berdiri dari tempat duduknya.

Bersamaan dengan itu Popuri berteriak kepada mereka, "Hey! Apa kalian tidak mau berkenalan dengan anggota baru kelas kita?!"

"Iya, kalian ga boleh sombong!" seru seorang gadis berambut oranye dikepang yang sudah berdiri di di samping Claire.

Melihat mereka, Claire tertawa kecil, "Tidak apa-apa kok. Bukan suatu masalah besar," ucap Claire sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Tapi, kau harus berkenalan dengan mereka, Claire," ucap seorang gadis lagi, dia berambut panjang coklat muda dan penampilannya lumayan dewasa dibandingkan dengan yang lain. Disebelahnya ada dua gadis, yang terlihat kalem. Yang satu mempunyai rambut coklat pendek dan satunya lagi mempunyai rambut hitam panjang dan berkacamata.

"Okay, girls! Kalian cerewet seperti biasa," ucap laki-laki berkulit tan tadi dengan santai.

"Cih," seru gadis yang berambut coklat muda tadi sambil melipat tangannya di depan dada.

Laki-laki berkulit tan itu hanya tertawa kecil, "Perkenalkan, Claire! Namaku Kai!" ucapnya sambil tersenyum lebar yang membuat Popuri yang memperhatikannya menjadi salah tingkah.

"Dan namaku Cliff, salam kenal Claire," ucap laki-laki berambut coklat diikat tadi sambil tersenyum.

"Salam kenal kalian berdua!" seru Claire sambil tersenyum lebar dan dibalas senyumam Kai dan Cliff.

"Kami duluan ya!" seru Kai sambil melangkah keluar kelas, dan diikuti oleh Cliff sambil melambaikan tangannya.

"Hahh.. Dasar Kai!" keluh Popuri sambil memoyongkan bibirnya karena tidak terima Kai yang sangat gila bola itu.

"Gitu gitu, kau suka bukan kepalang," seru gadis berambut oranye dikepang dan disambut tawa yang lain.

"Oh iya, kenalkan! Namaku Ann," ucap gadis itu menoleh ke arahku dan tersenyum lebar. Aku mengangguk dan membalas senyumnya.

"Namaku Karen!"

"Halo Claire, namaku Elli. Salam kenal!"

"Dan, aku Mary. Salam kenal, Claire," ucap mereka satu persatu memperkenalkan diri.

"Hai kalian, salam kenal!" seru Claire sambil tersenyum lebar, senang mendapat sambutan yang hangat dari teman-teman barunya. Mereka mengobrol di kelas selama istirahat. Saling bertukar cerita tentang diri mereka masing-masing. Sampai akhirnya, bel istirahat berakhir berbunyi.

KRINGG!

"Bakal ada berapa pelajaran lagi sampai bel pulang? " tanya Claire menoleh kea rah Ann yang paling dekat dengannya.

"Hari biasa ada empat pelajaran lagi. Tapi, karena hari ini hari pertama setelah libur kenaikan kelas mungkin ada dua pelajaran lagi, seperti tahun lalu," jelas Ann sambil mangut-mangut mengingat jadwal tahun lalu.

"Hmm oke!" jawab Claire sambil mengangguk tanda mengerti.

Bersamaan dengan itu, Carter memasuki ruang kelas dan semua murid langsung menduduki tempat duduknya masing-masing.

.

.

KRINGG!

Bel berakhirnya pelajaran terakhir berbunyi, membuat semua murid bersorak senang karena akan mengakhiri pelajaran yang seperti neraka bagi mereka.

"Kita sudahi pertemuan kita kali ini. Hati-hati di jalan anak-anak, sampai bertemu besok! Selamat siang!" seru Carter menutup pelajaran terakhir dan berjalan keluar kelas.

"Popuri, kau tau ruang Osis dimana?" tanya Claire sambil membereskan alat tulisnya ke dalam tas.

"Engg.. tidak. Kau ingin ikut Osis?" tanya Popuri memutar badannya ke meja Claire setelah membereskan alat tulisnya.

"Iya, aku sangat tertarik dengan organisasi yang semacam itu," ujar Claire sambil tersenyum lebar.

Popuri tersenyum simpul mendengar jawaban temannya, "Hmm.. yah Osis disini, bagiku kurang menarik," jawab Popuri sambil mengerutkan keningnya mengingat-ingat Osis di sekolahnya seperti apa.

"Kenapa?" tanya Claire agak kaget.

"Yah, mereka sangat tertutup. Satu sekolah saja tidak tau ketua Osisnya siapa. Mereka juga melakukan tugasnya, 'underground'," jelas Popuri panjang lebar dan menekankan kata underground-nya.

"Hah? Kau bercanda?" ucap Claire tidak percaya. "Ini akan semakin membuatku tertarik!" seru Claire dalam hati.

Popuri menggeleng keras, "Masuk Osis seleksinya sangat ketat. Jadi, hanya orang sangat terpilih saja yang bisa masuk. Walaupun begitu, Osis melakukan tugasnya dengan baik kok!"jelas Popuri lagi sambil mengacungkan jempolnya.

Mendengar itu mata sapphire Claire berbinar, "Aku semakin penasaran! Siapa yang tau, ruangan osis?"

"Mary! Dia sekretaris osis, pasti dia tau!" seru Popuri mengingat temannya yang kutu buku itu.

"Mary?! Harusnya kau tau semua tentang Osis dong? Mary kan teman dekat kalian?" tanya Claire bingung.

"Nah itu dia, Osis benar-benar menjaga rahasianya," ujar Popuri dengan mantap.

"Keren! Terimakasih, Pop!" seru Claire sambil tersenyum lebar.

"Sama-sama, Claire! Semoga kau keterima di Osis!" balas Popuri senang melihat temannya yang sangat bersemangat.

"Popuri! Claire! Ayo pulang bareng, yang lain sudah menunggu kalian di depan kelas," ajak Elli sambil menghampiri Popuri dan Claire.

"Ah! Jam berapa sekarang?! Aku harus membantu ibuku di tokonya! Aku duluan ya!" seru Popuri dengan cepat dan berlari keluar kelas sambil melambaikan tangannya kepada Claire dan Elli.

"Oke! Hati-hati di jalan ya. Sampai bertemu besok!" seru Elli dan Claire berbarengan sambil membalas lambaian tangan Popuri. Setelah itu, Claire dan Elli melangkah keluar kelas menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu di depan kelas.

"Popuri pulang duluan?" tanya Karen ketika melihat Elli dan Claire keluar kelas.

"Iya, dia mau bantu ibunya," ujar Claire.

"Baiklah~ Ayo pulang! Aku pengen makan, masakan ayah!" seru Ann bersemangat berjalan dan diikuti oleh yang lain.

"Ah, iya Mary. Aku ingin ikut osis hehe," ucap Claire kepada Mary yang berjalan di sampingnya.

Mendengar itu, Karen, Ann, Elli, dan Mary berhenti melangkah dan menoleh ke arah Claire, "Wah! Serius?!" Claire tertawa kecil dan mengangguk mantap.

"Baiklah, ayo ikut aku," ucap Mary sambil tersenyum.

"Sukses Claire! Semoga kau bisa keterima!" seru Ann.

"Kami pulang duluan ya," ucap Karen.

"Sampai bertemu besok, Claire, Mary!" saut Elli.

"Terimakasih teman-teman! Sampai jumpa besok!" seru Claire melambaikan tangannya sambil melangkah mengikuti Mary yang berjalan berlawanan arah.

.

"Kau tunggu disini ya. Aku ingin mengambil formulirnya di ruang Osis dulu," ucap Mary sambil menaruh tasnya di salah satu bangku.

"Loh? ini bukan ruang Osis?" tanya Claire, yang kemudian duduk di salah satu bangku sambil melihat sekeliling kelas itu.

"Bukan. Ini ruang ekskul Basket, berhubung ekskul belum dimulai ruangan ini bisa dipakai," jelas Mary sambil tersenyum.

Claire membalas senyumnya, "Aku mengerti!"

"Baiklah, tunggu sebentar ya," ucap Mary yang kemudian melangkah keluar kelas.

Sekitar lima menit Claire menunggu, tiba-tiba pintu ruang ekskul Basket terbuka dan disana berdiri seorang laki-laki berseragam sekolah ini, bertubuh tegap dan memakai topi yang menutupi setengah mukanya dan membuat wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Ia menatap Claire cukup lama, sampai akhirnya ia angkat bicara.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?" Ucap laki-laki itu dengan ketus.

"Cih, Kasar sekali," umpat Claire sambil menatapnya tajam.

Untuk menjaga image-nya sebagai murid baru, Claire mencoba untuk tenang menjawab pertanyaannya.

"Namaku Claire. Aku murid baru disini. Dan aku ingin daftar menjadi bagian Osis disini."

"Oh..," jawabnya singkat, kemudian memasuki kelas dan duduk di salah satu bangku kosong di pojokkan.

"Jadi, siapa namamu? Kau anggota Osis juga?" tanya Claire membuka pembicaraan sambil memperhatikan tingkah laki-laki itu.

"Bukan urusanmu," ucapnya sambil meluruskan kakinya di meja dan menutupi wajahnya dengan topinya.

"Astaga! Dia nyebelin banget!" umpat Claire lagi dengan kesal.

Tidak lama setelah itu, Mary melangkah masuk, "Claire, maaf agak lama. Ini formulirnya," ucap Mary sambil menghampiri tempat duduk Claire. Bersamaan dengan itu, Mary menemukan sosok yang baginya tidak asing di pojok kelas, "Halo, Gray," sapa Mary sambil tersenyum.

"Hm.. Halo," jawabnya singkat, masih dengan topi menutupi wajahnya.

"Mary, dia anak Osis juga? Dia sangat menyebalkan," bisik Claire ketika melihat Mary terlihat akrab dengan laki-laki itu.

Mary tertawa kecil, "Dia temanku dari kecil."

"Hooo! Pantas, tolong beritahu dia, jangan nyebelin jadi orang," bisik Claire lagi sekecil mungkin agar tidak terdengar oleh Gray.

"Kau pikir, aku tidak mendengarmu, bule," ucap Gray dengan topi yang masih menutupi mukanya.

Claire langsung bergidik dan langsung menoleh cepat ke arahnya ketika mendengar panggilan seperti itu.

"Hey! UMA!" seru Claire dengan kesal.

Mendengar panggilan seperti itu, Gray langsung mengangkat topi yang menutupi wajahnya, "Apa?"

"Sekali lagi kau memanggilku, dengan sebutan seperti itu. Kuhabisi kau," ucap Claire dengan tatapan setajam mungkin. Melihat itu, Mary menatap mereka berdua yang sedang bertukar death glare dengan bingung. Tidak ingin amarahnya meledak sekarang, Claire segera mengambil formulir diatas meja, "Aku isi ini di rumah. Besok aku kumpulin ke kamu ya, Mary," ucap Claire yang kemudian disambut oleh anggukan Mary dan melangkah keluar kelas.

Sebelum Claire membuka pintu kelas, Gray berseru, "Pirang."

Tanpa menoleh kebelakang lagi, Claire membuka pintu dengan keras dan langsung keluar dari kelas tersebut kemudian membanting pintu itu.

"Aku benci dia!" umpat Claire dengan sangat kesal sambil berjalan menuju pintu keluar sekolah.

.

.

.


a/n:

Sebenarnya aku udah buat cerita ini sebelum hiatus, tapi ga sempet mulu buat di publish. /plak/ /apasih/ /tolong dimaafkan/ ._.v

Bagaimana menurut kalian? Sampaikan di review ya kalo sempat :3

Thank you for reading~