Author : sekarang saya ikut tantangan :3
Ludwig : ini…saya…lagi?
Author : kan disuruh crack pairing se-crack-banget
Ludwig : *geleng-geleng kepala*
Disclaimer : Hetalia – Hidekaz Himaruya,da! Bukan dari Korea (Korea langsung pundung)
Warning : rada OOC(karena saya nggak yakin T_T), gaje, PAIRING PALING CRACK!, typo(s), ngetik negebut dan mungkin two-shot atau three-shot dll…
Nun jauh disana, terdapat seorang putri yang sayangnya memiliki obsesi teraneh. Putri kerajaan itu ingin sekali menjadi seorang pengeran yang bisa berperang dan mengangkat pedang melawan musuh yang menyerang atau untuk ditaklukan. Maka, sejak kecil putri tersebut tidak ingin memakai gaun layaknya putri kerajaan kebanyakan bahkan putri itu selalu mengenakan pakaian seorang pangeran. Bahkan putri yang memiliki gaya layaknya pangeran ini sangat terkenal dikalangan para putri atau para lady tanpa ada seorangpun yang tahu bahwa ia adalah seorang putri tulen. Nama putri itu adalah Elizaveta Hedervary
Kali ini pangeran itu pergi ke medan perang dengan menaiki kuda berwarna putih nan gagah, disamping kanannya tergantung sebuah pedang berwarna perak yang mempertegas dirinya bahwa seorang pangeran layaknya di negeri dongeng. Sang pangeran dan pasukan yang dibawanya akhirnya meninggalkan wilayah kerajaan tercintanya menuju sebuah wilayah peperangan untuk mempertahankan kerajaannya dari serangan kerajaan yang dipimpin seorang raja yang kejam. Kedua orang tua pangeran alias sang putri mencegahnya untuk ikut hal ini namun batal saat melihat si anak yang sudah berpakaian lengkap dengan senjata hanya bisa berdoa untuk keselamatan putri tercinta mereka.
Setelah berjalan selama beberapa jam, akhirnya pasukan tersebut bertemu pasukan kerajaan yang akan menyerang mereka. Si pangeran itu menatap tajam musuhnya yang berambut platinum blonde bermata ungu yang justru mengeluarkan kata "kolkolkol" aneh. Saat pedang milik tsar yang menurut kabar sangat menyeramkan, perang tersebut dimulai. Sang putri dengan gagah beraninya mengangkat pedang tajam kebanggannya menuju lawan. Dengan pedang ditangan kanan dan tameng di tangan kiri serta kuda miliknya yang diberi nama "Snowy" berlari serta menebas lawan hingga darah mereka terciprat ke pipi sang pangeran.
Setelah beberapa jam, pertarungan itu mengorbankan banyak jiwa dikedua belah pihak. Pangeran beserta tsar yang diketahui bernama Ivan itu saling berhadapan dengan keadaan yang sama. Keduanya sama-sama terkena percikan darah dan nafasnya tersengal-sengal. Saat pangeran itu sedang menunduk, Ivan mengeluarkan penjaga yang paling terkuatnya yaitu General winter dan menyerang pangeran itu hingga terpental jauh. Selanjutnya sang pangeran kehilangan kesadarannya, sebelum semuanya gelap si pangeran melihat seorang pria berambut blonde mendekatinya.
Beberapa jam kemudian…
Pangeran itu akhirnya sadar dan mulai membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat ialah ruangan yang berbeda dari biasanya, dimulai dari ukurannya hingga hiasan yang biasa terpajang rapi di sudut-sudut ruangan. Awalnya ia kebingungan hingga ia menyadari beberapa perban yang menutupi luka parah. Saat ia sadar, laki-laki yang menolongnya akhirnya muncul dengan sepiring wurst panggang disertai mashed potato yang menyebabkan pangeran tersebut sedikit mengeluarkan air liur karena kelaparan.
"Namamu, Daniel Hedervary seorang pangeran dari negeri seberang bukan?" Suara laki-laki misterius terdengar dingin
"I…iya apa kau yang menolongku sewaktu tadi aku kalah oleh tsar psikopat itu?"
"…." Laki-laki misterius itu terdiam dan akhirnya meninggalkan pangeran tersebut
"Tunggu! Kau belum beri tahu namamu…"
"Ludwig, Ludwig Beilschmidt"
"namanya seperti pangeran yang hilang, tapi tidak mungkin dia itu pengeran yang hilang karena mereka menghilang sekitar 10 tahun yang lalu… Seharusnya penampilannya tidak semuda ini"
Pangeran itu menutup matanya dan meletakkan tangannya di dadanya. Entah apa alasannya ia tersenyum dan mulai memakan makanan yang dibawa laki-laki misterius tadi dan tersenyum karena rasa makanannya yang enak. Iapun melanjutkan acara makannya dikamar tersebut. Sedangkan laki-laki misterius tadi sekarang sedang duduk terdiam didepan rumahnya dan terlihat memikirkan suatu hal, ia menutup matanya.
"Bruder! Mau kemana?" Tanya seorang anak berumur 20 tahun yang ditarik tangannya menuju kandang kuda
Anak laki-laki yang lebih tua hanya nyengir, "Ayo kita ke kerajaan seberang dan melihat temanku seorang pangeran!"
"Ta…tapi nanti mutti, vati dan onkel Roderich(1) akan marah dan belum para penjaga istana yang akan memarahi kita karena dua pangeran kerajaan berkeliaran ke kerajaan orang lain tanpa sepengetahuan kerajaan, bruder!"
Si kakak terdiam saat telah sampai di depan kandang kuda, ia kemudian membuka pintu tersebut dan melihat bermacam-macam kuda. Adiknya hanya terdiam melihatnya, sedangkan si kakak mulai memilih kuda yang akan ditunggangi dan berhenti didepan kuda berwarna hitam.
"Nah, sekarang kita pilih untukmu, Lud!" Si kakak menarik tangan adiknya menuju salah satu kuda yang berwarna cokelat.
"Ini… kan braun(2)? Kuda kesayangan kakak…" Adiknya kemudian mendekati kuda itu
"Ja! Dan ayo kita pergi!"
Hanya dalam beberapa saat, kedua bersaudara itu keluar dari kandang dan menuju gerbang kerajaan. Karena sia kakak tahu kalau di gerbang terdapat penjaga, iapun mempercepat laju kudanya dan melewati penjagaan tersebut. Hal ini membuat beberapa orang terkejut dan panik saat mengetahui bahwa dua anak laki-laki yang baru kabur itu adalah pangeran mereka.
Setelah melewati kerajaan dan didepan hutan gelap yang terkenal dengan makhluk misterius yang hidup disana. Ludwig menghentikan kudanya saat akan memasuki hutan tersebut, Gilbert hanya kebingungan melihat adiknya dan menghentikan kudanya juga.
"Kenapa berhenti, Lud?" Gilbert mendekati adiknya
"Ini… hutan terlarang dimana banyak makhluk kegelapan yang hidup! Dari penyihir hingga katanya vampire ada disini" Ludwig menggigit bagian bawah bibirnya
"Tidak awesome! Kenapa kau mau percaya sama yang seperti itu, Lud? Ayo kita pergi saja!"
Gilbert sudah duluan pergi menuju hutan tersebut dan terpaksa Ludwig mengikuti kakaknya yang keras kepala itu. Awalnya mereka berjalans serta berbincang seperti biasa hingga sebuah makhluk misterius melewati mereka dengan kecepatan tinggi. Ludwig menelan ludah dan baru tersadar saat kakaknya terlempar dari kuda tersebut, tak disangka mendarat tepat dibatang yang tajam. Mata Ludwig membesar melihat kejadian itu, namun ia makin terkejut lagi saat makhluk itu menjatuhkannya tepat diatas tanah. Kemudian dada Ludwig diinjak makhluk tadi hingga ia merasa sesak, akhirnya makhluk misterius tadi memperlihatkan wajahnya.
"Ahh… manusia yang membunuh seluruh keluargaku dan akhirnya bisa membunuhnya" Ternyata orang itu adalah vampir yang anehnya memiliki alis tebal
"A…apa maksudmu?" Ludwig memegang kaki vampire itu untuk mengurangi injakannya
"Well, well… daripada kau meninggal tanpa menderita seperti kakakmu yang bodoh itu lebih baik kalau disiksa dulu, bagaimana?"
Ludwig terdiam, ia tak mengerti. Dengan mudahnya badan Ludwig diangkat dan tangan dingin makhluk itu menyeka kerah baju yang dipakai Ludwig dan mulai mendekatkan mulutnya. Hanya beberapa detik, taring tajam milik vampire itu menusuk kulitnya hingga darahnya habis, namun vampir itu sengaja meninggalkan Ludwig dalam keadaan hidup.
Beberapa jam kemudian, badan Ludwig terasa sakit melebihi apapun selanjutnya ia kehilangan kesadaran.
"LUDWIG!" Seseorang mengagetkan pria itu
"Pangeran?" Ludwig justru menyapanya balik
"Te…terima kasih atas makanannya… rasanya enak"
"Hmm"
Kali ini pangeran itu memakai baju milik Ludwig yang tentunya terlalu besar. Ludwig hanya bisa menghela nafas dan facepalm melihat hal itu.
"Bajumu kebesaran dan kenapa tidak pakai baju perempuan yang kupinjam dari saudara jauhku Bella" Ludwig berdiri untuk pergi dari tempat itu lagi
"Mau kemana?"
Ludwig tak menjawab, ia hanya masuk untuk mencari baju yang diberi saudara jauhnya. Matanya sibuk melihat barang tersebut di dalam lemari miliknya hingga ia menemukan benda berwarna hijau. Ia tarik baju itu dan ternyata sebuah pakaian yang mirip baju maid berwarna hijau dengan pita berwarna putih dibelakangnya.
"Eliza, pakai baju ini… Untuk seorang putri tidak pantas memakai baju pria" Ludwig melempar baju itu tepat pada pangeran itu dan diterimanya.
"Ba…baju perempuan? Dan… tunggu! Kau tahu aku seorang perempuan dari mana dan… dan kau tahu nama asliku? !" Pangeran itu panik
"Aku tahu dari pikiran kedua orang tuamu"
"Hah?"
Ludwig berdiri lagi dan keluar rumah tepat saat matahari berwarna kemerah-merahan. Tentu saja pangeran itu merasa curiga dengan Ludwig.
"Mau kemana?" Tanya pangeran itu
"bukan urusanmu" Jawab Ludwig dingin
"Aku ikut"
"Jangan, berbahaya! apalagi akan malam"
"Maksudmu?"
Ludwig tidak menjawab lagi dan iapun pergi berjalan kearah hutan yang gelap. Pangeran itu mendengus dengan sifat Ludwig yang aneh itu. Melihat baju yang diberikan Ludwig, iapun hanya melipat tangannya didada dan menginjak tanah dengan kesal. Tapi iapun mulai memegang baju itu dan mengangkatnya, ia melihat baju tersebut dilanjutkan dengan melihat baju yang ia kenakan terus menerus. Awalnya ia ingin letakkan baju itu lagi, tapi diurungkan dan langsung pergi ke kamar yang ia gunakan tadi saat tidak sadar. Ia mengganti baju yang dikenakannya dengan baju seperti maid itu.
"Sepertinya lebih baik kalau mulai saat ini aku jadi putri yang baik… TUNGGU! Apa yang kupikirkan ini? !" Ia mengacak rambutnya frustasi
Tapi tetap saja ia pakai baju itu dan ikatan rambut yang mengikat rambut panjangnya dilepas. Selanjutnya ia mencari sisir rambut yang akhirnya ditemukan di cermin wastafel. Iapun mulai merapikan rambutnya layaknya seorang putri. Selesai menyisir rambut ia bercermin, terpantul sosoknya yang kali ini benar-benar feminim. Ia berkeliling rumah itu dan sampai di sebuah ruangan dimana terdapat banyak buku.
"Ia memiliki perpustakaan juga? Aneh, seperti seorang bangsawan" Pikir Elizaveta.
Ia mengambil sebuah buku yang saat dibaca bahasanya ternyata tidak dimengerti olehnya, ia akhirnya tersadar bahwa buku itu berasal dari kerajaan yang katanya kedua putra mahkuotanya menghilang dan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa kecuali yang lebih muda ia tidak ditemukan hingga sekarang. Kali ini kerajaan itu diperintah oleh keluaga bangsawan Zwingli yang diketahui sebagai saudara jauhnya. Ia menutup buku itu dan terkejut saat melihat satu lukisan yang ditaruh begitu saja di sudut ruangan. Ternyata lukisan tersebut adalah lukisan kedua pangeran yang hilang yaitu Gilbert Beilschmidt dan Ludwig Beilschmidt.
Ia akan berteriak jika saja Ludwig tidak mendatangi ruang yang mirip perpustakaan itu. Eliza yang mengetahui hal ini langsung saja bersembunyi di tempat yang terlihat. Ludwig tahu sebenarnya pangeran itu sudah melihat semuanya sehingga ia merasa kesal dengan kelakuannya. Ludwig menutup matanya dan mencium udara untuk mencari pangeran yang bersembunyi tepat bagian sudut tak terlihat karena banyaknya barang yang bertumpuk.
"Pangeran, keluarlah sekarang, aku tahu kau ada ditumpukan barang itu! Aku bisa mencium bau badanmu diseluruh ruangan ini" Nada Ludwig meninggi
Eliza akhirnya keluar walaupun dengan langkah yang pelan, ia menunduk tidak ingin melihat mata Ludwig. Setelah beberapa langkah dan hamper mendekati Ludwig, dengan kecepatan tinggi Ludwig sudah ada didepannya. Eliza terkejut dan menatap wajah Ludwig, kali ini mata laki-laki dihadapannya itu sudah berubah menjadi merah.
"Seharusnya kuperingatkan untuk tidak memutari rumah, ah tidak! seharusnya kubiarkan untuk meninggal di medan perang saja" Ludwig makin mendekat
"A…aku tidak tahu dan…dan maaf aku melihat suatu hal yang tidak pantas untukku" Keringat dingin mengucur dari dahi Eliza
Hanya sekali dorongan badan, Eliza sudah bertemu tembok yang menyebabkan suara berdebam keras.
"AKH!" Tentu saja Eliza merasa kesakitan
"Tidak, kalaupun kau masih hidup seharusnya kuminum darahmu hingga mati" Hanya beberapa detik Ludwig sudah didepan Eliza, tangannya sengaja menghalangi untuk Eliza tidak kabur
"Le…lepas!"
Tapi tangan Ludwig kemudian mencengkram bahu Eliza dengan kuat, entah sadar atau tidak Eliza sudah bergetar karena ketakutan dan sir mata sudah muncul dikedua sudutnya. Bibir Ludwig makin mendekati lehernya dan Eliza makin ketakutan dan air mata akhirnya mengaliri pipinya.
"Bau… darahmu… sangat… manis untuk ukuran seorang… yang tomboy… sepertimu" Nafas tersengal-sengal Ludwig makin terasa di leher Eliza
"Le…lepaskan!"
"Aku harus kabur dari sini kalau tidak ingin mati!"
Eliza hanya bisa pasrah dengan keadaannya, namun tak disangka Ludwig tidak menggigitnya hanya mencium lehernya dan pergi meninggalkan dia di ruangan itu. Ekspresi muka Eliza berubah menjadi kebingungan. Satu hal yang ia tahu sebelum Ludwig berbalik badan ialah raut mukanya yang menahan sakit dan badannya yang bergetar. Lamunannya terpotong dengan suara pintu yang ditutup dengan keras. Eliza jatuh terduduk lemas, ia tidak menyangka kalau pangeran yang hilang itu kini telah menjadi vampire dan hamper saja nyawanya menjadi korban kehausannya.
Diluar ruangan, terlihat Ludwig yang nafasnya tersengal-sengal di dalam kamar mandi. Ia memegang lehernya untuk menahan hasrat haus akan darah dan air sengaja ia nyalakan sehingga membasahi badannya. Ia menutup mata agar hasrat haus darahnya bisa diredam. Ia berdiri menuju counter di kamar mandinya dan bercermin, terlihat matanya yang berubah menjadi merah darah. Ia nyalakan keran air tersebut dan membasuh mukanya beberapa kali dan berhenti untuk menatap bayangan matanya di cermin, ternyata mukanya sedikit memerah karena hal tadi.
"Akan… kubunuh vampire sialan bernama Arthur Kirkland itu! Lihat saja" Pikirnya
Ludwig mengambil mantel(yang sebenarnya tidak berpengaruh pada badannya) dan membuka pintu rumahnya hendak pergi, ia melirik jam yang menunjukkan pukul Sembilan malam. Melihat waktu yang tertera, ia sempat berpikir dulu beberapa saat hingga ia memutuskan untuk keluar dan menemui seorang pria untuk membalaskan dendam atas kematian kakaknya serta menjadikannya seperti binatang buas berbentuk manusia atau biasa disebut vampire.
Eliza yang masih mengingat kejadian tadi hanya bisa terduduk lemas sambil memegang leher yang dicium oleh Ludwig, mukanya memerah bagaikan kepiting rebus saat ini. Ia sempat berpikir, mungkin sebelum sembuh dan masih tinggal disini ia akan mengalami kejadian yang panjang. Tentu saja ia juga berpikir bagaimana keadaan istana sekarang, apakah sudah dibawah pemerintahan tsar itu atau bukan. Iapun kembali ke kamarnya yang mendapati Ludwig sudah tidak ada di rumah lagi, ia menghela nafas dan merebahkan badannya. Matanya melihat langit-langit.
"Tentu saja Ludwig tidak ada, karena ia adalah seorang vampire" Eliza kemudian tertidur pulas
Note :
(1)Mutti, Vatti dan onkel Roderich : Ayah, ibu dan paman Roderich (saya sengaja ngejadiin Germanic countries sebagai keluarga bangsawan yang saling bersaudara)
(2)braun : cokelat (nama yang udah mepet, haha)
(dari author : sengaja saya sedikit munculin baju maidnya karena nggak mungkin Eliza pakai baju pangeran terus :D dan nanti juga dia pakai baju pangeran lagi *ups! spoiler!*)
Author : pembukaan yang panjang karena memang ini two-shot atau three-shot. Saya ambil cerita ini dari apa ya? Kayaknya otak saya yang gaje karena keingetan ungary jadi pangeran dan Germany jadi vampire di extra episode Hetalia :D oh iya daripada panjang note, RnR bitte?
