Ansatsu Kyōshitsu — Yūsei Matsui

.

WARNING : WUT? GAJE, TYPO, OOC.

.

.

.

Maehara menopang dagu, memandang mupeng kearah Isogai yang tengah bermain bola voli bersama teman-temannya yang lain.

"Mas." Maehara tersentak begitu merasakan tepukan di bahunya.

Siapa nih?

Perasaan semua teman-temannya sedang bermain voli dilapangan sana. Dan seingatnya nggak ada yang pura-pura pusing dan berakhir duduk diteras sekolah seperti dirinya. Dengan gerakan patah-patah ia menoleh ke belakang.

Dilihatnya seorang perempuan berambut hitam dengan senyum aneh diwajahnya.

"Sendirian kan mas?" Tanyanya tersenyum lebar, kedua mata hitamnya bahkan sempat menghilang tadi.

Maehara mengangguk, sedikit bingung juga dengan perempuan itu yang entah muncul dari mana.

"Mbak siapa?" Tanya Maehara. Perempuan yang dipanggil mbak olehnya masih tersenyum dan mengambil duduk disampingnya.

"Rumput yang bergoyangpun tak memberitahu siapa aku mas." Jawabnya.

Maehara menatap prihatin mbak disampingnya. Dia tahu kok rasanya nggak diperhatiin. Tak menyadari saja dia jika mbak mbak itu tengah menyeringai penuh makna kearahnya.

Maehara bertopang dagu kembali.

"Mas ngarep banget ya sama dia?"

"Ehhh—apa?" Tanyanya, terkejut juga dengan pertanyaan mbak disampingnya, ekspresinya sampai mangap gitu.

Mbaknya stalkerin dia ya?

"Habis, saya liat dari tadi mas mukanya mupeng terus—"

"Mandangin mas yang itu." Lanjutnya, tangan yang tak begitu putih dan tak begitu hitam itu menunjuk pada Isogai.

Maehara gelagapan, merasa malu.

"Jangan bilang siapa-siapa ya mbak." Katanya lirih. Mbak-mbak disampingnya tersenyum. "Rahasia mas aman, tenang saja."

"Tapi sekedar saran ya mas,"

"Dari pada jomblo terus mending mas nyatain perasaan sekarang deh." Lanjutnya panjang lebar.

Ngomong doang mah mudah mbak. Ngelakuinnya itu sulit.

"Sebenarnya apa sih mbak kekuranganku? kaya iya, ganteng iya, jomblo juga iya."

"Nah itu—" Mbaknya semangat. "Yang bikin mas nggak bisa dapetin dia."

"Apanya mbak? aku nggak mudeng."

"Jomblo, itu yang bikin mas sial. Harusnya mas nggak buat jomblo itu sebagai pilihan,"

"Kamu salah strategi mas."

HAHH?

Maehara masih bingung.

"Gini lo mas, jomblo itu bukan pilihan jadi mas harus rubah itu." Nasehatnya.

Maehara mengangguk, bener juga sih. Dia selalu menjadikan jomblo itu pilihan dikala gagal total mendekati sahabatnya itu.

"Jadi aku harus nyatain perasaan ke dia gitu? kalo ditolak?" Tanyanya butuh saran.

Mbak disampingnya berpikir sebentar. "Terserah masnya juga—"

"Saya toh bukan dukun, resiko ditolak ditanggung masnya."

Mbaknya tersenyum miring. "Cepetan deh mas, sebelum gebetannya disamber mas-mas yang laen, tuh liat."

Maehara memandang kedepan. Disana Isogai sedang ditempelin Nagisa dan Karma.

Ughh—bikin kesal.

"Doain ya mbak, semoga saya diterima." Katanya kemudian berlari mendekati gebetannya yang tengah berada dilapangan.

"Semoga berhasil ya mas." Mbaknya tersenyum lebar, dikeluarkannya kamera HD miliknya.

Dan memotret beberapa pose didepannya.

—ya asupan akan OTP setidaknya terpenuhi.

Dengan sedikit berusaha tentunya.

.

.

.

fin fun fan fap fap fap fin fun fan—