BoBoiBoy (c) Monsta

I'm a Boy 2 (c) Vinie-chan

Warning : This story contains a bit shounen-ai. Don't like, don't read!


-PROLOG-

Suara burung gagak terdengar di balik rumah-rumah yang berderetan. Tepat di depan tempatku berdiri, sebuah mansion berukuran cukup besar kini berdiri dengan kokohnya. Ku buka gerbangnya yang berkarat, membiarkan bunyinya yang cukup mengganggu telingaku. Tidak adakah tukang yang bisa memperbaiki gerbang ini? Pantas orang-orang takut pergi ke sini.

Inilah rumahku.

'Rumahku istanaku'.

Kalau kata orang begitu.

'Rumahku markasku'.

Begitulah kataku.

Kenapa aku bilang 'rumahku markasku'? Karena ini adalah markas persembunyianku seorang untuk menghindari kejaran para fangirl yang setia mengejarku. Aku suka menjadi populer, tapi bukan begini caranya. Orang populer itu hidupnya susah, ya?

Kakak sengaja mengirimku ke sini. Tega betul dia! Tidakkah dia mengerti perasaan adik kesayangannya yang masih belum cukup umur untuk tinggal sendirian?

Untung tidak punya waifu.

Argh! Jadi ingat dia! Kenapa di saat seperti ini, aku malah ingin bersamanya?

BoBoiBoy, di bocah unyu nan cantik–eh, ganteng–yang berhasil membuatku jatuh cinta. Aku heran kenapa bisa suka sama si bocah unyu ini. Pipinya memang chubby. Matanya bulat sempurna. Kulitnya putih mulus. Dan senyumannya ... Urgh! Terlalu manis.

Bodoh! Kau sudah mimisan lima kali dalam sehari. Kau ingin mimisan lagi untuk yang keenam kalinya?

Ya, tadi di sekolah, aku sempat mimisan lima kali. Bagaimana tidak kalau aku bisa melihat BoBoiBoy yang sedang berganti baju olahraga, tubuhnya tanpa busana itu terlalu–ehem–menggoda iman.

Aaaahhhh ...! Kamu ini laki-laki, Fang! Whai yu suka sama laki-laki polos kayak dia?! Kamu harus normal, Fang! HARUS NORMAL!

"Hhh ... Hari ini bakalan berat ... Sial!" aku mengeluh, begitu aku masuk ke dalam rumah.

Aku masuk ke kamarku yang bercorak ungu-biru. Banyak foto-foto BoBoiBoy yang terpajang di beberapa bagian dinding. Kalian mungkin berpikir aku ini terlalu mendambakan BoBoiBoy sebagai kekasih.

Memang kenyataannya begitu.

Dan kini aku harus menghadapi kenyataan yang pahit.

Bahwa BoBoiBoy tidak ingin aku memintanya lebih dari seorang teman.


Kembali lagi di season 2! Posting tepat di bulan Januari.

Oke, untuk yang satu ini mungkin agak sedikit spoiler aja : Ini mengisahkan tentang kebimbangan Fang terhadap perasaannya kepada BoBoiBoy. Dia sudah berjanji untuk tidak menghapus jarak hubungan mereka satu sama lain, tapi hatinya berkata lain dari janjinya.

Sudahlah, Fang ... Kalau masih CINTA, kenapa harus bimbang? Kawinin aja udah!/PLAK!

Bagi para pembaca, selamat tahun baru, ya! Semoga di tahun ini bisa lebih damai dan tidak ada konflik di mana-mana. Bosen denger konflik politik ini lah, itu lah ... TV tayangannya itu-itu saja, berita tentang permasalahan yang berbulan-bulan tidak selesai-selesai.

Yang tanggal 2 masuk sekolah atau sudah kerja, selamat menempuh kewajiban kalian! Author juga masuk sekolah tanggal 2 Januari, kok.

Baiklah. Terima kasih sudah menyimak curhatan tadi. Btw, untuk cerita I'm a Boy yang season 1, apakah kurang panjang dramanya? Dulu itu update 4 hari sekali, soalnya waktunya mepet dan belum lagi kesibukan author yang meningkat bak gunungan sampah. Daripada hilang ide, author sempat berpikir kalau jadwalnya dipercepat untuk season 1. Season 2 ini mungkin jadwal tidak menentu seperti dulu lagi. Agak-agak lambat mungkin. Wajar, kisah cinta ekspetasi dengan realita itu berbeda. Drama pasti butuh yang namanya inspirasi kehidupan nyata.

Untuk yang tidak puas dengan season 1-nya, maaf ya. Goal chapternya memang harus kurang dari 15 chapter untuk season 1. Mungkin karena drama kurang ngena ... Iya, iya, author jomblo, tidak tahu rasanya pacaran itu kayak gimana. Tapi nolak cinta, author pernah. (Kok jadinya curhat lagi?)

Epilognya gantung banget, ya? Huhuhu ... Author memang masih pemula untuk membuat kisah drama ngena tolakan cinta abadi FangBoy (?). Ide bertebaran, epilognya bukan happy ending. Huhuhu ... Maaf, tapi terima kasih sudah mengoreksinya. Jujur, kritikan kalian memang bikin jantung mau berhenti, tapi sangat membantu bagi author yang kurang berpengalaman bikin novel ini.

Sudah, ya. Kepanjangan catatan minta maaf sana-sini, kasihan mata kalian baca tulisan absurd di atas. Sekali lagi author tegaskan, update tidak menentu dan ini adalah cerita shounen-ai di bawahnya yaoi, jadi kayak hubungan gay ringan gitu.

Silahkan berikan review, fav, dan follow cerita ini. Author mungkin bisa menjawab review kalian di chapter depan. Diusahakan begitu. Sampai jumpa di chapter 1! Ciao!