Mempunyai tetangga yang super keren itu senang sekali rasanya. Tapi jika orang itu se-usil Luhan sih, MinSeok ogah. Luhan itu sinting, dia tukang gombal dan raja alay. Setiap perempuan yang dia temui pasti dirayu dan kalau sudah terkena rayuannya, akan langsung ditinggalkan. Istilahnya sih Dia itu tukang PHP, dan sialnya MinSeok sudah pernah terkena rayuan dari mulut kotornya. Itulah mengapa ia jadi sensitif mendengar nama luhan disebut-sebut dalam obrolannya bersama anggota geng miliknya seperti sekarang. Geng yang mereka namai 'Teenie weenie Beetie' ini, digawangi oleh Minseok, tentu saja, Kyungsoo wanita bermarga Do yang sukanya melotot walau nggak disuruh, dan satu lagi yang paling bohai bernama Park baekhyun, sebenarnya sih Byun baekhyun, hanya saja wanita berbadan sexy itu selalu mengatakan suatu saat dirinya akan bermarga park, karena ia sangat mengidolakan adik kapten tim basket, Kris park, yang bernama park chanyeol dan memimpikan akan menjadi istrinya suatu saat nanti jika mereka sudah dewasa, itulah alasan mengapa dirinya ngotot sekali ingin dipanggil park baekhyun, padahal yang bersangkutan saja –park chanyeol- tidak sudi meladeninya.
Berbeda dengan kakaknya, kris yang tukang PHP, sama seperti Lu han, rusa china yang terdampar di Korea selatan bersama gerombolannya itu. Chanyeol justru mempunyai sifat dingin sedingin es, kata kris sih chanyeol itu seperti mendiang ibunya, sama-sama jutek kalau didekati lawan jenis, kalau yang ini kris ketahui dari dongeng sebelum tidur dari ayahnya sewaktu mereka masih TK. Dongeng dari kisah nyata yang bisa membuatnya nangis bombay karena akan mengingat ibunya yang cantik jelita seperti princess syahrini.
Kembali lagi ke geng para wanita, kyungsoo sedang semangat-semangatnya menceritakan bagaimana ia bisa berkenalan dengan OB sekolah mereka yang bernama, Kim Jong in yang kelakuannya itu sebelas-dua belas dari Lu Han, dia tukang godain wanita. Tak terkecuali dengan minseok, dulu sewaktu dirinya ingin pipis di toilet dan nggak sengaja ketemu Jongin dirinya malah dirayu habis-habisan sampai dia hampir pipis dicelana. Untungnya minseok mempunyai sifat jutek dan dingin kayak chanyeol, jadi ia bisa terbebas dari gangguan OB item seperti Jongin yang ia acuhkan sampai mulut OB itu berbusa sendiri karena kebanyakan ngomong. Ugh, mengingat itu membuat perutnya kenyang sendiri ditambah lagi dengan kyungsoo yang nyerocos nggak jelas arahnya.
"Kyung, bisa nggak sih nggak usah bahas cowok-cowok aneh itu? kepalau pusing dan perutku mual mendengarmu menyebut nama Rusa jadi-jadian itu!" kesal Minseok sambil memegangi kepala dan perut. Kyungsoo tanpa disuruh langsung memasang mata O.O nya melihat reaksi pentolan Geng nya.
"Kau ini! kalau punya dendam sama Luhan jangan dilampiasin ke kita dong! Lagian siapa suruh kemakan rayuannya Luhan, kamu kan pernah bilang kalau nggak akan bisa jadi korban PHP nya tapi nyatanya apa? Kamu sendiri yang kemakan omonganmu" sembur Si cantik Do dengan semangat pejuangnya. Enak saja dia harus mengalah! Dia kan lagi kasmaran, ya nggak?
Baekhyun yang sedari tadi autis dengan ponselnya hanya melihat sekilas lalu kembali lagi ke dunia nya. Sebenarnya sih sedari tadi dia tidak mendengarkan ocehan kyungsoo, sama seperti minseok, kepalanya juga pusing mendengar celotehannya yang kadang suka nggak jelas. Tapi baekhyun memilih tidak peduli, lagipula entar juga berhenti sendiri. Orang kayak kyungsoo itu kalo diladenin malah tambah nyerocos apalagi kalo hatinya lagi berbunga-bunga seperti sekarang. Pasti susah diberhentiin, dan tragis minseok yang kena omelan gadis cebol itu.
Minseok menggebrak meja kantin yang sedari tadi mereka gunakan sebagai tumpuan tangan-tangan mungil mereka dengan penuh emosi. Tanpa menunggu lama, minseok berjalan meninggalkan kedua anggota geng nya dengan langkah lebar-lebar.
Belum juga ada 5 langkah, dirinya harus berhenti lagi karena ada rusa china yang menjadi topik permbicaraannya tadi sedang berdiri didepannya dengan wajah pongah, mata yang sengaja ia naik turunkan kearah minseok, bermaksud menggoda gadis keturunan china-korea itu. tapi minseok tidak menggubrisnya, ia justru semakin emosi melihat tampang bodoh Lu Han.
'Ada apa sih dengan hari ini? tidak kyungsoo, tidak Lu Han. Kenapa semuanya harus menyebalkan sih!' batin minseok dengan napas pendek-pendek terlihat sekali kalau sedang kesal.
"Hai sexy..." sapa si sinting Luhan. Ia masih belum mau menyingkir dari hadapan minseok ketika gadis itu sengaja berkelit ingin melewati sisi yang lain tapi luhan malah ikut-ikutan bergeser ke arah yang sama, bermaksud menahan minseok agar tidak jadi melangkah.
"Minggir bodoh!" bentak minseok dengan kesal. Semua seisi kantin memperhatikan mereka berdua. Luhan masa bodo dan tetap berdiri ditempat semula, jangan pikir ia takut karena dibentak oleh si sexy minseok, Ugh pantang bagi laki-laki manly, seperti Luhan. Ia suka sekali menggoda minseok apalagi sampai gadis itu benar-benar emosi lalu setelah itu ia akan puas tertawa. Saat di rumah pun juga begitu –mereka kan tetangga- rumah mereka hanya bersebalahan yang dibatasi tembok. Semenjak pindah ke korea luhan menemukan mangsa se-empuk minseok yang nggak pernah nggak ngeladenin luhan kalo lagi dijahilin.
"Galak banget. Lagi PMS ya?" bukannya menjawab, mendengar pertanyaan kurang sopan dari Luhan minseok langsung menendang tulang kering pria berperawakan kurus didepannya. Luhan memang tidak akan bergeming walau dibentak oleh minseok, tapi kalau kejadiannya sampai ditendang seperti ini siapa yang bisa tetap diam saja?
Luhan memegangi kakinya dengan sedikit meloncat-loncat agar sakitnya sedikit hilang. Memanfaatkan itu, minseok sengaja menyenggol lengan Luhan hingga pria china itu kehilangan keseimbangan dan limbung ke kiri. Semua teman-temannya menertawakan playboy cap Teri sepertinya yang diperlakukan tidak senonoh oleh Quen Minseok.
"Brengsek! Diam kalian semua!" bentaknya karena saking malunya. Bukannya diam, mereka semua masih tetap menertawakannya malah ada sampai yang menggebrak-gebrak meja karena saking gelinya bahkan Kris yang kebetulan ada disana sampai memutar-mutar handuk penuh keringatnya ke udara seolah sedang menunggang kuda dari meksiko.
.
.
.
Minseok memasuki kelasnya dengan alis bersatu. Hidungnya kembang-kempis karena emosinya masih belum hilang.
"Dasar rusa bodoh! berani-beraninya menggodaku!" ocehnya seorang diri meluapkan kekesalannya dengan menggebuk tas slempang milik chen –teman sebangkunya- hingga berbunyi 'Krak' yang sangat jelas. Minseok berhenti sebentar tapi ia lanjut lagi dan tidak peduli, meski ada gadget yang pecah didalam sana ia tetap tidak peduli, ia sedang marah dan kekesalannya harus segera dilampiaskan. Tas chen yang malang.
Kelas masih sepi, karena para penghuninya masih pada jajan di kantin, tapi tak lama masuklah si ketua kelas, bernama SuHo yang ayahnya raja Ikan –maksudnya, ayahnya mandor ikan- di kampungnya. Rumah SuHo dekat dengan pesisir, jadi tidak heran jika ayahnya berprofesi sebagai pengepul hasil tangkapan ikan milik nelayan sekitar rumahnya. Tapi anehnya, meski rumahnya dekat dengan pesisir kulit suho nggak sehitam kulitnya pak OB sekolah, jongin. Ini aneh, sepertinya mereka berdua tertukar ketika bayi.
Suho kaget ketika minseok masih saja menggebuk tas milik chen. Bukan kaget karena suaranya, ia kaget karena tas chen yang tadinya gagah (?) berubah menjadi lembek (?) karena ulah minseok. Sebagai ketua kelas yang peduli dengan sesama, suho berjalan mendekati minseok –yang diam-diam dia sukai sejak kelas 1 SMA- meski ia tahu reaksi minseok tidak akan sebaik biasanya, tapi ia pantang melihat wanita yang ia sukai marah-marah seperti itu.
"Kim minseok, kau baik-baik saja?" tanya suho sambil perlahan mengambil tas na'as chen yang menjadi korban dari terkaman kuku-kuku tajam –macan- minseok. Hampir ditarik sampai menjauh beberapa centi, minseok dengan kasar kembali merebutnya membuat niat baik suho mengkerut seperti spongebob kehabisan air.
"Kenapa?! Kau mau memarahiku! Kenapa kau sama dengan mereka sih?! Menyebalkan!"
Brukk
Itu bukan suara kelapa muda jatuh, atau suara mangga pak roni yang jatuh, tapi itu suara suho yang didorong kasar oleh minseok dan jatuh ke bangku dihadapan minseok. Suho sampai melotot karena kaget, wajahnya yang tampan bak malaikat surga harus tampak konyol beberapa waktu lalu karena saking terkejutnya.
Tenaga minseok, memang tidak main-main. Tenaganya sama dengan 5x bison yang sedang menyeruduk, hanya dengan sekali dorongan saja. Pantas jika lelaki krempeng, sekerempeng Luhan harus jatuh tadi.
"Min-minseok kau sedang emosi, jadi tenangkan dulu dirimu. Kau membuatku takut untuk menenangkanmu" ujar suho sedikit ketakutan, takut setelah ia didorong tadi, selanjutnya ia akan disruduk secara tiba-tiba oleh si –bison- minseok. Minseok yang sadar dari ke-kalap-annya segera mengedipkan matanya beberapa kali, hingga ia mengusap wajahnya yang ayu itu dengan perasaan menyesal.
Apa yang telah ia lakukan, ia sudah berlaku tidak baik pada suho tadi. Dan ia malu. Sebagai wanita yang berasal dari keluarga terpandang , minseok harus meminta maaf kepada suho.
"Suh-..." belum sempat ia meminta maaf, tiba-tiba dari arah pintu masuk Luhan datang dengan mata mengerikan. Bahkan lebih mengerikan dari mata O.O nya kyungsoo.
"Hey minseok! Beraninya kau mempermalukanku didepan anak-anak! Kau ini ya! Benar-benar!" marah Luhan dengan menggebu-nggebu sampai tidak sadar ludahnya sudah muncrat ke seragam SuHo yang bersih. Kemeja suho yang awalnya putih karena rajin diberi pemutih kini berwarna coklat kekuningan karena ludah Luhan yang mungkin mengandung bakteri. Suho memandang ngeri kearah mulut luhan yang masih komat-kamit tidak jelas, terlihat slomotion dimata suho sampai membuatnya semakin mual hingga ia tidak tahan dan berlari terbirit-birit ke toilet karena saking jijiknya.
"Diam!" bentak minseok setelah suho meninggalkan mereka berdua dikelas. Luhan tidak mau diam, ia tetap marah-marah kepada minseok, gadis itu sengaja menutupi kupingnya karena terasa panah sampai hampir mendidih mendengar umpatan kasar Luhan.
"... Kalau bukan perempuan, sudah ku telanjangi kau didepan anak-anak! Dan ku ikat kau di tiang bendera! Biar tahu rasa!" Luhan ini maksudnya ingin mengancam atau ingin mengajak minseok melakukan yang iya-iya sih? Bahasanya kenapa harus sampai melakukan penelanjangan?
"Stop Luhan! Jangan membuatku semakin emosi!" sebenarnya gadis itu sedikit malu ketika mendengar luhan akan menelanjanginya, sebagai perempuan normal ia akan malu jika ada lelaki yang menggunakan kata itu kepadanya,apalagi ini luhan yang melakukan –kan dulunya ia pernah menyukai lelaki china itu- tetapi ia pura-pura tidak peduli, minseok berdiri dari duduknya, meski tingginya tak lebih dari bahu luhan tapi gadis itu tetap berani balik menatap luhan yang sama-sama menatapnya sengit. Jarak tubuh mereka sudah sangat dekat, sampai-sampai tidak menyadari kalau keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
"Apa lihat-lihat! Minta dicium ya?!" tantang luhan dengan sewot kepada minseok. Perempuan chubby didepannya semakin mendidih bahkan napasnya semakin terasa menabrak permukaan sekitar dada hingga leher luhan –napasnya menembus tingginya-.
BUGH!
Satu pukulan diperut luhan berhasil minseok berikan kepada lelaki sinting itu.
"Dasar Gila!" luhan masih meringis kesakitan karena pukulan super dari minseok. Ia bersumpah ia ingin menangis sekarang, pagi tadi ia lupa sarapan -sebenarnya waktu ke kantin tadi ia ingin makan untuk mengganjal perutnya, tapi karena bertemu minseok dan terjadi tendangan hebat tadi ia urung untuk makan- .
Tapi ia urung karena ada minseok disana. Hampir lima menit luhan masih kekeuh memegangi perutnya dengan sedikit membungkuk, membuat minseok sedikit khawatir. Yang tadinya sedikit, menjadi khawatir beneran.
Minseok merasa bersalah dan sedikit menurunkan pandangannya melihat wajah Luhan yang berubah merah karena menahan erangannya.
Gadis itu meneguk ludahnya kasar begitu tahu kalau Luhan tidak sedang mengerjainya. Lelaki menyebalkan –versinya- itu sedang kesakitan karenanya.
'Apa tadi itu terlalu keras ya?' batin minseok berkecamuk.
Ia mencoba mengguncang bahu luhan agar lelaki itu mau berdiri tegap.
"Hey, jangan bercanda" minseok mencoba membangun keyakinan bahwa luhan hanya bercanda, namun tidak ada tanda-tanda amukan dari luhan, berarti pria cantik itu memang tidak sedang bercanda.
"Ughhh..." luhan melenguh samar karena nyeri diperutnya belum mau hilang. Itu semakin membuat minseok merasa bersalah dan wajahnya semakin mengkerut.
"Luhan, maaf tadi aku kelepasan. Apa kau kesaki-..."
SRET
Tiba-tiba luhan berdiri tegap dan menepis tangan lembut minseok yang memegang bahunya, karena merasa bersalah. Tidak seperti biasanya, lelaki itu akan langsung marah-marah namun kali ini ia hanya diam sambil berlagak kalau ia baik-baik saja. Minseok memandangi punggung kurus itu dengan pandangan sangat menyesal. Apa yang telah ia lakukan? Dalam sehari ini ia sudah membuat 2 laki-laki terluka karenanya-yang suho nggak sih-. Minseok kurang jago dalam hal menahan emosinya, dan ia harus mencatat itu agar ia bisa melatihnya nanti.
.
.
.
Sebenarnya sedari tadi pikiran minseok tidak bisa fokus pada materi yang diterangkan oleh Pak Kim didepan, duduknya pun terlihat gelisah seperti ingin pipis tetapi bukan itu. ia memikirkan rusa china bodohnya, Xi Luhan. Sedari tadi –setelah insiden pemukulan tadi- ia tidak melihat batang hidung luhan di bangkunya. Minseok masih belum sadar jika ia sudah setengah melamun memandangi arah bangku luhan yang hanya tertinggal tas punggungnya disana.
TUK!
"Awww!" ia meringis kesakitan lalu sedetik kemudian ia dapat mendengar seluruh temannya –tak terkecuali kyungsoo dan baekhyun- menertawakannya karena terkena lemparan spidol dari Pak Kim didepan sana. Minseok menciut melihat wajah garang guru matematika itu, dengan takut-takut ia berdiri dan membungkuk untuk meminta maaf.
"Kim minseok! Jika kau tak berniat mengikuti pelajaranku sebaiknya kau keluar!" minseok gelagapan, ia ingin menangis tapi tidak jadi daripada semakin ditertawakan –kan tidak lucu-.
.
.
.
Minseok kini sudah berdiri didepan sebuah ruangan kesehatan. Otak jenius nya menyimpulkan jika Luhan ada disini, maka dari itu ia kesini untuk melihat kondisi pria itu, sekaligus untuk meminta maaf kepadanya. Gadis itu memutar gagang pintu dengan sangat pelan hingga tidak menimbulkan suara putaran yang kentara, dan berhasil. Saat ia melongokkan kepalanya kedalam, ia hanya melihat beberapa kasur yang dihuni oleh beberapa siswa yang sakit, salah satunya ditempati oleh chanyeol?
'Chanyeol?' batin minseok keheranan. Ia bersumpah akan mengatakan ini kepada baekhyun nanti, tapi nanti ... kan keperluannya kesini bukan untuk itu melainkan menemukan luhan, ya laki-laki cantik yang ia tinju tadi, dimana dia?
Saat minseok akan masuk kedalam, tiba-tiba tubuhnya menegang karena sekarang terpampang dihadapannya tubuh kurus milik Luhan. Pandangannya masih sama seperti terkahir kali mereka bertatap muka, Luhan yang dingin dan minseok yang merasa bersalah.
Beberapa menit berlalu namun Luhan maupun minseok tidak ada yang mau memulai pembicaraan.
"Hey kalian jika ingin berciuman di luar sana! Jangan disitu! Kalian membuat anginnya masuk!" itu chanyeol, lelaki jangkung idaman baekhyun itu nampak kesal karena mereka berdua membiarkan pintu UKS terbuka lebar hingga membiarkan angin musim gugur masuk ke dalam ruangan kesehatan itu.
Luhan masih tetap bergeming dan sedetik kemudian ia menyeret minseok pergi dari sana.
Langkah lelaki berparas china itu sangat lebar hingga membuat minseok kesulitan mengimbanginya, berkali-kali ia hampir terjatuh jika tidak di tahan luhan.
.
.
.
Sampailah mereka di belakang gedung sekolah yang sepi meski ada taman kecil disana. Minseok masih ketakutan dan Luhan masih diam saja.
SYUUUUH~~
Suara angin musim gugur yang bertiup kencang menerbangkan beberapa dedaunan kering di pohon.
"Eummm... Lu-luhan.." panggil minseok takut-takut. Luhan masih diam, dan minseok meneguk ludahnya kasar.
'matilah kau minseok!' ujarnya dalam hati dengan perasaan campur aduk. Bagaimana kalau luhan sampai balas dendam? Bisa habis nyawanya.
"A-aku mau minta maaf..." gadis itu ragu-ragu mengulurkan tangannya bermaksud agar luhan mau menjabat uluran tangannya sebagai tanda damai tapi luhan tak kunjung memberikan respon sampai minseok putus asa dan menyimpulkan jika luhan tak ingin memaafkannya. Baru saja minseok akan menarik tangannya, tapi luhan justru menariknya dengan kasar dan mencium gadis itu dengan brutal.
"Mmmpphh! Mmmmph!" Berontak minseok dengan sekuat tenaga sampai ia benar-benar kewalahan karena luhan terus menyesap bibir bawahnya hingga pria itu memasukkan lidahnya untuk memasuki mulut minseok dengan kasar. Minseok ingin menangis tetapi rasanya air matanya susah untuk keluar, yang bisa ia lakukan hanya pasrah sambil beberapa kali memukul dada luhan jika ada kesempatan. Ciuman sepihak itu berlangsung cukup lama, sampai keduanya terngah-engah karena kehabisan pasokan oksigen ke paru-paru mereka.
Luhan tersenyum miring kearah minseok yang menunduk –gadis itu menangis- tidak bersuara. Itu adalam ciuman pertamanya. Dan kenapa lelaki brengsek seperti luhan yang harus merampasnya?
"Itu adalah balasan karena kau sudah berani memukulku" ucap Luhan dengan nada sengit. Tadi Luhan yang diam dan sekarang giliran minseok. Penampilan gadis itu sungguh mengerikan, kemajanya mencuat kesana-sini dan rambutnya yang setengah basah karena berkeringat –akibat ulah luhan-. Mereka masih diam, namun bedanya luhan diam dengan senyum liciknya dan minseok yang menahan isakannya.
"Kau jahat!" setelah mengatakan itu, minseok langsung berlari dengan membekap mulutnya sendiri agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun yang bisa saja ada disana.
Luhan melongo tidak percaya. Ia mengerjap beberapa kali sampai pandangannya terhadap rambut hitam minseok menjadi kosong.
'apa aku sudah keterlaluan?' batinnya masih belum yakin. Tetapi ia cepat-cepat menggeleng dan menunjukkan tampang pongahnya.
"Biarkan saja! Gadis menyebalkan sepertinya harus mendapat pelajaran, biar kapok!" bangganya kepada apa yang baru saja ia lakukan lalu bersiul-siul tidak jelas disepanjang perjalanan menuju kelasnya.
.
.
.
TBC
